Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jusuf Sutanto
"Buku ini berisi tentang kumpulan kisah kearifan kuno yang bisa menjadi pedoman dalam kehidupan masa modern."
Jakarta: Hikmah, 2004
234.12 JUS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Rahyono, 1956-
""Reformasi Total", demikianlah sebuah slogan yang dihadirkan dalam wacana publik pada masa pascaorde baru. Kecaman, keluhan, atau kemarahan itu pun hadir di berbagai media wacana, baik dalam dialog formal maupun informal. Pada masa pascaorde baru, memori yang ada pada masyarakat adalah memori tentang peristiwa-peristiwa yang tidak terkendali. Memori itu kemudian terrepresentasikan dalam wacana yang berbunyi "Reformasi yang kebablasan". Sebuah kata, frasa, serta kalimat pada dasarnya berpotensi menampilkan makna referensial maupun kontekstual. Secara pragmatis, sebuah kata, frasa, atau kalimat memiliki kemungkinan untuk menyatakan maksud kearifan atau maksud ketidakarifan. Ketidakarifan - yang dimaksudkan dalam penelitian ini - merupakan tindakan pelanggaran terhadap etika dan etiket yang berlaku di masyarakat. Bagaimana mewacanakan gerakan reformasi secara arif? Perlukah memanfaatkan kosakata ketidakarifan secara produktif dalam wacana publik? Siapakah yang bertanggung jawab dalam menumbuhkembangkan kearifan masyarakat? Kearifan dalam bahasa tidak berkaitan dengan tindakan manipulatif dalam penyampaian informasi. Kearifan dalam bahasa berkaitan dengan strategi pemilihan satuan-satuan bahasa. Kearifan adalah tanggung jawab bersama. Bahasa yang arif tidak akan hadir secara menyeluruh jika pihak-pihak terkait dan segala peristiwa yang dihasilkannya tidak menuju ke kearifan. Kearifan tidak memperdebatkan tuntutan hak dan kebebasan berwacana.

The Wisdom of Language A Pragmatic Study on the Profile of the Post-New Order Era Mass Media Language. "Total Reformasi!" is the slogan circulated in the public discourse of the post-New Order era. All kinds of condemnation, grievances, and anger have been raised in various discourses, from formal to informal dialogues. In such an era, people?s collective memory is mostly associated with uncontrollable events, and it is eventually represented in the discourse of "the overdosed Reformasi" (Reformasi yang kebablasan). A word, phrase, and sentence basically have the potential of expressing both referential and contextual meanings. From a pragmatic point of view, a word, phrase, or sentence has a capacity to express either wise or unwise intentions. "Unwise intention" in the context of this research is defined as an act of transgressing or violating the ethics and etiquettes of a society. How can the discourse of Reformasi be constructed wisely? Is it necessary to appropriate unwise vocabulary in public discourses? Who holds the responsibility for fostering public wisdom? The wisdom of language has nothing to do whatsoever with manipulative acts in information dissemination. The wisdom of language relates to strategies of choosing certain linguistic features. Wisdom is a collective responsibility. A wise language would not be able to fully exist unless all of the related parties and resulting events make a concerted effort towards wisdom. Wisdom does not involve itself in the tug of war between the right and freedom of participating in discursive formations."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suwartiningsih
"Being a pluralist community, Nias consists of not Tionghoa (Chinese), Padang, Batak and Javanese. Social harmony within the community is like no other ever found in other regions across Indonesia. Indeed, social harmony amongst the Nias community has been a very much interesting social fact for research and analysis. Has some sort of local wisdom been exercised as a social capital to create the social harmony within the life of this religious-pluralist community? A research on this was conducted in Kota Gunungsitoli by applying the descriptive- qualitative research. The research shows that their local wisdom of Banua dan fatalitusota, Emali dome si so ba lala, ono luo na so yomo, Sebua ta ide'ide'o, side'ide'ide mutayaigo [tidak bold] and the fact that religious communities in this region have strong understanding and emphasis on their religious values. These factors heavily influence both the creation and the preservation of the social harmony within the community."
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2014
SODE 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kemampuan suatu masyarakat untuk beradaptasi, mengatur, serta mengolah lingkungan alam dan budaya yang memengaruhi kehidupan mereka. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Boti di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami ume kbubu sebagai wujud kearifan lokal masyarakat Boti dalam menjaga ketahanan pangan dan melindungi mereka dari bencana. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Karakteristik data penelitian ini tergolong dalam data penelitian sensitif, karenanya membutuhkan waktu yang lama untuk memperolehnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur ume kbubu memperlihatkan kearifan lokal masyarakat Boti dalam beradaptasi dengan lingkungan alam dan memengaruhi terbentuknya struktur permukiman masyarakat Boti yang menyebar. Selain itu, fungsi dan simbolisasi ume kbubu berkaitan erat dengan kearifan lokal masyarakat dalam menyimpan dan mengelola bahan makanan (jagung), yang menjadi kekuatan masyarakat Boti dalam menghadapi bencana krisis pangan. Struktur permukiman masyarakat Boti yang ditopang dengan aturan adat yang ketat menjadi pembatas dalam interaksi sosial yang mampu melindungi masyarakat dari bencana, misalnya penyakit menular. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Boti ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengkaji berbagai aspek budaya yang bermanfaat dalam menghadapi bencana."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lenni Ertati
"Markusip mengandung arti pendekatan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan dengan cara berbisik-bisik dari balik dinding rumah. Munculnya kearifan lokal markusip di tanah Mandailing tidak terlepas dari pengaruh ajaran agama Islam yang dibawa oleh Pasukan Paderi yang mengubah segala sendi-sendi kehidupan masyarakat Mandailing termasuk dalam hal pergaulan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan kearifan lokal markusip yang dilakukan oleh muda-mudi etnis Mandailing tempo dulu sebelum menuju jenjang pernikahan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif melalui studi literatur baik melalui buku, jurnal, tesis dan artikel ilmiah lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal markusip merupakan wujud dari pelaksanaan agama Islam yang melarang interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Sehingga dalam pelaksanaannya baik laki-laki dan perempuan tidak dapat melihat satu sama lain karena dibatasi oleh dinding rumah. Kearifan lokal markusip merupakan wadah menuju ke jenjang pernikahan jika antara laki-laki dan perempuan terdapat kecocokan satu sama lain"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2023
959 PATRA 24:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"2500 tahun yang lalu ada seorang murid bertanya pada gurunya : " Apakah ada bedanya antara memerintah negara besar dan kecik?". Sang guru menjawab :" seperti bumi dan langit ! Memerintah negara kecil adalah mirip dengan menggoreng ikan besar, meski sering di bolak-balik ikannya tetap utuh. Memerintah negara besar adalah mirip menggoreng ikan kecil, kalau sering di bolak-balik akan hancur menjadi bubuk..."
IKI 2:12 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rostyati
"Kajian ini bertujuan mengungkap cara pembuatan rumah dilihat dari kearifan lokal dalam beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Hasil kajian menemukan bahwa arsitektur rumah di Kampung Wana sangat adaptif terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan gambaran kebijakan nenek moyang dalam mensiasati dan tanggap terhadap kondisi kehidupan lingkungannya agar terhindar dari gempa, banjir dan ancaman dari binatang buas. Pemilihan kontruksi yang tepat untuk membangun rumahnya menjadi gambaran kearifan lokal budaya masyarakat setempat. Sistem kontruksi menggunakan umpak batu, atap daun rumbia, sistem sambungannya purus dan pen, konfigurasi balok yang saling jepit, tumpu, tekan, dan tarik merupakan sistem kearifan lokal pada arsitektur tradisional rumah Kampung Wana. Agar rumah tersebut kuat terhadap gempa, tidak banjir dan tidak mudah lapuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaif dan merupakan penelitian eksplorasi. Jenis penelitian bersifat deskriptif, yakni menganalis dann menyajikan fakta melalui observasi, wawancara mendalam pada sejumlah informan, dan studi pustaka. Untuk pengambilan gambar, dilakukan foto dan membuat sketsa atau denah rumah."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18: 3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011
895 PEP (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Kama Putra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan kebijakan Kementerian Luar Negeri
dalam pengembangan karir dan kehidupan pribadi diplomat wanita di Indonesia.
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kebijakan tersebut menyebabkan terbentuknya kebebasan
bagi diplomat wanita untuk berkarir atau menjadi pendamping suaminya dalam
perwakilan. Pilihan tersebut menyebabkan terjadinya penghambatan karir
diplomat wanita ketika memilih menjadi pendamping suaminya dalam
perwakilan, sedangkan pada sisi lain ketika memilih sebagai perwakilan, hal ini
dapat berpotensi menyebabkan konflik pekerjaan-keluarga

ABSTRACT
This research aims to describe the Ministry of foreign affairs’s policy in
development of career and personal life of female diplomat in Indonesia. This is a
qualitative research approach. Data collection techniques used are interviews and
literature studies. The result of this research indicate that Ministry of Foreign
Affair’s policy causes a freedom for female diplomat to choose her career or be a
housewife in the representative. Its causes the hampered of female diplomat’s
career when she choose to be a housewife in the representative. In the other
option, it could be the potential that causes work-family conflict"
[Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, ], 2014
S55281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>