Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ronnie Rivany
Depok: UI-Press, 2004
613 RON a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar Lintang
"Dalam system pembiayaan kesehatan di Indonesia belanja kesehatan bersumber masyarakat (out of pocket) masih mendominasi, sedangkan pembayaran oleh pihak ketiga relative masih kecil. Hal tersebut akan mangakibatkan ketimpangan akses kepada pelayanan kesehatan yang bermutu, dan dapat menimbulkan unmet need yang semakin tinggi, terutama pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang lebih merata dan terjangkau pada semua lapisan, perlu adanya jaminan pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan, yang disertai dengan kajian potensi kepesertaannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial dan sosial, berdasarkan karakteristik sosioekonomi dan geografi di Kabupaten Bogor tahun 2000.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional; yang bermaksud menyusun deskripsi dengan bahasa matematik dan ekonomi berdasarkan data skunder ATP/WTP Kabupaten Bogor tahun 2000. Sampel penelitian ini adalah rumah tangga sebanyak 3.353 rumah tangga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial berdasarkan kemampuan membayar premi rawat jalan paket maksimal adalah sebesar 16,43%. Bila dilihat dari jenis pekerjaan potensi terbesar berada pada rumah tangga dengan pekerjaan karyawan swasta yaitu sebesar 5,39% , sedangkan bila menurut geografi potensi terbesar ada pada daerah rural yaitu sebesar 48%.
Untuk potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial berdasarkan kemampuan membeli premi rawat jalan paket minimal diperoleh hasil sebesar 79,86%. Potensi tertinggi ada pada rumah tangga dengan pekerjaan buruh informal sebesar 23,94% dan ada pada daerah rural yaitu sebesar 62%.
Berdasarkan kemampuan membayar premi rawat inap paket maksimal, diperoleh hasil bahwa potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial sebesar 88,51%. Potensi terbesar ada pada rumah tangga dengan pekerjaan buruh informal, yaitu sebesar 26,18% dan ada pada daerah rural dengan potensi sebesar 62%.
Berdasarkan kemampuan membayar premi rawat inap paket minimal memiliki potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial terbesar yaitu 92,07%. Bila dilihat berdasarkan jenis pekerjaan maka potensi terbesar ada pada rumah tangga dengan pekerjaan buruh informal yaitu sebesar 27,77% dan ada pada daerah rural dengan potensi sebesar 62%.
Potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial berdasarkan kemampuan membayar premi pelayanan kesehatan gabungan rawat jalan+inap paket maksimal adalah sebesar 14,75%. Potensi tertinggi ada pada rumah tangga karyawan swasta yaitu sebesar 5% dan potensi menurut geografi ada pada daerah rural dengan potensi sebesar 46%.
Sedangkan bila dilihat dari kemampuan membayar premi pelayanan kesehatan gabungan rawat jalan+inap paket minimal, potensi kepesertaan asuransi komersial mencapai 74,87%, dengan potensi tertinggi juga pada rumah tangga buruh informal sebesar 21,86% dan ada pada daerah rural dengan potensi sebesar 62%.
Dilihat dari benefit yang ditawarkan potensi kepesertaan asuransi kesehatan sosial hanya terjadi pada benefit pelayanan kesehatan paket minimal, pada semua rumah tangga.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi tersebut adalah membagi peran pemerintah / swasta dalam mengelola potensi kepesertaan asuransi kesehatan komersial.
Pemerintah mengupayakan penyelenggaraan asuransi kesehatan sosial dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat berupa pembentukan wadah / organisasi masyarakat berdasarkan pekerjaan mereka untuk memudahkan mobilisasi dana masyarakat.
Dilakukan penelitian lanjutan untuk memperoleh benefit yang murah dan logis dan dibuat penelitian untuk memastikan bentuk pemberdayaan masyarakat yang dikehendaki oleh masyarakat di Kabupaten Bogor.
Daftar kepustakaan ; 23 (1994-2002)

Potential Health Insurance Analysis in District of Bogor year 2000The problem of inadequate health care is a major concern for people throughout the world today. In Indonesia all health care expenses sources were dominated by personals expenses, health care expenses paid by a third party I insurances relatively low. That is why a good quality health care services access a bit difficult to acived, causing a high unmeet need especially among low income communities.
To accommodate the needs for a good quality community health care services, that are reliable with reachable prices for all societies a health insurance are mostly needed, accompanied with its member potential review.
The potential, commercial, and social efforts of a health insurance company based on Bogor district social, economy, and geographic character are the objectives of this research.
This research descript the mathematical and economical of an operational research based on year 2000 secondary data of the ATP/WTP Bogor district. The data sample contains various households as much as 3.353 household.
The research shown that 16,43% is a maximal commercial health insurance potential member premium for out patience package, 5,39% are employment and 48% as the highest georaphio potential are in the rural.
The minimum potential member of a commercial health care insurance are 79,86% . The highest potential are informal labor (23,94%) and 62% are in the rural area.
Based on the inpatience maximal premium benefit, 88,51% are comercial health insurance potential membered, 23,94% are informal labour and 62% are in the rural area.
The inpatience minimum premium package has the highest 92,07% commercial health insurance member, we could see that 27,77% highest potential are informal labour , and 62% are in the rural area.
Based on the premium health services mix benefits (out patience and inpatience) by Potential commercial health insurances are 14,75%.The highest potential which are employment (5%) and 46% are in the rural area.
The mix benefit (out patience and inpatience) of health minimum premium package services 74,87% are the commercial health insurance member. The highest potential which are informal labor (21,86%) and 62% are in the rural area.
Based on the benefit offer, the minimum package of inpatience services potential social health insurance member all of household.
The government must take efforts to provide this potential health insurance for the low income community with a social concept insurances and community development approach to mobilized their health community fund.
Reference : 23 (1994-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosani Azwar Syukriman
"Kontribusi masyarakat dan swasta dalam pembiayaan kesehatan sekitar 70% dan sistem pembayaran untuk tiap pelayanan masih dominan fee for service. Pada era 90-an terjadi perubahan besar dalam sistem pembayaran yang tertuang dalam UU No. 3/1992 tentang Jamsostek dan UU No. 23/1992 tentang Kesehatan yang secara eksplisit menyebutkan sistem pembayaran pra upaya (kapitasi). Sistem pembayaran kapitasi sudah dilakukan oleh PT. Askes, PT Jamsostek, dan beberapa Bapel JPKM dengan bervariasi besaran kapitasi yang dibayarkan Bapel ke PPK.
Dalam kondisi krisis ekonomi upaya menjamin pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dikembangkan JPKM JPSBK yang pembayaran jasa pelayanan secara kapitasi oleh Pra Bapel kepada Puskesmas dengan premi subsidi dari pemerintah sebesar Rp 9.200,-/KK/tahun. Di era otonomi daerah penduduk miskin menjadi perhatian daerah dalam menanggung pembiayaan kesehatannya dan berdasarkan pengalaman program. JPKM JPSBK akan dihitung berapa besaran kapitasi yang wajar untuk peserta JPKM JPSBK untuk mendapat pelayanan yang bermutu dan tidak merugikan PPK (Puskesmas). Karena PPK maupun penyelenggara asuransi (Pra Bapel) belum menghitung besarnya biaya per kapita.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan besaran kapitasi yang wajar dari Pra Bapel ke Puskesmas untuk paket pemeliharaan kesehatan dasar JPKM JPSBK di Kotamadya Jakarta Selatan. Data yang digunakan adalah data kunjungan peserta pada tahun 1999 di 74 Puskesmas KecamatanlKelurahan sebagai PPK penyelenggara JPKM JPSBK. Rancangan penelitian survei cross sectional. Variabel babas meliputi jenis pelayanan, karakteristik populasi (jumlah peserta, jenis kelamin, umur), tingkat penggunaan pelayanan (utilization rate) dan biaya per pelayanan menurut Perda. Sedangkan variabel terikat adalah besaran kapitasi.
Hasii penelitian menunjukkan bahwa jenis pelayanan yang dimanfaatkan peserta JPKM JPSBK sebagian besar adalah pelayanan rawat jalan tingkat I seperti BP Umum (87,30%), KB (4,87%), BPG (2,54%),KIA (2,34%), dan imunisasi (1,73%). Karakteristik populasi penduduk miskin 69.300 orang (4,10%) dari penduduk di Kotamadya Jakarta Selatan dengan komposisi 51,12% laki-laki, 48,88% perempuan dan sebagian besar ada pada kelompok umur 0-5 tahun, 11-15 tahun, 16-20 tahun. Tingkat penggunaan pelayanan dimanfaatkan oleh kelompok umur 0-5 tahun (27,99%), kelompok umur 6-10 tahun (9,70%) dan kelompok umur > 55 tahun (9,34%).
Berdasarkan analisa besaran kapitasi penduduk miskin yang wajar adalah Rp 171,-/orang/bulan atau Rp 2.050,-/orang/tahun. Dengan besaran kapitasi tersebut Puskesmas menerima pembayaran kelebihan dari yang dibayarkan pra Bapel ke PPK (Puskesmas). Perhitungan besaran kapitasi sangat bervariasi tergantung pada jenis pelayanan, karakteristik populasi yang terkait dengan faktor risiko dan tingkat penggunaan pelayanan serta besarnya biaya per pelayanan.

Fair Capitation Payment of JPKM JPSBK Primary Health Care Package at Health Centers in South Jakarta DistrictThe private sector has been contributing about 70% of health care expenditure in Indonesia. The majority of this financing has been through out of pocket payment that puts high burden to household. During 1990s there had been significant changes in the health care financing system marked by the passage of Social Security Act No. 3192 (UU Jamsostek) and Health Act No 23/92. Both act prescribe capitation payment system as a means to control health care costs. The Health Act promotes the development of JPKM (HMOs), a prepaid health care system. The people in public and private sector have the biggest contribution for health budgeting system. Mostly for the payment system the people are using fee for service or out of pocket In 1990' is big changing for the payment system which is written in Jamsostek Act No. 3/1992 and Health Act No. 23/1992. Those act are starting to introduce the pre paid payment system such as capitation or others.
During the economic crisis starting in the mid 1997. This study was designed to examine whether the capitation payment by a pra bapel in South Jakarta regency was actuarially fair. The data were taken from visit rates during 1999 by those poor households in 74 health centers and from the pra bapel. Demographic characteristics of beneficiaries as well as types of utilization of health services in health centers were then calculated to obtain utilization rates. Calculation of fair capitation payment was made using valid user fees schedule (Tarif Perda) that was valid for the 1999. Simulation of fair capitaion payment was made using age distribution of household members of the poor household listed in the program. This research is Formulated to set up the fair capitation in South Jakarta each house holdlyearlpackage through pra Bapel as during economic crisis, through data analyze in visiting number of participants in 74 health center in 1999 and using cross sectional method. The independent variable enclosed the several of services, population characteristics (number of member, gender, and age) and utilization rate and unit cost for each service based on the rational regulation tariff and dependent variable is capitation payment system.
This research showed that the poor people comprised of 4,10% of the total population in South Jakarta that can be divided into 51,12% male and 48,88% female and grouping such as 0-5 year (27,99%), 6-10 year (9,70%) and > 55 year (9,34%), In term of utilization, 4,10% of members used outpatient services comprised of 87.3% in the general clinics, 4,87% family planning, 2,54% in dental clinic, 2,34% Mother Child Health, and 1,73% utilized immunization services.
Based on the utilization experience the fair capitation rate was Rp 17h-/capita/month or Rp 2,050; /capita/yeaf_ This amount was less than the capitation paid to health centers equal to Rp 191,6/capita/month. Several possible explantion accounted for the difference are: I conclude that the capitation payment to health centers in the JPKM JPSBK was actually too much. However, due to possible underestimate of the data collected, findings from this study should be used cautiously.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelio Chandra
"Upaya penanggulangan COVID-19 mengganggu banyak sektor ekonomi kecuali sektor kesehatan, akan tetapi mengetahui bahwa belum tentu semua bisnis dalam sektor kesehatan bisa memanfaatkan momentum memotivasi studi ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada profitabilitas dan neraca keuangan perusahaan anggota sektor kesehatan Bursa Efek Indonesia antara sebelum dan saat pandemi COVID-19. Studi ini menggunakan metode observasi retrospektif yaitu dengan mengamati data keuangan tahunan 23 perusahaan anggota sektor kesehatan Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2021. Hasil Studi menunjukan adanya perbedaan bermakna secara statistik pada Cash Ratio dan Return on Asset perusahaan anggota sektor kesehatan Bursa Efek Indonesia antara sebelum dengan saat pandemi COVID-19 sedangkan rasio lainnya seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-term Debt to Equity Ratio dan Return on Equity tidak menunjukan perbedaan bermakna. Perusahaan anggota sektor kesehatan Bursa Efek Indonesia diharapkan untuk dapat meningkatkan atau mempertahankan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas miliknya agar dapat tetap menjaga kelangsungan bisnis dan terus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Efforts to contain COVID-19 disrupted many economic sectors except the health sector, but knowing that not all businesses in the health sector can take advantage of the momentum motivated this study to find out whether there are differences in the profitability and balance sheets of companies that are members of the health sector of the Indonesia Stock Exchange between before and during the COVID-19 pandemic. This study uses a retrospective observation method, namely by observing the annual financial data of 23 companies that are health sector members of the Indonesia Stock Exchange during the 2018 - 2021 financial period. The results show that there are statistically significant differences in the Cash Ratio and Return on Assets of health sector companies listed in Indonesia Stock Exchange between before and during the COVID-19 pandemic, while other ratios such as the Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-term Debt to Equity Ratio and Return on Equity did not show significant differences. Companies listed as Indonesia Stock Exchange’s health sector members are expected to be able to increase or at least maintain their profitability, liquidity and solvability in order to maintain business continuity and continue to improve the health status of the Indonesian people."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"lnformasi kesehatan sangat dibutuhkan bagi orang tua saat anak akan menjalani operasi untuk mengurangj tingkat kecemasannya yaitu pada tahap pre operasi, intra operasi dan post operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi kesehatan apa saja yang dibutuhkan orang tua untuk menurunkan kecemasannya saat anaknya akan menjalani operasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Penelitian ini dilakukan di kamar persiapan operasi RSAB Harapan Kita dengan jumlah responden sebanyak 68 orang, yang terdiri dari orang tua yang anaknya akan menjalani operasi. Media penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu kuisioner. Analisis dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah analisis Univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi tentang karakteristik demografi orang tua.Tahap kedua adalah analisis bivariat dengan melihat hubungan antara tingkat kecemasan dengan informasi kesehatan yang dibutuhkan orang tua. Dengan nilai p value pre operasi 0,074%, p value intra operasi 0,091% dan p value post operasi 0,769 % lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini disebabkan karena pendidikan orang tua yang sebagian besar adalah perguruan tinggi serta pengalaman orang tua yang anaknya operasi lebih dari satu kali. Pada penelitian ini informasi kesehatan dibutuhkan oleh orang tua yang anaknya akan menjalani operasi, tergantung pada tahap apa informasi itu dibutuhkan (pre operasi, intra operasi, post operasi). Penelitian ini diharapkan perawat di kamar persiapan operasi mempunyai kemampuan dalam mengkaji informasi kesehatan apa saja yang dibutuhkan orang saat anaknya akan menjalani operasi dan perlu direkomendasikan peraturan tetapnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5480
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhaliza Negarani
"Kasus baru COVID-19 terus mengalami perkembangan selama pandemi. Berbagai upaya penanggulangan COVID-19 seperti PSBB, PPKM Darurat, protokol kesehatan dan lainnya dilakukan. Salah satu upaya pencegahan COVID-19 oleh masyarakat yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat COVID-19 seperti mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, makan makanan bergizi, dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perkembangan kasus baru COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat Depok. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Beji yang bersedia menjadi responden, usia 20-44 tahun, dan memiliki akses media sosial/elektronik. Hasil penelitian didapatkan bahwa masyarakat yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik sebanyak 59,8% dan 40,2% masih kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara perkembangan kasus baru COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat Depok dengan p value 0,044. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada pemerintah Kota Depok dan Dinas Kesehatan Kota Depok untuk lebih mendukung perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dengan menyediakan fasilitas cuci tangan di area publik serta bagi tenaga kesehatan dapat lebih interaktif memanfaatkan media sosial untuk pendidikan kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat.

New cases of COVID-19 continue to develop during the pandemic. Various efforts to overcome COVID-19 such as PSBB, Emergency PPKM, health protocols and others were carried out. One of the efforts to prevent COVID-19 by the community is by living clean and healthy COVID-19 behaviors such as washing hands using running water and soap, eating nutritious food, and doing physical activity every day. The purpose of this study was to determine the relationship between the development of new cases of COVID-19 with clean and healthy living behavior in the people of Depok. This research is quantitative with cross sectional design method. The sample of this research is the people of Beji District who are willing to be respondents, aged 20-44 years, and have access to social/electronic media. The results of the study showed that 59.8% and 40.2% of people who applied clean and healthy living behaviors were not good enough. There is a significant relationship between the development of new cases of COVID-19 with clean and healthy living behavior in the people of Depok with a p value of 0.044. This research recommendation is addressed to the Depok City government and the Depok City Health Office to further support the clean and healthy behavior of the community by providing hand washing facilities in public areas and for health workers to be more interactive using social media for health education related to clean and healthy living behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Vijaya Kusuma
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan SARS-CoV-2 yang merupakan Coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Transmisi penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Berdasarkan data Satuan Tugas Pengendalian COVID-19 (2021) hampir 70% kasus COVID-19 yang terdata di seluruh Indonesia berada di Pulau Jawa. Mengetahui gambaran karakteristik pada pasien COVID-19 serta kaitannya dengan case fatality rate di di Pulau Jawa, Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini adalah memahami karakteristik demografi dan klinis orang-orang yang mengalami COVID-19 akan dapat memberikan gambaran dan informasi yang dapat menjadi bahan membuat intervensi kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Hasil kajian ini didapatkan bahwa jumlah kasus COVID-19 lebih banyak pada laki-laki begitupun dengan angka kematian lebih banyak pada laki-laki. Gejala klinis yang paling banyak dirasakan adalah batuk, demam dan rasa lemas. Penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien COVID-19 yang paling banyak adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Gejala yang memiliki risiko lebih besar menyebabkan kematian pada pasien COVID-19 yaitu sesak napas, pneumonia dan demam. Pasien yang yang sudah memasuki usia tua dan memiliki komorbid akan menambah risiko kematian.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by SARS-CoV-2 which is a new type of Coronavirus that has been previously identified in humans. The spread of SARS-CoV-2 from human to human became the main source of transmission so that the spread became more aggressive. Based on data from the COVID-19 Control Task Force of Indonesia (2021), almost 70% of the COVID-19 cases throughout Indonesia were on the Java Island. The purpose of this study to know the clinical characteristic and demographics of COVID-19 patients and associated with case fatality rate on the island of Java, Indonesia. Understanding the characteristics and clinical features of people with COVID-19 will be able to provide an overview and information that can be used as material for public health interventions. This study uses a literature review method by using previous research. The results of this study found that the number of cases of COVID-19 most in men as well as with a higher mortality rate in men. The most common clinical symptoms are cough, fever, and fatigue. The most common comorbidities that COVID-19 patients have are Hypertension and Diabetes Mellitus. Symptoms that have increased risk of death in COVID-19 patients are shortness of breath, pneumonia, and fever. Patients who have old age and comorbidities will increase the risk of death."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Tri Hastuti
"ABSTRAK
Penyakit degeneratif hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Umumnya 15% dari penderita hipertensi akan menderita stroke, lalu
sekitar 10% menderita penyakit ginjal dan 75% akan menderita penyakit jantung.
Untuk mengatasi hal itu caranya adalah taat dalam mengonsumsi obat, diet yang
seimbang dan mengikuti pola hidup sehat.
Medical adherence atau kepatuhan seorang pasien terhadap saran-saran
yang diberikan oleh dokternya menjadi sangat penting dalam pengobatan
hipertensi, karena apabila pasien menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa
berkonsultasi dengan dokter atau ahli, maka hal tersebut dapat berakibat sangat
fatal seperti kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba, bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan adanya komplikasi dari serangan jantung atau stroke.
Morris (1990) mengatakan bahwa individu yang memiliki internal health
locus of control yakin status kesehatan dirinya dipengaruhi oleh perilakunya
sendiri. Mereka memiliki perilaku sehat yang positif, berusaha lebih giat untuk
mendapatkan kesehatan, dan mereka lebih bertanggung jawab terhadap kebutuhan
kesehatannya seperti mencegah dari berbagai penyakit, mengobati diri sendiri
apabila sakit, dan mencari informasi mengenai kesehatan mereka. Sebaliknya, pada individu yang memiliki external locus of control, lebih pasif dalam menjaga
kesehatan diri mereka, kurang melakukan aktivitas fisik, dan kurang mencari
informasi dalam menjaga kesehatan.
Subyek penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia 40 - 65 tahun di
Jakarta. Jumlah sampel sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 orang wanita dan 17
orang pria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah
skala multidimensional health locus of control yang disusun oleh Wallston dkk
(1978) dan alat yang digunakan untuk mengukur medical adherence adalah skala
medical adherence yang disusun oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara internal health locus of control dan medical adherence, yang artinya
semakin internal subyek maka semakin taat dalam mematuhi saran-saran medis
yang diberikan oleh dokter/ahli kesehatan lainnya. Hasil lainnya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara chance health locus of control dan
medical adherence yang berarti semakin eksternal subyek maka ia semakin kurang
taat dalam mematuhi saran medis. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
powerful others health locus of control dan medical adherence.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan agar para dokler/ahli kesehatan
lainnya dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat membentuk health locus of
control yang internal pada diri pasien sehingga pasien dapat memiliki ketaatan
terhadap saran medis yang tinggi dan hipertensi yang dimiliki oleh pasien dapat
dikontrol dan tidak mengakibatkan efek yang fatal."
2004
S3326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Ghony Rahman
"Latar Belakang: Pada akhir Desember 2019, wabah pneumonia yang ditandai dengan demam, batuk kering dan kelelahan serta gejala gastrointestinal terjadi di pasar grosir makanan laut, Huanan, di wuhan, hubei, cina. organisasi Kesehatan Dunia menyatakan sebagai pandemi COVID-19 Pada 11 Maret 2020 (WHO,2020). Untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih lanjut, banyak negara telah menerapkan sejumlah protokol pencegahan, salah satunya social distancing dan kampanye stay at home. Hal tersebut berdampak terhadap sejumlah aspek tidak hanya terhadap bidang ekonomi, tetapi juga terhadap bidang pendidikan. Tujuan: Untuk Mengetahui hubungan pembelajaran jarak jauh terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi saat masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik untuk mengetahui tentang hubungan pembelajaran jarak jauh terhadap motivasi belajar mahasiswa FKG saat pandemi COVID-19 di Indonesia dengan desain studi potong lintang (cross-sectional) untuk menjawab rumusan masalah serta mencapai tujuan dari penelitian. Kuesioner terdiri dari 48 pertanyaan. Digunakan uji korelasi melalui uji kendall’s taudengan melihat nilai p-value dan r (Koefisien korelasi) untuk analisis statistik. Hasil: Berdasarkan uji kendall's tau terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara pembelajaran jarak jauh dengan akademik motivasi dan sosiodemografi. Kesimpulan: Semakin baik tingkat pembelajaran jarak jauh maka semakin tinggi tingkat motivasi mahasiswa FKG selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia.

Background: At the end of December 2019, an outbreak of pneumonia characterized by fever, dry cough and fatigue as well as gastrointestinal symptoms occurred at the seafood wholesale market, Huanan, in wuhan, hubei, China. The World Health Organization declared a pandemic COVID-19 On March 11, 2020 (WHO,2020). To prevent the further spread of COVID-19, many countries have implemented a number of prevention protocols, one of which is social distancing and stay-at-home campaigns. This has an impact on a number of aspects not only in the economic field, but also in the education sector. Objective: To determine the relationship between distance learning and the learning motivation of Faculty of Dentistry students during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Methods: This study used a analytic research design to determine the relationship between distance learning and learning motivation of FKG students during the COVID-19 pandemic in Indonesia with a cross-sectional study design to answer the problem formulation and achieve the objectives of the study. The questionnaire consists of 48 questions. kendall’s tau correlation test was used by looking at the p-value and r (correlation coefficient) for statistical analysis. Results: Based on the Spartan test, there was a significant relationship (p<0.05) between distance learning and academic motivation and sociodemography. Conclusion: The better the level of distance learning, the higher the motivation level of FKG students during the COVID-19 pandemic in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dwityamirta
"COVID-19 merupakan penyakit infeksi baru yang menimbulkan beban ekonomi pada layanan kesehatan dan negara. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis biaya terapi pasien COVID-19 sebagai langkah awal dalam mengetahui beban ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif, dilihat dari perspektif rumah sakit. Subjek penelitian adalah pasien COVID-19 derajat sedang yang dirawat inap di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada bulan Agustus - Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel penelitian didominasi oleh laki-laki (58,9%) dan kategori usia 26-45 tahun (44,9%). Komorbiditas yang paling banyak yaitu hipertensi (30,0%). Total biaya COVID-19 yang diperoleh sebesar Rp30.499.984,00 ± 8.274.857 per pasien dengan biaya pada pasien dengan komorbiditas sebesar Rp30.916.570,00 ± 8.913.798 dan biaya pada pasien tanpa komorbiditas sebesar Rp29.903.508 ± 7.322.026. Hasil ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi rumah sakit untuk menentukan clinical pathway COVID-19.

COVID-19 is a new infectious disease with a heavy economic burden for healthcare facilities and the country. This study was conducted to analyze the cost of treatment of direct medical cost based on a hospital perspective. This study used a cross-sectional design with retrospective data collection. The subjects of this study were COVID-19 inpatients of a moderate degree at University of Indonesia Hospital in August – December 2020. The results showed the subjects were dominated by men (58,9%) and the age category of 26-45 years old (44,9%). The comorbidity with the highest prevalence was hypertension (30,0%). The total cost of treatment was Rp30.499.984,00 ± 8.274.857 per patient. Patients with comorbidities had a total cost of Rp30.916.570,00 ± 8.913.798 while patients without comorbidity had a total cost of Rp29.903.508 ± 7.322.026. This result can be used as a recommendation for hospital in establishing a clinical pathway for COVID-19.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>