Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1982
297.7 ZAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1983
297.6 ZAM t (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1990
297.7 ZAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1994
297.6 ZAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
572.792 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman Khan
"Tesis ini mengungkap "fakta-fakta-moral" yang berlaku dalam kehidupan kongkret orang Minangkabau yang bersumber kepada adat. Dalam penelitian ini, pencarian norma-norma kehidupan masyarakat Minangkabau bertolak dari fakta-fakta moral yang dapat ditemukan dalam pepatah-petitih (peribahasa) Minangkabau yang diperkuat oleh Tambo Minangkabau dan beberapa buku tentang adat dan kebudayaan Minangkabau.
Pada tahap formal filosofis, dilakukan penelitian awal untuk menemukan prinsip-prinsip hidup Minangkabau. Penelitian tahap awal ini, mengelompokkan pepatah-petitih dalam kategori dan sifat berdasarkan fakta objektif yang terkandung di dalamnya. Kategori meliputi sifat dan ciri manusia, hubungan kekeluargaan, kehidupan bernagari, bidang pekerjaan dan pencarian nafkah dan bidang kehidupan religius. Sedangkan sifat merupakan ungkapan-ungkapan pepatah-petitih yang bercirikan- deskriptif, evaluatif, persuasif dari performatif.
Dalam bahasa berciri evaluatif ditemukan dua pokok nilai etis sosial sebagai prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam semua interaksi kehidupan kongkret orang Minangkabau, yaitu: prinsip musyawarah dan prinsip keadilan. Kedua prinsip ini dalam pelaksanaannya dilandasi oleh rasa Jo pareso dan keutamaan "buds".
Dalam bahasa berciri persuasif ditemukan lima keutamaan perilaku manusia yang dapat dipandang sebagai keutamaan "buds" atau moral, yaitu: sikap mawas diri, tanggung jawab, kejujuran, tenggangrasa dan kerendahan hati. Lima keutamaan ini mempunyai nilai kontribusi dalam pokok-pokok pandangan moral Minangkabau.
Bertitik tolak dari temuan inilah dilakukan suatu pendekatan etika normatif. Falsafah alam Minangkabau berisi ajaran-ajaran moral tentang bagaimana seseorang harus menempatkan diri dalam segala perilaku dan tindakan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, adat juga memberikan kebebasan normatif yang harus dipertanggungjawabkan setiap pribadi Minangkabau.
Dalam menjaga keutuhan masyarakat, seorang anak Minangkabau selalu dibatinkan untuk selalu menyelaraskan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Berlakulah harmoni (selaras) dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam nyata dan alam gaib seperti yang diajarkan falsafah alam terkembang jadi guru. Oleh sebab itu, suara hati setiap pribadi dihimbau untuk selalu menjaga keselarasan sosial, mematuhi norma-norma masyarakat dalam mencapai hidup yang "berhasil" menurut pandangan hidup Minangkabau."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaria Syafariah Widjayanti
"Kyai dan sistem pendidikan pesantren berpengaruh dalam menentukan pandangan hidup seorang santri. Pengaruh kyai yang dominan tergantung pada ajaran kyai, kewibawaan kyai, moralitas kyai, ilmu sang kyai, relasi kyai dengan masyarakat sekitar. Sedangkan sistem pendidikan merupakan variabel yang berpengaruh, jika sistem itu tepat digunakan. Dalam sistem pendidikan yang mempengaruhi pendangan hidup santri tergantung pada kurikulum yang diberikan, metode pengajaran, hubungan antara kyai dan santri, dukungan peralatan dalam proses belajar dan mengajar.
Dalam Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Surakarta, tidak ditemukan sosok kyai seperti yang dideskripsikan dalam pesantren pada umumnya. Namun sosok kyai dapat ditemukan dari fungsi ustad di pesantren ini. Ustad adalah guru yang mengajarkan ilmu di sekolah-sekolah formal dan non formal di pesantren ini. Tidak semua ustad membaur atau hidup bermukim dalam pesantren. Ustad senior hidup di rumah sendiri bersama kelurga yang jaraknya reatif jauh dari pesantren. Sementara Ustad junior hidup dan bermukim bersama para santri. Dalam kehidupan bersama ini terjadi transfer ilmu dan keyakinan dan pola periaku dari ustad junior kepada para santri.Dalam pesantren Ngruki ini tidak terdapat pola kepemimpian yang sentralistik Pengambilan keputusan dilakukan lewat musyawarah dalam suatu rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Direktur. Hal ini wajar karena sistem kepemimpinan pesantren Ngruki tidak dikenal seorang kyai atau ustad senior, tetapi berada di tangan Dewan Direktur.
Pondok Pesantren Ngruki ini tergolong pesantren modern, yang tampak dari sistem pendidikan yang digunakan. Dalam sistem pendidikan ini mengunakan sistem klasikal, yang terdiri dari tingkatan atau jenjang pendidikan. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Di samping pendidikan formal yang berlangsung dalam kelas, juga terdapat pendidikan non formal seperti pramuka, pencinta alam, silat dan sebagainya.
Berkaitan dengan ketahanan dan keamanan nasional, pesantren ini dapat mendukung ketahanan nasional mengingat sumber daya yang dimiliki. Dengan jumlah santri yang mencapai 2000 orang, maka alumni setiap tahunnya menyebar di masyarakat. Sumber daya alumni yang berkualitas yang dimiliki pesantren sangat membantu dalam pembangunan. Namun hal ini juga tergatung pada persepsi yang dibangun para alumninya pada waktu menjadi santri di pondok tersebut. Persepsi yang negatif seperti tidak mau menghormati bendera, akan berpengaruh dalam ketahanan nasional.

Study on two variables such personality of Kyai and educational system of pesantren has an effect on determining a variable of perception of life for a santri. Meanwhile the dominant Kyai influence depends on his teaching, authority, morality, knowledge, and relationship with his society around. On the other hand, the education system represent a variable having an effect on, if the system is precisely proceed. In the system influencing perception of life of a santri depends on a given curriculum, instruction method, relation between santri and kyai, and tools for supporting the course of learning and teaching.
The study shows that in the Pesantren Islam Al Mukmin. Ngruki in Surakarta case, there is no such of figure of which is described as common sense in pesantren life. However, the figure could be found from ustad function in this pesantren. The ustad is a teacher, which is teaching knowledge in formal schools and non-formal in this pesantren. Furthermore, all ustad do not all mixed or life live in pesantren. Meanwhile, senior ustad prefers to live at home with his family, which is relatively far from pesantren, whereas junior ustad prefer to live together with santri. In this coexistence happened the transfer of beliefs and knowledge and behavioral patterns from junior ustad. There is no centralistic leadership pattern, thus the decision-making depends on discussion in Board Of Directors of Pesantren. It can be understandable since the leadership system and style of the Ngruki pesantren do not in recognizing a senior ustad or kyai, but residing in Board Of Directors hand.
The Pesantren Ngruki pertained modem pesantren, visible from education system, which is used. In the education system that classical system used, consist of education ladder or level. The medium of instruction is Indonesian, Arabic and English. There is also education of non formal such boy scout, natural adventure, martial art and etc, beside formal education which is taking place in class.
In conjunction with national security and resilience, the pesantren could support national resilience in term of possession of the resource. With amount of santri to 2000, hence its alumni in every year disseminate in society. The qualified alumnus is a valuable resource for development. However, it also depends on their perception of its alumni when becoming santri in the pesantren. A negative perception such as saluting respect national flag will have an effect on in national resilience.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Siraman Gong Kyai Pradah Tradition is one of the local cultures in Blitar Regency, East Java Province. This Traditiona is still held twice a year by the supporting people in lodoyo, Sutojayan district, Blitar Regency.This is because the public belelves that supporters of this tradition will gain benefir for his or her life...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudin Ali
1995
S2391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>