Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mara, D. Duncan (David Duncan), 1944-
Bandung: ITB Press, 1994
363.728 MAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Permana Putra
"Munculnya paradigma sustainable development merupakan hasil kesepakatan negara-negara pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992. Paradigma tersebut merupakan cara pandang pembangunan yang tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan dan keberlangsungan kehidupan di masa akan datang. Penelitian ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi sebagai salah satu upaya untuk mengolah air limbah domestik dan berfungsi mencegah kerusakan air tanah, pencemaran air permukaan, meningkatkan kesehatan masyarakat dan konservasi sumber daya air. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi; 2) bagaimana karakteristik masyarakat mempengaruhi keinginan membayar (willingness to pay) terhadap tarif perbulan untuk memanfaatkan aset IPAL Waduk Setiabudi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif terhadap pelanggan dan non pelanggan masyarakat yang berada di wilayah pelayanan pengolahan air limbah yang dikelola oleh PD. PAL Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan analisis crosstabs, regresi logistik terhadap tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset, dan regresi linier berganda terhadap keinginan membayar (willingness to pay) terhadap tarif perbulan untuk memanfaatkan aset tersebut dengan bantuan software SPSS 13.0. Hasil analisis dapat disimpulkan dengan menggunakan regresi logistik terhadap tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi yaitu faktor lokasi sumber pencemar, faktor manajemen aset dan faktor peran serta masyarakat. Dari ketiga faktor tersebut ternyata hanya faktor lokasi sumber pencemar dan manajemen aset yang memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan pemanfaatan aset IPAL Waduk Setiabudi dengan peluang sebesar 23,1%. Hasil analisis dengan regresi linier berganda terhadap kesediaan membayar masyarakat (willingness to pay/WTP) terhadap aset IPAL Waduk Setiabudi dengan menggunakan 6 (enam) aspek yang memberikan pengaruh terhadap WTP. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persepsi, penghasilan, dan jenis responden memberikan pengaruh positif terhadap WTP, sedangkan responden ibu rumah tangga dan umur memberikan kotribusi negatif terhadap WTP."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Luvita
"Senyawa fenolik merupakan salah satu kandungan berbahaya dalam air limbah industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah senyawa fenolik yang efektif. Pada penelitian ini dilakukan proses degradasi limbah yang mengandung senyawa fenolik cair artifisial dengan konsentrasi tertentu menggunakan teknologi ozon plasma gelembung nano yang dihasilkan dari reaktor plasma Dielectric Barrier Discharce (DBD). Gelembung nano merupakan fenomena pembentukan gelembung gas kecil dengan ukuran diameter < 200 nm dan memiliki kestabilan tinggi dalam larutan. Kinerja proses-proses oksidasi basah maupun oksidasi lanjut yang berbasiskan ozon maupun perokson dinilai masih banyak kelemahannya, salah satunya adalah karakteristik oksidasinya yang meliputi jalur rekasi yang terjadi terhadap senyawa-senyawa organik persisten dan juga senyawa-senyawa berbasis nitrogen-amonia. Usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja reaktor plasma yang digunakan perlu dilakukan dalam penelitian ini, terutama dalam hal intensivitas maupun reaktivitas spesi-spesi yang bereaksi maupun ukuran gelembungnya yang lebih halus/kecil (hambatan perpindahan massa dan difusivitas) dalam pelarut polar. Reaktor OPN (ozon plasma gelembung nano) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan integrasi medan plasma dalam reaktor tubular (PFR, plug flow reactor) yang dikombinasikan dengan nosel penghasil gelembung nano untuk meningkatkan kemampuan plasma dalam intesifikasi proses oksidasi. Hasil-hasil penelitian yang terpenting dalam penelitian ini adalah berupa kelarutan oksigen, kelarutan ozon, produksi H2O2 serta sinergitas dari spesi-spesi tersebut yang sangat dipengaruhi oleh besaran tegangan listrik yang digunakan, laju alir gas umpan maupun kemurnian oksigen yang digunakan dalam sistem injeksinya. Dari penelitian yang telah dilakukan, data tertinggi degradasi 4-klorofenol menggunakan input oksigen dengan konsentrasi awal 10 mg/L, 50 mg/L, 150 mg/L, 250 mg/L dan 500 mg/L masing-masing adalah 99,97%; 99,90%; 100%; 99,99% dan 99,69% dengan menggunakan tegangan 17 kV. Untuk ozon terlarut tertinggi adalah 3,39 g/jam, kelarutan oksigen 30,5 mg/L, dengan konsentrasi hidrogen peroksida terbentuk adalah 9 mmol. Hal ini menunjukkan bahwa reaktor OPN dapat berfungsi dengan optimal.

The phenolic compound is one of the hazardous substances in industrial liquid waste with high toxicity and is difficult to be degraded in the environment; therefore, effective phenol waste treatment is needed. In this research, the process of wastes degradation containing liquid phenolic compounds will be carried out using nanobubble technology generated from the Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma reactor. Nanobubble ozone, formed in the DBD plasma reactor, has smaller bubbles than the existing system, and the bubbles have a longer lifetime stays in liquid. The performance of wet oxidation processes and advanced oxidation processes based on ozone and peroxone is considered to have many weaknesses, especially their oxidation characteristics against persistent organik compounds and nitrogen-ammonia and amine-phenolic-based compounds. It is also necessary to increase and improve the performance of the plasma reactor used, especially in terms of the intensity and reactivity of the reacting species and their finer bubble size to have a smaller impact on mass transfer or diffusivity in polar solvents. For this purpose, in this research, hydrodynamic characterization and several tests of the most important Physico-chemical parameters of a prototype nanobubble plasma ozone reactor are carried out so that its performance can be comprehensively known in a reaction system that takes place in an aqueous solvent. The reactor used in this study, also known as the OPN (Ozone Plasma Nanobubble) reactor, is a reaction vehicle that integrates the synergistic effect of a cold plasma field in a tubular reactor (PFR, plug flow reactor) with a nanobubble-producing nozzle to increase the plasma's ability to absorb water. Intensification of the accompanying oxidation or decomposition processes. The most important research results reported in this study are in the form of oxygen solubility, ozone solubility, H2O2 production, and the synergy of these species being strongly influenced by the amount of electric voltage used, the flow rate of the feed gas, and the purity of the oxygen used in the injection system. From this research, the highest data on the degradation of 4-chlorophenol using oxygen input by using a voltage 17 kV with initial concentrations of 10 mg/L, 50 mg/L, 150 mg/L, 250 mg/L and 500 mg/L were 99,97%, 99,90%, 100%, 99,99% dan 99,69% respectively. The highest dissolved oxygen is 3,39 g/h, dissolved oxygen 30,5 mg/L, with the concentration of hydrogen peroxide form is 9 mmol. It shows that the OPN reactor can work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huriya
"Teknologi membran saat ini sudah banyak diaplikasikan untuk mengolah limbah berbagai industri, salah satunya dapat industri tahu. Namun di Indonesia, pengolahan limbah industri tahu masih menggunakan metode konvensional dan belum memenuhi baku mutu pemerintah, sehingga dibutuhkan metode pengolahan yag lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan preparasi serta menguji kinerja membran polisulfon dengan proses filtrasi untuk pengolahan limbah cair industri tahu. Penelitian ini diawali oleh preparasi membran polisulfon (PSf) dengan pelarut n-metil-2-pirolidon (NMP) dan aditif polivinilpirolidon (PVP) dengan metode inversi fasa dan teknik imersi presipitasi, dengan variasi massa PVP sebanyak 0,15 gram; 0,25 gram; dan 0,35 gram. Membran yang telah dipreparasi kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, serta sudut kontak. Limbah cair tahu sebagai umpan filtrasi telah melalui proses pre-treatment dengan metode koagulasi-flokulasi. Kemudian limbah umpan tersebut difiltrasi menggunakan membran PSf/NMP/PVP dengan variasi umpan 4, 5, 6, dan 7 bar. Penambahan konsentrasi PVP meningkatkan porositas dan hidrofilisitas, namun penambahan PVP yang berlebihan akan meningkatkan viskositas membran sehingga membuat membran menjadi lebih padat. Hal ini yang menyebabkan fluks air dan fluks permeat mengalami kenaikan pada membran PSf/NMP/PVP0,15 dan PSf/NMP/PVP0,25 namun namun menurun pada PSf/NMP/PVP0,35. Rejeksi COD dan TDS yang dihasilkan pada penelitian berkisar antara 8,3% hingga 60,53% dan 4,77% hingga 28,57%; sedangkan rejeksi TSS dan kekeruhan yang dihasilkan berkisar antara 16,67% hingga 75% dan 8,3% hingga 75%; dan pH berkisar antara 7,28 hingga 7,58.
.....Membrane technology nowadays is applied for wastewater treatment in multiple industries, one of them is the tofu industry. However in Indonesia, tofu industrial wastewater treatment still uses the conventional method that has yet to meet the government’s quality standards, so a more effective treatment method is needed. This research aimed to prepare and examine the performance of polysulfone (PSf) membrane using n-methyl-2-pyrrolidone (NMP) solvent and polyvinylpyrrolidone (PVP) additive according to phase inversion method by immersion precipitation technique, with PVP mass variation of 0,15; 0,25; and 0,35 grams. Membrane that has been prepared is then characterized by undergoing several tests of SEM, FT-IR, and contact angle. First, tofu wastewater as feed has been through the pre-treatment process using coagulation-flocculation method. The feed is then filtrated using prepared PSf/NMP/PVP membranes with pressure variation of 4, 5, 6, and 7 bars. The addition of PVP concentrations increases porosity and hydrophilicity, but the excessive addition of PVP will increase membrane viscosity thereby making the membrane denser. This is what causes the water flux and permeate flux to increase in PSf/NMP/PVP0,15 and PSf/NMP/PVP0,25 membranes but decrease in PSf/NMP/PVP0,35 membrane. The COD and TDS rejection percentages resulted in this research ranged from 8,3% up to 60,53% and 4,77% up to 28,57%; the TSS dan turbidity rejection percentages ranged from 16,67% up to 75% and 8,3% up to 75%, meanwhile the pH varies from 7,28 to 7,58."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Dwi Anggoro
Yogyakarta: Teknosan, 2018
363.728 DID r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Maksum
"Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan limbah biomassa dalam proses reduction roasting bijih besi nikel laterite Indonesia. Adapun motif di balik penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari bijih besi kadar rendah dan mendapatkan bio-reduktor baru yang akan menjadi alternatif pengganti batu bara di masa depan. Dalam penelitian ini diteliti tiga limbah biomassa sebagai agen pereduksi bijih besi nikel laterite dari Sorowako, yaitu: ampas tebu dari kabupaten Cirebon, cangkang sawit dari Palangkaraya - Kalimantan Tengah, dan sekam padi dari Kerawang - Jawa Barat. Adapun metode yang digunakan adalah reduction roasting dengan variasi parameter temperatur, rasio massa, dan waktu reduksi. Selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan pola difraksi hasil X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), dan Induced Couple Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS).
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ampas tebu, cangkang sawit, dan sekam padi terbukti mampu digunakan sebagai agen pereduksi alternatif pengganti batu bara. Pada penelitian ini, ampas tebu hanya mampu menghasilkan fasa wustite dalam reduction roasting bijih besi nikel laterite, di mana hasil reduksi tertinggi diperoleh pada sampel dengan rasio massa 1:4 yang direduksi pada temperatur 1000°C selama 30 menit. Sementara itu, cangkang sawit mampu mereduksi bijih besi nikel laterite menjadi Fe metal, dimana parameter optimalnya adalah: rasio massa = 1:3, durasi waktu reduksi = 30 menit, dan temperatur reduksi 1000°C. Di samping itu, meskipun sekam padi hanya mampu mereduksi bijih besi sampai fasa magnetite (dimana hasil optimal diperoleh pada penambahan padi sebesar 20%), tetapi dari sekam padi berhasil diperoleh bio-silika amorf dengan tingkat kemurnian 99,99% dan specific surface area (luas permukaan spesifik) 192 m2/g.

In general, this study aims to explore the utilization of local biomass as renewable reducing agents in the reduction roasting of Indonesian nickel laterite iron ore. The motive behind this research is to increase the added value of low grade iron ore and to obtain reducing agents to substitute coal in the reduction process. In this study, the three of biomass which have potential to be used as reducing agents for coal substitutes in reducing nickel laterite iron ore from Sorowako, are: bagasse from Cirebon, palm shells from Palangkaraya - Central Kalimantan, and rice husk from Kerawang - Jawa Barat. The reduction method used is reduction roasting with various temperature, mass ratio, and reduction time. And the analysis is based on the diffraction pattern of X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), and Induced Couple Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS).
The results obtained in this study indicate that bagasse, palm kernel shells, and rice husks have been proven to be able to be used as an alternative reducing agent for coal substitution. In this study, bagasse was only able to produce the wustite phase in the reduction roasting of nickel laterite iron ore, where the highest reduction results were obtained in samples with a mass ratio of 1: 4 which was reduced at a temperature of 1000°C for 30 minutes. Meanwhile, palm kernel shells could reduce nickel laterite iron ore to Fe metal, where the optimal parameters were: mass ratio = 1: 3, reduction time duration = 30 minutes, and reduction temperature = 1000°C. In addition, although rice husk was only able to reduce iron ore to magnetite phase (where optimal results are obtained by adding rice by 20%), but from rice husk it was successfully obtained amorphous bio-silica with a purity level of 99.99% and specific surface area 192 m2/g."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2617
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasihisa Hervani
"Indonesia memiliki potensi besar untuk mejadi pemimpin di Kawasan Asia dan infrastruktur memiliki peranan yang penting. Terdapat beberapa sektor infrastruktur yang utama diantaranya adalah infrastruktur pengolahan limbah, air bersih, dan irigasi. Sektor tersebut termasuk dalam sektor utama karena merupakan kebutuhan dasar kelangsungan hidup manusia. Kondisi infrastruktur di Indonesia yang belum memadai menjadi hambatan dari potensi tersebut. Hal tersebut tergambar dari sudut pandang masyarakat terhadap infrastruktur di Indonesia melalui hasil survey dengan kuesioner online oleh lembaga Saatnya Didengar dan juga dari literatur – literatur yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi permasalahan dan penentuan solusi dari permasalahan di sektor infrastruktur pengolahan limbah, air bersih, dan irigasi di Indonesia tersebut dengan menganalisis komentar masyarakat dari hasil survey dengan menggunakan metode analisis konten untuk pengolahan datanya. Metode tersebut dipilih karena data yang diolah merupakan data teks yang bersifat kualitatif.
Melalui penelitian ini, didapatkan hasil permasalahan untuk sektor infrastruktur pengolahan limbah sebanyak 43 permasalahan yang dikelompokan ke dalam 8 kategori dengan permasalahan utama banjir dan kategori permasalahan dengan suara terbanyak adalah pencemaran, kerusakan lingkungan, dan gangguan kesehatan akibat limbah dan sampah serta didapatkan 70 solusi dengan suara terbanyak dari masyarakat untuk solusinya adalah menambah tempat pembuangan sampah. Untuk sektor infrastruktur air bersih, hasilnya terdapat 31 permasalahan dengan masalah utama daerah tertentu kesulitan mendapatkan air bersih. Permasalahan tersebut dikelompokan ke dalam 10 kategori permasalahan dengan kategori permasalahan utamanya adalah kekurangan air bersih. Selain permasalahan, dihasilakn juga 40 solusi dengan solusi utama menurut masyarakat adalah dengan menambah pasokan air bersih. Pada sektor terakhir yaitu sektor infrastruktur irigasi, dihasilkan 35 permasalahan dengan masalah utama kekurangan air atau kekeringan ketika kemarau. Untuk kategori permasalahannya, terdapat 8 kategori dengan dua buah kategori permasalahan utama yang memiliki jumlah suara sama yaitu kurangnya sumber air untuk irigasi dan kondisi infrastruktur irigasi yang telah dibangun kurang memadai. Solusi yang dihasilkan pada sektor ini sebanyak 43 solusi dengan solusi utama adalah membangun infrastruktur irigasi yang lebih baik.

Indonesia has a great potential to become a leader in Central Asia and the infrastructure has an important role to it. There are some major infrastructure sectors include waste treatment infrastructure, clean water, and irrigation. The sectors included in the primary sector because it is a basic need of human survival. The condition of infrastructure in Indonesia is not adequate become a bottleneck of this potential. This is reflected from a community perspective to the infrastructure in Indonesia through a survey with a questionnaire method with online way by the agency Saatnya Didengar and also of the existing literatures. Therefore, it is necessary to identify the problem and finding the solution of the problems in the waste treatment, clean water, and irrigation infrastructure sectors in Indonesia by analyze Indonesian people’s comment from the results of the survey by using content analysis to data processing. The method chosen for the processed data because the form of data is a text data that are qualitative. Results from this study is the conclusion that contains the solution of problems in the sector of waste treatment, clean water, and irrigation infrastructures.
Through this research, the problems for the waste treatment infrastructure as many as 43 issues which are being grouped into 8 categories with the main problem is flooding and the category of the problem with the most votes is pollution, environmental damage and health problems caused by waste and garbage and obtained 70 solutions with most opinions from the society to the solution is to add more trash can an landfills for the garbage. For clean water sector of infrastructure, the results there are 31 problems with the major problem is certain regions are having trouble of getting clean water. Those problems are being grouped into 10 categories of problems with the category of the key problems is the lack of clean water. In addition to the problems, also produced 40 solutions with the main solution according to the Indonesian people’s opinion is to increase the supply of clean water. In the last sector which is the irrigation sector of infrastructure, produced 35 issues with a major problem is water shortage or drought when dry. For the category of the problem, there are 8 categories with two categories of major issues that have the same number of votes, they are the lack of water sources for irrigation and irrigation infrastructures which has been built are less than adequate. The resulting solution in this sector as much as 43 solutions with the main solution is to build better infrastructure for irrigation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliana Cahya Ningtias
"Air limbah domestik yang mengandung konsentrasi karbon dan amonia yang tinggi dapat diolah dengan proses Moving Bed Biofilm (MBB) yang merupakan biological hybrid antara pertumbuhan melekat dengan tersuspensi. Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase penyisihan karbon dan amonia, serta menentukan waktu tinggal hidrolis optimal. Penelitian ini merupakan skala laboratorium dengan mengkombinasikan reaktor anoksik dan aerobik MBB. Penelitian dimulai dengan proses seeding selama 4 minggu dilanjutkan dengan pengolahan dengan variasi waktu tinggal hidrolis. Berdasarkan hasil penelitian ini, persentase penyisihan COD dengan waktu tinggal hidrolis 12, 16 dan 20 jam adalah 75,7%; 83,7%; dan 91,0% dan penyisihan amonia adalah 79,4%; 91,0%; dan 92,3%. Waktu tinggal hidrolis yang optimal menurunkan konsentrasi COD dan amonia air limbah menggunakan proses anoksik aerobik MBB adalah 20 jam. Pengolahan dengan biological hybrid ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menyisihkan konsentrasi karbon dan amonia dalam air limbah domestik.

Domestic wastewater contains high organic carbon and ammonium concentration which can be treated by moving bed biofilm process. It is a biologycal hybrid between attached and suspended growth process. The purposes of this research were to determine the removal percentage of organic carbon and ammonium concentration in domestic wastewater, and to investigate optimum hydraulic residence time. Experiment was carried out in a laboratory scale to study the combine anoxic and an aerobic reactor condition. The treatment process is preceeded by a 4-week seeding process continued with variation of hydraulic residence time. Based on these results, the removal percentage of COD for each hydraulic residence time of 12, 16, and 20 hours were 75,7%; 83,7%; and 91,0%, the removal percentage of ammonium were 79,4%; 91,0%; and 92,3%. The optimum hydraulic residence time in removing organic carbon and ammonium concentration domestic wastewater using anoxic aerobic MBB is 20 hours. This biological hybrid treatment can be an alternative to remove organic carbon and ammonium in domestic wastewater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Leonita
"Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penyumbang air limbah, sehingga diperlukan instalasi pengolahan air limbah. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri pulp dan kertas di PT.RAPP terdiri dari beberapa unit, seperti unitbucket screen, primary clarifier, neutralization basin, cooling tower, aeration basin, dan secondary clarifier. Terjadi peningkatan jumlah produksi maka terjadi peningkatan beban air limbah yang dibuang, sehingga harus dilakukan identifikasi dan evaluasi kinerja sistem dan unit pengolahan. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan parameter-parameter kinerja berupa TSS, pH, warna, COD, dan BOD yang akan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, kriteria desain IPAL, serta studi literatur. Selain itu, dilakukan perhitungan terhadap proses kondisi bak aerasi pada kondisi eksisting dan pada kondisi perencanaan.
Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa timbulan limbah cair sebesar 330000 m3/hari, dimana masih memenuhi kriteria desain IPAL sebesar 450000 m3/hari. Karakteristik limbah cair industri pulp dan kertas menunjukkan limbah cair tersebut memiliki pH kondisi basa, yaitu 9,0, sedangkan untuk parameter TSS (566 mg/l), warna (1256 PtCo), COD (741 mg/l) dan BOD (338 mg/l). Konsentrasi effluent secara keseluruhan sudah dibawah baku mutu lingkungan, dengan nilai efisiensi pH sebesar 14%, warna sebesar 70%, TSS sebesar 94%, COD sebesar 78% dan BOD sebesar 96%.

Pulp and paper industry is one of the contributors to the wastewater industry, so that the necessary wastewater treatment plant. Waste Water Treatment Plant (WWTP) in the pulp and paper industry PT.RAPP consists of several units, such as units of bucket screen, primary clarifier, neutralization basin, cooling tower, aeration basin and secondary clarifier. Increase the amount of production then increase loads wastewater, so it should be the identification and evaluation of system performance and the processing unit. Evaluation of performance is based on parameters such as TSS, pH, color, COD, and BOD which will be compared with environmental quality standards, design criteria for wastewater treatment, and the study of literature. In addition, the calculation is done on process conditions of the existing conditions of aeration basin and on the conditions of the planning.
From research conducted showed that wastewater generation of 330 000 m3/day, which still meets the design criteria of 450000 m3/day WWTP. Characteristics of wastewater pulp and paper industry showed the effluent pH alkaline conditions, namely 9.0, whereas for the parameters of TSS (566 mg/l), color (1256 PtCo), COD (741 mg/l) and BOD (338 mg/l). Effluent concentration is below the overall environmental quality standards, with a pH value of efficiency by 14%, color by 70%, amounting to 94% of TSS, COD and BOD by 78% at 96%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Fakhri Muhtadi
"Limbah cair amonia merupakan salah satu polutan yang mencemari sungai. Salah satu sumber limbah cair amonia di sungai ialah dari perusahaan pupuk, salah satu contohnya adalah limbah dari PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM) Lhokseumawe sebesar 282,722 ppm, perlu dilakukan reduksi amonia agar tidak mencemari linkungan perairan. Teknologi elektrolisis plasma udara merupakan green technology yang dapat mendegradasi limbah amonia menjadi pupuk nitrat cair dengan dihasilkannya spesies unik yang bersifat reaktif, seperti radikal OH. Mekanisme degradasinya ialah limbah amonia tersebut akan teroksidasi menjadi pupuk nitrat cair oleh radikal OH yang dihasilkan dari elektrolisis plasma. Dengan menggunakan teknologi ini selain bisa mereduksi kadar amonia agar aman bagi lingkungan, bisa juga menjadikan limbah tersebut sebagai keuntungan karena dikonversi menjadi pupuk nitrat yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan memiliki nilai jual di pasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses degradasi limbah amonia dan sintesis pupuk nitrat cair melalui teknologi Air Plasma Electrolysis dengan pengaruh penambahan ion Fe2+, pH larutan, tegangan serta diameter anoda. Metode ini dilakukan pada reaktor batch menggunakan penambahan ion Fe2+ dengan variasi konsentrasi 10 ppm; 30 ppm; 50 ppm, pH larutan dengan variasi 9,3; 10,3; 11,3, tegangan operasi dengan variasi 850 V; 900 V; 950 V, dan diameter anoda dengan variasi 1 mm; 1,6 mm. Hasil penelitian pada kondisi maksimum yaitu degradasi limbah amonia sebesar 57,23% atau sebanyak 14,65 mmol amonia dan produksi nitrat yaitu 1334 ppm atau 27,97 mmol menggunakan larutan amonium sulfat 300 ppm, pH awal 11,3 pada daya 285 Watt, laju alir udara 1 lpm, diameter anoda 1,6 mm, suhu operasi 50 oC, kedalaman anoda 2,5 cm, penambahan ion Fe2+ 50 ppm serta dilakukan dalam waktu 90 menit.

Amonia liquid waste is one of the pollutants that pollute rivers. One source of amonia liquid waste in rivers is from fertilizer companies, one example is waste from PT. Iskandar Muda (PT. PIM) Lhokseumawe fertilizer is 282,722 ppm, it is necessary to reduce amonia so as not to pollute the aquatic environment. Air plasma electrolysis technology is a green technology that can degrade amonia waste into liquid nitrate fertilizer by producing unique reactive species, such as OH radicals. The degradation mechanism is that the amonia waste will be oxidized into liquid nitrate fertilizer by OH radicals generated from plasma electrolysis. By using this technology, besides being able to reduce amonia levels to be safe for the environment, it can also make the waste an advantage because it is converted into nitrate fertilizer which is very beneficial for plants and has a selling value in the market. This study aims to determine the process of degradation of amonia waste and the synthesis of liquid nitrate fertilizer through Air Plasma Electrolysis technology with the effect of adding Fe2+ ions, solution pH, voltage and anode diameter. This method was carried out in a batch reactor using the addition of Fe2+ ions with a concentration variation of 10 ppm; 30 ppm; 50 ppm, the pH of the solution with a variation of 9.3; 10.3; 11.3, operating voltage with a variation of 850 V; 900 V; 950 V, and anode diameter with a variation of 1 mm; 1.6 mm. The results of the study at the maximum condition that the degradation of amonia waste was 57.23% or as much as 14.65 mmol amonia and nitrate production was 1334 ppm or 27.97 mmol using a 300 ppm ammonium sulfate solution, initial pH 11.3 at 285 Watts, the rate of air flow 1 lpm, anode diameter of 1.6 mm, operating temperature 50 oC, anode depth of 2.5 cm, addition of 50 ppm Fe2+ ions and carried out within 90 minutes"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>