Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: DEPNAKER-UNDP-ILO, 1987
363 BAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mariatus Sa`dia
"Di negara maju perangkat peraturan keselamatan cakupannya menyeluruh dan penegakan hukumnya kuat, sedang di negara berkembang selain perangkat peraturan belum menyeluruh, penegakan hukumnya masih lemah. Namun perusahaan konstruksi besar seharusnya memiliki kesadaran keselamatan yang cukup tinggi mengingat kecelakaan mengakibatkan kerugian baik kemanusiaan maupun ekonomi yang akan mempengaruhi tingkat pencapaian perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kesadaran perusahaan konstruksi berkualifikasi besar di Indonesia dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) melalui terpenuhinya aspek-aspek penting dalam manajemen keselamatan kerja. Tiga aspek penting dalam mencapai kinerja yang baik dalam manajemen keselamatan yaitu proses keselamatan kerja, program keselamatan kerja dan sumber daya. Proses manajemen keselamatan kerja berlangsung dalam lingkup organisasi, mengintegrasikan keselamatan kerja dalam setiap aktivitas bisnis. Program keselamatan kerja menyediakan lingkungan kerja yang aman dan cakupannya lengkap serta harus ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengambilan data melalui wawancara terstruktur. Sedangkan analisa disajikan dalam bentuk kualitatif berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur. Setelah dilakukan analisa, dapat disimpulkan bahwa kesadaran keselamatan perusahaan konstruksi berkualifikasi besar yang menjadi responden cukup baik berdasarkan proses manajemen yang cukup handal, program keselamatan yang sangat lengkap serta sumber daya yang cukup memadai meski peraturan keselamatan kerja tidak mengatur sektor konstruksi secara detil dan penegakannya masih lemah. Kat akunci : Perusahaan konstruksi berkualifikasi besar, Proses manajemen keselamatan kerja, Program keselamatan kerja, Sumber daya, Peraturan keselamatan kerja, Penegakan humum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dance Dita Pranajaya
"Perkembangan dunia bisnis saat ini diwarnai dengan persaingan yang luar biasa ketat, dan adanya berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, baik di dalam dan di luar negeri, yang diantaranya disebabkan oleh; makin meningkatnya tuntutan terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ketatnya peraturan dan perundang-undangan mengenai K3 dan kesadaran karyawan atas hak-hak peke a.
berusaha menciptakan sebuah budaya keselamatan pada lingkungan
organisasinya yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan angka kecelakaan kea
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif,
menggambarkan budaya keselamatan ke a yang ada pada suatu klinik emergensi dilihat dari faktor individu, perilaku dan organisasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder yang diperoleh dari "L" Emergency Clinic, Muara Enim, Palembang. Sebagai informan penelitian ini adalah empat orang karyawan klinik tersebut. Dari data primer hasil wawancara dan observasi dibuat matriks hasil wawancara dan observasi dan juga dari data sekunder yang kemudian dianalisis.
Hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut; pada faktor individu didapatkan bahwa pengetahuan, persepsi dan sikap karyawan terhadap K3, cenderung bervariasi. Tenaga paramedis memiliki pengetahuan yang cukup baik, tetapi non paramedis masih terbatas. Sedangkan pada faktor perilaku, masih terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan prosedur operasi. Pada
faktor organisasi, komitmen perusahaan hanya terlihat pada level pimpinan, karena program sosialisasi tidak menyentuh level pelaksana. Organisasi juga tidak mendesain stuktur organisasi yang mengakomodir kegiatan K3 serta tidak adanya kebijakan yang mendukung peningkatkan pengetahuan peka
K3. Organisasi tidak memfasilitasi karyawan dengan prosedur operasi pada tiap level peke aan dan SOP yang adapun terbatas hanya pada pelayanan kesehatan.
Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut; organisasi perlu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja melalui pelatihan-pelatihan. Organisasi juga perlu membuat analisis risiko
kesehatan atau analisa keselamatan kerja. Membuat struktur organisasi K3 1 . sampai level terbawah dengan pembagian pekerjaan yang jelas serta meningkatkan peran perwakilan manajemen yang ditempatkan sebagai
pengawas pelaksanaan program K3. Selain itu perlu diupayakan agar seluruh karyawan dapat terlibat secara aktif dengan memberikan karyawan tanggung jawab lebih terhadap masalah-masalah K3
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T11514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Yuniyati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Raresputi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26598
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhammad Rizawahyu
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Tresnasari
"ABSTRAK
Perilaku keselamatan kerja pada pekerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
khususnya pengolahan kayu di Indonesia masih kurang baik, ditandai dengan masih tingginya
angka disabilitas akibat kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah diketahui dan
diperolehnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan kerja pada pekerja
UMKM pengolahan kayu.
Studi kualitatif menggunakan wawancara mendalam dan kelompok diskusi terfokus dengan
pedoman wawancara semi-struktur pendekatan teori Green di 2 perusahaan informal
pengolahan kayu. Wawancara mendalam dilakukan pada 2 orang bagian manajemen, 2 orang
mandor, 4 orang pekerja. Kelompok diskusi terfokus dilakukan pada 2 kelompok dengan 5
orang pekerja di setiap kelompok.
Pekerja pengolahan kayu memiliki persepsi yang cukup baik mengenai perilaku keselamatan
kerja hal ini dikarenakan memiliki pengalaman bekerja cukup lama meskipun berlatar
belakang pendidikan rendah. Sikap dan perilaku yang belum mencerminkan perilaku
keselamatan kerja dipengaruhi motivasi, minat, role model, kesiapan, kebijakan dan
pengawasan yang masih kurang. Mandor masih kurang ketat bertindak sebagai role model
dan melakukan pengawasan terhadap pekerja di lapangan. Manajemen perusahaan sudah
melakukan penyediaan sarana dan prasarana sesuai standar tetapi tidak diikuti oleh adanya
kebijakan, peraturan, pelatihan serta reward dan punishment.
Persepsi baik berperilaku keselamatan kerja pada pekerja pengolahan kayu dalam mencegah
kecelakaan kerja dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman dan sarana prasarana standar
yang cukup baik. Tetapi kurangnya motivasi, minat, contoh teladan, kesiapan dan
pengawasan mempengaruhi sikap dan perilaku keselamatan kerja yang kurang baik.
Manajemen dan mandor yang kurang menerapkan kebijakan, peraturan, pelatihan, reward
dan punishment juga mempengaruhi perilaku keselamatan kerja bagi para pekerja pengolahan
kayu.ABSTRACT
Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system.;Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system.;Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bogo Suntoro Murti
"Perusahaan obat P.T. XX membuat sediaan padat berupa sediaan tablet dan kapsul. Tahapan proses produksi meliputi penimbangan, pengayakan, pencampuran granulasi, pencetakan, pelapisan, pengisian kapsul, dan pengemasan. P.T. XX belum pernah menggunakan metoda risk assessment untuk menilai bahaya yang ada di perusahaan.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko, serta memberikan peringkat dari bahaya yang teridentifkehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia.ikasi dengan maksud untuk menganalisa risiko agar didapatkan skala prioritas Serta altematif pengendaliannya.
Analisa risiko menggunakan metoda semikuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, pengukuran kondisi lingkungan kerja, wawancara dengan karyawan, serta menganalisa data milik perusahaan. Setelah ditentukan prioritas risiko, ditunjukkan ada lima sumber bahaya utama yang meiiputi kebisingan, manual handling, debu, bahan kimia dan mekanik dengan 26 risiko spesifik yang direkomendasikan untuk dilakukan langkah pencegahan dan koreksi.
Dari peringkat bahaya dan tingkat risiko yang ditemukan diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pengendaiian dan monitoring bahaya, serta melaksanakan program-program kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam program pencegahan cidera punggung, program penoegahan kehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia.

Pharmaceutical company P.T. XX produce solid product as tablet and capsule. Production process stages consist of weighing, sieving, mixing, granulation, tableting, coating, capsule filling, and packing. P.T. XX has never used a risk assessment method to assess hazard in their company.
The research aims were to identify hazards and risk, also to give a rank of these hazards identified in order to analysis risk to find priority level and control alternative.
Semi quantitative method was used to conduct risk analysis. Data were collected by field observation, interview to employee, measurement of environment condition, and analysis data own by the company. After priority of risk was revealed, recommendation of preventive and corrective action was showed that 5 major hazards sources consisting of noise, manual handling, dust, chemical material and mechanic with 26 specific risks.
From the hazard ranked by level of risk which are found, it's hoped that the company could increase hazard controlling and monitoring, and conduct safety and health programs. specially in back injury prevention, hearing loss prevention and chemical exposure protection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>