Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Annie Trisusilo Y. Kadarusman
"Unit Rawat Jalan merupakan bagian yang srategis dari suatu rumah sakit. Dalam menjalankan fungsinya akan mencerminkan salah satu penampilan dari rumah sakit tersebut. Beberapa faktor penting yang menentukan penampilan Unit Rawat Jalan adalah faktor kebersihan, pelayanan medik dan manajemen pasien. DaIam manejemen pasien, perlu diusahakan agar waktu tunggu dari pasien dapat dikurangi seminimal mungkin, melalui pengaturan dari arus dan penatalaksanaan dari waktu pelayanan harus benar-benar diperhatikan. Karena hal ini menyangkut aspek petugas, dalam hal ini adalah tenaga dokter di poliklinik dengan masing-masing karakteristiknya dan juga pasien yang datang ke poliklinik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung peningkatan efisiensi waktu pelayanan/penggunaan waktu kerja dari tenaga dokter di Poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, agar dicapai kualitas pelayanan yang optimal dengan mengetahui waktu antar kedatangan dari pasien yang berkunjung ke poliklinik Kesehatan Anak dan menentukan jumlah tenaga yang efisien yang disesuaikan dengan purata kunjungan pasien per hari serta penentuan lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien untuk Poliklinik Kesehatan Anak.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional dan bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metoda Modifikasi Patient Flow Analysis dan Queuing System Simulation yang mencatat penggunaan waktu dari petugas dan pasien. Hasil penelitian pada poliklinik Kesehatan Anak menunjukkan adanya variasi dalam hal waktu kontak dan efisiensi waktu pelayanan dari petugas (dokter). Dan dari hasil perhitungan, efisiensi waktu pelayanan dan dokter Spesialis Anak didapatkan nilai 18.56% sampai 64%, sedangkan untuk dokter umum 14.83% sampai 50% dengan nilai purata Efisiensi Waktu Pelayanan berdasarkan empirik adalah sebesar 39.5%.
Dengan bantuan simulasi, dapat ditentukan lama kontak yang efisien, jumlah petugas yang sesuai dan waktu tugas yang efisien untuk tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa waktu antar kedatangan dari satu pasien ke pasien berikutnya dalah 3.2 menit yang disesuaikan dengan waktu tugas yang efisien dan jumlah purata kunjungan pasien per hari. Jumlah petugas yang efisien (sesuai) untuk poliklinik Kesehatan Anak adalah 3 orang dan waktu tugas selama di poliklinik yang efisien adalah 4 jam (240 menit), serta lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien adalah 7 menit. Ini semua dalam rangka pencapaian standar efisiensi waktu pelayanan 65% di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Reba Jakarta. Disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, perlu ketaatazasan terhadap waktu tugas dari para tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak, penempatan petugas disesuaikan dengan kebutuhan yang efisien dan jumlah pasien yang diperkirakan, serta menggalakkan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada personil Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Juga disarankan agar jam buka poliklinik lebih awal dari sebelumnya, dengan mengingat pola kedatangan dari pasien dan mencegah terjadinya penumpukan pasien pada Unit Rawat Jalan. Mencoba diterapkannya sistem perjanjian atau penentuan hari pemeriksaan bagi pasien follow up/kontrol.;

Outpatient Unit is a Strategic part of the Hospital. In conducting the function, it reflects one of the appearances of the hospital. Some important factors that influence the appearance of outpatient unit are the hygiene, the medical service and the management of patient. Regarding the management of patients, it is necessary to minimize the waiting time of patients, through the arrangement of flow, and the settlement of service time. Since it is related to the work aspect, it includes the doctors with each characteristic and the patients in the polyclinic.
The objective of this research is to calculate the increase of efficiency of service time or the use of work hours of the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, so that the optimal qualified services can be done by knowing the time of patient's arrival and by determining the total of efficient work-force which is suited to the mean value of patients arrival per day and ales by determining the efficient contact length between the doctors and the patients at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research is operational and is an descriptive analysis by using the modification method "Patient Flow Analysis" and "Queuing system Simulation" which record the time used by the workers and patients. According to the research, there are variation of the contact time and of the service time efficiency from the doctors at the Health Polyclinic of Children from the calculation, the efficiency of service time for the Children Specialist is 56% until 64%, while the one of physician is 14.83% until 50% with the mean value of 39.5%.
By simulation, it can be determined the efficient contact length, the total of suitable workers and the efficient work hours for the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research concludes that the arrival time between one patient and another is 3.2 minutes, which is suited to the efficient work hours and the mean value of patient?s arrival per day. The total of efficient workers for the Health Polyclinic of Children are 3 persons and the efficient work hours is 4 hours (240 minutes), and the efficient contact length between the doctors and patients is 7 minutes. All is conducted in order to reach the standard of efficient service time, 65% at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
It is suggested to the directors of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, to by obey the basic regulation of work hours for the physicians, to place the workers suited to the efficient needs and to control and to manage the personnel of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta. It is also suggested to make earlier the open hour concerning the patient arrival and in order to avoid the stack of patients in the out patient unit. It should be tried to use the system of appointment at the confirmation of examination day for the follow-up/control patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Endah Malahayati
"Investasi yang ditanamkan untuk fasilitas rawat inap kelas I dan VIP (segmen kelas atas) cukup besar, sehingga bila utilisasinya rendah ditambah dengan tidak tercapainya target pendapatan dari segmen ini maka rurnah sakit tidak dapat melaksanakan kebijakan subsidi silang secara optimal kepada kelas rawatan yang lebih rendah, terlebih bila pendapatan dari kelas rawatan yang lebih rendah juga tidak tercapai. Rumah Sakit perlu memprioritaskan peningkatan utilisasi dan pendapatan dari kelas rawat inap ini sehingga dapat membantu menutupi pendapatan ruang rawat inap secara keseluruhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh infomasi besarnya pasar potensial produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey dan telaah data dan datanya dianalisa secara kualitataif.
Untuk memperoleh informasi besarnya pasar potensial yang akan akan menyerap pengembangan dan peningkatan utilisasi produk pelayanan rawat inap segmen atas ini, peneliti melakukan analisa terhadap hal-hal yang mempengaruhi besarnya pasar potensial tersebut yaitu :
1. Analisa hasil penjualan seperti karakteristik demogragik, geografik dan psikografik dari pasien yang telah menjalani rawat inap (penetrated market) serta menilai daerah potensial dari penetrated market tersebut.
2. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan seperti keadaan umum masyarakat Kabupaten Karawang yang diproleh melalui gambaran geodemografiknya, menganalisa minat dan daya beli masyarakat terhadap produk pelayanan rawat inap segmen atas.
3. Analisa akses terhadap lokasi rumah sakit dari wilayah/ kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang untuk menentukan daerah potensialnya.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pangsa pasar untuk produk pelayanan rawat inap segmen atas di Kabupaten Karawang masih cukup besar sehingga dengan strategi pemasaran yang tepat, program rumah sakit untuk meningkatkan utlisasi dan pendapatan dari segmen ini dapat direalisasikan. Dari penelitian ini pula diperoleh informasi bahwa pasar potensial untuk produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP ini adalah konsumen yang bertempat tinggal dalam radius 10 - 15 km dari lokasi rumah sakit, merupakan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertinggi , berpendidikan tinggi serta bekerja pada sektor perdagangan dan industri.
Hasil penelitian dan saran- saran yang diajukan diharapkan dapat memberi masukan bagi RS. Dewi Sri Karawang untuk meningkatkan utilisasai dan pendapatan dari rawat inap kelas I dan VIP.

Big investment has been put into providing In Patient Departement facilities for first and VIP class aimed for upper class segment In the case of low utilization of this facility, and or the target income from this segment cannot be reched. The hospital need to put the priority on increasing utilization and income from this first and VIP class In Patient Departement to cover the income from In Patient Departement facility overall.
The research aimed to have information on potential market of first and VIP class In Patent Departement facilities, conducted at Dewi Sri Hospital - a private hospital in Karawang Regency. This descriptive research use method of survey and data prediction, then the data is qualitatively analyzed.
The analyses were on :
1. The influencing aspects of potential market, such as characteristic on demographic, geographic and psycographic aspect from penetrated market, and then judgment on potential market area from this penetrated market.
2. Factors influencing the market based on general condition of people in Karawang Regency, which coming from geo-demographic view, analyzing interest and capability to buy this upper class segment In Patient Departement Services.
3. Acses to hospital compare to surrounding area I districts to determine potential market for the hospital.
As the result, it was found that the market for upper class segment In Patient Departement market still widely open, and by using a proper marketing strategy, the hospital program to increase utilization and income from this segment will be able to reach. It was found also that potential customer which live within radius fifteen kilometers from the hospital has highest income in the regency, with high education and work in industry and trade sector.
The research result and suggestions can be use as an input for Dewi Sri Hospital to increase utilization and income from first and VIP class In Patient Departement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Customer satisfaction adalah suatu perasaan yang dirasakan konsumen, yang timbul akibat membandingkan antara harapan dengan persepsi konsumen terhadap kinerja suatu produk (barang atau jasa). Perasaan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, terutama positif word of mouth communication yang akan menggurangi biaya promosi perusahaan untuk menarik pelanggan. Rumah sakit sebagai suatu perusahaan jasa sudah hams mulai memberikan perhatian khusus pada kepuasan pasiennya sebagai salah satu customer rumah sakit, karena saat ini, rumah sakit pemerintah telah beralih fungsi menjadi perusahaan jawatan, dimana pemerintah lambat laun tidak akan memberikan subsidinya lagi dan rumah sakit harus mencari sendiri pendapatannya untuk menutup biaya operasionalnya. Pada skripsi ini penulis hanya mengukur tingkat kepuasan dari kualitas layanan saja. Alat ukur yang digunakan adalah analisa gap dengan metode servqual. Terdapat 22 pertanyaan mengenai persepsi dan harapan konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihat Sugianti
"ABSTRAK
Latar belakang : Purpura Henoch-Schӧnlein (PHS) merupakan sindrom klinis
yang disebabkan vaskulitis akut sistemik pada pembuluh darah kecil yang paling
sering pada anak. Manifestasi klinis PHS sering melibatkan berbagai organ seperti
kulit, sendi, gastrointestinal, dan ginjal. Rekurensi terjadi pada hampir 50 % kasus
dan memengaruhi prognosis PHS. Sejauh ini belum ada publikasi penelitian PHS
yang meliputi manifestasi klinis, laboratorium, serta rekurensi di Indonesia.
Tujuan : Mengetahui manifestasi klinis, laboratorium serta rekurensi PHS anak di
Indonesia.
Metode : Penelitian deskriptif retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis
pasien anak berusia 0-18 tahun dengan diagnosis PHS selama periode 1 Januari
2009 hingga 31 Desember 2012 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Hasil : Terdapat 71 kasus PHS dengan rentang usia 2 sampai 16 tahun dan usia
tersering pada kelompok 6-8 tahun. Proporsi anak wanita lebih tinggi dibanding
lelaki dengan rasio 1,2:1. Semua pasien mengalami purpura palpabel dan
manifestasi tersering lainnya adalah gangguan gastointestinal (79 %), artritis atau
artralgia (68 %), dan keterlibatan ginjal (41 %), sedangkan yang jarang adalah
gangguan neurologis (1 %), dan edema skrotum (4 %). Riwayat infeksi yang
mendahului gejala PHS didapatkan pada 56 % kasus. Peningkatan laju endap
darah (88 %) dan trombositosis (60 %) merupakan kelainan laboratorium yang
paling sering ditemukan, diikuti dengan hematuria (41 %), leukositosis (32 %),
dan anemia (31 %). Penurunan fungsi ginjal ditemukan pada 6/42 kasus.
Perbaikan gejala klinis terlihat dalam waktu kurang dari 4 minggu untuk
manifestasi kulit, gastrointestinal, dan persendian. Sebanyak 18/24 subjek dengan
hematuria mengalami perbaikan dalam waktu 6 bulan. Penurunan fungsi ginjal
menetap tidak ditemukan dalam penelitian ini. Rekurensi didapatkan pada 5/57
subjek yang memiliki data pemantauan.
Simpulan : Manifestasi klinis tersering pada PHS adalah purpura palpabel,
gangguan gastrointestinal, artritis atau artralgia, dan keterlibatan ginjal, sedangkan
yang jarang adalah gangguan neurologis dan edema skrotum. Pemeriksaan darah
perifer lengkap dan urinalisis sebaiknya dilakukan pada semua pasien PHS untuk
mendukung diagnosis dan menilai keterlibatan ginjal. Pada semua pasien PHS
sebaiknya dilakukan pemantauan minimal selama 6 bulan untuk menilai
keterlibatan ginjal yang mungkin timbul terlambat serta rekurensi

ABSTRACT
Background : Henoch-Schӧnlein purpura (HSP) is a clinical syndrome which
caused by systemic acute vasculitis in small vessel. Henoch-Schӧnlein purpura is
the most common etiology of vasculitis in children. Clinical manifestations
usually involved several organs, such as skin, joint, gastrointestinal, and kidney.
Recurrency occured in almost 50 % cases, and lead to poor prognosis. Up to now,
there was no publications of HSP study in Indonesia regarding in clinical profiles,
laboratory, and recurrency.
Objective : To investigate the clinical characteristics, laboratory, and recurrency
of HSP in Indonesian’s children.
Method : A retrospective descriptive study was conducted from medical records
of children up to 18 years, in Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH). Our
participants were children diagnosed as having HSP from January 1st 2009 to
December 31st 2012.
Results : There were 71 cases of HSP, with the range of age from 2 years old to
16 years old. Mostly subjects were at group age between 6 and 8 years old. Girl
was commonly affected compared to boy (1.2:1). All patients had palpable
purpura, other clinical symptoms that usually occured were gastrointestinal
(79 %), arthritis or arthralgia (68 %), and kidney disorder (41 %). Neurologic
symptoms (1 %) and scrotal edema (4 %) were the least found. 56 % of HSP
patient was preceeded by infection history. Laboratory results that commonly
found were increasing of ESR (88 %), thrombocytosis (60 %), hematuria (41 %),
and anemia (31 %), respectively. Kidney function impairment was occured in 6/42
cases. Clinical symptoms improvement had shown in less than 4 weeks for skin,
gastrointestinal, and joint disorder. Eighteen of twenty four subjects with
hematuria had recovery within 6 months. There were no cases of persistent kidney
function impairment. Recurrency occured in 5/57 subjects.
Conclusion : Clinical manifestations that commonly found in HSP patients were
palpable purpura, gastrointestinal disorder, arthritis or arthralgia, and kidney
involvements. Neurological disorder and scrotal edema were less found. Routine
blood and urine examination should be done in all HSP patients to confirm the
diagnosis and evaluate kidney involvement. In all HSP patients, we suggest to do
follow up on evaluating late kidney involvement and recurrency minimally in 6
months period."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Patrajaya
"Penelitian ini mengenai rencana strategi pemasaran Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional dengan pendekatan metode kualitatif. Penelitian ini telah mengidentifikasi dan menguraikan situasi Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa dalam posisi tumbuh dan berkembang dimana strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah optimalisasi kegiatan pemasaran yang didasarkan pada pengembangan riset dan analisa pasar. Untuk itu ditetapkan anggaran sebesar Rp.200 000,000, dengan harapan Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa akan mendapatkan jumlah kunjungan pemeriksaan sebagai Preventif Gangguan Jiwa pada tahun 2014 sekitar 20%. Disarankan agar Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa segera membuat rencana pengembangan riset dan analisa pemasaran untuk memulai kegiatan pemasarannya.

This research about marketing strategy plan of Mental Check Up Unit of Mental Health Soehartoo Heerdjan Year 2013 This research type is operational research with qualitative method approach. This research has identified and elaborates situation of Mental Check Up Unit in grow and build position while marketing strategy recommended is optimalisation of marketing activity based on by propagation of research and market analysis. For the purpose is specified budget equal to IDR. 200.000,000 on the chance of Mental Check Up Unit for Mental disorder preventive increased patient visits at 2014 around 20%. Suggested that Mental Check Up unit soon blocks in expansion of research and marketing analysis to start the marketing activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nendya Libriyani
"Promosi merupakan strategi pemasaran yang penting dalam memasarkan suatu produk. Promosi pelayanan kesehatan di Indonesia masih dibatasi oleh etika promosi. Promosi pemasaran harus memiliki tujuan. Tujuan tersebut diantaranya dapat memberikan kesadaran akan keberadaan sebuah produk (Awareness). memberikan Pengetahuan (Knowledge) dan menimbulkan motivasi(motivation ). Rumah sakit Pondok lndah merupakan RS swasta di Jakarta Selatan dalam memasuki erd globalisasi ,mencoba menciptakan sebuah pelayanan kesehatan yang disebut Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center. Pelayanan ini telah berja!an lebih k.urang satu tahun. Jumlah kunjungan hampir mencapai target yang telah direncanakan. Namun manajemen RS belum mengetahui media promosi yang efektif untuk mempromosikan layanan ini yang sesuai dengan tujuan promosi. 01eh karena itu dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui hubungan antara Bauran Promosi Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center terhadap pencapaian tujuan promosi yang meliputi mvareness, Pengetahuan dan Motivasi di RS Pondok Indah pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan peneHtlan dibidang manajemen pemasaran rumah saki! di Pondok lndah yang menggunakan rancangan metode survey dengan menanyakan kepada pasien di Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center terkait media informasi yang mereka terima dengan mengguanakan instrument kuesioner. Populasi penelitian adalah semua pasien Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center di RS Pondok Indah periode Januari 2008 - Mei 2009. Sampel penelitian adalah pasien yang berobat ke Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center periode Januari 2009 hingga Mei 2009. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow yang menghasilkan 96 sampeL Pengumpaian sampel dilakakan dengan metode Quota Sampling. Penelitian ini ingin membuktikan hipotesa peneJitian yaitu tidak ada pengaruh antara bauran promosi Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center dengan awareness,knowledge dan motivasi yang diuji dengan chi square. Analisa data dengan meoggunakan analisa onivariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara bauran promosi Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center dengan awareness, knowledge dan motivasi.

Promotion is known as an important strategic on marketing a product. However. promotion on health services in Indonesia is still constrained with promotion ethical issues. A marketing promotion should have some purposes which including increasing the awareness on the existing product, providing an information or knowledge on the product, and generating the motivation on using the product Pondok !ndah Hospital {PlH) is a private hospital that located in South Jakarta. Regarding to the globalization era; the hospital is try to create a service on health called the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center. Although the service has run for a year and the patients coverage number of visit has almost reach the target, the PIH management team still have not found yet which suitable promotion media could be effectively in promoting the service and -complementing the purposes of the promotion. Therefore, a study is carried out in order to explore the relationship between the mixed promotion on Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center with the promotion purposes coverage which are the awareness, knowledge, and motivation at the PIH in 2009. The study is a research on the area of hospital marketing management of the PIH, using a survey design method and administering a questionnaire that questioning the patients of the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center regarding to the information media they have received. The population of the study is all patients of the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center at PIH in the period of January 2008 to May 2009. The sample is the patients visit the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center in the period of January 2009 to May 2009. Number of sample is counted by the Lameshow' s formula and produced 96 samples and sam pie is obtained by a Quota Sampling method. The hypothesis of the study stated that there is no influence of mixed promotion of the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center with the awareness, knowledge and motivation, with the chi-square statistic tested, Data analyzed by using uni and bivariate analysis. The result of the study showed that there are correlations between mixed promotion of the Knee and Shoulder Orthopedic Sport Center with awareness. knowledge and motivation."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Wibisana
"ABSTRAK
Dalam rangka pengurangan kemiskinan sebagai bagian daripada pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium 2015, Indonesia makin memantapkan program
pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin. Diawali tahun 1998 dengan
program Jaring Pengaman Sosial pasca krisis moneter yang berfokus pada
peningkatan supply, fokus program beralih pada sisi demand di tahun 2005.
Perkembangan kebijakan pada tahun 2005 yang mengarah pada penerapan sebagian
Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, diiringi
dengan pendanaan publik yang membesar 12 kali lipat dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, mendorong perlunya kajian pelaksanaan program guna mengawal
kebijakan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah gambaran dan menemukan model
yang mengandung faktor-faktor paling berkontribusi terhadap utilisasi pelayanan
kesehatan dalam program jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, guna memberi
masukan bagi penyempurnaan kebijakan publik yang peduli kemiskinan. Utilisasi
pelayanan rumahsakit dipilih sebagai pokok studi, mengingat perannya dalam
mengatasi penyakit serius yang dibutuhkan namun sulit dijangkau masyarakat miskin
bila tidak ada jaminan kesehatan. Desain studi bersifat potong lintang, menggunakan
data Susenas 2005, dilengkapi dengan studi kualitatif tentang penatalaksanaan
program 2005. Lokasi penelitian mencakup 6 kabupaten dan 6 kota di 6 provinsi.
Sampel mencakup 32028 penduduk, dengan 20% penduduk termiskin (kuintail satu)
berjumlah sekitar 6406 jiwa.
Proporsi penduduk miskin yang menggunakan pelayanan rumahsakit masih
sekitar 0,4% untuk rawat jalan dan 0,4% untuk rawat inap. Angka tersebut merupakan
sepertiganya utilisasi rawat jalan dan seperlimanya utilisasi rawat inap penduduk
terkaya. Angka berbasis populasi ini jauh lebih rendah dari data berbasis fasilitas
yang mencapai sekitar 4,32% RJTL dan 1,66% RITL, yang memperhitungkan juga
frekuensi kunjungan. Penduduk miskin yang memiliki kartu pada pertengahan tahun
2005 hanya 17%.
Analisis statistik menemukan bahwa faktor~faktor yang berkontribusi pada
model utilisasi rawat jalan rumahsakit oleh penduduk miskin pada tingkat individu
adalah faktor terganggu akibat sakit dan pada tingkat rumahtangga adalah faktor
pengeluaran rumahtangga untuk non-makanan. Sedangkan pada utilisasi rawat inap
rumahsakit oleh penduduk miskin, berperan faktor status kawin, terganggu akibat
sakit, kepemilikan kartu, pengeluaran non-makanan dan IPM.
Penelitlan ini merekomendasikan perbaikan targeting atau penetapan sasaran
penduduk miskin yang tepat, perluasan sosialisasi pada sasaran penduduk miskin
bukan hanya pada level birokrat dan provider, dukungan kelancaran penyaluran dana,
pengembangan sistem penanganan keluhan, pemantapan monitoring dan evaluasi
dengan sistem pemantauan berbasis wilayah, peningkatan partisipasi, tranparansi,
akuntabilitas dan peningkatan kepuasan pemakai rumahsakit sebagai indikator mutu
pelayanan bagi penduduk miskin.

Abstract
Within the effort to attain the Millenium Development Goals of 2015,
Indonesia has further expanded free medical services to the poor. Started with Social
Safety Net program following the monetary crisis in 1998, the program?s focus
departed from supply improvement to demand oriented mechanism in 2005. The
policy that has moved towards the implementation of National Act No.40 of 2004 on
the National Social Security System, with the I2 times increased funding support as
compared to those of previous years, has driven the improtance of progam assessment
for the improvement of that pro-poor public policy.
This study aims at examining the picture and model development containing
contributing factors to the utilization of health services within the health protection
program for the poor; as inputs to the pro-poor policy. The utilization of hospital
services is selected as focus of this study for its rol in combating serious illness that
is demanded but difficult to reach by the poor if there is no health protection scheme.
The study design is cross-sectional, using the 2005 Susenas data with primary data
collection Bom a rapid assessment done of 2005 program implementation. The study
sites cover 6 regencies and 6 municipalities in 6 provinces. The sample includes
32028 population, with 20% of the poorest quintile amounted to 6406 subjects.
The proportion of the poorest that utilize hospital services was 0.4% for
outpatient and 0.4% for inpatient care. These figures are one-third for outpatient and
one-fifth for inpatient of the richest quintail. The rates are far lower compared to
facility based data amounted to 4.32% for outpatient and 1.66% for inpatient care,
due to the inclusion of frequency measures in them. Only 17% of the poor admitted
health card in their possesion.
Statistical analysis found that factors attributable to the outpatient hospital
utilization model of the poorest at individual level was disability resulted ti°om the
illness; and at the household level was non-food expenditure. Contributing factors for
inpatient hospital utilization were marital status, disability resulted from the illness,
the possession of health card, non-food household expenditure, and the district human
development index.
This study recommends prompt targetting of the poor, extended socialization
to the beneficiaries, not limited to bureaucrats and providers, the timely support of
flow of funding, the proper management of complaints and grievance procedures,
improvement in monitoring and evaluation with a stakeholder-friendly local area
monitoring, and enhancement of participation, transparancy and accountability. Last
but not least, the improvement of health services quality, in particular the satisfaction
level ofthe health care beneficiaries, as the indicator of program effectiveness.
Keywords: health services utilization, hospital, the poor."
2007
D648
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>