Ditemukan 92172 dokumen yang sesuai dengan query
Dadang Udansyah
Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
069.3 DAD p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dadang Udansyah
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
069.5 DAD s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Suhardini
"Memamerkan koleksi museum adalah salah satu tugas dan acara yang digunakan oleh Museum Nasional. Untuk mengembangkan fungsinya sebagai lembaga pengetahuan. Tugas pameran memberi kesempatan, agar pengunjung datang melihat apa yang disajikan, hingga mereka dapat mengenal, menambah pengetahuan dan menambah pengertian mereka mengenal manusia, hasil karyanya, masyarakatnya dan sejarah bangsanya. Hal ini pun terlihat pada koleksi koleksi pameran Museum Nasional. Melihat bentuknya pameran terdiri dari koleksi, susunan koleksi, keterangan dan tempat pameran. Museum Nasional mempunayi 3 jenis pameran yaitu pameran tetap, pameran berkala dan pameran keliling. Pameran tetan museum dapat dilihat pada setiap hari kecuali hari Senen, jangka waktunya lama, koleksi. pameran Sava mewaikilkan koleksi yang ada / yang dimiliki museum, susunan koleksi pamerannya mengarahkan pengunjung Dada tujuan yang bendak dicapai oleh mesing-masing bagian, yang mendukung fungsi museum. Pameran herkala temporer adalah pameran yang di selenggarakan pada jangka waktu tertentu, biasanya antara 2 minggu sampai 1 bulan. Diadakan di ruangan pameran temporer,"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12929
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Oki Laksito
Bandar Lampung: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Lampung , 1997
069 LOK k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bandar Lampung: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Lampung , 1998/1999
069.598 18 KOL
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1989
069.9 IND p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Raden Mochammad Chaerul Imam Puraatmadja
"Artikel ini membahas perbedaan sikap pengunjung terhadap dua jenis pameran yang berbeda di Museum Bank Indonesia: pameran koleksi dan Immersive Cinema. Saat ini, museum memainkan peran penting yang tidak hanya sebagai tempat penyimpanan artefak nyata tetapi juga sebagai penggabung antara hiburan dan pendidikan bagi pengunjung. Di era modern, kemajuan pesat dalam teknologi, khususnya teknologi imersif, telah secara signifikan mengubah pengalaman di museum. Teknologi imersif mengaburkan batas antara dunia fisik dan virtual yang memungkinkan pengalaman secara lebih mendalam dan menarik. Hipotesis penelitian ini adalah Immersive Cinema memberi pengaruh sikap pengunjung yang lebih tinggi dibandingkan pameran koleksi. Metode penelitian kuantitatif digunakan dengan pendekatan survei komparatif. Museum Bank Indonesia telah memperbarui tata letak pamerannya menjadi tiga klaster utama: Klaster Kelembagaan dan Kebijakan, Klaster Numismatik, dan Klaster Arsitektur Gedung. Hasil analisis mengungkapkan bahwa pengunjung menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap Immersive Cinema dibandingkan dengan pameran koleksi. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pengunjung lebih menyukai Immersive Cinema dalam unsur teknologi, penyampaian informasi, suasana dan dekorasi, serta pengalaman keseluruhan. Temuan ini menunjukkan bahwa teknologi interaktif dan imersif secara signifikan meningkatkan sikap pengunjung di lingkungan museum yang menyoroti potensi museum untuk memanfaatkan teknologi tersebut guna menarik dan melibatkan audiens modern.
This paper investigates the differing attitudes of visitors towards two distinct exhibition types at Museum Bank Indonesia: the collection exhibition and the Immersive Cinema. Museums today play a crucial role not only as repositories of tangible artifacts but also as destinations that blend entertainment and education for their visitors. In the modern era, rapid advancements in technology, particularly immersive technology, have significantly transformed the museum experience. Immersive technology blurs the boundaries between the physical and virtual worlds, allowing for deeper, more engaging experiences. The research hypothesis is that Immersive Cinema has a higher influence on visitors’ attitudes compared to collection exhibitions. A quantitative research method was used with a comparative survey approach. Museum Bank Indonesia has updated its exhibition layout into three main clusters: Klaster Kelembagaan dan Kebijakan, Klaster Numismatik, and Klaster Arsitektur Gedung. The analysis reveals that visitors exhibit a more positive attitude towards the Immersive Cinema compared to the collection exhibition. Further analysis indicated that visitors favored the Immersive Cinema in terms of technology, information delivery, ambiance and decor, and overall experience. These findings suggest that interactive and immersive technologies significantly enhance the visitors’ attitude in museum settings, highlighting the potential for museums to leverage such technologies to attract and engage modern audiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Syahruddin Mansyur
"Tesis ini membahas tentang konsep tematik pameran museum kota berdasarkan konsep museum kota. Studi kasus yang digunakan adalah Museum Kota Makassar di Makassar sebagai satu-satunya museum dengan nomenklatur yang tepat sebagai museum kota. Konsep museum kota khususnya yang berkaitan dengan penyajian pameran adalah menampilkan tema-tema tentang pertumbuhan kota berdasarkan aspek fisik dan sosial, tidak hanya konteks masa lalu tetapi juga konteks kontemporer. Dengan demikian, dilakukan evaluasi terhadap Museum Kota Makassar khususnya tentang pameran yang ditampilkan. Berdasarkan konsep tematik pameran museum kota yang diperoleh dan hasil evaluasi yang dilakukan maka diperlukan karakteristik pertumbuhan Kota Makassar. Hasil dari sintesa terhadap konsep tematik pameran dan karakteristik pertumbuhan kota maka diperoleh sebuah konstruksi baru tentang pameran Museum Kota Makassar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran Museum Kota Makassar dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada masyarakat.
This thesis discussed about thematic concept of city museum displays based on the concept of city museum. Case study which is used is Kota Makassar Museum in Makassar as the only museum with the appropriate nomenclature as city museum. The concept of city museum especially related to present an exhibition is to display some themes about the growth of the city based on physical and social aspect, not only the past context but also contemporary context. Thus, evaluation to Kota Makassar Museum has been done especially about the exhibition that is displayed. Based on thematic concept of city museum, which is obtained and got result from the evaluation, characteristic of Makassar city?s growth is needed. The result of synthesis toward thematic concept of exhibition and city?s growth characteristic then obtains a new construction about exhibition of Makassar City museum. It intends to develop the role of Kota Makassar Museum in giving knowledge and new experience to society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T 27943
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Kartum Setiawan
2010
T39930
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
V.J. Herman
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
069.4 HER p;069.4 HER p (1);069.4 HER p (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library