Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Geneva: UICC, 1980
362.296 GUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Muttaqin
"Efektifitas Label peringatan kemasan rokok menjadi isu global dalam mempengaruhi intensi berhenti perokok. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan label kemasan visual lebih efektif dari pada penggunaan label peringatan tekstual. Namun, ada beberapa tokoh yang berpendapat bahwa fear-appeal yang digunakan dapat menyebabkan reaksi berani pada remaja. Teori psikologi sosial, menyarankan bahwa sebaiknya pesan peringatan yang menggunakan fear-appeal sebaiknya dipadukan dengan pesan self efficacy.
Masih sedikitnya peneilitian yang membahas tentang perpaduan fear-appeal dan self efficacy dalam label peringatan menyebabkan efektifitas label tersebut masih belum jelas, maka tujuan pertama penelitian adalah untuk memeriksa efek dari perpaduan pesan tersebut. Selanjutnya, mayoritas perokok remaja Indonesia adalah remaja muslim. Melalui pendekatan karakteristik konsumen muslim. penelitian ini menawarkan label non halal pada kemsasan rokok. oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memeriksa penggunaan label non halal pada kemasan rokok di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan 2 studi. Studi 1 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label visual dan tekstual serta perbedaan efektifitas label yang dipadukan dengan pesan self-efficacy. Studi 2 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label non halal dengan label visual tekstual saja. Sebanyak 240 partisipan dikutsertakan dalam eksperimen , partisipan terdiri dari mahasiswa universitas Indonesia dalam rentang umur 18-23 tahun. Data yang diperoleh, kemudian diolah dengan metode statistic anova dan Uji T.
Hasil menemukan bahwa, label peringatan visual fear-appeal efektif menciptakan perasaan negative. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa label peringatan visual lebih efektif dibandingkan dengan label peringatan tekstual saja. Hasil juga menyarankan bahwa sebaiknya label peringatan baik visual dan tekstual dipadukan dengan pesan sel-efficacy.
Hasil juga menyarankan khusus untuk perokok remaja muslim, penggunaan label non halal sebagai label peringatan pada kemasan rokok efektif meningkatkan intensi berhenti merokok. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, dan mnyarankan penggunaan pesan self-efficacy pada label peringatan. Khusus untuk perokok muslim, penelitian ini menyarankan penggunaan label peringatan yang dipadukan dengan label non halal guna meningkatkan intensi berhenti perokok remaja muslim. Penelitian ini tidak membedakan kelompok perokok dan non perokok, selain itu juga gambar yang digunakan hanya satu jenis penyakit.

Effectiveness of warning labels cigarette packs become a global issue in influencing the intention to stop smoking. Some experts argue that the use of visual packaging labels more effective than the use of textual warning labels. However, there are some leaders who argue that fear-appeal that used to cause reactions in young brave. By using the theory of social psychology, Morvan (2011) and cissamaru (2007) suggested that the warning message should use fear-appeal should be combined with a message of self-efficacy.
The small number of fusion research that addresses fear-appeal and self-efficacy in the effectiveness of warning labels cause the label is not clear, then the purpose of the study is the first to examine the effect of the combination of the message. Furthermore, a number of teenage smokers majority of Muslims in Indonesia. Muslim consumer characteristics approach. This research offers a non-halal labels on cigarette packs. Then, the second goal is to want to examine the use of non-halal labels on cigarette packs in Indonesia.
This study uses an experimental method, by using the 2 studies. study 1to examine differences in the effectiveness of visual and textual labels and labeling differences, combined with the effectiveness of self-efficacy messages. Study 2 to examine differences in the effectiveness of non-halal label with visual textual labels alone. Total of 240 participants in the experiment, the participants consisted of Indonesian university students in the age range 18-23 years. Data processed with ANOVA and T -Test statistical methods. Results found that, the visual warning labels fear-appeal effectively create negative feelings.
The results are consistent with previous studies that the visual warning labels more effective than the textual warning labels alone. Results also suggest that a warning label should be both visual and textual messages combined with self-efficacy. Results also suggest special for Muslim youth smokers, the use of non-halal label as warning labels on cigarette packs effective increase intentions to quit smoking.
The results support previous studies, and suggest the use of self-efficacy message on the warning label. Especially for Muslim smokers, this study suggests the use of a warning label, combined with non-halal labels to improve intentions of Muslim youth smokers quit smoking. This study is limited to Indonesian university students, so we need a study involving a sample of the entire population of Indonesia. The study also did not distinguish groups of smokers and non-smokers, but it is also an image that is used only one type of disease, so that the research needs to be done to distinguish these factors.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodiah
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok tertinggi di Asia Tenggara. Perokok perempuan di Indonesia mengalami peningkatan. Merokok pada perempuan memiliki banyak dampak pada kesehatan seperti risiko terkena penyakit kronis, penyebab kematian hingga menambah beban masalah kesehatan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perokok perempuan di Indonesia tahun 2012 dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan denganya yang bersifat kuantitatif dengan desain studi potong lintang menggunakan analisis chi-square dan regresi logistik sederhana. Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia subur usia 19-49 tahun di Indonesia tahun 2012 yang berjumlah 45.607 responden dengan jumlah sampel 44.501 responden yang datanya lengkap dan menggunakan data sekunder yaitu data SDKI tahun 2012.Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara umur, status pendidikan, wilayah tempat tinggal, status pekerjaan, status perkawinan, dan paparan media massa dengan perilaku merokok responden. Responden umur 45-49 tahun memiliki POR 95 CI = 3,272 2,693-3,975 , tidak sekolah dengan POR 95 CI = 9,321 7,123-12,198 dan kuintil kekayaan terbawah POR 95 CI = 2,542 2,091-3,091 terhadap perilaku merokok.

ABSTRAK
Indonesia is the country with the highest number of smokers in Southeast Asia. Female smokers in Indonesia have increased. Smoking in women has many health effects such as the risk of chronic illness, the cause of death so that it can increase the burden of health problems of Indonesian society in the future. This study aims to examine the description of female smokers in Indonesia in 2012 and what factors relate to them that are quantitative with cross sectional study design using chi square analysis and logistic regression. The population in this study were women aged 19 49 years old in Indonesia in 2012 which amounted to 45,607 respondents with a total sample of 44,501 respondents whose data is complete and using secondary data SDKI 2012. The results of the study found that there was a statistically significant relationship between age, education status, residence area, employment status, marital status, and exposure to mass media with respondents 39 smoking behavior. Respondents age 45 49 years have POR 95 CI 3,272 2,693 3,975 , not school with POR 95 CI 9,321 7,123 12,198 and lowest wealth quintile POR 95 CI 2,542 2,091 3,091 to smoking behavior."
Lengkap +
2017
S69275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"ABSTRAK
Meningkatnya prevalensi perokok di Indonesia menimbulkan kekhawatiran,
terlebih diikuti dengan meningkatnya prevalensi perokok perempuan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa risiko merokok pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, baik kanker, jantung terutama pada kesehatan reproduksi.
Perokok perempuan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan laki-laki.
Mereka sering merasa ambivalen, tidak siap untuk berubah dan memiliki
kepercayaan diri yang rendah terhadap keberhasilan mengatasi ketergantungan
rokoknya. Hal ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya berhenti
merokok. Faktor kesiapan berubah merupakan langkah awal yang sangat penting
bagi terjadinya perubahan perilaku merokok. Oleh karena ini terapi mengenai
peningkatan kesiapan berubah menjadi isu yang sangat penting. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat efektifitas Motivational Enhancement Therapy, yang
diadaptasi dari Project MATCH yang disusun oleh Miller, Zweben, DiClemente
dan Rychtarik dalam meningkatkan kesiapan berubah pada perempuan dewasa
muda dengan ketergantungan rokok. Intervensi ini bertujuan untuk menggali
ambivalensi dan meningkatkan motivasi internal untuk meningkatkan kesiapan
berubah pada perilaku merokoknya. Intervensi ini dilakukan sebanyak lima sesi
dengan melibatkan empat partisipan. Setelah dilakukan intervensi, seluruh
partisipan mengalami perubahan tingkat kesiapan berubah serta dua partisipan
diikuti dengan perubahan perilaku merokok. Dari hal ini, dapat disimpulkan
bahwa Motivational Enhancement Therapy efektif dalam meningkatkan kesiapan
berubah pada perempuan usia dewasa muda dengan ketergantungan rokok.
ABSTRACT
The increasing prevalence of smokers in Indonesia creates concern, in particular
the increased prevalence of female smokers that entails. Research has shown that
the risks causes by cigarettes in relation to cancer, heart disease, and reproduction
are higher in female smokers compare to male. Female smokers have distinct
characteristics in comparison to male. They often become ambivalent, not ready to
change and have relatively low level of confidence in their effort to overcome
their dependency. These factors lead to difficulty to quit smoking. Readiness to
change factor is essential as the first step in influencing and improving smoking
behavior. Therefore, therapy on how to enhance the level of readiness to change
becomes an important issue. This research aims to observe Motivational
Enhancement Therapy effectiveness, adapted from MATCH Project compiled by
Miller, Zweben, DiClemente, and Rychtarik, in enhancing the extent of readiness
to change in women with smoking dependence. The purpose of this intervention is
to solve ambivalently and to increase internal motivation among female smokers
in enhancing the readiness to change on their smoking behavior. Five sessions
involving four participants were conducted for the intervention. All participants
experience an enhancement in their readiness to change after the intervention,
while an improvement on their smoking behavior are also found on two of the
participants. From this, it can be concluded that Motivational Enhancement
Therapy is effective in enhancing the readiness to change in women with smoking
dependence."
Lengkap +
2013
T35617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmady Agus
"Latar belakang. Bahaya merokok sudah diketahui secara luas, namun seorang perokok yang ingin berhenti merokok mengalami kesulitan karena terdapat pengaruh yang kuat aspek bio-fisio-psiko-sosio-demografi. Untuk itu, perpaduan metode berhenti merokok melalui pendekatan farmakologi dan non-farmakologi perlu dilakukan. Terapi kombinasi melalui farmakologi (vareniklin tartrat/VT) dan non-farmakologi (hipnosis kedokteran) diharapkan efektif membantu individu dengan ketergantungan nikotin untuk berhenti merokok.
Metode. Desain penelitian ini adalah uji klinis eksperimental acak tersamar tunggal yang dilakukan pada 100 perokok sedang-berat yang dialokasi menjadi dua kelompok melalui randomisasi. Setelah randomisasi, 50 responden akan mengikuti intervensi VT+hipnosis kedokteran dan 50 responden akan mengikuti intervensi VT+edukasi yang dilakukan paralel, mengikuti modul hipnosis kedokteran dan edukasi selama 12 minggu, dilanjutkan pengamatan 12 minggu pasca terapi. Keberhasilan responden dinyatakan berdasarkan nilai EECOL dengan batas pisah ≤ 10 ppm pada salah satu minggu selama penelitian. Responden dikatakan relaps jika nilai EECOL kembali ditemukan >10 ppm setelah dinyatakan berhasil. Analisis faktor bio-fisio-psiko-sosio-demografi dilakukan untuk melihat peran faktor tersebut terhadap keberhasilan terapi kombinasi VT+hipnosis kedokteran.
Hasil. Keberhasilan berhenti merokok jangka pendek kelompok VT+hipnosis kedokteran dan VT+edukasi adalah sebesar 78% dan 66% dengan NNT sebesar 8 (IK95%=3-18). Keberhasilan jangka panjang kedua kelompok sebesar 86% dan 68% (p=0,032). Angka relaps pada kelompok VT+hipnosis kedokteran ditemukan lebih rendah dibandingkan kelompok VT+edukasi (44,2% vs. 58,3%) dengan NNT sebesar 7 (IK95%=3-19). Tidak ditemukan adanya pengaruh aspek bio-fisio-psiko-sosio-demografi di dalam penelitian (p>0,05).
Simpulan. Terapi kombinasi VT+hipnosis kedokteran memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik dan angka relaps yang lebih rendah dibandingkan dengan VT+edukasi walaupun tidak ditemukan adanya pengaruh aspek bio-fisio-psiko-sosio-demografi di dalam penelitian.

Background. Smoking has been widely known for it’s dangers towards health. Despite of the danger, smokers find hard to stop smoking and therapy is needed to help them stop smoking. Combination therapy which covers pharmacology and non-pharmacology aspect is needed to help smokers to stop smoking. Varenicline tartrate (VT) and medical hypnosis as a combined therapy is used to cover the pharmacology and non-pharmacology aspect of individual with nicotine dependence to stop smoking.
Methods. The research was conducted as a random single-blind experimental study on 100 moderate to severe smokers, divided randomly into two groups of 50 respondents each. Each group correspondingly enrolled VT+medical hypnosis therapy and VT+education therapy based on medical hypnosis and education module for 12 weeks with follow up for another 12 weeks. The program was defined successful by EECOL value ≤ 10 ppm in any week during the research and relapse was defined by EECOL value greater than 10 ppm after a success was declared. Analysis on bio-physio-psycho-socio-demography aspect was done to assess influence of these factors on the success rate of VT+medical hypnosis group.
Results. The short term success rate of VT+medical hypnosis and VT+education combination therapy was 78% and 66% respectively with NNT of 8 (CI95%=3-18). Long term success rate of both group was 86% and 68% respectively (p=0,032). Relapse rate is lower in the VT+medical hypnosis group than VT+education group (42,2% vs. 58,3%) with NNT of 7 (CI95%=3-19). There is no evident on relation of bio-physio-psycho-socio-demography and the success rate in the experiment (p>0,05).
Conclusion. Intervention with VT+medical hypnosis for smoking cessation has higher success rate and lower relapse rate than control. There was no evident on relation of bio-physio-psycho-socio-demography and the success rate in the experiment.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abi Muhlisin
"Merokok sigaret merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas yang dapat mudah dicegah namun masih banyak dikonsumsi oleh orang dewasa maupun remaja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku merokok pada agregat remaja di Keluraban Gumpang Sukoharjo Jawa Tengah.
Sampel penelitian dipilih menggunakan metode sampling acak sederhana sebanyak 70 responden. Untuk menguji pengaruh kepribadian dan motivasi mengkonsumsi tembakau pada remaja, peneliti menggunakan uji regresi linear berganda. Analisis korelasi pada ⍺=0.05 menunjukkan bahwa kepribadian: pencari sensasi berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,400; p=0,001 ); kepribadian: introvert tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,059; p=0,629); kepribadian: introvert tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,135; p=0,265); kepribadian: percaya diri tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=-0,092; p=0,450); lingkungan: anggota keluarga lainnya tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,400; p=0,795); lingkungan: konformitas kelompok tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r=0,116; p=0,337); dan lingkungan: iklan rokok berhubungan secara bermakna dengan perilaku merokok (r-0,266; p=0,026). Uji regresi linear berganda peda ⍺=0.05 menunjukkan bahwa model regresi adalah Perilaku Merokok Remaja = 9,956 + 1,008*kepribadian: pencari sensasi+0,603* lingkungan: iklan produk rokok (r=0,374; r=14,0%; p=0,006).
Penelitian berkesimpulan bahwa kombinasi kepribadian: pencari sensasi dan motivasi: iklan produk rokok berpengaruh pada variasi perilaku merokok pada remaja secara bermakna Selanjutnya, program upaya pencegahan dan penghentian kebiasaan merokok harus diberikan sedini mungkin. Upaya perucegahan merokok pada remaja harus dikaitkan dengan upaya pecegahan merokok di dalam keluarga dan masyarakat yang lebih luas.

Cigarette smoking is tbe largest preventable risk factor for morbidity and mortality but in general it was consumed by adolescents and adults in Indonesia. This study was a cross-sectional design that aims to examine determinants that contribute on the smoking behavior among adolescents aggregate at Keluraban Gumpang Sukoharjo Jawa Tengah.
Samples from this study were chosen using a simple random sampling method was 70 subjects. To examine the influences of personality and tobacco consume motivation on the adolescents, tbe multiple linear regressions was usad. The correlation analysis at ⍺= 0.05 showed that personality: sensation seeking had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,400; p=0,001); personality: introvert didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0.059; p=0,629); personality: rebelliousness didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,135; p=0,265); personality: self esteem didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,092; r=0,450); environment: family members didn't bed the significant relationship with the smoking behavior (r=0,032; p=0,795); environment: group conformity didn't had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,116; p=0,337); and environment: tobacco advertising had the significant relationship with the smoking behavior (r=0,266; p=0,026). The multiple linear regressions at a=0.05 showed that regression model was smoking behavior among adolescents ~ 9.956 + 1.008*personality: sensation seeking + 0.603* environment: tobacco advertising (r=0,374; r2=14.0%; p=0,.006).
Tills study concluded that personality: sensation seeking and motivation: tobacco advertising combination had the significant influence to smoking behavior variations among adolescents. Furthermore, smoking prevention and cessation programs should be conducted regularly for those in early stage of age from as young an age as possible. Prevention efforts with adolescences should be linked with prevention effort in the family and greater society.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arozamati Wa`Ozaro Lase
"Remaja berperilaku merokok merupakan kelompok risiko baik dari segi ekonomi dan kesehatan. Remaja berisiko merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap remaja berisiko merokok. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan sampel penelitian berjumlah 149 orang remaja yang memiliki orang tua merokok.
Hasil penelitian menemukan faktor yang berkontribusi terhadap remaja berisiko merokok adalah pengetahuan, gengsi, pengaruh teman, pengaruh iklan, sumber dana untuk merokok dan perhatian orangtua. Diskusi untuk mengurangi risiko merokok pada remaja perlu dilakukan pemberian informasi yang terus-menerus, kerjasama dengan orangtua dalam mengasuh anak remaja.
Penelitian ini merekomendasikan kepada pelayanan kesehatan untuk mengembangkan edukasi sesama teman dalam peer group untuk mengurangi perilaku merokok pada remaja.

Adolescent smoking behavior is a risk group in economics terms and health. Adolescents at risk of smoking is influenced by multiple factors. This study aims to determine the factors that contribute to adolescent smoking risk. This study used cross sectional method with the study sample numbered 149 teenagers have parents smoked.
Results found the factors that contribute to adolescent smoking is a risk of knowledge, prestige, influence of friends, the influence of advertising, the source funding for smoking and parental attention. Discussions to reduce the risk of smoking in adolescents need to be giving information constantly, cooperation with parents in parenting adolescents.
This research recommends that health services to develop education fellow friends in the peer group to reduce smoking behavior in adolescents.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan
"Studi dan intervensi ini bertujuan untuk mencegah perilaku mencoba merokok pada remaja melalui dukungan sosial dari pendidik sebaya. Terdapat dua macam intervensi yang dilakukan, yaitu pemberian informasi mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan kepada siswa yang dilakukan oleh pendidik sebaya, dan intervensi social marketing berupa pembagian stiker dan gantungan kunci "be smart don`t start". Hasil intervensi oleh pendidik sebaya menemukan bahwa pengetahuan siswa meningkat 1,355 poin, uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi (p-value < 0,05). Nilai sikap siswa meningkat 0,564 poin, hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara sikap sebelum dan sesudah intervensi (p-value > 0,05). Intensi siswa untuk tidak mencoba merokok meningkat 0,256 poin, hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara intensi sebelum dan sesudah intervensi (p-value > 0,05). Sementara pembagian stiker dan gantungan kunci berdampak positif, tidak hanya mengingatkan siswa akan bahaya merokok bagi kesehatan, namun juga digunakan oleh siswa untuk mengingatkan temannya untuk tidak mencoba merokok.

This studies and interventions aimed to prevent trying smoking behavioral among at risk students through social support from peer educators. There are two kinds of intervention, namely providing information for students on health risks of smoking conducted by peer educators and social marketing intervention by distribution of stickers and key chains "be smart don`t start". The intervention result by peer educators conclude that students' knowledge increased 1.355 points, the test of statistics confirmed significant difference between student knowledge before and after intervention (p-value < 0.05). Students attitudes value increased 0.564 points, however results on statistics explained no significant differences between student attitudes before and after intervention (p-value > 0.05). Students intention for not to try smoking rose 0.256 points, although results on statistics showed no significant difference between student intention before and after intervention (p-value > 0.05). Social marketing interventions trough stickers and key chains distribution have a positive impact, not only to remind students on health risks of smoking, but also used to remind them not to try smoking."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>