Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Widjayanto
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985
657.458 NUG p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Setyawan
Yogyakarta: BPFE, 1988
657.45 JOH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soemardjo Tjitrosidojo
Jakarta: [publisher not identified], 1979
657.45 SOE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Kenn Syahrir
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi atas standar prosedur dan operasional (SPO) pemeriksaan transaksi keuangan PPATK serta membandingkannya dengan standar audit investigasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi 9 (sembilan) kekuatan dan 6 (enam) kelemahan dari SPO serta pelaksanaan kegiatan pemeriksaan transaksi keuangan di PPATK saat ini. Berdasarkan persepsi responden, diketahui apabila standar audit investigasi dapat diterapkan di PPATK maka diharapkan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan transaksi keuangan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

ABSTRACT
This research aims to evaluate the standard operating procedures on examination of financial transactions on PPATK and to analyze its comparison to standard of audit investigation. The method used in this research is a qualitative descriptive analysis using questionnaires and interviews. Based on the results, it can be identified 9 strengths and 6 weaknesses of standard operating procedures on examination in PPATK at present time. Based on respondents' perceptions, it is known that if the standards of audit investigation can be applied on PPATK then it is expected that the examination of financial transactions will be more effective and efficient"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Pantas
"ABSTRAK
Sejalan dengan penyehatan dan penyempurnaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), timbul
dengan gencar isu mengenai komersialisasi dan privatisasi BUMN ¡su yang melanda dunia
dewasa ini. baik pro maupun kontra, permasalaliannya ada pada penngkatan produktivitas dan
efisiensi BUfvIN. Menghadapi permasalahan ini kemudian timbul berbagai kebijakan dan
strategi kemudian yang diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajernen
antara lain dengan menìngkatkan segi pengawasan dan pengendalian.
Setiap manajemen instansi atau BUMN bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengendalikan
semua operasi yang berbeda di bawah tanggung jawabnya dan mengusahakan agar memperoleh
hasil yang optimal dengan meminimaLisasikan kekurangan yang ada. Menurut lnstruksi
Presiden Nomor : 15 tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Sistem
pengendalian yang dterapkan oleh manajemen dapat meningkatkan efektivitas dan efísiensinya
meialui pengawasan melekat (built in control) dan pengawasan fungsional.
Terdapat berbagai ragam pengertian pengawasan. Pengertian melekat dimaksudkan kewajiban
pengawasan yang melekat pada diri si pengawas selaku pimpinan/atasan pada tiap tingkat
organisasi baik yang struktural maupun fungsional. Pengawasan fungsional adalah pengawasan
yang dilakukan secara fungsional oleh aparat pengawasan.
Tolak ukur penilaian kesehatan BUMN/perusahaan adalah rentabilitas, likuiditas, dan
soivabilitas (RLS).
Serta indikator tambahan yang ditetapkan dari tahun ke tahun dalam Pspat Umum pemegang
sabam/RUPS.
Agar dapat meningkatkan RLS ini untuk mencapai predikat sangat sehat, maka perusahaan
has-us rneningkatkan efisiensi, kehematan, produktivitas dan efektivitas. Untuk mencapai hal
tersebut, salah satu jalan adalab dengan menìngkatkan pengawasan dan pengendalian
SPI dapat berperan positip dalam usaha peningkatan sistern pengendalian, dengan jalan
memberikan informasi kondisi kelemahan dan merekomendasikan berbagai perbaikannya. Jenis
audit yang dapat dilakukan dalam Audit Manajemen.
Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan fungsional dimana aparat SPI mempunyai
tugas pokok dibidang pemeriksaan.
Pemeriksaan tersebut tidak terbatas pada bidang keuangan tetapi juga meliputi bidang teknis
maupun bidang operasional.
Hal tersebut bukan berarti meneampuri urusan pelaksanaan. Hal ini sejalan dengan kedudukan
para pemeriksa atau pengawas tbngsional sebag4i orang-orang yang menjalankan fungsi staff
bukan fungsi line (pelaksana).
Saran tindak yang konstruktifdirnaksud sebagal problem solving yaitu memecahkan persoalan
persoalan yang dihadapi termasuk didalamnya masalah-masalah lama yang belum terpecahkan.
Banyak Perusahaan besar, Badan Pemerintah atau Instansi Pemerintahan Lainnya yang sudah
mempunyai SPI namun belum bisa diharapkan keampuhannya. Hal ini kemungkinan disebabkan
kualitas para pemeriksa kurang diandalkan ata pegawal yang tidak mencukupi atau organisasi
SPI kurang dikelola secara profesional. Terutama pada BUMN/lnstansi Pemerintah lainnya
kebocoran-kebocoran, atau penyelewengan-penyelewengan kenangan negara masih saja terjadi
cukup besar. Adanya kecenderungan bahwa para personil pemeriksa di SPI bukanlah tenaga
terpilij dan kapabel, dimana biasanya direkrut dari fungsi operasi yang tidak terpakai karena
melakukan suatu kesalahan atau kurang mampu melaksanakan tugas.
Sementara itu keberadaan SPI itu sendiri belum diterima sebagai nitra kerja dalam memecahkan
segala persoalan yang timbul dalam perusaiiaan oleh pimpinan perusahaan. Didalam prakteknya
SPI sering mendapat tantangan karena dinilai selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan.
Fenomena mengenai kualifikasi personil SPI ini memang menjadi the big trouble dítubuh SPI.
Semestinya seorang pemeriksa mempunyai wawasan yang luas dan mendalam atas segala
kegiatan yang diperiksanya. Namun pada kenyataannya masih banyak pemeriksa intern yang
buta akan seluk beluk kegiatan yang akan diperiksanya. Sehingga kadang-kadang pemeriksa
telah membuang-buang waktu hanya untuk mengenali obyek pemeriksaan. Hal itu akan
bertambah tidak menguntungkan dengan kualitas dan kapabilitas dan masing-masing pemeriksa
yang tidak merata babkan kurang memadai.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan suatu mekanisme yang dapat menciptakan
tercapainya kondisi para personil SPI dengan tingkat kualitas yang memadai.
Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah seperti dengan diberikannya pendidikan dan
fatihan secan berkesinambungan. Misalnya diberìkannya kursus atas setiap kegiatan di
perusahaan, seminar atau penataran pemeriksaan dan sebagainya. Disamping itu pemberian
kesempatan kepada para pemeriksa untuk meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan studi
formal alcan mendorong dapat segera terwujucjnya tingkat kualitas personil SPI yang memadai.
SPI PERTAMINA saat ini belum membuat mekanisme yang dapat menciptakan tercapainya
suatu kondisi dimana para pemeriksa sudah mencapai tingkat kualitas yang memadai, terutama
keharusari mengikuti pendidikan pemei-ìksaan dan kegiatan operasional yang diperiksa.
Rekrutmen tenaga pemeriksa di SPJ PERTAM[NA belum dilakukan secara efektif, terutama
untuk jabatan Rikina keatas tidak dilakukan melalui proses seleksi yang ketat yang dapat
menyaiing tenaga-tenaga yang kapabel sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam persyaratan
bagi pemeriksa di lingkungan SPI.
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan adalah dengan
menerapkan sistem insentip bagi karyawan yang berprestasi tinggi, temasuk untuk para
pemeriksa SPI sehingga lebih mendorong SPI untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih
produktif Seyogianya SPI PERTAMINA melakukan evaluasi petaksanaan reward dan
punishment.
Perlu adanya upaya dan Dirut untuk menjelaskan tugas dan fùngsi SPI kepada seluruh satuan
atau jajaran organisasi sedemikian nipa, sehingga benar-benar dimengei-ti dan dipahami, bahwa
petugas SPI dalarn melakukan tugasnya pada dasarnya adalah untuk kepentingan Direktur
Utama."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufarriza Muhammad
"Tesis ini membahas tentang fungsi pengawasan direktur independen dan dampaknya terhadap efisiensi perusahaan. Fungsi pengawasan direktur independen dianalisis dengan membandingkan pengaturan keberadaan direktur independen pada negara-negara di dunia khususnya di Amerika Serikat, Jepang, Malaysia dan Indonesia. Dari analisis tersebut diketahui bahwa dasar filosofis keberadaan direktur independen adalah untuk melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dan berfungsi untuk mengawasi kepengurusan PT Persero Publik dari segala tindakan yang dapat merugikan pemegang saham minoritas. Keberadaan direktur independen berdampak efisien bagi PT Persero Publik sektor perbankan. Hal ini didasarkan pada studi yang dilakukan melalui teori Cost Benefit Analysis (CBA) terhadap laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk. Studi tersebut menunjukan kenaikan beban keuangan setelah diterapkannya direktur independen diimbangin dengan kenaikan pendapatan yang lebih besar dari sebelum diterapkannya direktur independen.

This thesis discusses the function of independent director oversight and its impact to company efficiency. Independent director oversight functions are analyzed by comparing the regulation of the existence of an independent director on the countries in the world especially United States, Japan, Malaysia and Indonesia. The analysis of basic philosophical it is known that, the presence of independent directors is to protect the interests of minority shareholders and supervise the management of Public Stated Own Enterprises from all actions that can harm minority shareholders. The existence of an independent director, impact efficiently to the Public Stated Own Enterprises in banking sector. It is based on a study conducted through the theory of the Cost Benefit Analysis (CBA) of PT Bank Tabungan Negara Tbk and PT Bank Mandiri Tbk financial statements. The study shows increase in financial burden after implementing the independent director but the increase revenue is greater than before implementing independent director."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I G A A Kusuma Arini
"ABSTRAK
Tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang dilakukan
oleh Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) wajib dilakukan dan
merupakan tanggung jawab manajemen rumah sakit. Di RSUP
Sanglah tahun 2012 rata-rata rekomendasi yang ditindaklanjuti
55,9% dengan rata-rata waktu penyelesaian 55 hari, melebihi
ketentuan yang ada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
penentu rendahnya jumlah dan keterlambatan waktu penyelesaian
tindak lanjut LHP SPI serta diketahuinya cara pemecahan
masalahnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam, telaah
dokumen, dan focus group discussion. Analisa data dengan content
analysis. Hasil penelitian menunjukkan belum maksimalnya
dukungan dalam hal komitmen, kepemimpinan, motivasi , dan
pengkomunikasian manajer di semua lini, kurangnya dukungan
kompensasi non finansial, kurangnya fasilitas , serta belum adanya
pedoman bagi unit untuk melakukan tindak lanjut menyebabkan
pelaksanaan tindak lanjut LHP SPI belum sesuai ketentuan. Oleh
karena itu diperlukan dukungan dari pimpinan tertinggi dalam
bentuk kebijakan tertulis dan semua manajer perlu berkoordinasi
dalam upaya pelaksanaan tindak lanjut, serta pentingnya dilakukan
evaluasi dan monitoring pelaksanaan tindak lanjut LHP oleh SPI

ABSTRACT
The Follow-up Audit Reports which is conducted by The Internal
Audit Unit in the hospital is mandatory and also is the
responsibility of the hospital management. In Sanglah hospital in
2012, the average of 55,9% recommendations was followed-up
with an average of 55 days completion time which exceeded the
allowed time of completion. The purpose of this study is to
determine factors influencing the small number of completion and
the delayed completion time of the follow-up audit reports by the
Internal Audit Unit and to find resolutions to solve the problems.
This is a qualitative descriptive study which uses deep interviews,
document reviews and focus group discussions. Data was analyzed
with Content Analysis. This study suggests that there was no
sufficient support with regard to: commitment, leadership,
motivation, and communication system among managers in all
levels of management. There were also lack of non financial
compensations, lack of facilities and also the absent of guidelines
in all units to conduct follow-up which resulted in inadequate
Follow –Up Audit Report by the Internal Audit Unit. Therefore, a
Legal Document (Policies) from the Top Manager and coordination
among managers are needed to ensure that the follow-up of the
audit report is conducted. In addition, it is important for the Internal
Audit Unit to implement monitoring and evaluation of the followup
of audit reports."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defa Aulia Farhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan audit investigatif yang dilakukan oleh KAP dan mengidentifikasi indikator kualitas audit investigatif (IAQI) sebagai dasar evaluasi. Penelitian ini didasarkan pada beberapa fenomena antara lain peran dan reputasi akuntan publik dalam melakukan audit investigatif, dikeluarkannya standar audit investigasi baru oleh IAPI efektif 1 Januari 2022, serta teori dan penelitian sebelumnya untuk menguji rumusan masalah. Metode penjelasan sekuensial digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena berfokus pada membangun kerangka konseptual Kualitas Pemeriksaan Investigatif dan Indikatornya menggunakan pendekatan Jabareen (2009) dengan memodifikasi menjadi 7 (tujuh) tahap. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa KAP X telah melaksanakan pemeriksaan investigatif sesuai dengan standar jasa investigasi dan teori segitiga akuntansi forensik serta fraud theory approach , penelitian juga menghasilkan sebuah 6 elemen kerangka konseptual kualitas pemeriksaan investigatif dan 70 faktor yang menjadi indikator kualitas pemeriksaan investigatif, sedangkan dari hasil evaluasi terhadap penerapan indikator kualitas pemeriksaan investigatif, KAP X memenuhi 66 indikator dari 70 indikator yang ditetapkan hal ini menunjukkan bahwa KAP X telah memenuhi harapan dari theory inspired confidence.

The aim of this research is to evaluate the implementation of investigative audits conducted by audit firms and identify the investigative audit quality indicators (IAQIs) as a basis for evaluation. The research is based on several phenomena, including the role and reputation of public accountants in conducting investigative audits, the issuance of new investigative audit standards by IAPI effective January 1, 2022, and previous theories and research to test the formulation of the problem. The sequential explanatory method is used to analyze qualitative data. This research different from the previous ones because focuses on building a conceptual IAQIs using the Jabareen (2009) with modification become 7 (seven) stages. The results of this study indicate that KAP X has carried out investigative implementation in accordance with investigative service standards and the forensic accounting triangle theory and fraud theory approach, this research also produced a 6 element conceptual framework of investigative audit quality and 70 factors which became indicators of investigative audit quality, while from the results of the evaluation of the application of investigative audit quality indicators, KAP X fulfilled 66 indicators out of 70 indicators set, this shows that KAP X has meet expectations theory inspired confidence."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Septiana Wulandari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik komite audit terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Karakteristik komite audit dilihat dari ukuran komite audit, keahlian keuangan komite audit, dan aktivitas komite audit. Kinerja perusahaan diukur menggunakan Return on Equity ROE , Return on Asset ROA , dan Earning per Share EPS . Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 327 perusahaan non-finansial dan diolah dengan regresi pada STATA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik komite audit yaitu ukuran komite audit, keahlian keuangan komite audit dan aktivitas komite audit bernilai positif signifikan terhadap kinerja perusahaanpada tiga model penelitian.

ABSTRACT
The purpose of this study to know the effect of audit committee characteristicson the non financial firm performance in listed on Indonesia Stock Exchange in 2015. Audit committee characteristics measured by audit committee size, audit committee financial expertise, and audit committee activity. Firm performance is measured by Return on Equity ROE , Return on Asset ROA , and Earning per Share EPS . Sample consist of 327 non financial companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2015, analyzed using regression on STATA. The result of study is audit committee size, audit committee financial expertise and audit committee activity has significant positive effect on the performance in three study model. "
2016
S65923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>