Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122291 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Perindustrian, 1982
338.4 IND g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2007
R 338.76025 BAD d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2006
R 338.76025 BAD d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Meindra Sabri
"Kawasan industri dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor melalui fasilitas yang lebih baik dan ekonomi aglomerasi. Studi ini meneliti apakah keputusan ekspor perusahaan di kawasan industri lebih baik daripada di luar kawasan industri. Kemudian melihat lebih jauh karakteristik kawasan industri seperti apa yang menentukan keputusan perusahaan untuk melakukan ekspor.
Metode treatment effect digunakan untuk membandingkan keputusan perusahaan untuk mengekspor di dalam dan di luar kawasan industri. Model probit dikembangkan untuk menilai bagaimana karakteristik industri (jarak pelabuhan, kapasitas pelabuhan, listrik, air, jumlah penyewa dan insentif fiskal) mempengaruhi keputusan ekspor perusahaan. Untuk memperkuat analisis kuantitatif, kami melakukan analisis kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pengelola kawasan industri, Himpunan Kawasan Industri  dan institusi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan perusahaan untuk mengekspor di kawasan industri lebih tinggi daripada di luar kawasan industri. Pada tingkat nasional, karakteristik kawasan industri yang mempengaruhi keputusan ekspor perusahaan adalah sumber air, dan insentif fiskal. Di tingkat daerah, terutama di wilayah Jabotabek+, hampir semuanya berpengaruh kecuali kapasitas pelabuhan. Infrastruktur seperti sumber listrik dan air berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan ekspor. Ekonomi aglomerasi yang diwakili oleh jumlah perusahaan manufaktur dan kebijakan fiskal pemerintah efektif dalam meningkatkan keputusan ekspor perusahaan.

The industrial estate might influence the firms decision to export through better facilities and agglomeration economies. This paper investigates whether firms export decision in the industrial estates is better than outside. We then assessed on how the industrial estate characteristics determined firms decision to export.
Treatment effect methods were used to compare firms decision to export inside and outside of the industrial estate. A probit model was developed to assess how industrial estate characteristics (port distance, port capacity, electricity, water, the number of tenants and fiscal incentive) affected firms export decision. To strengthen the quantitative analysis, we conducted a qualitative analysis through in-depth interviews with the industrial estate top level managers and related institutions.
The results showed that firms decision to export in the industrial estate was higher than outside the industrial estates. At the national level, characteristics of the industrial estate that affected firms export decision were water source, and fiscal incentives. At the regional level, especially in the Greater Jakarta area, almost all of them were affecting unless the port capacity. Infrastructures such as electricity and water source were positively affected the firms decision to export. Agglomeration economies which were represented by the number of manufacturing firms and government fiscal policy was effective in increasing export decision of firms.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2562
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestary Jakara Barany
"ABSTRACT
The globalization brings gains from trade which are not equally distributed. It generates winners and losers. It prompts economic agents to question globalization for whom In many trade literatures, the answers focus more on the impact of trade openness between developed and developing countries, capitalist and labor, and skill premium. In terms of labor market, the studies about gender stressed on the supply side. This study aims to shed light on the gender specific impact of globalization at firm and sub sectoral level. Using SI and SAKERNAS from 2011 2014, this study estimates with Generalized Least Square technique. The results indicate that the impact of globalization is greater on increasing the participation of female workers, particularly in the field of production. Meanwhile, the impact of foreign ownership in non production occupation increases more men than women. In terms of wages, imports undermine the gender wage differential, but imports in concentrated industries increase the difference. In general, the more globalized a firm or an industry, male and female workers are more equal, both in terms of work participation and wage.

ABSTRAK
Globalisasi membawa keuntungan dari perdagangan yang tidak terdistribusi secara setara, sehingga menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ini mendorong pelaku ekonomi untuk bertanya: globalisasi untuk siapa? Dalam banyak literatur perdagangan, pembahasan lebih berfokus pada dampak keterbukaan perdagangan antara negara maju dan berkembang, kapitalis dan pekerja, dan skill premium. Dari sisi ketenagakerjaan, penelitian tentang gender lebih menekankan pada sisi penawaran. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi berdasarkan gender pada level perusahaan dan sub-sektoral. Dengan menggunakan data SI dan SAKERNAS tahun 2011-2014, studi ini mengestimasi dengan teknik Generalized Least Square. Hasilnya mengindikasikan bahwa dampak globalisasi lebih besar pada peningkatan partisipasi pekerja perempuan, terutama di bidang produksi. Sedangkan, dampak kepemilikan asing di bidang non-produksi meningkatkan lebih banyak pekerja laki-laki daripada perempuan. Dalam hal upah, impor mengecilkan selisih upah antar gender, tetapi impor di industri yang terkonsentrasi justru meningkatkan perbedaan tersebut. Secara umum, semakin terglobalisasi suatu perusahaan atau industri, pekerja laki-laki dan perempuan semakin setara, baik dalam hal partisipasi kerja dan upah."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rochmandianto, Author
"ABSTRAK
Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur dengan jenis produk yang bervariasi dan pelaksanaan produksi berdasarkan pesanan, maka sering dijumpai permasalahan yang berhubungan dengan waktu penyelesaian pesanan. Dengan permasalahan yang sama, juga terjadi pada PT. Boma Stork. Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa perencanaan dan pengendalian pada proses produksi mempunyai performansi yang rendah, dimana ditemukan bahwa perencanaan dan penjadwalan produksi kurang akurat, pengorganisasian dan pemeliharaan data tidak memadai, komunikasi formal kurang, pemantauan pelaksanaan produksi kurang baik serta pengendalian material kurang, sehingga hal ini penyebab utama dalam menepati janji waktu penyelesaian pekerjaan.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada maka ditetapkan untuk perancangan sistem yang dikelompokan menjadi 3 fungsi dalam perencanaan dan pengendalian yaitu fungsi perencanaan , fungsi pengesahan dan fungsi pengendalian . Dari 3 fungsi tersebut dijabarkan lebih mendalam lagi dari masing-masing fungsi tersebut sehingga dapat dihasilkan suatu sistem informasi yang memadai serta dengan bantuan peralatan komputer dalam mendukung pemecahan masalah tersebut .
Dari hasil perancangan tersebut diharapkan dapat menyediakan informasi yang lengkap, formalisasi kegiatan dapat diwujutkan, pemeliharaan 1 pengolahan data dapat terorganisir, performansi dari manajemen perencanaan dan pengendalian dapat diperbaiki sehingga secara keseluruhan performansi perusahaan dapat diperbaiki dan hasil akhir yang diharapkan adalah kepercayaan dari pelanggan serta peningkatan penjualan untuk waktu yang akan datang.

ABSTRACT
As a company that work on industrial manufacturing with a variety product that
base on costumer's order (job order ) , problems related to the delivery time are often happen .
PT. Soma Stork , the kind of that company has that problem as well . From research and analisys were found that the performance of planning and controlling on the production process were low . Then also indicated that planning and scheduling were not accurate, lack of communication, Jack of production monitoring and lack of material control. There for those conditioning were-the major problems for delivery time .
Knowing those problems, related to the planning and controlling there are 3
function as : planning, legaling and controlling, those functions have to be detailed into a such information system to support the problem.
Started from a good planning are expected to support a complete information, to
reach a formal activities, to organize a data and to fixed the performance of planning management , finally those effort could improve the company performance through a good costumer services and a sales increasing .
"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Anggraini
"Generasi milenial Indonesia berjumlah 33,75% dari populasi Indonesia sehingga mendominasi jumlah tenaga kerja di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan tersendiri bagi industri manufaktur untuk mengelola talenta milenial berkompetensi sebagai sumber daya manusia yang utama. Pemerintah terus mendorong tumbuhnya industri manufaktur karena menjadi penyumbang 20,27% perekonomian skala nasional menghadapi tantangan tersendiri untuk membuat talenta milenial betah berkarir di industri ini karena di manufaktur turnover rate dapat mencapai 10-20% per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention talenta milenial yang bekerja di industri manufaktur di Indonesia dengan menggunakan pendekatan SEM-PLS. Berdasarkan data yang telah diolah dan dianalisis dari 115 responden ditemukan bahwa faktor pengembangan kompetensi, work life balance, meaningful work berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan karyawan dan hal ini dapat menurunkan turnover intention. Sedangkan, faktor kompensasi dan benefits tidak berpengaruh signifkan terhadap kepuasan karyawan dan turover intention. Berdasarkan faktor-faktor yang signifikan, hasil semi stuructured interview dengan ahli sumber daya manusia yang memahami talenta milenial merekomendasikan beberapa program, yaitu mentoring, knowledge sharing, partisipasi dalam kegiatan volunteering dan recess day. Program retention yang direkomendasikan diharapkan dapat mempertahankan talenta milenial agar tetap berkarir di industri manufaktur Indonesia.

The millennial generation of Indonesia is 33.75% of Indonesias population it dominates the workforce in Indonesia. Managing competence talents is a challenge as well as an opportunity for the manufacturing industry. The Indonesian government always encourages the growth of the manufacturing sector because it is one of the highest contributors (20.27%) of the national economy, yet retaining competent talents in this industry is always a big problem as the turnover rate in manufacturing sector can reach 10-20% a year. This research aims to analyze the factors that can influence the turnover intention of millennial talents having a career in the manufacturing industry in Indonesia using the SEM-PLS approach. Analyzed data from 115 respondents found that the factors: competency development, work-life balance, meaningful work have a significant positive effect on employee satisfaction and this employee satisfaction can reduce their turnover intention. Mean while, the compensation and benefits factors do not significantly influence employee satisfaction and turnover intention. Then, a semi-structured interview was conducted with human resource experts who understand millennial talents and resulted in some program recommendations includes mentoring programs, knowledge sharing, participation in volunteering and recess day activities. The recommended retention program is expected to maintain millennial talents to pursue a career in the Indonesian manufacturing industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastica Astrid Octaviandini Chadys
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh internasionalisasi, jumlah afiliasi bisnis, keberadaan afiliasi bisnis di luar negeri, dan intensitas riset dan pengembangan terhadap kinerja perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Penelitian ini mengukur internasionalitas perusahaan dengan menggunakan rasio penjualan perusahaan di luar negeri terhadap total penjualan perusahaan. Jumlah afiliasi bisnis yang dimiliki perusahaan dihitung berdasarkan data yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. Keberadaan afiliasi bisnis perusahaan di luar negeri digambarkan dengan variabel dummy. Intensitas riset dan pengembangan perusahaan diukur menggunakan rasio biaya riset dan pengembangan terhadap total penjualan perusahaan. Sementara, kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan dua proksi, yaitu Return on Assets ROA dan Tobin rsquo;s Q. Dengan menggunakan analisis data panel, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa internasionalisasi berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan, jumlah afiliasi bisnis berpengaruh positif terhadap ROA namun berpengaruh negatif terhadap Tobin rsquo;s Q, dan keberadaan afiliasi di luar negeri serta intensitas riset dan pengembangan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

ABSTRACT
This study aims to identify the influence of internationalization, the number of business affiliation, the existence of business affiliation abroad, and the intensity of R D on the performance of manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange during the period of 2011 2015. This study measures company rsquo s internationality using the ratio of company rsquo s foreign sales to its total sales. The number of business affiliation owned by the company is counted based on the data recorded in the company rsquo s financial report. The existence of company rsquo s business affiliation abroad is indicated by dummy variable. The intensity of company rsquo s R D is measured using the ratio of R D expenditure to company rsquo s total sales. Meanwhile, firm performance is measured by using two proxies, i.e. Return on Assets ROA and Tobin rsquo s Q. By means of panel data analysis, the result of this study shows that internationalization negatively affects firm performance, the number of business affiliation positively affects the ROA but negatively affects Tobin rsquo s Q, and the existence of affiliation abroad and the R D intensity positively affect firm performance."
2017
S69809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Kuswardana
"Studi ini menganalisis dampak knowledge spillover terhadap produktivitas industri manufaktur di Indonesia selama 2010-2014. Terdapat dua jalur limpahan pengetahuan yang dianalisis. Pertama melalui jalur antar industri yaitu keterkaitan antar industri dalam hubungan secara vertikal (pemasok-pengguna) melalui jaringan rantai pasok yang dibagi ke dalam dua saluran: 1) Kedekatan ekonomi (input-output), melalui transaksi barang antara pada: a) Hulu, yaitu antara industri (sebagai pengguna) yang bertransaksi dengan industri hulunya (sebagai pemasok); dan b) Hilir, yaitu antara industri (sebagai pemasok) yang bertransaksi dengan industri hilirnya (sebagai pengguna); dan 2) Kedekatan teknologi, melalui keterkaitan antar industri (high-tech – low-tech) dan keterkaitan intra industri (high-high dan low-low). Kedua melalui jalur antar wilayah yaitu keterkaitan melalui aglomerasi industri dari wilayah-wilayah yang berdekatan secara geografis (memiliki kedekatan spasial) dan memiliki kedekatan teknologi. Dengan menggunakan Intersectoral Durbin Model (IDM) dan model industrifirm, pendekatan pertama dianalisis dengan meregresikan total faktor produktivitas (TFP) dengan faktor internal dan faktor eksternal industri dalam keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan. Sedangkan pendekatan kedua dianalisis dengan menggunakan Spatial Durbin Model (SDM) dan Moran-I, di mana total faktor produktivitas (TFP) diregresikan dengan karakteristik faktor internal wilayah itu sendiri (yang merupakan akumulasi faktor input industri, aglomerasi industri dan infrastruktur wilayah itu sendiri) dan faktor eksternal dari wilayah terdekat yang merupakan bobot tertimbang dari inverse jarak geografis antar wilayah (Kabupaten dan Kota). Hasil studi ini menyimpulkan bahwa difusi pengetahuan berdampak positif terhadap produktivitas melalui downstream spillover effect dari keterkaitan antar industri (high-tech – low-tech) dan upstream spillover effect dari keterkaitan intra industri (high-high dan low-low), berdasarkan jalur antar sektor, dan melalui aglomerasi industri pada wilayah yang saling berdekatan secara geografis dan memiliki profil kemiripan teknologi, khususnya di sektor high-tech, berdasarkan jalur antar wilayah. Temuan penting lain adalah bahwa investasi pada modal manusia dan modal fisik merupakan prasyarat untuk dapat menyerap pengetahuan dan memperkecil gap teknologi dari perusahaan/industri yang lebih lebih maju.

This study analyzes the impact of knowledge spillover on the productivity of
the manufacturing industry in Indonesia during 2010-2014. There are two paths
analyzed in this dissertation research. The first is through the inter-sector path,
namely the linkage between industries in a vertical relationship (suppliercustomer)
through a supply chain network which is divided into two channels: 1)
Economic distance (input-output), through transaction activities of intermediate
goods on: a) Upstream namely between the industry (as a customer) that transacts
with its upstream industry (as a supplier); and b) Downstream, namely between
industries (as suppliers) transacting with their downstream industries (as
customers); and 2) Technology proximity, through inter-industry linkages in
different sector (high-tech – low-tech) and intra-industry linkages in similar sector
(high-high and low-low). The second is through the inter-region path, namely the
linkages where knowledge spillover flows through industrial agglomerations that
are geographically close and have technological proximity.
By using the Intersectoral Durbin Model (IDM) dan industry-firm model,
intersectoral spillover is analyzed by regressing the total factor productivity (TFP)
with industry internal factors and industry external factors in backward linkage
and forward linkages. Meanwhile, interregional spillover is analyzed using the
Spatial Durbin Model (SDM) and Moran-I methods, where the total factor
productivity (TFP) is regressed with the characteristics of the region's own
internal factors (which are the accumulation of industrial input factors, industrial
agglomeration and the region's infrastructure itself ) and external factors ftrom the
nearest region which are the weighted weight of the inverse geographic distance
between regions (Regency and City).
This study concludes that knowledeg spillover has a positive impact on
productivity through the downstream spillover effect from inter-industry linkages
(high-tech - low-tech) and upstream spillover effect from intra-industry linkages
(high-high and low-low), based on inter-sector path. Meanwhile, knowledge
spillover has a positive impact on productivity through industrial agglomeration in
areas that are geographically close to each other and have a similar technological
profile especially in the high-tech sector, based on inter-region path. Another
important finding is that investment in human capital and physical capital is a
prerequisite for absorbing technological knowledge and reducing technological
gaps from more advanced company/industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Noviyanti
"Tesis ini mengeksplorasi strategi untuk meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam industri manufaktur wrapped v-belt untuk penggunaan industri, dengan fokus utama pada efisiensi jadwal produksi. Pendekatan ini melibatkan peningkatan prioritas pengiriman kepada pelanggan dan pengurangan waktu hilang akibat proses setup adjustment. Dengan mengintegrasikan analisis data empiris dan menerapkan metodologi Six Big Losses, penelitian ini berhasil mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi efektivitas jadwal produksi dan mengusulkan solusi praktis untuk meningkatkan ketersediaan produksi. Kerangka kerja Six Big Losses unggul dalam mengidentifikasi dan mengkategorikan sumber-sumber paling signifikan dalam ketidakefisienan produksi, memungkinkan perbaikan yang ditargetkan untuk memaksimalkan OEE. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam nilai OEE, yang secara langsung memenuhi persyaratan waktu pengiriman sesuai dengan jadwal pengiriman pelanggan. Secara khusus, kerugian terbesar dari Six Big Losses yang diidentifikasi adalah setup adjustment. Job sequencing unggul dalam mengoptimalkan efisiensi produksi dengan menata tugas secara strategis untuk meminimalkan waktu henti dan memastikan penyelesaian tepat waktu, sehingga meningkatkan produktivitas operasional secara keseluruhan. Dengan menggunakan job sequencing untuk mengurangi keterlambatan total, waktu setup dapat diminimalkan, yang mengarah pada peningkatan lebih lanjut dalam efisiensi dan efektivitas produksi. Rata-rata OEE setelah pengurangan penyesuaian setup meningkat dari 62,92% menjadi 67,02%, menjadi dampak substansial dari strategi penjadwalan.

This thesis explores strategies for improving Overall Equipment Effectiveness (OEE) in the wrapped v-belt manufacturing industry for industrial usage, with a primary focus on production schedule efficiency. The approach involves increasing delivery priority to customers and reducing lost time due to setup adjustment processes. By integrating empirical data analysis and applying the Six Big Losses methodology, this study successfully identifies key factors that affect the effectiveness of the production schedule and proposes practical solutions to enhance production availability. The Six Big Losses framework excels in identifying and categorizing the most significant sources of production inefficiency, enabling targeted improvements to maximize overall equipment effectiveness (OEE). The results demonstrate a significant improvement in OEE values, directly meeting the delivery time requirements according to customer delivery schedules. Notably, the most significant of the Six Big Losses identified is setup adjustment. Job sequencing excels in optimizing production efficiency by strategically arranging tasks to minimize downtime and ensure timely completion, thereby enhancing overall operational productivity. By employing job sequencing to reduce total tardiness, the setup time can be minimized, leading to further improvements in production efficiency and effectiveness. The average OEE after reducing setup adjustment increased from 62.92% to 67.02%, highlighting the substantial impact of strategic scheduling."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>