Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sam Abede Pareno
Surabaya: Papyrus, 2005
070 SAM m (1);070 Par m;070 Par m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ 9:1 (2004) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Agenda setting memprediksikan bahwa agenda media memengaruhi agenda publik, sementara agenda publik itu sendiri akhirnya memengaruhi agenda kebijakan. Media berita tidak hanya memberi tahu apa yang harus dipikirkan khalayak; juga memberi tahu bagaimana khalayak mempertimbangkan hal itu. agenda media merupakan hasil pemrograman internal, iditorial, dan keputusan manajerial dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber-sumber nonmedia seperti pihak-pihak yang berpengaruh secara sosial, sponsor-sponsor iklan, maupun pejabat pemerintah dan sebagainya."
Jakarta : Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jakarta,
384 KOMAS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Istin Marlena Dewi
"Berawal dari asumsi media bahwa adanya korelasi yang kuat antara apa yang diagendakan oleh media massa dan isue yang menjadi agenda publik menjadi akan semakin berpengaruh terhadap pemberitaan di media massa menjelang maupun akhir masa kampanye pemilu presiden. Kencenderungan sementara yang diperlihatkan media mengarah kepada munculnya media dengan kekuatan maupun kecenderungan politik tertentu.
Fokus penelitian ini tentang bagaimana sesungguhnya pemberitaan pemilihan presiden disajikan oleh surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Koran Sindo dan bagaimana implikasinya terhadap ketahanan Nasional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis isi dengan pendekatan kuantitatif dan wawancara mendalam.
Dalam penelitian ditemukan bahwa berdasarkan kategori faktualitas, akurasi, kelengkapan dan relevansi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penyajiannya sedangkan untuk kategori nilai informasi terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketiga media surat kabar tersebut dalam penyajiannya serta ada implikasinya terhadap ketahanan nasional di dalam isi pemberitaan pilpres yang disajikan kepada masyarakat atau khalayak.
Peneliti menyarankan media masa cetak sebagai salah satu komunikator masa di Indonesia, sebaiknya tetaplah menjadikan diri sebagai wadah pendidikan moral dan politik untuk bisa menjadi netral, independen, dan pelaksana kontrol yang efektif. Mengurangi kecendrungan media terhadap politik tertentu dengan cara memperlihatkan sisi ketokohan, kharisma sosok kandidat calon presiden secara berimbang, tanpa mengesampingkan pemberitaan kandidat calon lainnya merupakan hal yang penting guna membentuk kondisi pencitraan politik yang sehat, sehingga menjadi faktor yang turut mempengaruhi perubahan perilaku pemilih.

Starting from the assumption that the media has strong correlation between what is upload by the mass media and issue is on the agenda of the public in the presidential election campaign. The media shown a tendency to the emergence of the media with the power for specific political leanings.
The focus of this research about how exactly the presidential election news presented by the newspaper Kompas, Media Indonesia and the Koran Sindo and what is its implications for national resilience. The type of research is the research wish content analysis with quantitative method and in-depth interviews.
Research results obtained by category in correlation that factuality, accuracy, completeness and relevance there was no significant difference in the presentation, while for the category value of information. There are significant differences between the three newspaper in its presentation, and there are implications for national security on the content of the election presented to the public.
The researcher suggests that the print media, as one of the communicators in Indonesia, should still make themselves as moral and political education forum and has to be a natural, independent, and implementing effective control. The media has also to be independent from certain political by showing the personal and charismatic figure of the presidential candidate in a balanced way. Candidates, reporting is essential in order to establish a healthy political image; conditions; thus becoming factors that influence voter behavioral change.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Silviana
"Skripsi ini meneliti struktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa dan majalah pria dewasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur wacana yang meliputi suprastruktur, alat kohesi, dan makrostruktur dalam wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa (majalah Cleo) dan majalah pria dewasa (majalah Maxim). Iklan advertorial kondom yang dijadikan sebagai data adalah iklan advertorial It Takes Two to Tango_ (majalah Cleo) dan iklan advertorial Great Earthquake_ (majalah Maxim). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suprastruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa terdiri atas judul, elemen visual, badan iklan yang dilengkapi foto produk, dan baseline, sedangkan wacana iklan advertorial kondom di majalah pria dewasa terdiri atas elemen visual, lead in, judul, subjudul, dan badan iklan yang dilengkapi foto produk. Wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa dan pria dewasa mengandung alat kohesi berupa referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal, yaitu reiterasi_berupa repetisi dan sinonim_dan kolokasi. Makrostruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa menonjolkan informasi bahwa pemakaian kondom membutuhkan koordinasi antara wanita dan pasangannya untuk mendapatkan seks yang aman dan menyenangkan, sedangkan makrostruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah pria dewasa menonjolkan informasi bahwa pemakaian kondom dapat memberikan sensasi berbeda ketika berhubungan seksual.

This undergraduate thesis analyzes about discourse structure in condom advertorials in women_s magazines and men_s magazines. This research uses a qualitative method. The purpose of this research is to describe the discourse structures including superstructure, cohesive devices, and macrostructure in condom advertorials in women_s magazine (Cleo magazine) and men_s magazine (Maxim magazine). The advertorials used as data are It Takes Two to Tango_ (advertised in Cleo magazine) and Great Earthquake_ (advertised in Maxim magazine). This research shows that the superstructure of the condom advertorial in the women's magazine consists of headline, a visual element, body copy of the advertorial completed with the product shot, and baseline. Meanwhile, the superstructure of the condom advertorial in the men_s magazine consists of a visual element, lead in, headline, subheadline, and the body copy of the advertorial completed with the product shot. The condom advertorials in the women_s magazine and the men's magazine consist of cohesive devices such as references, substitutions, ellipsis, conjunctions, and lexical cohesion (reiteration_in forms of repetitions and synonyms_and collocations). The macrostructure of the condom advertorial in the women_s magazine focuses on information about the importance of the coordination between women and their partners in using condoms for the safe and pleasant sex. On the other hand, the macrostructure of the condom advertorial in the men_s magazine emphasizes on how using condom could give particular sensation during sexual intercourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10921
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafiah Sifa
"Tesis ini berusaha membongkar terjadinya dominasi Amerika dalam film Spanglish. Film yang bercerita tentang imigran Meksiko yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah keluarga Amerika ini dianalisis secara semiotika Barthes yang menekankan kepada terjadinya ketimpangan identitas budaya orang Amerika dan Imigran dalam film produksi Amerika.Teori-teori yang digunakan adalah Hegemoni Gramsci dan Semiotika Barthes.Dalam penelitian tergambarkan bahwa ada hegemoni pada film produksi Columbia pitures ini.Secara kasat mata, dalam film tidak terlihat terjadinya hegemoni, namun setelah di analisis secara semiotika ditemukan adanya ideologi terselubung yaitu Rasisme dan Amerikanisme.Representasi identitas budaya yang dibangun oleh media ini bisa membantu kelompok dominan untuk melanggengkan ideologinya. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan para sineas film bisa lebih berhati-hati dalam membangun makna melalui film mereka, karena film yang ditonton akan memberikan kontribusi kepada penonton atau merendahkan kelas subordinat.

This Thesis is trying to break down the american dominance in film Spanglish. The Film tells the story of immigrants Mexico who worksin American family as a housekeeper. This film is analyzed by a semiotics Barthes to see inequality inside cultural identity of Americans and immigrants. The research used hegemony theory Gramsci and semiotic technique of Roland Barthes's model. In research reflected that there are hegemony on this Columbia pictures Film. In this film, hegemony is not seen, but after it is analyzed by semiotic covert ideology have been found which are Racism and Americanism. The representation of cultural identity that built by media can help to perpetuate its ideology of dominant group. Therefore, the researcher suggestthe filmmakers to be more careful in constructing meaning through their films, since film has contribution to the audience in degrading the subordinate classes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30874
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
S. Satya Dharma, 1962-
Jakarta: AWAM Indoensia, 2003
302.23 MAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Genesko, Gary
London: Routledge, 1999
302.23 GEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safrin
"Penelitian ini menggunakan pendekatan "Pembentukan Persepsi Mengenai Realitas Sosial oleh Media Massa" Asumsi dasar dari pendekatan ini ialah bahwa media massa memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi khalayaknya. Namun demikian pembentukan persepsi itu tidak semata mata disebabkan oleh terpaan media massa Pengalaman seseorang dengan suatu realitas sosial, serta aktivitas komunikasi interpersonal tentang realitas dalam kehidupan sehari-hari, bisa membentuk persepsi pada realitas tersebut.
Bertitik tolak dari kondisi di atas, dalam penelitian ini ketiga variabel di atas akan dianalisis dalam kaitan dengan pembentukan persepsi pada realitas sosial. Variabel penggunaan media dikembangkan denngan memasukkan beberapa indikator seperti eksposur berita kriminalitas surat kabar non Pos Kota, eksposur berita kriminalitas Pos Kota, eksposur berita kriminalitas televisi dan majalah. Adapun 'realitas sosial" yang menjadi perhatian dalam penelitian ini ialah "realitas kriminalitas" dengan indikatornya yaitu pencurian, pencopetan, perampokan/pornografi, dan pembunuhan. Pembentukan persepsi diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu rawan dan tidak rawan. Sedangkan lokasi penelitian dipilih dua kelurahan di wilayah Jakarta Pusat yang memiliki tingkat kriminalitas tinggi dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan persepsi itu dipengaruhi oleh eksposur terhadap berita kriminalitas pada surat kabar yang memiliki isi spesifik tentang kriminalitas seperti Pos Kota dan daerah tempat tinggal khalayak. Hal mi terlihat pada khalayak yang membaca berita kriminal Pos Kota dan tinggal di wilayah yang tingkat kriminalitasnya rendah, pembentukan persepsi mereka berhubungan dengan membaca Pos Kota tersebut. Sedangkan bagi khalayak yang tinggal di wilayah tingkat kriminalitas tinggi, pembentukan persepsi mereka tidak berhubungan dengan media tersebut, meskipun khalayak ini iuga membaca berita kriminalitas dari surat kabar Pos Kota."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"Selama kampanye Pemilu 1999 umumnya media massa Indonesia mengkonstruksikan partai politik ibarat grup musik; dan menjadikan para tokohnya sebagai selebritis. Pada masa itu, koran-koran nasional menggambarkan partai politik sebagai alat pengumpul massa. Sementara fungsi parpol sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of ideas) dalam kehidupan berdemokrasi tidak terlihat dalam pengkonstruksian tersebut. Menariknya, hal itu terjadi dalam kondisi dimana setiap media memiliki motivasi yang berbeda-beda, entah itu ideologis, idealis, politis, ataupun ekonomis, dalam membuat berita politik.

During the 1999-campaign period generally the mass media in Indonesia constructed political parties like a music group; and present the politicians acts as celebrities. At that time, national newspapers describe political parties as the instrument to harvested masses. Meanwhile the political party functions, as broker within the clearinghouse of ideas in the democratic lives didn?t appear within the political party?s discourse. In spite of the media have different interests one each other in news making the political parties, such as ideological, idealism, political, and economic or market factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>