Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Huq, M.M.
Edinburgh, Scottish Academic Press
675 HUQ c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Harjanto
"Suhu pengkerutan kulit adalah suhu saat kulit mengkerut maksimum 0,3% dari panjang awal, jika kulit dipanaskan secara perlahan-lahan dalam media pemanas. Alat uji suhu pengkerutan kulit yang menggunakan pembacaan secara visual dengan termometer gelas dan pengamatan pergerakkan jarum mempunyai kelemahan pada akurasi mata penguji. Telah dilakukan Rekayasa Alat Uji Suhu Pengkerutan Kulit Tersamak dengan menggunakan sistem digital.
Bahan yang digunakan terdiri atas rotary encoder sebagai pendeteksi kerutan, sensor suhu RTD sebagai pembaca suhu media pemanas, character LCD 2 baris sebagai penampil, dan modul mikrokontroller berbasis ATMEL328 sebagai pemroses data. Rekayasa telah mengasilkan prototipe alat uji suhu pengkerutan kulit tersaak sistem digital dengan spesifikasi range pengukuraan (0-150)ºC, tingkat ketelitian 0,1ºC, dimensi panjang 30cm, lebar 20cm, dan tinggi 30cm. Alat uji suhu pengkerutan kulit tersamak hasil rekayasa dapat mendeteksi suu pada pengkerutan 0,3% dari panjang semula, suhu, dan pengkerutan kulit ditampilkan secara real time. Alat uji yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI 06-7127-2005 Cara Uji Suhi Pengkerutan Kulit Tersamak."
Lengkap +
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wasiyanto
"Industri kulit berperanan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi untuk peningkatan kegiatan ekonomi domestik seperti penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Terdapatnya kebijakan pajak ekspor kulit mentah menjadi isu sentral dalam konteks ekonomi politik internasional. Hal ini cukup menarik untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor industri kulit dan produk kulit Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor industri kulit dan produk kulit, serta untuk mengidentifikasi implikasi dari implementasi peraturan pemerintah terutama pajak ekspor kulit mentah terhadap kinerja ekspor industri kulit dan produk kulit. Faktor-faktor yang akan dianalisis adalah variabel Produk Domestik Bruto riil (sebagai proxy produksi), harga relatif ekspor, nilai tukar nominal, dummy kebijakan pajak ekspor kulit mentah dan dummy krisis ekonomi. Penelitian meliputi periode 1980 - 2008 dan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) regresi ganda.
Hasil uji validitas ekonometrik dalam penelitian ini adalah ketiadaan multicollinearity, heteroscedasticity, dan otokorelasi. Dari hasil regresi, koefisien determinasi (adjusted R Squared) adalah 0,85 yang menunjukkan bahwa sekitar 85 persen variasi penawaran ekspor industri kulit dan produk kulit dijelaskan oleh semua variabel independen dalam model. Di sisi lain sekitar 15 persen variasi variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh semua variabel independen dalam model regresi. Variabel seperti harga relatif ekspor, nilai tukar nominal, dan dummy pajak ekspor kulit mentah secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor industri kulit dan produk kulit. Sementara itu, produk domestik bruto riil sebagai pengganti produksi dan dummy krisis tidak berpengaruh signifikan terhadap penawaran ekspor.
Studi ini menemukan bahwa selama periode penelitian kinerja ekspor (penawaran ekspor) industri kulit dan produk kulit lebih dipengaruhi oleh harga relatif eskpor, nilai tukar nominal dan adanya kebijakan pajak ekspor pada kulit mentah. Dengan demikian kebijakan pajak ekspor pada kulit mentah ini dapat mendorong peningkatan ekspor industri kulit dan produk kulit dengan ketersediaan bahan baku di dalam negeri.

Leather industry plays important roles in Indonesian economy. The industries contribute to increase domestic economic activities such as foreign exchange earnings and labor intensive industry. There is export tax policy on raw leather become central issues in the context of international political economy. It is interesting enough to find the determinant factors that affect on export supply of Indonesian leather and leather products industry.
The objective of this research is to identify and analyze determinant factors of export performance of leather and leather products Industry, and also to identify the impact of the implementation of government regulations mainly export tax on raw leather to export performance of leather and leather products industry. The factors that will be analyzed are variables of real Gross Domestic Product (as proxy of output), relative price of export, nominal exchange rate, dummy export tax policy on raw leather and dummy economic crisis. The research covers period of the study during 1980 - 2008 and uses Ordinary Least Square (OLS) multiple regression.
Econometric validity test in this research is absence of multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation. From the regression result, the adjusted R Squared coefficient of determination is 0.85 which indicates that about 85 percent variation of export supply of leather and leather products explained by all independent variables in the model, which means that this form is a good fit for the data. On the other hand, around 15 percent variation of dependent variable cannot be explained by all independent variables in the regression model. Variables such as relative price of export, nominal exchange rate, and dummy export tax on raw leather had a statistically significant influence on export supply of leather and leather products industry. Meanwhile, real gross domestic product as proxy output and dummy economic crisis had not a significant influence on export supply.
This research found that over the period of the study, the export performance (export supply) of leather and leather products industry is more influenced by relative price of export, nominal exchange rate and the policy of export tax on raw leather. Thus, the export tax policy on raw leather may encourage the increased export of leather and leather products industry with the availability of raw materials in the country."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28779
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pharisza Amrullah
"Jig merupakan salah satu alat bantu kegiatan manufaktur yang berfungsi untuk memposisikan, dan mengunci benda kerja pada lokasi kerjanya sebelum proses perakitan atau permesinan dilakukan. Jig untuk proses tack welding frame bolster kereta KKBW PT INKA (Persero) memiliki waktu pemasangannya yang cukup lama, dan frekuensi output yang terdeformasi cukup banyak, menjadi dasar bagi penulis untuk memodifikasi desain jig tersebut agar lebih optimal. Design For Manufacture & Assembly atau DFMA adalah sebuah metode rekayasa yang berfokus pada pengurangan time-to-market dan total biaya produksi dengan memprioritaskan kemudahan pembuatan part dari produk dan perakitan part produk yang disederhanakan. DFMA dibedakan menjadi DFA atau Design For Assembly dan DFM atau Design For Manufacture. Konsep DFA ini akan diaplikasikan dalam dua proses perakitan, yaitu proses pemasangan frame bolster ke jig dan proses perakitan jig itu sendiri. Konsep DFM akan digunakan untuk menganalisis biaya manufaktur sebelum dan setelah dilakukannya modifikasi. Teori terkait kompleksitas juga akan diterapkan untuk memastikan bahwa nilai kerumitan atau kompleksitas dari proses-proses perakitan setelah modifikasi desain jig menurun. Menggunakan konsep-konsep dari metode DFMA, didapatkan penurunan waktu pemasangan frame bolster ke jig sebesar 31,39% dengan penurunan kompleksitas perakitannya sebesar 10,34%, penurunan waktu perakitan jig ke ground base sebesar 28,21% dengan penurunan kompleksitas perakitannya sebesar 7,14%,dan penurunan biaya manufaktur sebesar 9,53%.

Jig is one of the manufacturing tools that functions to position and lock the workpiece in its work location before the assembly or machining process is carried out. The jig used for tack welding process of PT INKA (Persero) KKBW train bolster frames have a long installation time, and quite a lot of deformed output frequencies, which is the basis for the author to modify the jig design to make it more optimal. Design For Manufacture & Assembly or DFMA is an engineering method that focuses on reducing time-to-market and total production costs by prioritizing the ease of manufacturing parts of products and simplified assembly of product parts. DFMA can be divided into DFA or Design For Assembly and DFM or Design For Manufacture. DFA concepts were applied into two processes of the jig, those are: the installation of bolster' frames into the jig, and the assembly of the jig' parts itself into the ground base. DFM concepts were used to analyze the cost to manufacture the jig. Using concepts from the DFMA method, results in 31.39% decrease in the installation time of the bolster frames to the jig with a 10.34% reduction in assembly complexity, 28.21% decrease in the assembly time of the jig' part into the the ground base with a 7.14% reduction in assembly complexity, and a 9.53% reduction in manufacturing costs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Preface
- Chapter 1: Basic Understanding of Gears
- Chapter 2: Gear Tribology and Lubrication
- Chapter 3: Ferrous and Nonferrous Alloys
- Chapter 4: Plastics
- Chapter 5: Machining, Grinding, and Finishing
- Chapter 6: Casting, Forming, and Forging
- Chapter 7: Powder Metallurgy
- Chapter 8: Through Hardening
- Chapter 9: Carburizing
- Chapter 10: Nitriding
- Chapter 11: Carbonitriding
- Chapter 12: Induction and Flame Hardening
- Chapter 13: Gear Failure Modes and Analysis
- Chapter 14: Fatigue and Life Prediction
- Chapter 15: Mechanical Testing
- Index "
Lengkap +
Materials Park, Ohio: ASM International, 2005
e20442667
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Larasati
"Dalam rangka menaikkan daya saing ekspor produk kulit, Pemerintah memberikan kebijakan berupa kemudahan dalam mengimpor bahan baku untuk diproduksi menjadi barang dengan tujuan ekspor, yang disebut Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE). Kebijakan KITE yang diberikan pada Industri Kulit diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada Industri Kulit, yaitu mengenai kontinuitas bahan baku. Atas kemudahan yang diberikan dalam fasilitas ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada Industri Kulit yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap harga dari produk kulit yang tujuannya diekspor akan lebih bersaing. Penelitian ini akan membahas implementasi Kebijakan KITE atas Industri Kulit serta hambatan yang dihadapi dalam implementasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan yang dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan KITE atas Industri Kulit belum cukup efektif, karena terdapat hambatan-hambatan yang belum diselesaikan secara optimal. Akibatnya masih banyak perusahaan Industri Kulit yang belum menggunakan fasilitas ini.

In order to increase the competitiveness, the Government provided a policy in the form of easing importing raw materials to be produced into goods for export purposes, which is called “Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)”. The KITE Policy given to the Leather Industry is expected to overcome the problems that occur in the Leather Industry, which is the continuity of raw materials. The convenience provided by this incentive is expected to be able to overcome the problems that occur in the Leather Industry, which will also affect the prices of leather products in which its purpose to be exported. This study will discuss the implementation of KITE Policy for the Leather Industry and the obstacles faced in its implementation. This study uses a qualitative approach with descriptive design dan data collection techniques such as library research and field studies which is conducted with interviews. The results show that the implementation of KITE Policy for the Leather Industry have not been really effective, because there are obstacles that have yet to be resolved optimally. As a result, there are still many companies in the Leather Industry that have not use this incentive."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Reinhold, 1959
546.723 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Birawa Sena
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan combine analysis (data panel) yang merupakan gabungan analisa cross sectional dengan time series dan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014. Populasi penelitian industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiasebagai, perusahaan dengan sampel sebanyak 120 selama periode 2012- 2014 melalui metode purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juni 2015 dengan menggunakan instrument berupa data sekunder dan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan VAIC sebagai faktor modal intelektual yang mempengaruhi kinerja perusahaan manufaktur. Hasil analisis menunjukan kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Market to Book Value (MBV), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity dapat dijelaskan menggunakan metode Value Added Intellectual Capital (VAIC). Berdasarkan hasil uji-t, penelitian ini dapat membuktikan bahwa VAIC memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan.

This research is a quantitative study using a combined analysis (panel data) which is a combination of cross-sectional analysis of the time series and aims to determine the factors that affect the performance of the companies in manufacturing industries listed on Bursa Efek Indonesia 2012-2014 period. The study population is a companies in manufacturing industries listed on Bursa Efek Indonesia with a sample of 120 during the period of 2012-2014 through purposive sampling method. The study was conducted in April-June 2015 using the instrument in the form of secondary data and audited financial statements during the period of observation. This study uses the VAIC approach as a intellectual capital factors that affect the firm performance. Results of the analysis showed that Market to Book value (MBV), Return on Assets (ROA), and Return on Equity (ROE) can be predicted using the VAIC method. Based on t-test results, this study can prove VAIC and its aspects have a positive relation with firm performance."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganjar Kiswanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
PGB 0579
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>