Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chaff, Linda F.
Chicago: American Hospital Association, 1994
362.11 CHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fell-Carlson, Deborah L.
New York: Thomson/Delmar Learning, 2008
362.1 FEL w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniah Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai kejadian tidak diharapkan (adverse event) yang tejadi di Unit Gavvat Darurat RS Bhineka Bakti Husada bulan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah sakit untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan
mengutamakan keselarnatan pasien Upaya maminirnalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meninglcat terhadap rumah sakit akhir-akhir ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Kesimpulan penelitian memberikan gambaran factor kontribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kej adian tidak diharapkan Saran untuk rumah salcit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen risiko melalui peningkatan lrualitas pelayanan dan peran serta staf.

The thesis works through the adverse event occuring in the Emergency Care Unit of Bhineka Bakti Husada Hospital in October - November 2009. It is purposed to find out the contribution factors having an affect on the adverse event which are advantageous for the hospital to handle risk management with giving secure service and accentuating its patients safety. The effort to risk will protect from the claims to the hospital which have beet increasing recently. This research is a qualitative research with analytically descriptive design Its conclusion describes either direct or indirect contribution factors which affect adverse event The suggestion for the hospital is to increase risk management effort with improving its quality and staff role."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32891
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septa Ryan Ellandi
"Keselamatan pasien di rumah sakit masih menjadi isu krusial yang mendunia, karena rumah sakit merupakan institusi jasa pelayanan yang mengupayakan kesembuhan pasien. Maka keselamatan pasien menjadi suatu keniscayaan, diharapkan tidak terjadi insiden keselamatan pasien (zero insiden). Salah satu cara untuk mengendalikan peningkatan angka insiden di rumah sakit adalah dengan memanfaatkan sistem pelaporan. Penelitian ini membahas mengenai gambaran pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia beserta faktor-faktor yang memengaruhinya, ditinjau dari faktor individu, organisasi, dan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya informasi mengenai faktor-faktor yang brpengaruh terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Garuda Kemendikbud, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), Library UI, Science Direct, PubMed, ProQuest, dan Scopus. Hasil penelitian didapatkan bahwa rumah sakit di Indonesia sudah memiliki regulasi yang mengatur mengenai pelaporan insiden kselamatan pasien. Sistem pelaporan yang digunakan masih berbasis manual, dan praktik pelaporan belum bisa dikatakan sukses karena masih adanya budaya menghukum, jaminan kerahasiaan pelapor masih diragukan, pelaporan belum tepat waktu, dan umpan balik masi minim. Dari hasil penelitian juga diperoleh faktor yang dapat memengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit adalah faktor individu (pengetahuan, ketakutan, beban kerja, dan motivasi), faktor organisasi (umpan balik, sistem pelaporan, kerahasiaan, sosialisasi dan pelatihan, serta budaya keselamatan), dan faktor pemerintah dalam hal kebijakan.

Patient safety in hospitals is still a crucial issue worldwide, because hospitals are service institutions that seek to cure patients. So patient safety becomes a necessity, it is hoped that there will be no patient safety incidents (zero incidents). One way to control the increasing number of incidents in hospitals is to utilize a reporting system. This study discusses the description of patient safety incident reporting in hospitals in Indonesia and the factors that influence it, in terms of individual, organizational, and government factors. The purpose of this study was to obtain information about the factors that influence the reporting of patient safety incidents in hospitals in Indonesia. This study uses a literature review method with the Garuda Ministry of Education and Culture database, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), UI Library, Science Direct, PubMed, ProQuest, and Scopus. The results showed that hospitals in Indonesia already have regulations governing patient safety incident reporting. The reporting system used is still manual-based, and reporting practices cannot be said to be successful because there is still a punitive culture, guarantees for the confidentiality of whistleblowers are still in doubt, reporting is not timely, and feedback is still minimal. From the results of the study, it was also found that the factors that can affect the reporting of patient safety incidents in hospitals are individual factors (knowledge, fear, workload, and motivation), organizational factors (feedback, reporting systems, confidentiality, socialization and training, and safety culture), and government factors in terms of policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Fransisca
"ABSTRAK
Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IndonesiaJudul : Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pegawai dalam Menerapkan Program Keselamatan Pasien diRSIA Insan Permata Tangerang Tahun 2017 RSIA Insan Permata akan melaksanakan survey akreditasi pada tahun 2017.Menurut data Insiden Keselamatan Pasien, sejak pertengahan hingga akhir tahun 2016 terdapat 12 insiden dan 11 kasus phlebitis. Hal ini menunjukkan adanya gap antara keadaan di lapangan dengan keadaan ideal yang seharusnya dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku pegawai dalam menerapkan program keselamatan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian sebanyak 151 responden, yang terdiri daritenaga kesehatan dan non kesehatan. Program keselamatan pasien akan difokuskanpada ketepatan identifikasi pasien, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko pasien jatuh. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai sudah memiliki perilaku keselamatan pasien yang baik, dengan faktor usia dan sikap adalah yang paling mempengaruhi perilaku keselamatan pasien. Kurangnya sosialisasi akreditasi dan keselamatan pasien, monitoring yang lemahdan beberapa fasilitas yang kurang lengkap harus menjadi perhatian karena dinilai berpengaruh pada penerapan program keselamatan pasien di lapangan.

ABSTRACT
Analysis of Factors Related to Employee Behavior in Implementing Patient Safety Program at RSIA Insan Permata Tangerang Year 2017RSIA Insan Permata will conduct an accreditation survey in 2017. According to the Patient Safety Incidence data, from mid to late 2016 there were 12 incidents and 11 phlebitis cases. This indicates a gap between the conditions in the field and the ideal situation that should be achieved. This study aims to see how the behavior of employees in implementing patient safety program and the factors that influence it. The sample of this study were 151 respondents, consisting of health and non health workers. The patient safety program will focus on the accuracy of patientidentification, reduction of risk of infection and reduction of risk of fallingpatients. The type of research is quantitative research followed by qualitativemethod. The results show that most employees already have good patient safety behavior, with age and attitude factors that most affect patient safety behavior. Lack of socialization of accreditation and patient safety, poor monitoring and some incomplete facilities should be concerned as it is considered to have an effect on the daily implementation of patient safety programs."
2017
T47642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Agustina Kasdjono
"Latar Belakang: Indonesia berada pada posisi yang rawan terjadinya bencana. DKI Jakarta terletak di dataran rendah dengan indeks potensi bencana kategori sedang (skor 60.43) dan dengan pembangunan yang pesat. Pada keadaan darurat dan bencana, Rumah sakit diharapkan siap untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi pasien dan staf, serta menyediakan kebutuhan medis korban dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, rumah sakit harus dipastikan dalam kondisi aman dan memiliki rencana kesiapsiagaan dalam menanggulangi kegawatdaruratan dan bencana. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan Hospital Safety Index yang dikeluarkan oleh WHO dan PAHO yang merupakan alat penilaian kesiapsiagaan Rumah Sakit. Lokasi penelitian di Rumah Sakit Siloam TB Simatupang merupakan Rumah Sakit tipe B berada di provinsi DKI Jakarta dengan bentuk bangunan tinggi terdiri dari 21 lantai, dilalui oleh Sungai Krukut dan berada di area sentra bisnis Jakarta Selatan. Hasil: Berdasarkan 3 (tiga) kriteria penilaian Hospital Safety Index pada penelitian ini didapatkan hasil nilai kesiapsiagaan struktural sebesar 0,88, nilai kesiapsiagaan non struktural sebesar 0,65, serta nilai kesiapsiagaan manajemen kegawat daruratan dan bencana sebesar 0,93. Kesimpulan: Secara keseluruhan nilai kesiapsiagaan RS Siloam TB Simatupang sebesar 0,82, termasuk pada Tipe A yang berarti rumah sakit sudah siap dalam keadaan darurat dan bencana.

Background: Indonesia is in a position that is prone to disasters. DKI Jakarta is located in the lowlands with a moderate category of disaster potential index (score 60.43) and with rapid development. In emergencies and disasters, hospitals are expected to be ready to maintain a safe environment for patients and staff, as well as provide for the medical needs of victims in the face of disasters. Therefore, hospitals must be ensured to be in a safe condition and have a preparedness plan in dealing with emergencies and disasters. Methods: This research is a qualitative study using the Hospital Safety Index issued by WHO and PAHO which is a tool for assessing hospital preparedness. The research location at Siloam TB Simatupang Hospital is a type B hospital in the province of DKI Jakarta with a tall building consisting of 21 floors, traversed by the Krukut River and located in the South Jakarta business center area. Results: Based on the 3 (three) Hospital Safety Index assessment criteria in this study, the results obtained were a structural preparedness value of 0.88, a non-structural preparedness value of 0.65, and an emergency and disaster management preparedness value of 0.93. Conclusion: Overall, the preparedness score for Siloam TB Simatupang Hospital is 0.82, including Type A, which means that the hospital is ready for emergencies and disasters."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lieta Sarah Anggraeni W.
"Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan dengan jenis pekerjaan yang kompleks dan memiliki banyak potensi bahaya. Jenis pekerjaan terkait kesehatan dengan tingkat cedera tertinggi yang mengakibatkan absen kerja yaitu pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan persepsi perawat terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja di instalasi rawat inap rumah sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; pada bulan Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; sebanyak 348 orang dengan total sampel yang diambil adalah sebanyak 126 orang dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square test.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 126 perawat di Instalasi Rawat Inap RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; terdapat 50,8 perawat memiliki persepsi baik terhadap risiko K3, sedangkan 49,2 memiliki persepsi kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 10 variabel yang diteliti ada 6 variabel yang menyatakan ada hubungan yang bermakna signifikan dengan persepsi risiko, yaitu kesegeraan efek, pengetahuan paparan risiko, pengetahuan risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan konsekuensi. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dan pengkajian lebih mengenai risiko K3 yang ada di instalasi rawat inap agar para perawat bisa lebih waspada terhadap segala potensi bahaya yang ada.

Hospitals are one of health care facilities with a complex type of work and has many potential hazards. Nurse is the type of health related occupation with the highest injury rate resulting in the absence of work. This study aims to determine and describe the nurse rsquo s perception of occupational health and safety risks in hospital rsquo s inpatient unit. This study is an descriptive analytic research with quantitative approach using cross sectional research design in June 2017. Population in this research is all nurses who work in inpatient unit at RS Kanker ldquo Dharmais rdquo as much 348 people with total sample taken is 126 people with purposive sampling method. The data were collected by questionnaire as research instrument and analyzed by univariate and bivariate analysis with chi square test.
The results of this study showed that 126 nurses in the inpatient unit of Dharmais RS Kanker ldquo Dharmais rdquo shows 50.8 nurses had good perception on occupational health and safety risks, while 49.2 had less perception. The result of bivariate analysis shows that there are 6 variables that have significant correlation with risk perception, that are immediate effect, knowledge of risk exposure, risk knowledge, risk control, fear, and consequence. Based on these results, it is necessary to socialize and assess more about occupational health and safety risks in the inpatient unit so that the nurses can be more vigilant against any potential hazards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Anggaratni G.
"Kemampuan fasilitas kesehatan untuk dapat berfungsi tanpa gangguan dalam situasi bencana merupakan hal yang penting. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan kebencanaan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesiapsiagaan bencana di RSU Famili Husada dengan menggunakan Hospital Safety Index WHO dari segi keselamatan struktural, non struktural maupun manajemen kegawatan dan bencana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode  campuran kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Safe Hospital Cecklist Form 2 dari WHO yang terdiri dari evaluasi potensi bencana, modul keselamatan struktural, modul keselamatan non struktural dan modul manajemen kegawatdaruratan dan bencana. Hasil penelitian pada evaluasi potensi bencana menunjukkan bahwa RSU Famili Husada memiliki potensi bahaya geologis, hidrologis, klimatologis dan bahaya biologis (pandemi COVID-19) yang tinggi. Berdasarkan indeks keselamatan struktural, RSU Famili Husada memiliki indeks yang baik (A), begitu pula dengan indeks keselamatan non strukturalnya. Dalam indeks manajemen kegawatan dan bencana, RSU Famili Husada masuk kategori rata-rata (B). secara umum, setelah dibobotkan maka indeks HSI RSU Famili Husada dalam kategori A yang berarti RS diprediksi dapat berfungsi pada masa bencana..  RS diharapkan memperkuat mekanisme pasokan perbekalan, meningkatkan kapasitas cadangan oksigen, serta penguatan SDM. Meskipun telah memiliki indeks HSI yang baik, RS masih berisiko mengalami hambatan pelayanan terutama pada masa lonjakan COVID-19 oleh karena adanya faktor eksternal yang memengaruhi rantai pasokan perbekalan utama seperti oksigen, APD dan obat-obatan. Diperlukan evaluasi kapasitas lonjakan, identifikasi sumber-sumber cadangan perbekalan dan simulasi kebencanaan di tingkat regional oleh pemegang kebijakan yang lebih tinggi agar kedepannya situasi lonjakan kritis pandemi dapat diantisipasi.

The ability of health facilities to function without interruption in a disaster situation is critical. Law No. 36 of 2009 concerning Health explains that hospitals as health care facilities, both government hospitals and private hospitals are required to provide disaster health services that aim to save lives and prevent further disability. The purpose of this study was to evaluate disaster preparedness at the Famili Husada Hospital using the WHO Hospital Safety Index in terms of structural, non-structural safety as well as emergency and disaster management. This research is a descriptive observational study with a mixture of qualitative and quantitative methods. The instrument used in this research is the Safe Hospital Checklist Form 2 from WHO which consists of an evaluation of potential disasters, structural safety modules, non-structural safety modules and emergency and disaster management modules. The results of the research on the evaluation of potential disasters indicate that the Famili Husada Hospital has a high potential for geological, hydrological, climatological and biological hazards (the COVID-19 pandemic). Based on the structural safety index, the Famili Husada Hospital has a good index (A), as well as its non-structural safety index. In the emergency and disaster management index, Famili Husada Hospital is in the average category (B). In general, after being weighted, the HSI index of the Famili Husada Hospital is in category A, which means the hospital is predicted to function during a disaster. The hospital is expected to strengthen the mechanism for supplying supplies, increasing oxygen reserve capacity, and strengthening human resources. Despite having a good HSI index, hospitals are still at risk of experiencing service barriers, especially during the COVID-19 surge due to external factors that affect the supply chain of key supplies such as oxygen, PPE and medicines. It is necessary to evaluate the surge capacity, identify sources of supply reserves and simulate disasters at the regional level by higher policy holders so that in the future the critical spike situation of the pandemic can be anticipated."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avina Fitri Aisyah
"Studi ini menjelaskan tentang penilaian risiko keselamatan kebakaran dalam hal pencegahan kebakaran fasilitas, komponen sistem fasilitas, dan manajemen darurat di Universitas Indonesia Rumah Sakit Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat keselamatan kebakaran risiko di Rumah Sakit Universitas Indonesia sesuai dengan nasional dan internasional standar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara, dan tinjauan dokumen dengan menggunakan instrumen daftar periksa dan Alat Penilaian Risiko ASHE. Analisis data dilakukan oleh melihat kesesuaian kondisi aktual dengan standar yang berlaku dan peraturan, kemudian menentukan tingkat risiko berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh ASHE Alat Penilaian Risiko. Dari hasil penelitian, ditemukan aspek-aspeknya yang hampir memenuhi persyaratan standar dan memiliki tingkat risiko yang dapat diterima sistem proteksi kebakaran dan komponen sistem fasilitas. Adapun cara melarikan diri rumah sakit masih ada yang tidak kompatibel dengan standar, sehingga masih ada tingkat tinggi risiko dan tindakan korektif perlu diambil. Manajemen darurat dan bencana di Indonesia rumah sakit juga sedang dikembangkan, sehingga mereka belum sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam Indeks Keamanan Rumah Sakit WHO, terutama karena tidak tersedianya prosedur dan pelatihan belum disediakan untuk semua tim tanggap darurat

This study describes the fire safety risk assessment in terms of facility fire prevention, facility system components, and emergency management at the University of Indonesia Indonesian Hospital. The purpose of this study is to determine the level of fire safety risks at the University of Indonesia Hospital in accordance with national and international standards. This research is a qualitative research with descriptive research method carried out through field observations, interviews, and document reviews using checklist instruments and ASHE Risk Assessment Tools. Data analysis is carried out by looking at the suitability of actual conditions with applicable standards and regulations, then determining the level of risk based on the categories set by the ASHE Risk Assessment Tool. From the results of the study, it was found aspects that almost meet the standard requirements and have an acceptable level of risk fire protection system and facility system components. As for how to escape the hospital there are still incompatible with the standard, so there is still a high level of risk and corrective action needs to be taken. Emergency and disaster management in Indonesia hospitals are also being developed, so they have not fully met the requirements in the WHO Hospital Safety Index, especially because the unavailability of procedures and training has not been provided for all emergency response teams."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Panji Asmoro
"Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang menjamin pasien aman dari insiden. Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan wajib menerapkan sasaran keselamatan pasien (SKP). Dibutuhkan instrumen yang bersifat proaktif mencegah insiden. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen faktor prediktor kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Metode: Tahap 1 merupakan pengembangan item instrumen dengan 3 fase: wawancara, expert judgement, dan uji keterbacaan. Tahap 2 yakni uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan pendekatan cross sectional menggunakan dua analisis data, yakni Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi linier berganda. Partisipan dalam fase wawancara menggunakan perawat pelaksana dan perawat manajer. Uji validitas dan reliabilitas instrumen melibatkan perawat pelaksana dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel dependen yakni kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Hasil: Sebanyak 16 faktor dan 63 item dihasilkan dari tahap 1 penelitian. Uji CFA menyebutkan bahwa seluruh faktor, termasuk variabel kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP dinyatakan valid dan reliabel dengan model yang dinyatakan dalam rentang good fit hingga perfect fit. Hasil analisis regresi linier pada uji t menyimpulkan bahwa hanya delapan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan, antara lain: sarana prasarana, kesadaran diri, niat, professional habit, komitmen, imbalan, kepemimpinan, serta tuntutan dan reputasi rumah sakit. Pada uji f menyimpulkan bahwa semua faktor tersebut menghasilkan 51,1% potensial memengaruhi kepatuhan perawat. Saran: Manajer keperawatan rumah sakit direkomendasikan untuk menggunakan instrumen ini untuk memperkuat sistem pencegahan insiden oleh perawat pelaksana.

Introduction: Patient safety is a system that ensures patients are safe from incidents. Nurses, as part of the health service system, are obliged to implement patient safety targets (SKP). We need instruments that are proactive in preventing incidents. This research aims to develop an instrument for predicting factors of nurse compliance when implementing SKP in hospitals. Method: Stage 1 is the development of instrument items with 3 phases: interview, expert judgment, and readability test. Stage 2 is testing the validity and reliability of the instrument with a cross-sectional approach using two data analyses, namely confirmatory factor analysis (CFA) and multiple linear regression. Participants in the interview phase were nurse practitioners and nurse managers. Testing the validity and reliability of the instrument involved implementing nurses with a sample size of 100 respondents. The dependent variable is nurses' compliance with implementing SKP in hospitals. Results: A total of 16 factors and 63 items were generated from phase 1 of the research. The CFA test states that all factors, including the nurse compliance variable in implementing SKP, are declared valid and reliable with the model stated in the range of good fit to perfect fit. The results of the linear regression analysis on the t test concluded that only eight factors had an influence on compliance, including: infrastructure, self-awareness, intention, professional habit, commitment, rewards, leadership, as well as hospital demands and reputation. The f test concluded that all these factors produced 51.1% of the potential to influence nurse compliance. Suggestion: Hospital nursing managers are recommended to use this instrument to strengthen the incident prevention system by implementing nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>