Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: RPMM-UI, 1985
613.043 2 UNI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sadji
"Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan unutk mengukur kesejahteraan suatu bangsa. AKB di Indonesia masih tinggi dan menempati urutan ke enam tertinggi di ASEAN. Banyak faktor yang menyebabkan masih tingginya AKB di Indonesia baik langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah masalah neonatal (asfiksia, BBLR), penyakit infeksi, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan program kesehatan, khususnya kesehatan anak dan bayi baru lahir. Salah satu upaya untuk menekan laju kematian bayi adalah dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor program kelangsungan hidup anak terhadap kematian bayi dengan menggunakan data sekunder berupa register kohort bayi dan data pendukung lain yang tersedia di puskesmas.
Desain yang digunakan dalam penelitian inii adalah kohort retrospektif dengan 1.693 sampel, adapun hasil yang didapat dalam penelitian dengan cox regresi adalah adanya hubungan yang bermakna pada pelayanan kesehatan neonatal dengan nilai p=0,000 (95%CI;10,142-33,974 dan RR=18,563. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (neonatal) sesuai standar diharapkan menjadi prioritas dalam upaya untuk menekan kematian pada bayi, khususnya pada bayi baru lahir.

Infant mortality rate (IMR) is one of indicators that can be used to measure a nation's welfare. IMR in Indonesia is still high and constitutes the 6th highest rate in ASEAN. There are many direct and indirect factors causing the high IMR in Indonesia, among others are neonatal problem (asphyxia, low birth weight infant), infection disease, social economy, education level and health program, in particular child and newborn infant's health. One of efforts to suppress the infant mortality rate is finding out the causing factors.
This study is aiming at finding factors of child survival program towards infant mortality by using secondary data: infant cohort register and other supporting data that are available at primary health centre (Puskesmas).
The design used in this study is retrospective cohort of 1,693 samples, and the result found in the study using regression Cox is that there is a significant relation in neonatal health care with p=0,000 (95%CI;2,529-5,606) and RR=3,765. Health care for newborn infant (neonatal) according to the standard is expected to be a priority to suppress infant mortality, in particularly newborn infant.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Mutahar
"Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator dalam menerangkan derajat kesehatan suatu negara, AKB menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Sampai tahun 2002 Angka Kematian Bayi di Indonesia menduduki urutan keempat diantara negara-negara ASEAN. Dua pertiga kematian neonatal berada pada periode neonatal dini dan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini yaitu berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data SDKI angka BBLR di Indonesia saat ini belum ada kecendrungan penurunan yang berarti yaitu sebesar 7,3% pada tahun |986-1991, 7,l% pada tahun 1989-1994 dan kembali meningkat menjadi 7,7% pada tahun 1992-1997.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir terhadap survival neonatal dini Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI tahun 2002-2003 yang dirancang dengan desain potong lintang (cross sectional). Walaupun demikian, data ini dapat diperlakukan sebagai kohort retrospektif dan mcmpunyai informasi waktu (rime) dan kejadian (event) sehingga dapat dianalisis dengan analisis survival. Analisis data mencakup analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Kaplan Meir dan Log Rank dan analisis multivariat dengan menggunakan Regresi Cox.
Hasil penelitian diperoleh; Probabilitas survival neonatal dini pada kelompok seluruh bayi sebesar 98,94%, pada kelompok bayi BBLN (berat lahir 2 2500) sebesar 99,59% dan pada kelompok bayi BBLR (< 2500 gram) adalah 96,87%. Pada kelompok seluruh bayi terdapat perbedaan probabilitas survival ’menurut variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, paritas dan jarak kelahiran, berat badan lahir, jenis kelamin bayi, tenaga penolong persalinan (least dan mos/ qualyied) dan kunjungan ANC. Sedangkan pada kclompok bayi BBLR terdapat perbedaan probabilitas survivival menurut komplikasi persalinan, komplikasi kehamilan, brat badan lahir, jcnis kelamin bayi dan tingkat sosial ekonomi. Prevalensi BBLR yaitu berat lahir dibawah 2500 gram adalah 6 %. Incidence rate kematian neonatal dini 1,5 per 1000 bayi-hari. Diketahui masa kritis bagi survival neonatal dini yaitu pada hari ke-0 sampui hari ke-3 Pada seluruh bayi, bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 7 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan lahir Z 2500 gram setelah dikontrol dengan variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan dan kunjungan ANC- Bayi yang persalinannya di tolong tenaga kesehatan (most qualified), bayi dengan berat badan lahir < 2100 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 9 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan Iahir 2100-2499 gram setelah dikontrol dengan variable komplikasi persalinan dan tingkat sosial ekonomi. Tetapi hal ini harus diinterpretasikan hati-hati, nakes most qualyied merupakan penolong persalinan terakhir yang dipilih ibu.
Sebanyak 80% persalinan yang ditolong oleh makes mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, sehingga dapat diasumsikan ibu yang ditolong oleh nakes tersebut merupakan rujukan dari nakes (leasr qualyied) dan non nakes. Pada bayi yang persalinannya ditolong oleh non nakes BBLRS tidak dapat dibulctikan ditemul-can peningkatan risiko kematian neonatal dini dibandingkan BBLR setelah dikontrol dengan kamplikasi persalinan dan tingkat sosek.
Incident-e rate dan hazard ratio yang dihitung pada studi ini merupakan angka yang underestimated karena; (1) bayi yang tidak ditimbang Iebih banyak yang meninggal daripada bayi yang ditimbang yang kemungkinan besar bayi-bayi ini (yang tidak ditimbang) adalah BBLR diperkuat dengan tidak terdapatnya distribusi residual yang- dapat menguatkan asumsi bahwa bayi-bayi yang tidak ditimbang tersebut adalah bayi pretemu (bayi-bayi kecil); (2) tidal< tercakupnya bayi meninggal yang berasal dari ibu yang mengalami kematian matemal.
Disarankan untuk meningkatkan keterampilan bidan dalam resusitasi bayi baru lahir, perbaikan sistem rujukan neonatal dan meningkatkan cakupan frekuensi lcunjungan antenatal yang sesuai dengan standard minimal. Untuk penelitian Iebih lanjut dapat mengkaji sistem rujukan neonatal yang telah berjalan.

It has been known that the Infant Mortality Rate (IMR) is one of indicator that describes the health status of a country, and as one of key succms of the country development. Until the year 2002, the Indonesia’s IMR is at the fourth order among ASEAN countries. Two third of neonatal death are occurred in the period of early neonatal, and one of the cause is low birth weight (LBW). As IDHS data, the trend of the LBW rate in Indonesia is not been decrease, as in 1986 to 1991 the figure is 73%, 7.1% in 1989 to 1994, and increase in 1992-1997 as high as 7.7%.
The study has a purpose on describing the impact of LBW on early neonatal survival. The study use the secondary data sourced from the IDHS 2002-2003 which have cross sectional as the design. Though the design is cross sectional but the data can be treated as a retrospective cohort data and therefore can be analyzed with the survival analysis. The information on time and event that included in the dataset is an important assumption for the dependent variable on survival analysis. Data will be analyzed in the form of univariate, bivariate that use Kaplan Meir and Log Rank, and multivariate with Cox Regression.
The study found: the probability of early neonatal survival for all groups of babies is 98.94%, for the group of normal birth weight,(NBW) babies ( 5 2,500 gram) is 99.59%, and for the group of LBW babies is 96.87%. The prevalence rate of LBW in Indonesia is six percent. The incidence rate for early neonatal death is 1.5 per 1,000 babies-days. It is known that the critical time on early neonatal survival is from 0 to 3 days old. From all babies, baby with LBW have a risk on early neonatal death 7 times greater than baby with NBW after controlled with variables of pregnancy complication, delivery compiiearion, and ANC visit.
The group of babies which delivery assisted with health provider (most qualified), with birth weight less than 2,100 grams are have risk on early neonatal death 9 times than those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled with variables of delivery complication and socio-economic level. Meanwhile, the group of babies which delivery assisted with non-health providers (most qualified), there is no different risk on early neonatal death between the babies that have birth weight less than 2,110 grams with those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled by variables of delivery complication and socio-economic level.
The incidence rate and hazard ratio that measures in the study are being an underestimate value, because: 1) un-weighed babies are more likely to die compare to those weighed babies, and probably those babies (un-weighed) are LBW babies. Moreover, there are no residual distribution that can be strengthening the assumption that un-weighed babies are preterm babies (small babies); 2) babies who die from mother who also die are not coverage.
It is suggested to increase the skill of the midwife in term of neonatal resuscitation, particularly on health cost, improving the neonatal reference system and increasing the antenatal visit coverage. It is proposed for advance study to review the risk factors on early neonatal death for LBW babies who live in the urban area whether they are a peri-urban residence, and also reviewing the in progress neonatal reference.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T33785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kishor, Sunita
Mumbai, India: International Institute for Population Sciences, 1998
331.4 KIS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: NY Routledge, 2015
300.72 NON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meryanti Sri Wulandari
"Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara status kelangsungan hidup bayi dan jarak kelahiran saudara sekandung. Metode ana1isis yang digunakan adalah analisis log linier dua tahap. Dalam menganalisis dibedakan antara sampel bayi laki-laki dan bayi perempuan, Data yang digunakan adalah riwayat kelahiran dari wanita pemah kawin usia 15-49 tahun dari SDK!2007. Unit analisis adalah anak dengan urutan kelahiran 2 ke atas yang dilahirkan tahun 2002-2006. Dalam studi ini variabel jarak kelahiran sebagal variabel antara sedangkan variabel sosioekonomi dan demografi lalanya sebagai variabel latar belakang. Hasil analisis menunjukkan bahwa jarak kelahiran dan kematian bayi; mempunyai hubungan yang sangat erat, dirnana kematian bayi kelahiran pertama mempengaruhi jarak kelahirnn sedangkan jarak kelahiran yang pendek akan meningkatkan risiko kematian bayi berikutnya. Selain itu para orang tua sudah tidak !agi mempersoalkan tentang jenis kelamin anak pertama mereka akan tetapi mereka masih memperhltungkan jika anak pertama mereka yang menlnggal waktu bayi adalah anak laki - laki. Kematian bayi kelahiran pertama yang berjenis kelamin laki - laki meningkatkan risiko pendeknya jarak kelahiran bayi barikutnya. Diantara faktr utama lain, jarak kelahirnn dengan anak sebelumnya mempunyai pengaruh terhedap kelangsungan hidup bayi kelahiran berikutnya paling tinggi. Orang tua dengan keterbatasan sumber daya ekanami memiliki kecenderungan untuk mendahulukan anak laki - laki dibandingkan dengan anak perempuan pada bayi kelahiran kedua dan seterusnya, Pengaruh pendidikan ibu terhadap kematian bayi lebih tinggi pada sampel bayi perempuan daripada sampel bayi Iaki - laki. Diduga ibu - ibu berpendidikan SLTP ke atas tidak lagi membedakan perlakuan antara anak laki maupun anak perempuan, Secara wnwn kecenderungan bayi yang lahir dengan urutan kelahiran ke 2 atau ke 3 untuk meninggal di usia bayi lebih rendah dibandingkan dengan bayi urutan kelahiran 4 ke atas. Tetapi ketika anak pertama mati di usia bayi, kecenderungan bayi laki­-laki urutan kelahiran 2 atau 3 untuk mati lebih tinggi bila dibandingkan dengan adik laki - laki mereka.

This study investigates the relationships between infant survival and birth interval of siblings. A two stage Jog linear model was applied in the analysis. The estimate the model separately for male and female children. This study utilizes the information eollected on complete birth history for each ever married women aged 15-49 years from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2007. The index children of this study are composed of second and higher order births that occurred during a 4 years period between 2002 until 2006. In this study, a birth interval as the proximate variable and the other five socioeconomic and demographic as the background variables. This study find that birth interval and infant mortality have a closer relationship, death of the first child impact on sh01ter birth interval meanwhile a short birth interval too increases the mortality risks of subsequent infant Parents no more concern about the gender of their first child but they still concern if their first child died in infancy was male. The risk of subsequent infant mortality is higher if the first child is a male and dead during infancy. Among the other main effects, the prior birth interval has a strongest effect on subsequent infant survival. Parents with resource constrained, tend to have favorable treatment of males children of the second or higher order children. The effect of mother education has a strongest impact on infant mortality at female than male children. This implies that mother with middle or high education no more distinguish between male or female children. At general, the risk of the second or third order children died on infancy is higher than the fourth or higher order children. But if the first child died on infancy, the risk of male infant of the second or third order to die is higher than their young male brothers."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T20970
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahayu Suryaningrum
"Penurunan AKB di Indonesia dihadapkan permasalahan kesenjangan AKB antarkabupaten/kota yang menunjukkan adanya keterkaitan antarwilayah yang berpengaruh. Sebagian besar kematian bayi disebabkan oleh faktor maternal yang dapat dicegah dan diperbaiki selama kehamilan. Usia ibu saat melahirkan merupakan salah satu prediktor terkuat dalam kematian bayi yang sangat erat berkaitan dengan perkawinan usia anak. Dengan mempertimbangkan efek spasial antarkabupaten/kota, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan perkawinan usia anak dengan kematian bayi kabupaten/kota di Indonesia yang dikontrol oleh pengaruh faktor ibu, rumah tangga, dan kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dependensi spatial pada AKB kabupaten/kota di Indonesia. Model Regresi Analisis Spatial Durbin menunjukkan bahwa perkawinan usia anak berhubungan positif dan signifikan dengan AKB kabupaten/kota. Selain itu, AKB tidak hanya dipengaruhi oleh variabel penjelas dalam kabupaten/kota tersebut melainkan juga dipengaruhi oleh AKB kabupaten/kota tetangga dan beberapa variabel penjelas kabupaten/kota tetangga. Oleh karena itu, untuk menurunkan AKB suatu wilayah, maka perlu membangun wilayah sekitarnya, membangun akses ke wilayah dengan fasilitas kesehatan yang baik agar pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkat dan mengurangi AKB suatu wilayah. Pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi juga sangat penting untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pentingnya pendewasaan usia perkawinan. Dengan demikian remaja khususnya perempuan dapat merencanakan pendidikan, pekerjaan, dan pernikahan dengan matang serta mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik sehingga diharapkan AKB Indonesia semakin menurun.

The decline in IMR in Indonesia is faced with the problem of IMR gaps between districts/cities which indicate that there are interregional linkages that are influential. Most infant deaths are caused by maternal factors that can be prevented and corrected during pregnancy. Maternal age at delivery is one of the strongest predictors of infant mortality, which is closely related to child marriage. By considering the spatial effects between districts/cities, this study aims to study the relationship of child marriage to IMR in Indonesia which is controlled by the influence of maternal, household, and health factors. The results of the analysis show that there are spatial dependencies on IMR in Indonesia. The Analysis Regression Spatial Durbin Model shows that child marriage has a positive and significant relationship with IMR. In addition, IMR is not only influenced by the explanatory variables in the district, but also influenced by IMR in neighboring districts and several explanatory variables in neighboring districts. Therefore, to reduce the IMR in a region, it is necessary to develop the surrounding area, build access to areas with good health facilities so that the utilization of health services increases and reduces the IMR in an area. Utilization of technology, information and communication is also very important to socialize and educate the importance of maturing the age of marriage. In this way, adolescents, especially women, can plan their education, work and marriage carefully and have good reproductive health knowledge so that it is expected that the Indonesian IMR will decrease."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Wiludjeng Hartati
"Sebagai salah satu indikator derajat masyarakat An. gka Kematian Balita sangat penting untuk melihat keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Pada saat ini Angka Kernatian Balita Indonesia masih tinggi ibanding· negara ASEAN demikian juga propinsi lawa Timur tennasuk tinggi di pulau Jawa. Angka Kematian Balita tinggi akan menunjtikk:an bahwa ketahanan hidup batita masih rendah. Sehingga pembangunan kesehatan ditekankan untuk menurunkan Angka Kematian Balita dan meningkatkan Ketahanan Hidup Balita. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menggambarkan probabili ketahanan hidup balita serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup balita di propinsi Jawa 'fi ur tahun 2003. Data pada penelitian ini adaUih data SS HK:I tahun 2003, design penelitiannya cross sectional dapat dianalisis dengan analisis survival karena mempunyai informasi waktu (time) dan kejadian (event), waktu pengamatannya mulai bayi lahir sampai umur lima tahun. Sampel berjumlah 5363 balita, terdiri 1388 di wilayah kurnub perkotaan Surabaya dan 3975 di pedesaan Jawa Timur. Analisis data menggunakan aplikasi analisis survival. Analisis mencakup analisis univariat, analisis bivariat dengan metode life tahel dan regresi cox sederhana, dan analisis multivariate dengan regresi cox ganda. Probabilitas ketahanan hidup balita berdasar faktor ibu menurut wilayah tempaf tinggal di perkotaail (80%) dan diperdesaan (63%), umur ibu melahirkan anak terkeeil (< 20 tahun 8.5 %, 20-35 tahun 67%, >36 tahun 33%), . lama ibu menyelesailcim pendidikan (tdk sekolah-tamat SD 57%,·tamat SMP ·74 %, tamat SMP keatas 94%), ukuran LILA(< 23,5 em 73%, >23,5 em 66%), status pekerjaan ibu (tidak bekerja 84%, bekerja 64%), status merokok ibu (tidak merokok 67%, merokok 58%), riwayat melahirkan dengan jarak < 2 tahun (belum pemah 70%m pemah 1-6 kali 35%, bam I kali melahirkan 97%).
Probabilitas ketahanan hidup balita berdasar faktor anak menurut jenis kelamin laki-laki (70%) dan perempuan (64%), berat badan lahir ( BBLN 67 %, BBLR 69%), mendapat vitamin A (tdk dapat 55%, dapat 73%), ASI segera setelah lahir (< 30 menit 68%, >30 menit 67%), penolong persalinan (tidak tenaga kesehatan 54%, tenaga kesehatan 75%), tempat dilahirkan (tidak fasilitas kesehatan 37%, fasilitas kesehatan 68%), pemberian cairan selain ASI (ASI saja 72%, ASI dan cairan lain 66%), pemberian colostrums (tidak diberi 53%, diberi 73%), dapat imunisasi (tidak imunisasi 49%, diimunisasi 77%), nomor urut dilahirkan ( nomor I 94%, nomor 2-3 60%, nomor >4 27%). Probabilitas ketahanan hidup balita berdasar faktor lingkungan menurut sumber air minum (terbuka 65%, tertutup 67%), pembuangan sampah (tidak tettib 54%, tertib 69%), jamban keluarga (terbuka 58%, tertutup 76%), kepadatan kamar tidur (tidak rnemadai 67% memadai 12%). Faktor-faktor yang oerhubungan dengan ketahanan hidup balita adalah fakt r ibu terdiri status merokowilayah tempat inggal, umur ibu, pendidikan ibu, ukuran LILA, pekerjaan ibu, riwayat melahirkan ibu, dan faktor anak terdiri jenis kelamin, urutanlahir, berat badan lahir, dapat vitamin , penolong persalinan, tempat1>ersalinan, ASI segera setelah lahir, pemberian colostrums, ASI
Lengkap +

Under-five Mortality Rate is one of health indicators very important for successful health development. Under-five Mortality Rate of Indonesia is higher compared to other ASEAN country, so province East Java higher in Java island. Under­ five Mortality Rate high to show a wild survival is low. Health development to push Under-five Mortality Rate low and child survival to higher. The research's aim is the describe child survival probability and analyzing factors related to child survival in province East Java 2003. The research's is using NSS HKI 2003 Oa' ta. Crmss sectional data on NSS HKI 2003 can be analyze by survival analysis because it contain time and event information. With survey period this baby birth until fiv years old. Sample's amount 5363 Under­ five child, consist 1388 on slum urban Surabaya and 3875 rural in province East Java. Data analysis using survival analysis include analysis univariate, bivariate with life table and simple Cox regression and multivariate with Cox regression complex. Probability child survival based on mother factors accortling to place in urban (80%) and rural (63%), age younger chid (< 20 years old 85%, 0-35 years old 67%, >35 years old 33%), long to finish education graduate secondary 74%, graduate high school 94%), criterion LILA (<23,5 em 73%, > 23,5 em 66%), occupation status (not occupation 84%, occupation 64%), smoking status ( not smoker 67%, smoker 58%), space birth at least 2 years (no 70%,')'es 35%, not yet 97%). Probability child Survival based on child factors according to sex (male 70%, female 64%), birth weight (normal 67%, low 690/o), to get vitamin A (not get 55%, get. 73%), Breast feeding after birth (< 30 mihan 68%, > 30 min 67%), bjrth assistance (not professionals 54%, professionals 75%), birth place (not healthy 37%,. healthy 68%), Breast feeding with other (ASI 72%, ASI with other 66%), to get colostrums (not ge Ketanan hidup. Wiludjeng Hartati, FKM UI+2Q06 55%, get 73%), number of birth (no 1; 94%, no 2-3; 60%, no >4 27%), immunization (not to get 49%, get 77%).
Probability child survival based on environment factors according to water sources (open 65%, close 67%), garbage (not orderly 54%, orderly 69%), family lavatory (open 58%, close 76%), bedroom density (not fully 67%, fully 72%). Related factors with survival analysis to be available mother factors like is smoking status, place, ageyounger child, long to finish education, criterion LILA, occupition status, space birth at least 2 years and child factors like is sex, number of birth, birth weight, to get vitamin A, birth assistance, birth place, Breast feeding with other, to get colostrums, Breast feedL'lg after birth, immunization, environment factors like is lavatory and garbage. Determinant factors child survival in province East Java based on smoking status, place, age younger child, long to finish education, criterion LILA, space birth at least 2 years, to get vitamin A, immunization, number of- birth. Dominant factors based on smoking status so to suggestion no smoking activiting so that child before birth save survival until under-five years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cochrane, Susan H.
Washington: World Bank, 1983
312.1 COC i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : FK-UI, 2005,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>