Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johnson, William M.
New York and Basel: Delmar, 1997
697.933 JOH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yugo Bittriano
"Untuk melaksanakan perencanaan pembangunan rumah sakit, umumnya pemilik rumah sakit melakukan kerjasama dengan pihak konsultan dalam bidang arsitektur, ME (mechanical & electrical) dan sebagainya. Saya mendapat kesempatan untuk belajar dan membantu di suatu instansi pada bidang ME, khususnya perencanaan pada bagian sistem pendinginan dan distribusi udara gedung rumah sakit di Surabaya. Dalam pembahasan tugas akhir ini, akan dibahas mengenai perhitungan cooling load berdasarkan standar ASHRAE, data dan gambar arsitek yang ada saat ini serta dengan bantuan software chvac, lalu akan ditentukan sistem distribusi udara yang sesuai untuk gedung rumah sakit di Surabaya. Gedung terdiri dari sepuluh lantai dengan total luas sebesar 177.704,10 sq.ft, dan dengan perhitungan dari data-data variabel yang menyebabakan adanya cooling load, maka dengan bantuan software didapatkan nilai total cooling load sebesar 537,71 Tons dan total air quantity sebasar 194.179 CFM. Distribusi ducting diperoleh dengan metode equal friction, sehingga didapatkan ukuran ducting yang sesuai dan total friction loss.

Commonly on planning to build a hospital, the owner have to cooperate with architectural agency, ME agency or any other agency. I had the opportunity to learn and assist one of the agency in ME, especially in planning of the cooling system and air distribution of a Hospital at Surabaya. The discussion of this essay, will focus on cooling load calculations based on ASHRAE standards, current data and architecture drawing also with the help of hvac software. After that the air distribution system shall be determined in accordance to the building of Siloam Hospital Surabaya. The building consists of ten floors with total area 177.704,10 sq.ft, then the calculation of cooling load factor data by using the software results the total value of cooling load 537,71 Tons and total air quantity 194.179 CFM. Ducting distribution calculated by equal friction method, therefore the correct size of ducting and total friction loss value are convenient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Habibie
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan energi listrik pada masyarakat umum salah satunya digunakan untuk pemakaian unit pengkondisi udara (AC). Pemerintah melalui Kementrian ESDM mengatur ketentuan dari pelabelan energi dari unit pengkondisi udara yang dipasarkan secara komersil oleh pabrikan pada Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2015. Dalam pengujian dari unit pengkondisi udara, metode yang digunakan adalah metode entalpi udara yang membutuhkan komponen pengujian seperti ruangan pengujian, alat pengkondisian udara dan alat pengujian udara. Ruangan pengujian yang digunakan adalah ruangan terisolasi yang terbagi dalam 2 bagian yaitu ruangan indoor dan ruangan outdoor. Ruangan pengujian indoor memiliki kondisi standar pengujian dengan temperature sebesar 27°C dan kelembapan udara sebesar 47%, sedangkan ruangan pengujian outdoor memiliki kondisi standar temperature sebesar 35°C dan kelembapan udara yang tidak dipersyaratkan. Untuk mencapai kondisi pengujian, AHU disambungkan dengan chiller pada masing-masing ruangan untuk mengatur kondisi udara sesuai dengan standard. Pendesainan AHU berdasarkan kondisi udara yang kemudian digunakan untuk seleksi dari coil pendingin, coil pemanas, humidifier dan fan. Hasil ini kemudian digunakan untuk mendesain sistem kontrol untuk pengkondisian udara.

Indonesia is the fourth most high population country in the world. This amount of population causes the electricity energy necessity much more. One of the common uses of electricity in society is for the usage of air conditioner. The government have created a regulation made by the Ministry of Energy and Mineral Resources of Indonesia regarding energy labeling of commercial air conditioners stated in Peraturan Menteri ESDM No. 7 2015. Energy label of air conditioners are rewarded through air conditioner testing, in this case the use of air enthalpy method. This method utilizes the psychrometric chamber, air handling unit, and measurements equipment. The psychrometric chamber itself is divided into two sections, indoor and outdoor room with specific parameters for each rooms. Standard testing for the indoor room is 27˚C and relative humidity of 47% while the outdoor temperature standard is 35˚C with RH not required. To achieve these testing conditions, an air handling unit connected to a water chiller is needed in each rooms to maintain the conditions of air as specified in the regulation. Then the result is used for designing control system for air handler."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ibrahim Nurcahyo
"Dikarenakan tingkat populasi masyarakat Indonesia yang tinggi mempengaruhi kebutuhan masyarakan Indonesia yang salah satunya adalah kebutuhan energi listrik. Demi mewujudkan Indonesia yang hemat energi, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat peraturan mentri ESDM nomor 7 tahun 2015 mengenai penerapan standar kinerja energi minimum dan pencantuman label hemat energi untuk piranti pengondisiian ruangan (AC) yang mengacu pada standar SNI 19-6713-2002 yang diadaptasikan dari ISO 5151. Metode pengujian kinerja yang digunakan pada sistem ini adalah rangkaian entalpi udara.
Dalam menggunakan rangkaian entalpi udara membutukan ruang pengujian yang terisolasi untuk mencapai suhu (oC) dan kelembaban (% RH) yang dipersyaratkan yang disebut ruangan psikometrik. Kondisi standar pengujian ruang pengondisian AC dalam (evaporator) adalah 27oC dengan RH 47% sedangkan, standar untuk ruang pengondisian AC luar (kondensor) adahal 35oC dengan % RH yang tidak dipersyaratkan.
Alat yang digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban udara dalam ruangan adalah Air Handling Unit (AHU) yang terdiri dari filter, coil pendingin, alat penambah kelembaban (humidifier), coil pemanas, dan alat peniup udara. Filter pada AHU digunakan untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam AHU. AHU yang digunakan tersambung dengan Chiller untuk mengatur suhu air yang mengalir pada coil pendingin dan coil pemanas menggunakan sistem heat recovery bertujuan untuk mengatur suhu udara yang akan dialirkan menuju ruangan pengujian dengan mengatur persenan luas pebukaan motorized valve yang tersambung pada coil.
Penambah kelembaban yang terpasang didalam AHU mencipratkan air untuk menaikan kelembaban udara yang akan memasuki coil pemanas. Alat peniup udara yang digunakan bertujuan untuk meniupkan udara yang sudah diatur suhu dan kelembabannya menuju ke ruangan. Parameter yang digunakan untuk pengondisian ruangan ini adalah variabel kapasitas pendinginan, penambahan kelembaban, dan kapasitas pemanasan.

Due to the high level of population of the Indonesian citizen affecting the necessities of the Indonesian citizen, one of which is the needs for electricity., the government through the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) made PERMEN ESDM number 7 of 2015 concerning the application of minimum energi performance standards and the inclusion of energi-saving labeling for air conditioning equipments (AC) that refers to SNI 19 -6713-2002 and adapted from ISO 5151. The performance of testing method that used in this system is the air enthalpy method.
In using the air enthalpy method requires an isolated test chamber to reach the required temperature (oC) and humidity (% RH), the rooms called psychometric chamber. The standard condition for testing the indoor air conditioning room (evaporator) is 27oC with 47% of RH while, the standard for the air inside outdoor conditioning room (condenser) is 35oC and the % RH is not required for the test.
The tool that used to control temperature and humidity in the room is an Air Handling Unit (AHU) which consists of a filter, cooling coil, humidifier, coil heater, and air blower. The AHU filter is used to filter the airs that enter the AHU. AHU which is used is connected to Chiller to regulate the temperature of the water flowing on the cooling coil and heating coil using a heat recovery system which aims to control the air temperature that will flow to the testing room by adjusting the percentage of opening area of the motorized valve that connected to the coils.
The humidifier that installed inside AHU splashes water to increase the humidity of the air that will enter the heating coil. The temperature and the humidity of air that has been conditioned are blown into the room with blower. The parameters that used for this conditioning room are variable storage capacity, humidification, and heating capacity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lechner, Norbert
697 LEC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lechner, Norbert
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
720 LEC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lechner, Norbert
Canada: John Wiley & Sons, 1991
697 LEC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yonatan Simon Suganda
"Pasar AC Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia, namun persaingan cukup ketat karena sebagian besar produsen menggunakan teknologi kompresi uap. Beberapa perusahaan mulai menyadari bahwa penawaran layanan dapat meningkatkan keuntungan mereka melalui integrasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan produktivitas pelanggan. Hasil dari proses servitisasi ini adalah model bisnis yang disebut Cooling-as-a-Service. Cooling-as-a-Service di pasar AC Indonesia bukanlah hal baru, tetapi tidak diterapkan secara luas dan beberapa implementasinya tidak berhasil. Masih sedikitnya penelitian mengenai model bisnis ventilasi dan AC di Indonesia terutama yang menggunakan perspektif penyedia dan pengguna. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor sukses kritis Cooling-as-a-Service di Indonesia dan bagaimana faktor-faktor tersebut akan membantu para pemangku kepentingan. Melalui tinjauan pustaka, wawancara dengan para ahli, dan survei, penulis menentukan serangkaian faktor keberhasilan kandidat. Kemudian, metode ANP yang dimodifikasi berdasarkan DEMATEL digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peringkat faktor penentu keberhasilan dari perspektif penyedia dan logika SERVQUAL-refined Kano dari perspektif pengguna. Integrasi dari perspektif diadik ini digunakan untuk membangun respon strategis untuk mengimplementasikan program Cooling-as-a-Service yang lebih baik di Indonesia. Penelitian ini akan berkontribusi untuk memperluas pemahaman Cooling-as-a-Service di Indonesia dan mendorong inovasi terhadap model bisnis ini.

Indonesia air conditioner market is predicted to be the third biggest in the world, but the competition is tough because most manufacturers use vapor compression technology. Some companies begin to realize service offering is able to increase their profit through integrating goods and services to satisfy customer's needs and enhance customer’s productivity. The result of this servitization is a new business model called Cooling-as-a-Service. Cooling-as-a-Service in Indonesia's air conditioning market is not new, but not widely implemented and some implementation is not successful. There are still a few numbers of studies regarding ventilation and air conditioning business model in Indonesia especially using both providers and users’ perspectives. This paper aims to identify and evaluate the critical success factors of Cooling-as-a-Service in Indonesia and how those factors will help the stakeholders. Through literature reviews, interviews with experts, and surveys, the author determined a set of candidate success factors. Then, a modified ANP method based on DEMATEL is used to identify and rank the critical success factors from provider’s perpective and SERVQUAL-refined Kano logic from user’s perspective. The integration from this dyadic perspective is used to build a strategic response to implement a better Cooling-as-a-Service program in Indonesia. This research will contribute to expand the understanding of Cooling-as-a-Service in Indonesia and encourage the innovation towards this new business model."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
"Laporan praktik keinsinyuran ini mendokumentasikan langkah-langkah, tantangan, dan keputusan strategis dalam pengembangan prototipe AC untuk Kereta Ringan Hibrid dan Cerdas (KRHC) 35kW. Laporan ini bertujuan memberikan gambaran rinci terkait implementasi konsep keinsinyuran dalam pengembangan teknologi pendinginan inovatif untuk kendaraan kereta ringan. Manfaat laporan ini adalah memberikan pemahaman mendalam bagi pembaca, terkait aspek teknis dan pengambilan keputusan dalam pengembangan AC untuk KRHC 35kW. Selain itu, laporan ini dapat berkontribusi dalam memberikan pemahaman pada mahasiswa, peneliti, dan praktisi keinsinyuran yang tertarik dalam pengembangan teknologi transportasi ramah lingkungan. Aspek Dasar Keselamatan, Kesehatan, dan Kelestarian Lingkungan (K3LL) dan penerapan Kode Etik Insinyur (KEI) menjadi pondasi utama dalam pengembangan prototipe AC untuk KRHC 35kW. K3LL memastikan tidak hanya efektivitas pada teknis AC, akan tetapi juga pada kesejahteraan tim dan dampak lingkungan melalui standar keselamatan, dukungan kesehatan, kebijakan kelestarian lingkungan, dan evaluasi risiko. Sedangkan KEI menjamin keselamatan, kesehatan masyarakat, dan kerahasiaan informasi, sambil mendorong keberlanjutan lingkungan. Pada tahap pengembangan, fokus diberikan pada inovasi desain, efisiensi energi, dan keamanan operasional. Keberhasilan prototipe AC mencerminkan keterampilan teknis, manajemen proyek, dan komitmen terhadap inovasi. Prototipe ini membuka peluang untuk penerapan teknologi serupa pada pengembangan kendaraan kereta ringan hibrid dan cerdas di masa depan.

This engineering practice report meticulously captures the intricate steps, formidable challenges, and pivotal strategic decisions entailed in crafting a prototype Air Conditioning (AC) system for the Lightweight Hybrid and Smart Train (KRHC) boasting a cooling capacity of 35kW. The primary objective is to furnish a comprehensive insight into the application of engineering principles in the development of cutting-edge cooling technology tailored for lightweight train vehicles. The report's significance extends to offering a profound understanding for readers intrigued by the intricate technical facets and nuanced decision-making processes inherent in the AC development for KRHC 35kW. Furthermore, this report significantly contributes to the knowledge pool of students, researchers, and engineering professionals with an interest in the development of eco-friendly transportation technologies. Foundational elements such as Safety, Health, and Environmental Sustainability (K3LL), coupled with the steadfast adherence to the Engineer's Code of Ethics (KEI), constitute the bedrock of the AC prototype development for KRHC 35kW. K3LL ensures not only the technical prowess of the AC but also the well-being of the development team and the environmental footprint through adherence to safety standards, healthcare support, environmental sustainability policies, and comprehensive risk evaluations. KEI plays a pivotal role in assuring safety, public health, and the confidentiality of project information, concurrently championing environmental sustainability. Throughout the developmental stages, unwavering focus is directed towards fostering design innovation, enhancing energy efficiency, and fortifying operational safety. The resounding success of the AC prototype serves as a testament to the collective technical acumen, astute project management, and unwavering dedication to innovation. Beyond its immediate achievement, this prototype heralds opportunities for the widespread application of similar technologies in the ongoing evolution of lightweight hybrid and smart train vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Brantyopati Bregas B.W.
"AC telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar manusia terutama di Indonesia. Penggunaan AC tersebut difokuskan untuk kenyamanan pengguna nya. Dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia, terjadi peningkatan pula pada penggunaan energi listrik. AC adalah salah satu alat yang digunakan pada rumah yang sangat konsumtif energi listrik. Permasalahan pemakaian energi yang meningkat ini adalah alasan pemerintah Indonesia mendorong untuk menggunakan teknologi yang efisien energi. Salah satu metode adalah pengujian AC dan pelabelan AC menggunakan energy efficiency ratio dengan menggunakan ruangan psikometrik. Salah satu syarat untuk perhitungan EER adalah temperatur udara yang akan digunakan untuk perhitungan kapasitas pendinginan AC. Alat ukur temperatur udara yang digunakan akan berfungsi untuk mengukur temperatur bola basah dan kering udara masuk serta keluar evaporator yang akan digunakan untuk mendapatkan perbedaan entalpi udara. Diperlukan perhitungan serta pertimbangan saat merancang dan mengkonstruksi alat ukur temperatur udara seperti ukuran fan, ukuran pipa, dan sensor yang digunakan. Selain perhitungan, harus dipastikan bahwa rancangan tersebut sesuai dengan standar yang sudah diterapkan pemerintah atau pun lembaga internasional. Secara keseluruhan, karya tulis ini akan membahas mengenai tahap perancangan serta perhitungan alat ukur temperatur udara untuk pengujian dan pelabelan energi AC.

Air conditioner has been one of the main necessities for mankind, especially for people living in warm climate countries such as Indonesia. The need for air conditioner itself functions for the comfort of users and also operating functions of certain equipment. Due to global warming, increase in the temperature of the Earth forces greater energy consumption of air conditioner to reach the required room temperature requested by the user. This increase in energy consumption has been the main focus of the Indonesian government in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable energy power plants while still fulfilling societies demand. One solution is applying energy labelling for air conditioners using Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. In order to calculate the EER of air conditioners, a controlled room environment is needed, thus the reason of creating the Psychrometric Chamber. One of the required data to calculate EER is the temperature of air leaving the evaporator which will take part for the cooling capacity calculation, thus the reason for constructing the Air Sampling. The Air Sampling collects data of dry bulb temperature and wet bulb temperature of air exiting the evaporator and also the Psychrometric Chamber room. Certain calculations are needed in designing the Air Sampling which involves fan selection, pipe selections, and sensor selections. Besides calculation, the design of the Air Sampling needs to follow standards where applicable. Overall, this paper shows the design process and construction of the Air Sampling in the Psychrometric Chamber to calculate the EER for energy labelling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>