Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoe, Yao Tung
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1996
004.678 KHO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ramadan
"Penelitian dengan metode netnografi ini memahami eksistensi dan penggunaan media analog di era digital yang tak lepas dari konstruksi sosial terhadapnya. Begitu juga yang terjadi pada kartu pos. Fleksibilitas interpretasi kelompok sosial relevan, dalam penelitian ini adalah komunitas Card to Post, membawa penggunaan kartu pos dengan cara yang baru. Fleksibilitas interpretasi tersebut terlihat pada gambar dan ornament estetikanya; pesan tertulis; penempatan prangko; dan penyimpanannya. Lalu, penggunaan teknologi analog ini menimbulkan makna khusus pada kartu pos sebagai media komunikasi interpersonal, yaitu personalitas, sensasi fisik, kreatifitas, dan komunikasi pelan.

With netnography as a method, this research analize and understand the existence and the usage of postcard as analog media in digital era which happended because of social construction. This research find that the interpretative flexibility of the social relevant group bring new way to use and design postcard. The interpretative flexibility shown from postcard picture and aesthetic ornament; written message; stamp placement and how it stored. The usage of postcard in digital era is also emerge meaning in its users, which are authenticity, physical sensation, creativity, and as slow communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cedeno, Nancy
Jakarta : Elex Media Komputindo, 1996
004.678 CED t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Sidharta
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1996
004.678 LAN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Pramono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1999
004.678 DJO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurohman Nurohim
"Komunikasi machine to machine (M2M) dan Internet of Things (IoT) merupakan salah satu jenis komunikasi yang akan berkembang pesat di era Internet dan digital seperti saat ini. Jenis komunikasi ini dapat berjalan melalui Internet dengan berbagai tipe konektivitas jaringan yang beragam, salah satunya melalui jaringan Internet seluler yang biasa disebut sebagai cellular-IoT. Cellular-IoT ini diprediksi akan memiliki populasi yang paling besar karena memiliki beberapa kelebihan misalnya luasnya jangkauan layanan, daya yang rendah, serta Quality of Service yang lebih terjamin. Namun, selain kelebihan di atas, ada juga tantangan dari komunikasi M2M dan IoT pada umumnya, diantaranya bagaimana mengidentifikasi perangkat M2M/IoT yang jumlahnya sangat banyak agar bisa dibedakan dengan perangkat komunikasi lainnya. Untuk menjawab permasalahan identifikasi tersebut, penulis telah melakukan penelitian tesis ini terutama untuk mengakomodir identifikasi perangkat cellular-IoT dalam bentuk model penomoran telekomunikasi yang mudah diimplementasikan serta memiliki alokasi yang cukup besar. Metode yang penulis gunakan untuk menyusun model penomoran tersebut mengacu pada standar rekomendasi ITU-T E.164 dan ITU-T E.212 terkait dengan pengaturan penomoran telekomunikasi publik dan juga mobile subscriptions. Model penomoran yang disusun berupa format prefiks MSISDN yang selain mengatur jenis operatornya namun juga untuk mengakomodir jenis layanan M2M/IoT-nya. Penulis juga mengusulkan struktur IMSI 3 digit untuk mengakomodir dan mendorong tumbuhnya penyelenggara layanan M2M/IoT kedepan. Untuk menguji implementasi model penomoran tersebut, dilakukan juga simulasi migrasi penomoran menggunakan pendekatan metode antrian M/M/S untuk mendapatkan jumlah pegawai, waktu, dan biaya yang optimal selama rangkaian proses migrasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, didapatkan model dengan prefiks 8B0-XY merupakan prefiks yang dapat diimplementasikan dengan cukup mudah dengan biaya yang relatif terjangkau bagi operator jika diperlukan migras.

Machine to machine (M2M) and Internet of Things (IoT) communication was one type of communication that would proliferate in the Internet and digital era. This type of communication could run through the Internet with various types of network connectivity. For example, it could run through the cellular Internet, usually called cellular-IoT. Cellular-IoT was predicted to become the most significant because it had several advantages: broader service coverage, low power, and Quality of Service guarantee. However, there were also challenges from M2M and IoT communication in general, including how to identify a large number of M2M/IoT devices to be distinguished from other communication devices. To answer the identification problem, the author had carried out this thesis research to accommodate the identification of cellular-IoT devices in the form of a telecommunications numbering model that easy to implement and had a sizeable adequate allocation in the future. The author's method to develop the numbering model referred to the ITU-T E.164 and ITU-T E.212 recommendation standards related to the public telecommunications numbering and mobile subscriptions. The numbering model compiled was in the form of an MSISDN prefix that regulates the type of operator and accommodates the type of M2M/IoT service. The author also proposes a 3-digit IMSI structure to accommodate and encourage the growth of M2M/IoT service providers in the future. Further, to test the implementation of the numbering model, a numbering migration simulation was also carried out using the M/M/S queuing method approach to obtain the optimal number of employees, time, and costs during the migration process. As a result, the model with the prefix 8B0-XY can be implemented easily with relatively affordable costs for operators if migration is needed. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Prasetyo
"Penerapan Internet of Things di sektor perkotaan di Indonesia sudah meluas dengan semakin bermunculannya Smart City di berbagai kota di Indonesia, dengan Jakarta Smart City adalah salah satunya. Pengukuran QoE layanan berbasis Internet of Things di Jakarta Smart City belum pernah dilakukan padahal operasional layanan belum tentu menjamin tingkat kepuasan sesuai dengan yang diharapkan oleh penggunanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur QoE layanan berbasis Internet of Things di Jakarta Smart City. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei kepada enam Dinas/SKPD maupun BUMD di Jakarta Smart City yang telah menerapkan Internet of Things dalam layanan mereka.
Hasil pengukuran QoE Internet of Things melaporkan bahwa nilai rata-rata untuk parameter non-fungsional berkisar pada rentang nilai 1.58 hingga 2.06 dan untuk parameter fungsional berkisar pada rentang 0.6 hingga 2.75 yang berarti bahwa layanan berbasis Internet of Things memberikan pengalaman yang lebih baik dan bahkan sangat baik kepada pengguna dibandingkan sebelum menggunakan Internet of Things. Seluruh hasil pengukuran QoE Internet of Things memberikan hasil positif yang memberikan kesimpulan bahwa Internet of Things berhasil diterapkan di Jakarta Smart City.

The application of the Internet of Things in the urban sector in Indonesia has expanded with the emergence of Smart City in various cities in Indonesia, with Jakarta Smart City is one of them. QoE measurement of the Internet of Things Services in Jakarta Smart City has never been done even though service operations do not necessarily guarantee the level of satisfaction as expected by its users.
This research aims to measure Internet of Things based services in Jakarta Smart City. Data collection was conducted by surveying six Dinas/SKPD and BUMD in Jakarta Smart City that had implemented the Internet of Things in their services.
The results of the QoE Internet of Things report that the mean values for non-functional parameters range from 1.58 to 2.06 and for functional parameters range from 0.6 to 2.75 which means that Internet of Things-based services provide a better and very good experience to users compared to before using the Internet of Things. All the results of the QoE Internet of Things measurements gave positive results which gave the conclusion that the Internet of Things was successfully implemented in Jakarta Smart City.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Baihaki
"Jaringan internet merupakan sarana transport informasi yang bersifat global dan dapat diakses dimana saja dengan menggunakan jaringan telepon sebagai akses jaringan internet ke pusat-pusat informasi. Jaringan telepon yang digunakan untuk internet secara dial-up mempunyai kelemahan dengan kecepatan pengiriman informasi yaitu sekitar 56 kbps. Untuk itulah diperlukan suatu alternatif teknologi yang dapat mengirimkan informasi dengan kecepatan tinggi, salah satunya dengan menggunakan teknologi wireless internet yang bekerja di frekuensi 2,4 GHz. Teknologi wireless ini dapat digunakan oleh ISP sebagai salah satu alternatif teknologi dalam mengembangkan bisnisnya. Sebelum diimplementasikan oleh ISP, maka perlu dilakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam mengenai pemanfaatan teknologi, pasar dan pemasaran serta aspek finansialnya. Tujuan dari penelitian dan pengkajian tersebut untuk mengetahui kelayakan dari teknologi wireless untuk diterapkan oleh ISP.
Dari hasil analisa teknologi, pasar dan finansial diperoleh kesimpulan bahwa teknologi wireless ini layak diimplementasikan pada ISP dengan lamanya payback period diperkirakan 2 tahun 2 bulan. Untuk jangka pendeknya target pasarnya warnet dan perkantoran, sedangkan jangka panjangnya teknoiogi wireless dapat diimplentasikan untuk perumahan. Untuk mencapai target yang diinginkan maka dipergunakan strategi pemasaran terpusat dan penentuan tarif berdasarkan cost-based pricing.

Internet network is global information which is accessible everywhere with used telephony network as internet network access to center information. Telephony network have a weakness on speed of transferring information. Wireless technology is once of another technology can be used to ISP for development of business and that technology work at 2,4 GHz frequency. Before to be implemented by ISP, that need research about technology, market & marketing and financial aspect. The purpose of the research is suitable from wireless technology before to be used by ISP.
The result of analysis, wireless technology can be implemented to ISP with payback period about 2 years and 2 months. For short term market target is it can be implemented for warnets and offices, and long term for residential. Concentrated marketing strategy and cost based pricing for tariff are the way to get targets.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pujiharjawasana
"Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa tengah yang cukup potensial. Hampir 90 % basis perekonomian masyarakatnya bertumpu pada sektor industri / perdagangan, sehingga menempatkan kabupaten Kudus sebagai kabupaten dengan product domestic bruto (PDRB) tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Semarang. Bahkan kalau dilihat PDRB secara perkapita justru tertinggi di Jawa tengah melampaui Semarang lebih dari 25 % di tahun 2000.
Akibat kegiatan industri/perdagangan tersebut di tahun 2001 memberi kontribusi ke kas negara rata-rata per hari kerja hampir Rp. 15,5 milyar dalam bentuk cukai rokok dan cukai lainnya, PPN dan PPH pasal 22, namun tidak sedikitpun yang dapat dibagi langsung ke pemkab Kudus sebagai bagian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana dimungkinkan bagi daerah yang memiliki sumber daya alam seperti hutan, pertambangan umum dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pemkab Kudus. Minimnya sumber daya alam di Kabupaten Kudus tidak bias mendongkrak APBD yang saat ini hanya tercatat 11 % dari APBD atau sekitar Rp. 24,5 milyar.
Tesis ini membahas salah satu upaya yang bisa ditempuh oleh pemkab Kudus untuk meningkatkan PAD melalui langkah revitalisasi aset daerah yang selama ini pemanfaatannya tidak optimal dan cenderung membebani APBD agar bisa memberi kontribusi terhadap peningkatan PAD. Upaya tersebut adalah pengoptimalan VSAT SISKOMDAGRI yang saat ini pemanfaatannya hanya 10 % untuk difungsikan sebagai node backbone Internet melalui pendirian usaha ISP bekerja sama dengan mitra swasta dalam bentuk kerja sama operasi. Tinjauan analisis yang digunakan adalah analisa kelayakan bisnis.
Dari analisa kelayakan bisnis dengan menyalurkan bandwidth Internet 256 kbps di tahun pertama, kemudian diupgrade menjadi 384 kbps ditahun ketiga serta 512 kbps ditahun ketujuh melalui wireless 2,4 GHZ sebagai jaringan akses memberikan hasil yang layak. Pemkab sebagai pemilik aset VSAT berhak atas revenue sharing yang berkontribusi langsung pada peningkatan PAD.

Kabupaten Kudus is one of 35 districts/cities in Central Java, which is quite potential. Almost 90% of the society's economy is based on industrial/trading sector; hence Kabupaten Kudus becomes a district with the second highest product Domestic Bruto (PDRB) in Central Java, after Semarang. Moreover, if we see the ratio of PDRB for people per area, it has the highest PDRB in Central Java, surpassing Semarang by 25% in 2000.
The result of the industries/trades in 2001 contributes to the country cash at almost Rp. 15, 5 billion per work-day, in the form of cigarette/tobacco customs and other customs, value-added taxes (PPN) and income taxes (PPH) sub-chapter 22, Never the less, none of these can be shared directly to kudus municipality as district original income, as it is possible for other areas which have natural resources like forests, general mining, etc, that are not owned by kudus municipality. The minimum natural resources in kudus district cannot support the district's budget which is now only 11% of the budget or about Rp 24, 5 billion.
This thesis discusses about one of the efforts which can be carried-out by kudus municipality in order to increase its income, i.e., through revitalization of regional assets which have not been utilized optimally and tend to burden the budget so that they can give contribution towards the increase of the income. The effort is the utilization of VSAT SISKOMDAGRI that's only 10% exploited as node of internet backbone, in the form of joint operation body. The analytical review applied is business feasibility analysis.
From the business feasibility analysis by distributing internet band with 256 kbps in the first year, then upgraded to 384 kbps in the third year, and 512 kbps in the eighth year via wireless 2, 4 GHZ as access network result in a feasible outcome. The municipality as VSAT asset owner has a right on the revenue sharing that gives direct contribution towards income increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Suprapto
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007
658.27 SUP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>