Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 1983
338.476 LEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Danny Ardiamukti
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S23856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira A. Farial
"Berdasarkan pasal 33 UUD 1945, pemerintah Indonesia menguasai dan mengelola sumber daya alam semata-mata untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Khusus dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi, kedudukan Pemerintah adalah sebagai kuasa pertambangan negara. Kuasa pertambangan ini diselenggarakan oleh Pemerintah kepada para pelaku bisnis melalui suatu Badan Pelaksana sebagai pihak yang mewakili pemerintah dalam kegiatan usaha dalam bidang minyak dan gas bumi tersebut. Kontrak Production Sharing adalah salah satu bentuk perjanjian baku dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan Kontrak Production Sharing ini, pemerintah diwakili oleh sebuah badan pelaksana kegiatan usaha hulu selaku penawar kontrak yang bertindak untuk dan atas nama pemerintah. Pada saat ini badan pelaksana yang ditunjuk adalah Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Bidang Minyak dan Gas (BP Migas). Sedangkan di lain pihak, penerima kontrak adalah para pelaku bisnis dari dalam dan luar negeri yang merupakan pihak swasta. Oleh karena itu, perlu diketahui peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kontrak Production Sharing di Indonesia dan kedudukan serta kewenangan BP MIGAS dalam pembuatan dan pelaksanaan kontrak Production Sharing beserta kepastian hukum dan keseimbangan hak dan kewajiban para pihak. Skripsi ini akan membahas seputar hak dan kewajiban para pihak (kontraktor dan Pemerintah) dalam kontrak Production Sharing, dan berbagai landasan hukum bagi pelaksanaan kontrak Production Sharing. Berdasarkan analisa Penulis, padaa khirnya dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai hak-hak dan kewajiban pihak PT. X sebagai kontraktor dalam kontrak Production Sharing lebih dominan jika dibandingkan dengan hak-hak dan kewajiban BP Migas. Hal ini antara lain terlihat pada ketidakjelasan batasan-batasan pada beberapa pasal yang menyangkut penggantian biaya operasional dari pihak kontraktor. Oleh karena itu, secara umum perjanjian ini tidak memenuhi asas keseimbangan sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan dalam KUH Perdata. Di masa yang akan datang, sebaiknya klausul-klausul dalam kontrak Production Sharing ini lebih disempurnakan lagi, dalam rangka untuk lebih menyeimbangkan kedudukan antara kedua belah pihak."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
S21266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber daya alam
strategis takterbarukan yang dikuasai negara dan merupakan
komoditas vital dimana pengelolaannya perlu dilakukan
seoptimal mungkin agar dapat dimanfaatkan bagi sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat, untuk mewujudkan hal tersebut
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang migas
menggunakan sistem kontrak kerjasama antara pemerintah yang
diwakli oleh BPMIGAS dan kontraktor yaitu Production
Sharing Contract(PSC). Berdasarkan hal ini peneliti
menemukan beberapa permasalahan yaitu apakah PSC merupakan
perjanjian baku, hal-hal apa saja yang mendapat cost
recovery berdasarkan PSC, apakah peran dan tanggung jawab
para pihak berdasarkan PSC. Pasal 25 PP no.34 tahun 2004
menyatakan bahwa menteri ESDM menetapkan bentuk dan
ketentuan-ketentuan pokok kontrak kerjasama setelah
mendapatkan pertimbangan dari kepala badan pelaksana
berdasarkan hal ini maka PSC dapat dikategorikan sebagai
perjanjian baku. Peran kontraktor adalah sebagai pelaksana
pengoperasian lapangan minyak dan gas sedangkan peran
BPMIGAS adalah sebagai pemegang kendali manajemen
operasional dan pengawas dalam kegiatan hulu. Dalam masa
eksplorasi, kontraktor harus berhasil menemukan cadangan
minyak atau gas dalam jumlah yang Komersial untuk
diproduksi. Jika tidak, maka kontrak akan berakhir dan
kontraktor menanggung sendiri semua biaya operasi yang
telah dikeluarkan. Pada masa eksploitasi Kontraktor dapat
memperoleh kembali biaya operasi yang telah dikeluarkan
sebesar 100 % yang tertuang dalam work program dan budget
yang telah disetujui oleh BPMIGAS, namun biaya ini dapat
diperoleh kontraktor hanya jika ada produksi. setelah biaya
operasi diperoleh kembali oleh kontraktor barulah sisa
produksi akan dibagi antara pemerintah dan kontraktor
sesuai dengan pembagian dalam persen yang ditentukan dalam
PSC. Berdasarkan hal tersebut maka penulis menyarankan agar
konsep Cost recovery dirubah dengan konsep biaya operasi
dibebankan sepenuhnya kepada kontraktor tanpa pengembalian
biaya, karena yang paling merasakan dampak dari penggunaan biaya operasi yang efisien adalah Negara, semakin besar biaya operasi berarti semakin kecil penerimaan Negara."
Universitas Indonesia, 2007
S21370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakoso Bhairawa Putera
"ABSTRAK
Kekuatan sistem ekonomi berlandaskan pengetahuan dan daya saing dapat
diketahui dari keberadaan kebijakan iptek dan inovasi yang diterbitkan negara
tersebut. Tesis ini memberikan kontribusi dalam memahami kebijakan terutama
dari sisi konten. Kebijakan iptek dan inovasi selama periode 2000 ? 2011 dibedah
menggunakan analisis isi dengan kerangka sistem inovasi. Hasil analisis
menunjukkan sebagian besar kebijakan nasional kurang berpihak pada
pengembangan (riset), difusi, dan penerapan teknologi di daerah. Akan tetapi pada
tingkat daerah terutama Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan dukungan
kebijakan cenderung lebih baik, khususnya Sumatera Selatan menunjukkan
keberpihakan terhadap pengembangan sistem inovasi. Keberadaan kebijakan iptek
dan inovasi di Indonesia cenderung tidak beraturan, kondisi semacam ini berbeda
dengan kebijakan iptek dan inovasi di Brazil dimana regulasi yang ada secara
historis terbangun dengan baik dimulai dengan kemunculan dan penguatan
kelembagaan, dukungan program kapasitas iptek dan inovasi, dan penguatan
sistem inovasi nasional yang kemudian menjadi kekuatan sistem iptek dan inovasi
di negara tersebut. Hasil penelitian ini pun berhasil mengungkap adanya
fenomena kemunculan dukungan kepemimpinan daerah sangat memengaruhi
kebijakan iptek dan inovasi di daerah tersebut, bahkan ada sejumlah regulasi yang
diterbitkan secara nasional yang menuntut untuk dibuatkan pengaturan di tingkat
daerah tetapi tidak ditindak lanjuti oleh kepemimpinan daerah tersebut.

ABSTRACT
Power of economic system based on science and competitiveness can be
identified by its science, technology and innovation published by its country. This
thesis contributes to understand the policy especially from its content. The
science, technology and innovation during 2000-2011 period will be studied using
content analysis with the framework of innovation system. The outcome shows
that most of the national policy less takes side to regional development (in
research), diffusion, and technology application. However, in regional level,
support for the policy tends to be better than in the national level, especially in
South Sumatera region. Indonesia?s Science, Technology, and Innovation Policy
tend to be not well organized, this is contrast with Brazil?s, and they were
historical well organized. They started with the organizational emergence and
empowerment, support of the science, technology and innovation program, and
then become the power of science, technology and innovation system in that
country. This research also discovered a phenomenon that the Science,
Technology, and Innovation Policy was greatly affected by its regional support
and leadership. There are even a number of regulations that had been issued
nationally but demands to be made in form of regulation at the regional level, but
still not followed up by the authority of the regions."
2012
T30648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safari Wahyu Jatmiko
"Background: Number of patients with tuberculosis (TB) in the region of Surakarta ranked 10th largest in the Central Java, although the government has already implemented the DOTS strategy. One factor contributing to the high number of TB patients is the lack of public knowledge of TB. The population of the city of Surakarta is 552.650 inhabitants and 12.480 of them live in Kalurahan Jagalan. Of the 12,480 people, nearly 60 percent of them have junior high school education and below. This requires education about TB to improve people's understanding of TB with the right method. Objective: to determine the effect of counseling using the lecture method in increasing public knowledge of TB disease in the Sunday Morning Prayer of Jagalan Baiturrohman Mosque. Method: This study used one group pretest and posttest pre-experimental research design involving 84 research subjects. Counseling was conducted with lecture methods on research subjects. Pretest and posttest were conducted to determine the effectiveness of the lecture method counseling. Results: The results showed that the average value of pre-test was 5.48 (1.2) while the average value of the post-test was 7.42 (0.9). The results of the analysis using Wilcoxon statistical test found that there was a significant difference between the mean of the pre-test value with the mean post-test value (p = 0,000). Conclusion: counseling with varied lecture methods is an effective method to increase public knowledge about tuberculosis"
Sragen: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan, 2018
306 SUK 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Gde Ngurah
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekspor non migas terutama produk manufaktur, dimana kriteria keberhasilan dalam memasuki persaingan global adalah tuntutan kualitas yang tinggi, harga yang bersaing dan waktu penyerahan yang tepat. Kunci untuk memenuhi kriteria tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan iptek dan kemampuan litbang dalam melakukan inovasi teknologi maupun teknik produksi.
Kebijaksanaan iptek sejak PJPT I menetapkan sasaran untuk dapat menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan iptek guna menunjang kebutuhan peningkatan teknologi produk maupun teknik produksi di sektor industri.
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini melakukan evaluasi terhadap kebijaksanaan iptek dengan memilih studi kasus pengembangan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) mengingat PUSPIPTEK adalah merupakan realisasi program operasional kebijaksanaan iptek nasional guna mencapai sasaran yang dicanangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah potensi yang ada khususnya. sumberdaya, program serta kelembagaan iptek yang ada sudah memadai dan didayagunakan secara optimal didalam menunjang industrialisasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengintegrasikan data lapangan dengan studi dokumentasi. Data lapangan diperoleh melalui observasi langsung ddan wawancara dengan para pejabat yang terkait dengan penelitian ini. Studi dokumen mencakup kebijaksanaan, peraturan, laporan teknis dan informasi tertulis lain yang berkaitan. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan mengukur hasil kebijaksanaan iptek, membandingkan kesesuaian serta seberapa jauh penyimpangan dari tujuan yang dicanangkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan sarana dan prasana penelitian, pengembangan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia dikawasan PUSPIPTEK cukup berhasil. Sekalipun demikian, dalam pelaksanaan pengembangan PUSPIPTEK terlihat belum efektif dan efisien, dan hasil kegiatan operasional meliputi jasa teknik, penelitian dan pelatihan masih jauh daripada memadai. Hal tersebut terjadi akibat pendayagunaan sumberdaya belum optimal oleh karena kurangnya koordinasi, promosi, informasi ke pihak pemakai teknologi (sektor industri) dan adanya kendala dalam sistim perbendaharaan negara. Sedangkan pada tingkat nasional kebijaksanaan iptek belum banyak berperan dalam menarik minat industri untuk menanam modal pada kegiatan ristek. Kebijaksanaan iptek dinilai masih dalam taraf pengembangan sisi suplai saja dan hasil yang diharapkan masih belum memadai.
Penelitian ini antara lain merekomendasikan agar di kawasan PUSPIPTEK diterapkan satu manajemen terpusat yang menangani masalah promosi kemampuan riset dan pengembangan, pemasaran pelayanan jasa teknis penelitian dan pelatihan, promosi paten yang ditemukan, publikasi internal maupun eksternat, agar semua potensi yang ada di PUSPIPTEK dapat didayagunakan secara optimal. Sedangkan untuk lingkup nasional perlu dilakukan usaha agar terbentuk pola kemitraan antara industri dengan litbang, sehingga kebutuhan industri akan jasa teknik maupun hasil penelitian dapat secepatnya diantisipasi oleh lembaga litbang, dan dilain pihak program penelitian yang dilakukan litbang lebih berorientasi pasar.
"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Almanshur
Malang: UIN-Maliki Press, 2015
107 FAU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>