Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
James Danandjaja
"Berbeda dengan sangkaan para turis, yang mengunjungi desa Trunyan, penduduk desa tersebut bukan termasuk penduduk "primitif", tetapi termasuk penduduk petani desa yang konservatif. i pulau Bali mereka ini terkenal dengan sebutan Bali Aga, atau Bali Mula. Bali Aga berarti orang Bali dari pegunungan, sedangkan Bali Mula berarti Bali Asli (Crucq, 1928 : 108). Penduduk Trunyan sendiri tidak suka disebut dengan nama Bali Aga. Mereka lebih senang jika disebut sebagai orang Bali Mula, dan akan berterima kasih jika disebut sebagai orang Bali Turunan. Nama Bali Aga diperolehnya dari penduduk Bali lainnya, yang menyebut diri mereka sebagai orang Bali Hindu, dan mereka ini merupakan penduduk mayoritas di pulau Bali. Nama Bali Aga tidak disenangi oleh penduduk Trunyan karena mempunyai arti tambahan yang merendahkan martabat mereka, yaitu sebagai "orang gunung yang bodoh". Disamping itu juga orang Bali Aga dianggap oleh orang Bali Hindu sebagai penduduk asli Bali yang memang beragama Hindu, tetapi yang tidak mendapat pengaruh kebudayaan Jawa. Bagi orang Bali Hindu, yang menganggap diri mereka sebagai orang beradab yang mendapat pengaruh kebudayaan Jawa Majapahit, maka hal-hal yang bukan terpengaruh oleh kebudayaan Jawa Majapahit dianggap kasar dan tidak beradab (Goris, 1960 : 294).
Berdasarkan folk etimologi mereka, penduduk Trunyan lebih senang jika disebut dengan nama Bali Mula, atau lebih balk lagi Bali Turunan, karena nama Mula menunjukkan bahwa mereka adalah penduduk asli pulau Bali, sedangkan orang Bali Hindu bukan. Orang Trunyan sangat suka jika disebat Bali Turunan, karena mereka percaya bahwa leluhur mereka "turun" dari langit ke bumi Trunyan. Jadi nama Bali Turunan berarti orang Bali yang turun langsung dari langit ke Bali. Mereka menganggap diri mereka berbeda dengan orang Bali Hindu, yang mereka panggil dengan sebutan Bali Suku, karena orang Bali Suku bukan penduduk asli pulau Bali, melainkan pendatang dari pulau Jawa yang masuk ke pulau Bali dengan suku(:kaki) atau berjalan kaki.
Untuk membenarkan pendapat di atas, orang Trunyan mempunyai satu mite (dongeng suci) mengenai asal usul penduduk Trunyan, yang menceritakan bahwa leluhur wanita mereka adalah seorang Dewi dari Langit yang diusir dari kahyangan (entah karena dosa apa), untuk turun ke suatu tempat di bumi yang kemudian terkenal dengan nama desa Trunyan. Rahim Dewi ini kemudian dibuahi secara ajaib oleh matahari (Sang Surya) sehingga mengandung, dan setelah tiba waktunya Sang Dewi melahirkan sepasang anak kembar, seorang diantaranya adalah anak banci dan seorang lagi anak perempuan. Setelah kejadian ini Sang Dewi kemudian kembali ke Kahyangan. Putri dewi tersebut kemudian kawin dengan seorang putra Raja Jawa (Dalem Solo), yang datang ke Trunyan karena tertarik oleh bau-bauan harum yang dipancarkan oleh sebatang taru (pohon) menyan yang tumbuh di Trunyan. Dari kedua insan dan dewi ini, kemadian diturunkan penduduk Trunyan yang sekarang ini.
Kejadian mengenai adanya seorang Dewi turun ke bumi ini, yaitu turun hyang, dan adanya pohon taro menyan yang memancarkan bau-bauan wangi sehingga dapat menarik kedatangan putra Dalem Solo, menimbulkan dua macam keterangan mengenai asal usul nama Trunyan. Keterangan yang per-tama mengatakan Trunyan berasal dari kata-kata turun dan hyang yang barasimilasi menjadi sata kata; dan yang kedua mengatakan berasal dari kata-kata taro dan menyan. Putra Dalem Solo dengan istrinya (putri Dewi) yang merupakan cakal bakal desa Trunyan, kemudian setelah meninggal diangkat menjadi Dewa Tertinggi orang Trunyan dengan gelar Ratu Sakti Pancering Jagat dan Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
D93
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sumerta
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2013
306.4 FUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
James Danandjaja
Jakarta : Balai Pustaka, 1985
959.86 JAM u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Triastuti
"Skripsi ini mendeskripsikan peta pengetahuan orang tua dengan Tatar belakang budaya kemiskinan di RT 06 Kampung Pedongkelan, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, dalam memberikan makna pada pesan pemerintah dalam iklan layanan masyarakat "Aku Anak Sekolah". Peta pengetahuan tersebut mereka manfaatkan untuk memberikan makna pada stimuli iklan layanan masyarakat "Aku Anak Sekolah" yang pernah clitayangkan di media massa televisi dan radio. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik penelitian naturalistic field research dengan tujuan deskriptif. Data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data participant observation, in-depth interview dan data sekunder. Teknik participant observation dan in-depth interview dilakukan pada saat peneliti menyewa sebuah kamar kos di lokasi penelitian dan tinggal di sana bersama penduduk RT 06 selama kurang lebih lima minggu. Sementara data sekunder diperoleh dari kantor Kelurahan Kayuputih, Jakarta Timur. Dalam mengumpulkan data, peneliti memilih beberapa situs yaitu tempat-tempat di mana penduduk RT 06 biasa mengadakan interaksi - seperti di dalam keluarga, di pinggir-pinggir gang, di warung, di tempat berjualan judi toto gelap, di empang, di MCK umum, di sumur pompa umum, dan di lapangan. Sementara data dikumpulkan dengan bantuan enam unit informan inti — di mana unit penelitian di sini adalah pasangan orang tua, dan bantuan beberapa pihak lain seperti penduduk setempat, guru, dan orang dari pihak yayasan. Fungsinya adalah selain untuk memperkaya data juga untuk melakukan cross-checking terhadap informasi yang diberikan oleh informan inti. Beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah keterbatasan waktu, lokasi wilayan penelitian, cuaca — di mana pada saat penelitian tengah berlangsung musim hujan, peran peneliti sebelumnya yaitu sebagai relawan pada organisasi Kerabat Kerja Thu Theresa serta karakteristik penduduk itu sendiri dengan ciri-ciri kebudayaan kemiskinan yang mereka miliki. Peta pengetahuan terbentuk dari susunan unit-unit informasi yang terdapat dalam tataran kognitif manusia. Tataran kognitif itu sendiri tersusun dari informasi-informasi yang diperoleh manusia melalui pengalaman hidupnya dan melalui kegiatan komunikasi — termasuk pada saat pewarisan kebudayaan. Sebelum tersusun dalam tataran kognitif, informasi itu sendiri terlebih dahulu melalui sistem seleksi dan sistem klasifikasi Ciri-ciri kemiskinan, baik secara fisik maupun secara psikologis, menyebabkan pertukaran informasi di antara penduduk, baik dalam komunikasi antarpribadi maupun komunikasi kelompok, tidak mungkin tidak terjadi. Ciri-ciri fisik itu adalah letak rumah yang saling berhimpitan, dinding rumah yang tipis — terbuat dari kardus atau tripleks, dan penggunaan fasilitas umum maupun pribadi secara bersama serta ciri-ciri fisik yaitu tingginya tingkat esprit de corps serta komunalistis yang tinggi amat mendukung kemudahan memperoleh dan mencari informasi. Informasi-informasi dari kegiatan komunikasi inilah yang memperkaya tataran kognitif penduduk di RT 06 yang berkaitan dengan pendidikan anak. Tersusunnya unit-unit informasi dalam peta pengetahuan terjadi ketika satu unit informasi lebih dapat mengaktifkan sebuah unit informasi dibandingkan unit informasi lain. Susunan unit-unit informasi dalam peta pengetahuan amat bervariasi. Variasi ini dipengaruhi oleh konteks yang terjadi pada saat stimuli diterima dan nilai-nilai kebudayaan kemiskinan. Kemiskinan secara fisik dapat dilihat dan lingkungan di mana mereka tinggal, yaitu di pemukiman miskin dan kumuh. Selain itu mereka dikatakan miskin karena keterbatasan yang mereka miliki yaitu dalam hal kepemilikan benda-benda materi dan juga pendidikan serta keterampilan. Dalam skripsi ini, konteks yang muncul adalah adanya perbedaan jenis bantuan biaya pendidikan yang diterima oleh orang tua dan pihak yayasan. Perbedaan jenis bantuan biaya itu, biaya pendidikan sebagian dan biaya pendidikan penuh, menyebabkan terjadinya variasi peta pengetahuan yang digunakan oleh orang tua dengan latar belakang pendidikan untuk memberikan makna pada pesan pemerintah dalam iklan layanan masyarakat "Aku Anak Sekolah""
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S4160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Eka Asdiana Warti
"Latar Belakang : Indonesia merupakan negara yang sering dilanda bencana alam, kecelakaan dan kejahatan menyebabkan korban jiwa sehingga tidak jarang ditemukan jenazah yang hanya menyisakan tulang belulangnya. Observasi sifat anatomis dan morfologis adalah metode paling popular untuk menghubungkan ras terhadap tulang belulang. Tengkorak adalah bagian tubuh yang dipelajari secara luas dan bagian tengkorak hidung serta mulut adalah bagian terbaik untuk identifikasi ras. Tujuan: Mengetahui parameter morfologi dan morfometri pada orokraniofasial untuk menentukan ras. Metode: Sampel terdiri dari 20 tengkorak yang berasal dari pemakaman Sema Wayah di Desa Trunyan, Bali dan 7 tengkorak yang berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan pengukuran pada setiap tengkorak berdasarkan parameter morfologi dan morfometri. Analisis data untuk membandingkan antara kelompok Trunyan dan Bukan Trunyan menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Kemampuan parameter morfologi yakni Inferior Nasal Aperture, Nasal Bone Contour, Inter Orbital Breadth dalam menjelaskan ras sebesar 56,8%. Nilai rata-rata morfometri untuk total probability sebesar 2,0778 dan pada kategori sebesar 8,6296 sebagai ambang batas penentuan identifikasi ras. Apabila hasil perhitungan tersebut bernilai <0,5 artinya Trunyan >0,5 artinya Bukan Trunyan. Secara keseluruhan, model ini mampu mengidentifikasi ras Trunyan dan Bukan Trunyan sebesar 81,48%.

Background: Indonesia is a country that is often hit by natural disasters, accidents and crimes that cause fatalities, so it is not uncommon to find bodies that only leave their bones. Observation of anatomical and morphological properties is the most popular method for relating race to bones. The skull is the most widely studied body part and the nose and mouth parts of the skull are the best parts for racial identification. Objective: To know the morphological and morphometric parameters on orocraniofacial to determine race. Methods: The sample consisted of 20 skulls from the Sema Wayah cemetery in Trunyan Village, Bali and 7 skulls from the Faculty of Dentistry, University of Indonesia. In this study, measurements were made on each skull based on morphological and morphometric parameters. Data analysis to compare between the Trunyan and Non Trunyan groups used univariate, bivariate and multivariate tests. Results: The ability of morphological parameters namely Inferior Nasal Aperture, Nasal Bone Contour, Inter Orbital Breadth in explaining race is 56.8%. The morphometric average value for the total probability is 2.0778 and in the category is 8.6296 as the threshold for determining racial identification. If the result of the calculation is <0.5, it means Trunyan > 0.5, it means Not Trunyan. Overall, this model is able to identify the Trunyan and Non-Trunyan races by 81.48%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sismai Herni
"Penelitian ini dilakukan berawal dari maraknya upaya pemerintah untuk meningkatkan sumberdaya manusia agar memperoleh manuasia yang unggul melalui sekolah unggulan yang hampir merata di setiap propinsi di Indonesia. Sementara itu negara kita sedang dilanda krisis moneter yang mengakibatkan banyak dari orang tua anak sekolah yang di PHK dan kehilangan pekerjaan, sehingga banyak diantara anak-anak mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan sewajarnya sesuai dengan UUD 1945 dan Undang-Undang Repoblik Indonesia no 2 tahun 1989. Menurut Wardiman Djojonegoro dalam Utami Munandar dan Conny Semiawan ( 1996) bahwa jumlah anak berbakat secara khusus tingkat pendidikan dasar adalah 2 % dari 30 juta anak ( 600.000) orang.
Anak-anak tersebut belum seluruhnya tertampung di kelas unggul/ sekolah unggul. Anak berbakat ini membutuhkan pelayanan pendidikan minimal sama dengan siswa unggul di SMU Unggulan. Disisi lain penulis melihat latar belakang orang tua ( ibu ) juga memberikan dukungan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang unggul, terutama pada anak berbakat dikelas unggul tingkat SLTP. Faktor -- faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya dilihat dari budaya daerah, tingkat pendidikan ibu, status sosial ekonomi orang tua, peranan dan sikap orang tua terhadap pendidikan anak berbakat.
Penelitian ini diadakan di empat SLTP N Bukittinggi, sampel penelitian adalah anak berbakat di kelas dua unggul, dan orang tua mereka ( ibu). Anak berbakat dipilih dengan melakukan identifikasi anak berbakat dengan menggunakan tiga buah tes, TIKI - M Bentuk Pendek, TKV Paralel 1 dan Task Commitment. Siswa yang terpilih sebagai anak berbakat adalah yang memiliki IQ, CQ diatas rata-rata dan task Commitment tinggi. Pada anak berbakat juga diambil data pribadi melalui daftar isian, nilai rapor kelas I dan NEM ketika masuk SLIP.
Kemudian, kepada orang tua anak berbakat diberikan kuesioner Status Sosial Ekonomi, Skala peranan dan sikap orang tua, Daftar isian data orang tua. Sistem keluarga masyarakat di tempat penelitian ini , berbentuk matrilineal, dimana garis keturunan berdasarkan pada garis ibu, yang berbeda dengan suku lainnya di Indonesia dan satu - satunya sistem keluarga martrilineal yang ada di Indonesia. Keluarga di Bukitinggi (Minangkabau) ini sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dimana dalam kehidupannya berdasarkan " Adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah " yang masih dianut sampai saat ini.
Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Likert. Reliabelitas dan validitas setiap item, digunakan rumus Cronbach's Alpha. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara latar belakang ibu dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul SLTP N Bikittinggi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran anak berbakat sesuat karakteristik keluarga anak berbakat; melihat gambaran umum oarang tua (ibu) anak berbakat sesuai dengan karakteristik keluarga anak berbakat; melihat hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi anak berbakat; melihat hubungan SES orang tua dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul; melihat hubungan antara peranan ibu dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul,; melihat hubungan antara sikap ibu dengan prestasi belajar anak berbakat; melihat hubungan bersama antara pendidikan ibu, SES orang tua, peranan dan sikap ibu terhadap prestasi belajar anak berbakat; melihat sebereba besar sumbangan dari pendidikan ibu, SES orang tua, peranan dan sikap ibu pada prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, SES orang tua dan peranan orang tua dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul. Tetapi sikap ibu tidak berhubungan dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul. Bila dilihat besar sumbangan dari keempat variabel, maka peranan ibu memeberikan sumbangan yang besar sekali pada prestasi belajar anak berbakat, kemudian SES orang tua dan pendidikan ibu memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat. Tetapi sikap ibu, tidak memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat.
Saran yang dikemukakan dalam penelitian lanjutan : Penempatan siswa di kelas unggul tingkat SLTP N, perlu diidentifikasikan dengan menggunakan tes TIKI-M, Betuk Pendek, TKV, dan Task Commitment, agar diperoleh anak-anak yang betul-betul berbakat / unggul ; Perlu memberikan informasi pada anak berbakat tentang keberbakatnya, agar mereka dapat mengembangkan motif intrinsik dan merealisasikan bakat mereka ; Para orang tua perlu diberitahukan tentang keberbakatan dan prestasi anak berbakat di sekolah agar mereka dapat memahami dan memberikan bimbingan untuk mengembangkan bakat dan prestasi anak berbakat. ;Antara ibu dan sekolah perlu menciptakan kerjasama yang baik untuk membantu perkembangan bakat dan prestasi anak berbakat; Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas tentang anak berbakat, untuk mengembangkan potensi anak berbakat agar berkembang secara maksimal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Assandimitra Djojodipoero
"Kehidupan manusia di dunia dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Di samping lingkungan alam dan fisik, serta lingkungan sosial sekelilingnya, adat-istiadat yang berla ku di tempat kediamannya juga berpengaruh ( Anwar 1979 : 93 - 96 ). Dalam ilmu antropologi sosial, adat-istiadat terma"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Rahayu Indrawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>