Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1995
301 SOC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reamer, Frederic G.
New York: Columbia University Press, 1999
361.3 REA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Homan, Roger
London: Longman, 1991
174.93 HOM e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Zeland: Wadsworth and Cengage Learning, 2012
303.483 SOC (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Fransiska
"Tesis ini membahas mengenai pemanfaatan media sosial oleh gereja dan pemimpin gereja sebagai bagian dari komunikasi sosial dengan jemaat. Perkembangan teknologi digital tidak terbatas pada lini masa tertentu dalam kehidupan, bahkan dianggap mempengaruhi organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan sosial. Pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi dan implementasinya dilakukan oleh berbagai organisasi, termasuk gereja yang selanjutnya menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan tugas utama gereja untuk bersekutu, bersaksi dan melayani. Penelitian ini kemudian dilakukan untuk memahami sikap dan perilaku pendeta sebagai pemimpin gereja dalam memandang pemanfaatan media sosial di gereja. Peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial merupakan salah satu inovasi yang diadopsi oleh gereja. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori difusi inovasi sebagai acuan koseptual untuk analisis. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan memperoleh data melalui wawancara terhadap beberapa pendeta yang berasal dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Jakarta II. Beberapa temuan menarik ditunjukkan melalui tema-tema analisis yang terdiri dari struktur organisasi dan pemimpin Gereja Kristen Indonesia (GKI), pemasaran media sosial dari sudut pandang pendeta, platform media sosial sebagai kanal komunikasi pemasaran gereja, perspektif pendeta tentang gereja beroperasi sebagai sebuah bisnis, pentingnya penggunaan media sosial gereja, pandangan terhadap pendeta yang tidak menggunakan media sosial gereja, sikap kepemimpinan yang efektif, serta manfaat dan tantangan dalam penggunaan media sosial. Peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial sebagai sebuah inovasi dalam gereja mengalami berbagai proses tahapan yang dipengaruhi oleh karakteristik gereja dan pemimpin gereja, sehingga hal tersebut menentukan bagaimana setiap gereja menggunakan media sosial sebagai media komunikasi gereja. Sikap dan perilaku positif ditunjukkan oleh pendeta sebagai pemimpin gereja dalam memandang dan mengimplementasikan penggunaan media sosial di gereja. Pemasaran media sosial juga dipersepsikan secara berbeda oleh para pendeta yang menganggap bahwa pemasaran media sosial mengacu kepada pemasaran pewartaan firman Tuhan, bukan untuk memasarkan institusi gerejanya. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial perlu dilakukan oleh gereja dalam mencapai tugas panggilannya untuk bersekutu, bersaksi dan melayani demi membangun iman jemaat.

This thesis discusses the utilization of social media by churches and church leaders as part of social communication with the congregation. The development of digital technology is not limited to a certain timeline of life, moreover is considered affecting organization to adapt to social change. The utilization of social media as means of communication and its implementation is carried out by various organizations, including the church which further becomes a challenge in itself when carrying out the main tasks of the church to unite, to witness and to service. This research is conducted to understand the attitudes and behaviors of pastors as a church leader in considering the utilization of social media in the church. The researcher finds that the use of social media is one of innovation adopted by the church. Therefore, in this study, researcher uses diffusion of innovations theory as a conceptual reference for the analysis. The researcher used a qualitative method by obtaining data through interviews with several pastors from Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Jakarta II. Several interesting findings are shown through the analysis themes which consist of the organizational structure and leaders of the Gereja Kristen Indonesia (GKI), social media marketing from the pastor's perspective, social media platforms as a media channel for church marketing communications, the pastor's perspective regarding the church operation as a business, the importance of the utilization of church social media, views on pastors who non-adopt church social media, effective leadership attitudes, also the benefits and challenges of social media utilization. The researcher finds that the utilization of social media as an innovation in the church experiences various stage processes which are influenced by the characteristics of the church and leaders, therefore it determines how each church uses social media as a church communication medium. Positive attitudes and behaviors are shown by pastors as church leaders in considering and implementing the utilization of social media in the church. Social media marketing is also perceived differently by pastors who consider that social media marketing refers to market the proclamation of God's word, instead of marketing their church institutions. This shows that the utilization of social media needs to be done by the church for achieving its duties to unite, to witness and to service toward building the faith of the congregation.

 

Keywords: the utilization of church social media, pastor, church leader, diffusion of innovations, attitudes, behaviors"

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Midayanti
"

Banyak literatur membuktikan bahwa interaksi sosial berpengaruh secara signifikan pada hasil individu dalam berbagai konteks. Interaksi sosial di Indonesia menunjukkan bahwa dalam lingkungan tempat tinggal, rumah tangga di Indonesia sangat saling tergantung dengan rumah tangga tetangga. Penelitian ini mencoba untuk memperbanyak analisis kesejahteraan rumah tangga sebelumnya dengan memasukkan efek interaksi sosial dalam model dan mencoba untuk menemukan bukti pengaruh interaksi sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga. Mengingat interaksi rumah tangga berhubungan dengan rumah tangga tetangganya di lingkungan tempat tinggal yang sama, penelitian ini menerapkan model linear-in-means ketika rumah rumah tangga berinteraksi dalam kelompok dengan menggunakan model spatial autoregressive moving average (SARMA) untuk memperhitungkan saling ketergantungan antar rumah tangga. Pengaruh interaksi sosial dapat diukur melalui efek endogen-mengukur bagaimana kesejahteraan rumah tangga dipengaruhi oleh kesejahteraan tetangga dan efek kontekstual-pengaruh karaktektistik eksogen tetangga terhadap kesejahteraan rumah tangga. Data set yang digunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2012 dan model menunjukkan bukti kuat untuk efek endogen dan kontekstual yang mengindikasikan adanya efek interaksi sosial diantara rumah tangga di lingkungan perumahan. Hasil penelitian menunjukkan peer effect lingkungan sangat positif terkait dengan kesejahteraan rumah tangga. Karakteristik tetangga juga penting. Pendidikan, pekerjaan, dan status migran rumah tangga memiliki spillover effect positif pada kesejahteraan rumah tangga. Pada sisi prespektif kebijakan, peer effect endogen yang positif dan signifikan dapat dianggap sebagai input untuk meningkatkan kebijakan pengentasan kemiskinan.    


Many empirical literatures confirm that social interactions have significant effect to individual outcomes in various contexts.  In Indonesia, social interactions in the neighborhood show that households in Indonesia are highly interdependence to neighboring households. This study attempts to enhance previous analysis of household welfare with incorporating social interactions effects in the model and attempt to find evidence of social interaction effects in household welfare. Since households interaction correlates with their neighbors at the same residential neighborhood, the study applies linear-in-means model when households interact in groups by using the spatial autoregressive moving average (SARMA) models for taking into account the interdependence among households. The social interactions effects can be measured from endogenous effect-measure how households welfare is affected by neighbors welfare and contextual effect-the influences of neighbors exogenous characteristics on household welfare. The data set from 2012 Social Economics Survey (Susenas) is used and the models show a strong evidence for both endogenous and contextual effects that indicate the presence of social interaction effects among households in residential neighborhood. The results suggest the neighborhood peer effects are strongly positively associated with household welfare. Neighbors characteristics also matter. Their education, employment and migrant status have positive spillover effects on household welfare. From a policy perspective, the positive and significant of endogenous peer effects could be considered to be an input for improving poverty alleviation policy.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Aprilia Puspitasari
"Suatu ruang sosial terbentuk karena adanya tindakan sosial secara individual maupun beramai-ramai. Tindakan sosial ini kemudian berkontribusi dalam pemberian makna pada suatu ruang spasial dengan konteks penghidupan dan pemberian warna pada ruang dengan aktivitasnya. Produksi ruang merupakan sebuah ruang sebagai produk sosial yang kompleks melalui persepsi lingkungan yang dibangun atas dasar jaringan dengan berbagai aktivitas sosial seperti hidup secara pribadi, pekerjaan, dan waktu yang luang (Lefebvre, 1991). Third place atau ruang ketiga dimanfaatkan sebagai tempat untuk melepaskan stres, membuang rasa penat, atau mengalihkan pikiran-pikiran agar mental dan fisik terasa lebih segar dari sebelumnya. Dalam proses produksi ruang sosial sebagai ruang ketiga, terdapat pelaku dalam ruang yang mendominasi sebagai pembentuk ruang sehingga terdapat sebuah interaksi sosial di dalamnya. Kawasan Dukuh Atas sebagai tempat berlangsungnya fenomena ini merupakan kawasan perkantoran atau tempat melakukan transit transportasi umum yang dialihfungsikan oleh remaja-remaja pinggiran kota karena fasilitas penunjang yang mendukung aktivitas mereka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan ruang baik secara spasial maupun sosial yang tercipta selama berlangsungnya Citayam Fashion Week dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi ruang yang terbentuk mengakibatkan pergeseran guna ruang akibat pemanfaatan ruang yang baru tidak seperti sebelumnya. Ruang publik pada tempat berlangsungnya fenomena Citayam Fashion Week memenuhi karakteristik dari ruang ketiga.

A social space is formed because of social action individually or in groups. This social action then contributes to giving meaning to a spatial space with the context of life and giving color to space with its activities. Production of space is a space as a complex social product through the perception of the environment which is built on the basis of networks with various social activities such as private life, work, and leisure (Lefebvre, 1991). Third place is used as a place to release stress, get rid of fatigue, or divert thoughts so that mentally and physically feel fresher than before. With the production process of social space as a third space, there are actors in space who dominate as shapers of space so that there is a social interaction in it. The Dukuh Atas area as the place where this phenomenon takes place is an office area or a place for public transportation transit which is converted by suburban youth because of the supporting facilities that support their activities. Therefore, this study aims to determine the spatial and social formation process created during Citayam Fashion Week using qualitative research methods and using descriptive analysis. The results of the study show that the production of space that is formed results in a shift in the use of space due to the new use of space that is not like before. The public space where the Citayam Fashion Week phenomenon takes place fulfills the characteristics of the third space."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reninta Fauziah
"Dengan terbatasnya keefektifan media promosi tradisional telah membuat peran media internet menjadi lebih besar dalam menarik pembeli dan mendongkrak penjualan, khususnya di media sosial. Perkembangan pesat online shop di Instagram adalah trend baru atas perpanjangan model e-commerce sebelumnya yang disebut dengan trend Social commerce (s-commerce). Dengan berkembangnya teknologi informasi digital, sebuah aplikasi media sosial seperti Instagram dapat menjadi alat pemasaran yang sangat menguntungkan ketika hal tersebut mampu menyebarkan, merekomendasi, dan mengadvokasi sebuah merek / produk. Hal tersebut merupakan ciri dari fenomena ekonomi Long Tail yang digerakan oleh tiga driving forces yaitu demokratisasi produksi, demokratisasi distribusi, dan menghubungkan pasokan ke permintaan. Temuan penelitian ini mengungkap 3 driving forces yang terjadi di media sosial Instagram, dimana demokratisasi produksi digerakan oleh tumbuhnya online shop berskala kecil – menengah, demokratisasi distribusi menjadikan sosial media Instagram sebagai agregator, dan penghubung pasokan ke permintaan adalah tekhnik – tekhik filter yang digunakan pelaku online shop di Instagram, yaitu : Paid Promote, SFS (Shout out For Shout out), Endorsement, Hashtag, Spam Comment, Sruduk Follow. Filter-filter tersebut sekaligus merupakan strategi – strategi komunikasi pemasaran kreatif yang digunakan pelaku online shop dalam memasarkan produk mereka

With limited the effectiveness of traditional advertising media has made the role of internet larger to attract shoppers and boost sales, especially in social media. The rapid development of online shop on Instagram is a new trend on the extension of e-commerce models previously called Social commerce trend (s-commerce). With the development of digital information technology, a social media application like Instagram can be a marketing tool that is very beneficial when it is able to deploy, recommend and advocate for a brand / product. It is characteristic of economic phenomena called Long Tail, which is driven by three driving forces of democratization of production, democratization of distribution, and connect the supply to the demand. The findings of this study reveal the three driving forces that occur in social media Instagram, where the democratization of production driven by the growth of online shop small - medium, democratizing distribution makes social media Instagram as aggregators, and connecting supply to demand is the filter technique used by the sonline shop in Instagram, namely: Paid Promote, SFS (Shout out Shout For out), Endorsement, Hashtag, Spam Comment, “Sruduk Follow”. The filters are at once is a creative strategy used by the online shops in marketing their products."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Dyahagitha Kusumawardhani
"Media sosial membuka peluang perusahan dan konsumen untuk saling terhubung melalui pertukaran informasi dan komunikasi di media sosial. Salah satu industri digital yang berkembang cepat saat ini adalah e-commerce dan di dalamnya termasuk fitur pembayaran. Pay later adalah fitur pembayaran yang berkembang paling pesat, sehingga niat penggunaan fitur ini menjadi menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggabungkan sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan penggunaan media sosial untuk melihat pengaruhnya terhadap niat penggunaan fitur pembayaran e-commerce pay later. Penelitian kuantitatif ini mendapatkan 129 responden dari hasil penyebaran kuesioner secara online. Dari keempat hipotesis yang diajukan, ditemukan bahwa sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan penggunaan media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap niat penggunaan fitur pembayaran e-commerce pay later. Penelitian ini menunjukkan bagaimana TPB dan penggunaan media sosial dapat digunakan untuk mengukur niat penggunaan teknologi non komunikasi seperti pay later. Faktor-faktor ini berperan penting dan perlu dipertimbangkan bagi perusahaan dalam strategi meningkatkan niat penggunakan sebuah teknologi.

Social media opens up opportunities for companies and consumers to connect with each other through exchanging information and communication on social media. One of the digital industries that is developing rapidly at the moment is e-commerce, including its payment features. Pay later is the fastest growing payment feature, therefore the intention to use this feature is interesting to study. This research combines attitudes, subjective norms, perceived behavior control and social media use to see their influence on intentions to use the e-commerce pay later payment feature. This quantitative research obtained 129 respondents from distributing questionnaires online. Of the four hypotheses proposed, it was found that attitudes, subjective norms, perceived behavior control, and social media use have a significant and positive influence on the intention to use the e-commerce pay later payment feature. This research shows how TPB and social media use can be used to measure intentions to use non-communication technologies such as pay later. These communication factors play an important role and need to be considered by companies in their strategy to increase their intention to use technology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafizh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Tik Tok sebagai pemasaran media sosial bagi UMKM di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 responden yang memiliki usaha di Jabodetabek dan pernah memanfaatkan Tik Tok sebagai tempat pemasaran. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan uji rata-rata (mean) dan analisis bivariate dengan regresi linear sederhana menggunakan SPSS versi 22. Penelitian ini menggunakan 6 variabel independen yaitu Learning and Responsive Feedback, Limitless Shopping Benefits, Cashless, Efficient Communication, Easy Customization, dan Relation and Distribution. Hasil penelitian ini menunjukan seluruh variabel memiliki pengaruh pada penggunaan Tik Tok sebagai media pemasaran. Dengan faktor Easy Customization yang memiliki faktor paling besar. Sedangkan faktor Cashless memiliki pengaruh yang paling kecil.

This study aims to determine the factors that influence the use of Tik Tok as social media marketing for MSMEs in Jabodetabek. This study uses a quantitative approach with data collection techniques through distributing questionnaires. The sample used in this study amounted to 100 respondents who have businesses in Jabodetabek and have used Tik Tok as a marketing place. The analysis technique used is descriptive analysis with mean test and bivariate analysis with simple linear regression using SPSS version 22. This study uses 6 independent variabels, namely Learning and Responsive Feedback, Limitless Shopping Benefits, Cashless, Efficient Communication, Easy Customization, and Relation and Distribution. The results of this study indicate that all variabels have an influence on the use of Tik Tok as a marketing medium. With the Easy Customization factor that has the biggest factor. Meanwhile, the Cashless factor has the least effect."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>