Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Nidjam
Jakarta: Zikrul Hakim, 2001
297.55 ACH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sekretariat Program Studi Magister Manajemen. ATMA Jaya,
330 TEMEN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Restia Dwi Oktavianing Tyas
"ABSTRAK
Lembaga XYZ merupakan lembaga pemerintahan non-struktural yang bertanggung jawab langsung kepada presiden yang berfungsi untuk mengendalikan program-program prioritas, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis. Perubahan komponen sumber daya manusia yang terjadi dalam periode yang singkat menyebabkan banyaknya pengetahuan individu yang belum terdokumentasi untuk dapat digunakan kembali dalam mendukung pengambilan keputusan dan penyelesaian permasalahan di Lembaga XYZ. Selain itu, pengetahuan individu tersebut akan hilang seiring dengan berakhirnya masa bakti sumber daya manusianya. Maka dibutuhkan prosedur manajemen pengetahuan untuk mengelola pengetahuan tersebut. Implementasi manajemen pengetahuan harus memperhitungkan risiko kegagalan yang dapat dikurangi dengan mengetahui kesiapan organisasi dalam menerapkan manajemen pengetahuan tersebut. Penelitian ini membahas mengenai pengukuran kesiapan implementasi manajemen pengetahuan dengan menggunakan aspek abstrak, budaya organisasi, struktur organisasi, lingkungan fisik, infrastruktur teknologi informasi, penerimaan individu, dan kemauan terlibat manajemen pengetahuan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa level kesiapan organisasi berada pada level receptive yang berarti bahwa Lembaga XYZ siap dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan namun dengan memperbaiki aspek lingkungan fisik dan dimensi penghargaan pada aspek budaya organisasi.
ABSTRACT
The XYZ institution is a non-structural government institution that is directly responsible to the president which functions to control priority programs, political communication, and management of strategic issues. Changes in the components of human resources that occur in a short period of time cause a lot of individual knowledge that has not been documented to be reused in supporting decision making and problem solving at the XYZ Institution. In addition, the individual's knowledge will be lost along with the end of the service period of his human resources. Then knowledge management procedures are needed to manage this knowledge. The implementation of knowledge management must take into account the risk of failure that can be reduced by knowing the readiness of the organization in implementing the knowledge management. This study discusses the measurement of knowledge management implementation readiness using abstract, organizational culture, organizational structure, physical environment, information technology infrastructure, individual acceptance, and willingness to engage knowledge management. The results of this study state that the level of organizational readiness is at the receptive level, which means that the XYZ Institution is ready to implement knowledge management by improving the physical environment and reward aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Jamil
"Industri dirgantara saat ini sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan sangat berguna bagi industri lainnya. Pengetahuan dalam industri dirgantara dapat ditemukan pada kelompok penelitian dan komunitas yang menjalankan fungsi penelitian maupun pengembangan. Organisasi dirgantara bercirikan teknologi yang kompleks, rumit, terampil dan mahal. Oleh karena itu, pengetahuan harus dikelola dengan baik. LAPAN merupakan lembaga yang melaksanakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan dirgantara. Penerapan manajemen pengetahuan (MP) merupakan salah satu target organisasi. Berdasarkan laporan evaluasi capaian rencana induk TI, salah satu permasalahan yang ditemukan adalah implementasi manajemen pengetahuan tidak berhasil (not achieved). Organisasi yang bermaksud mengimplementasikan MP, perlu mengetahui terlebih dahulu apakah organisasi tersebut telah siap. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan MP di LAPAN dan memberikan rekomendasi. Kerangka kesiapan dibangun dari analisis faktor penentu keberhasilan, fondasi MP, dan pendukung MP. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan penentuan bobot faktor menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LAPAN sudah siap untuk implementasi MP namun perlu perbaikan dengan nilai 79,2%. Rekomendasi bagi organisasi diantaranya adalah membangun struktur organisasi MP, menyusun strategi MP, mengoptimalkan sarana berbagi pengetahuan dan menyusun kebijakan dan standar.

Aerospace industry plays an important role in economic growth and useful for the other industries. Knowledge in the aerospace industry can be found in research groups and communities which carry out functions both in design and development programs. Aerospace instituion characterized by complex, complicated, skilled and expensive technologies. Therefore, knowledge should be managed properly. LAPAN is an institution that carries out tasks in the field of aerospace research and development. The implementation of KM is one of the organizational targets. The IT master plan evaluation report stated that one of the problems it had founded, that the implementation of knowledge management was not achieved and before an organization implements KM, it is necessary to know whether the organization is ready. This study aims to measure the KM readiness at LAPAN and provide recommendations. The readiness framework is built from the analysis of critical success factors, KM foundations, and KM enablers. Data collection using a questionnaire with a Likert scale and determining the weight of the factor using the analytical hierarchy process (AHP). The results of this study indicate that LAPAN is ready for KM implementation but need improvements with a value of 79.2%. The recommendations for the organizatation is to build KM organizational structure, develop an KM strategy, optimize the medium of knowledge sharing and arrange a policies and standards"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmayani
"ABSTRAK
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mempunyai tugas dan fungsi di bidang hak asasi manusia, peraturan perundang-undangan, administrasi hukum umum, hak kekayaan intelektual, pemasyarakatan, dan keimigrasian. Laporan kinerja instansi pemerintah (LAKIP) Kemenkumham tahun 2017 menyebutkan bahwa 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) Kemenkumham, yaitu indeks integritas memiliki target nilai 3.3 dan indeks reformasi birokrasi memiliki target nilai 85. Hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi Kemenkumham tahun 2017 menyebutkan bahwa nilai indeks integritas adalah 3.14 dan nilai indeks reformasi birokrasi adalah 76.33, sehingga target IKU yang sudah ditetapkan tidak tercapai. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesiapan Kemenkumham dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dan rekomendasi apa yang perlu diberikan terhadap hasil analisis untuk meningkatkannilaipenyelenggaraanreformasibirokrasidiKemenkumham. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan pada saat penyusunan kerangka teoretis dan penyusunan rekomendasi. Metode kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan pendapat pegawai Kemenkumham dan melakukan pembobotan faktor dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan analitycal hierarchy process (AHP). Berdasarkan hasil analisis, tingkat kesiapan Kemenkumham berada pada nilai 3.995 yang berarti Kemenkumham siap mengimplementasikan manajemen pengetahuan dengan sedikit peningkatan. Rekomendasi perbaikan diberikan kepada indikator dengan nilai kesiapan di bawah 4.2 atau indikator di bawah tingkat siap untuk mengimplementasikan manajeme n pengetahuan.

ABSTRACT
The Ministry of Law and Human Rights (Kemenkumham) has duties and functions in the fields of human rights, legislation, general law administration, intellectual property rights, correctional and immigration. The 2017 Kemenkumham government agency performance report (LAKIP) states that 2 (two) key performance indicators (IKU) of Kemenkumham, namely the integrity index has a target value of 3.3 and the bureaucratic reform index has a target value of 85. The results of 2017 Kemenkumham bureaucratic reform implementation mention that the integrity index value is 3.14 and the bureaucratic reform index value is 76.33, so the target IKU that has been set is not achieved. The study was conducted to determine the extent of Kemenkumham readiness in implementing knowledge management and what recommendations need to be given to the results of the analysis to increase the value of implementing bureaucratic reform at Kemenkumham. This study uses a combination research method that combines qualitative methods and quantitative methods. Qualitative methods are used when compiling theoretical frameworks and formulating recommendations. The quantitative method is used to collect the opinions of Kemenkumham employees and do factor weighting using a questionnaire as an instrument. Weighting is done using the analitycal hierarchy process (AHP). Based on the results of the analysis, the level of readiness of Kemenkumham is at the value of 3,995 which means that the Ministry of Law and Human Rights is ready to implement knowledge management with a slight increase. Improvement recommendations are given to indicators with readiness values below 4.2 or indicators below the level ready to implement knowledge management."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Parengkuan, Toar
"ABSTRAK
PT. Factor indo Ayu adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kosmetika dengan merk Max Factor. Hingga saat ini, perusahaan telah memasarkan tiga jajaran produk Max Factor, yaitu Jajaran Max Factor Fame, Jajaran Max Factor Ultralucent dan Jajaran Max Factor Reguler. Setiap jajaran produk terdiri atas sejumlah produk-produk item dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada produk untuk perawatan kulit, produk tata rias dan produk minyak wangi. Khusus produk minyak wangi hanya disediakan oleh Jajaran Max Factor Fame. Dalam matriks evaluasi produk kedudukan masing-masing jajaran produk berbeda. Berdasarkan kriteria Polli dan Cook jajaran Max Factor Fame dan jajaran. Max Factor Ultralucent berada dalam tahap pertumbuhan, sedangkan jajaran Max Factor Reguler berada dalam tahap kejenuhan awal. Kedudukan saham pasar untuk jajaran Max Factor Fame dan jajaran Max Factor Ultralucent telah mencapai tahap average (rata-rata), sedangkan jajaran Max Factor Reguler mas ih berada pada tahap marjinal. Kedudukan keuntungan dari jajaran Max Factor Ultralucent dan jajaran Max Factor Reguler telah mencapai target, sedangkan jajaran Max Factor Fame sudah melampaui target yang ditentukan. Strategi jajaran produk yang dilakukan selama ini adalah dengan mengisi atau menambah sejumlah produk baru kedalam jajaran yang ada dengan kata lain melengkapi juml ah produk item yang ada dalam setiap jajaran produk. Adapun saran-saran yang diberikan untuk PT. Factorindo Ayu adalah perlunya di tingkatkan kelengkapan dari masing-masing jajaran produk, terutama jajaran Max Factor Ultralucent dan jajaran Max Factor Reguler. Hal ini dimaksudkan agar setiap jajaran produk menjadi lengkap dan konsumen tertarik pada produk kosmetika Max Factor. Dan juga yang perlu ditingkatkan adalah pelayanan terhadap konsumen, agar konsumen dapat mudah menentukan produk mana yang cocok dengan keadaan dirinya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desiana Nurul Maftuhah
"Fungsi IT Service Desk di dalam sebuah organisasi adalah sebagai kontak satu pintu yang menangani keluhan dari pengguna sistem aplikasi dan memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna sistem. Untuk menunjang fungsi tersebut, pemanfaatan manajemen pengetahuan menjadi kebutuhan yang berperan penting dalam membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan cepat. Berdasarkan data pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, penyelesaian complain IT Service Desk Bank XYZ belum mencapai SLA. Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengelolaan informasi atau pengetahuan di IT Service Desk dalam menunjang penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level atau tingkat kematangan implementasi knowledge management pada IT Service Desk Bank XYZ serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas implementasi manajemen pengetahuan pada IT Service Desk Bank XYZ. Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner yang disusun berdasarkan framework dari APO dengan responden pekerja di IT Service Desk Bank XYZ. Sedangkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan dapat diketahui bahwa implementasi manajemen pengetahuan di IT Service Desk Bank XYZ berada pada tingkat kematangan level 4 (refinement). Penelitian ini menghasilkan sebelas rekomendasi perbaikan implementasi manajemen pengetahuan.

The function of the IT Service Desk in an organization is as a single point of contact that provides help and assistance to users to overcome problems of applications that they face. Utilizing knowledge management is crucial for supporting the function since it makes it easier to rapidly and completely gather the necessary information. Based on the data from 2020 until 2022, complaint resolution time in IT Service Desk Bank XYZ has not reach the target. The management of information or knowledge in the IT Service Desk to support the execution of everyday job is one of the causes of this. This study's goals are to assess the IT Service Desk's knowledge management maturity level and offer suggestions for strengthening knowledge management implementation quality. This research used both quantitative and qualitative or mixed method. An APO-based questionnaire that was issued to IT Service Desk staff members as respondents is used for quantitative research. According to the results of the maturity level measurement, the IT Service Desk at XYZ Bank has knowledge management maturity at level 4 (refinement).. Considering the questionnaire's findings, expert validation was carried out and then eleven recommendations for improvement were made."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Millen Novia Armayanti
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik dengan risiko komplikasi yang cukup tinggi. Upaya pencegahan terjadinya komplikasi diabetes dapat dilakukan dengan melakukan manajemen diri diabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan kemampuan manajemen diri diabetes pada kelompok pekerja buruh yang menjalani shift malam. Data diperoleh dari 106 responden di Kota Bekasi dengan menggunakan teknik snowball sampling. Instrument penelitian yang digunakan yaitu instrument tingkat pengetahuan dan instrument manajemen diri diabetes yang dikembangkan dan mengacu pada DSMQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap penyakit dan manajemen diri pada pekerja buruh yang menjalani shift malam masuk kedalam kategori cukup baik dengan jumlah 67 responden dan kemampuan manajemen diri diabetes pada kelompok pekerja buruh yang menjalani shift malam dalam kategori baik dengan jumlah 54 responden. Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi kesehatan terkait manajemen diri diabetes pada penyandang diabetes melitus tipe 2 yang menjalani shift malam seperti edukasi mengenai mengatur waktu makan dan minum obat, waktu berolahraga, dan waktu yang tepat untuk mengecek kadar gula darah pada pekerja shift malam agar pekerja shift malam dapat selalu terpantau dan tidak mengalami hipoglikemia ataupun komplikasi lainnya.

Type 2 diabetes mellitus is a chronic metabolic disease with a high risk of complications. Diabetes self-management has been considered as an effort to reduce complications. This study aimed to identify knowledge level of diabetes and diabetes self-management skills in a group of laborers with type 2 diabetes mellitus who worked night shifts. A total of 106 subjects were recruited from Bekasi City with snowball sampling. The research instrument used is a knowledge level instrument and diabetes self-management that refers to DSMQ. The result showed that the level of knowledge of diabetes melitus and self-management was in the fairly good category with a total of 67 respondents and diabetes self-management in the group of workers who underwent night shift were in the good category with a total of 54 respondents. This study provides education related to diabetes management in people with type 2 diabetes who undergo night shift such as education about managing the time to eat and take medication, when to exercise, and the right time to check sugar levels in night shift workers so that night shift workers can always be monitored and there was no hypoglycemia or other complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Uyun
"Selama dua dekade terakhir, manajemen pengetahuan telah menerima perhatian yang signifikan di dunia bisnis dan telah diakui sebagai elemen penting dalam proses pembelajaran organisasi untuk menciptakan produk, strategi, dalam layanan baru. Perusahaan berlomba-lomba dalam memberikan produk dan layanan yang terdepan demi mampu bertahan di dunia bisnis. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing, inovasi dan kemampuan menjadi sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Karenanya, PT XYZ mengadopsi manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan mempertahankan keberlangsungan organisasi. Namun, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek terpenting dalam manajemen pengetahuan sehingga manajemen pengetahuan yang ada sekarang belumlah optimal. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu organisasi agar fokus dan memperioritaskan aspek-aspek pada manajemen pengetahuan agar penerapannya dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan agar penerapan manajemen pengetahuan dapat optimal dan memberikan hasil yang signifikan. Pengukuran kematangan manajemen pengetahuan pada penelitian ini menggunakan model kematangan G-KMMM. Secara keseluruhan, tingkat kematangan manajemen pengetahuan berada pada tingkat 2 (aware). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi sadar dan memiliki niat untuk mengelola pengetahuan, dan memiliki intensi untuk mengimplementasikan MP dengan baik. Terdapat delapan rekomendasi perbaikan yang diusulkan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kematangan manajemen pengetahuan di PT XYZ Indonesia

Over the past two decades, knowledge management has received significant attention in the business world and has been recognized as an important element in the organizational learning process for creating products, strategies, and new services. Companies are competing in providing leading products and services to be able to survive in the business world. The number of companies engaged in digital marketing, innovation and capability is very important to maintain the sustainability of the organization. Therefore, PT XYZ adopted KM to improve employee competencies and maintain organizational sustainability. However, PT XYZ does not have an effective method to measure the most important aspects of knowledge management yet. Thus, management of existing knowledge is not optimal enough. Measurement of the level of maturity is needed to help the organization to focus and prioritize aspects of knowledge management so that its application can run optimally and give the result significantly. This study aims to measure maturity and provide recommendations for improvement to optimize the application of knowledge management. Measurement of KM maturity in this study used the G-KMMM maturity model. To sum up, the level of maturity in term of Knowledge Management occupies level 2 (aware). It can be said that organization is realized and having intention to manage knowledge and implement it well. There are 8 recommendations of suggested improvement that will be expected to enhance maturity level of KM in PT XYZ Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Djuharno
"Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengkaji implementasi manajemen perpustakaan dalam otonomi daerah (2) untuk mengkaji pengaruh dan implikasi otonomi daerah terhadap manajemen perpustakaan. Otonomi daerah berimbas terhadap bergesernya sistem pemerintahan yang sentralistik ke desentralistik sehingga menimbulkan perubahan dalam kebijakan penyelenggaraan pembangunan nasional.
Populasi penelitian adalah pejabat struktural dan fungsional pustakawan Badan Perpustakaan Daerah D,I Yogyakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam (depth interview).
Hasil penelitian menunjukan bahwa otonomi daerah berdampak terhadap manajemen perpustakaan dan fungsi-fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organi:ing), pengelolaan staf (staffing), pengarahan (directing), koordinasi (coordinating) dan penganggaran (budgeting) (2) otonomi daerah berpengaruh terhadap manajemen perpustakaan yang terkait dengan aspek status/organisasi, pembiayaan, ketenagaan, koleksi, teknis layanan perpustakaan. (3) otonomi daerah berdampak positif tehadap kesejahteraan pegawai, penghargaan (reward) dan pemberdayaan pustakawan, namun sebaliknya otonomi daerah juga berdampak negatif terhadap terhambatnya kemajuan karier, promosi jabatan serta pengembangan staf perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Daerah D.I Yogyakarta.

The Implementation of Autonomy and Its Impact on Library Management = Case study at the Province library of D.I YogyakartaThe objectives of the study are as follows : (1) to find out how the library management implementation of autonomy and ,(2) to find out the impacts and implication of autonomy on the library management That authonomy brings about a shift in local administrative system, that is from a centralized system to a decentralized one, which causes a change in the policy in implementing national development.
The population of the study are the top and middle managers, librarians and clerical staf at the provincial library of Yogyakarta. The study uses qualitative approach and the depth interview method.
The result of study show that (1) autonomy has impacts on library management including planning, organizing, staffing, directing, coordinating and budgeting (2) autonomy has impacts on library management in relation with organizational status, funding, staffing, collection and library services, and (3) autonomy has not only positive impacts on staff welfare, rewards and empowering librarians but also negative impacts on career development, job promotion and staff development in the Provincial Library of D.I Yogyakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>