Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Dono Karmadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1985
730 AGU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indrahti
"Perkembangan industri kerajinan ukir di Jepara tahun 1945 - 2001 memberikan pengaruh pada orientasi aktivitas ekonomi masyarakatnya. Terutama setelah terjadinya promosi pemasaran pada pesanan internasional pada sekitar periode tahun 1980-an. Industri kerajinan ukir telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Jepara meskipun pemanfaatan laharnya lebih banyak pada bidang pertanian. Kemampuan menampung angkatan kerja yang ada sebanding dengan semakin meningkatnya angka eksportir. Menandakan bahwa dari segi kuantitas tampak bahwa industri kerajinan ukir mengalami perkembangan yang pesat terutama setelah datangnya eksportir ke daerah produsen (Jepara). Upaya antisipasi perlu dilakukan rnenyangkut hak paten, ketersediaan bahan-bahan dasar untuk produksi, keterampilan tenaga kerja serta jaringan pemasaran yang memadai.
Pendekatan historis pada penelitian ini digunakan untuk memahami perkembangan industri kerajinan seni ukir Jepara tahun 1945 - 2001. pendekatan historis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang berbagai kondisi yang melatarbelakangi proses perkembangan itu sendiri, serta dampak dari perkembangan bagi masyarakat pendukungnya secara khsus dan umum.
Pada periode tahun 1945 - 1979, perkembangan kerajinan ukir masih dalam lingkup lokal, terutama untuk memenuhi permintaan pasaran dalam negeri. Hal ini disebabkan keterbatasan modal, promosi serta jaringan pema saran. Wilayah kecamatan yang ada di kabupalen Jepara, hanya tiga kecamatan yaitu Tahunan, Jepara dan Batealit yang menjadi aktivitas kerajinan ukir.
Ketiga kecamatan tersebut menjadi tempat memproduksi kerajinan ukir sekaligus memasarkannya. Pada tahun 1980 - 1990 terjadi pertambahan wilayah produksi yang hampir merata pada seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Jepara. Perkembangan ini juga ditandai dengan semakin berperannya eksportir dan PMA. Lonjakan perkembangan sangat cepat pada periode tahun 1991 - 2001, terutama akibat krisis moneter. Peningkatan jumlah eksportir dan PMA diikuti dengan peningkatan jumlah volume dan nilai ekspor. Keberhasilan ini berpengaruh dalam nilai total ekspor di Jawa Tengah.
Upaya menumbuhkan mitra kerja antara PMA dan pengusaha lokal di lakukan oleh pemda dan masyarakat, dengan strategi, PMA yang melakukan aktivitas produksi di Jepara harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Pengusaha lokal meningkatkan sikap yang lebih aktif untuk mengambil peluang-peluang yang ada terutama alih teknologi, promosi dan pema saran Dari segi modal, keterampilan, teknologi serta desain maka dapat dikatakan bahwa PMA mempunyai keunggulan dibanding dengan pengusaha lokal. Di sisi lain pengusaha lokal juga menguasai keterampilan di bidang pengembangan keterampilan ukir. Kedua kelebihan tersebut apabila dipadukan, maka dapat menghasilkan mitra usaha yang baik.

The development of carving industry in Jepara 1945 - 2001 influenced the orientation of economic activities of the local society. Especially, after marketing promotion, international orders increased in 1980-s period. Carving industry had been the main work of Jepara society although agriculture used more lands. The capacity of receiving workers was in line with the increase of export rate. Quantitatively, it seemed that carving industry developed rapidly especially after the exporters had come to the producers' area, Jepara. To anticipate the development, it is necessary to handle copyrights, raw material supplies, workers' skill, and marketing networks.
Historical method used in this research is to understand the development of carving art in Jepara 1945 - 2001. By using this method it is expected to give a comprehensive understanding on several conditions that had been the background of the development process itself, and the impact of the development on the supporting society in part and in general.
In 1945 - 1979 periods, the development of carving industry was still in the local scope, especially to fulfill domestic orders. It was caused by the limited capital, promotion and marketing network. The carving activities in Jepara Regency were held only in three sub-districts -Tahunan, Jepara and Batealit.
In 1980 - 1990 periods, the production areas extended to all sub-districts of Jepara Regency. It was also signed by the participation of exporters and foreign investments. The development increased rapidly in 1991 - 2001 because of monetary crisis. The quantitative increase of exporters and foreign investments implicated to the quantitative increase of export volumes and values. This success influenced on the total export values in Central Java.
In order to develop join venture between foreign investment and local businessmen was done by the local govemment and society. E.g., the foreign investors who hold production activities in Jepara should obey the given rules. The local businessmen should increase their business manner more actively to take opportunities such as technology, promotion, and marketing. In dealing with captal, skill, technology, and design, it could be concluded that the foreign investors had more superior qualities than those of local businessmen did. On the other hand, the local businessmen had good skills of carving. lf both of the excellent qualities unite, they will be a good join venture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Sumartono
"ABSTRAK
Berawal dari suatu kondisi masyarakat desa dengan latar belakang kehidupan pertanian yang sederhana, masyarakat Desa Sukodono, Jepara, Propinsi Jawa tengah, berkembang menjadi kelompok masyarakat pengrajin seni kerajinan meubel ukir kayu yang handal. Dalam tesis ini hendak dijawab pertanyaan, berkaitan dengan pernyataan di atas, yaitu: Mengapa mereka memilih usaha di bidang seni kerajinan ukir kayu sebagai mata pencaharian pokoknya; bagaimana potensi mereka sehingga mampu mengembangkan kreativitasnya di bidang itu; bagaimana kaitannya dengan sumber daya lingkungan yang ada dan dapat dimanfaatkannya; bagaimana bentuk desain-desain ukir yang diciptakannya, dan; bagaimana fungsi seni kerajinan ukir kayu itu dalam kehidupan mereka sehari-hari?
Untuk mengkerangkai penjelasan terhadap data dan informasi yang dikumpulkan digunakan konsep kebudayaan, kesenian, kreativitas dan kreativogenik seni, serta desain dalam seni ukir. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya metode etnografis. Sasaran penelitian mengacu kedua arah yaitu kehidupan para perajin seni kerajinan ukir kayu di Desa Sukodono dan desain ukir yang diciptakannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pengrajin Desa Sukodono mengawali usahanya sebagai buruh serabutan, tukang kayu atau tukang ukir di industri-industri kerajinan meubel ukir kayu di wilayah kota Jepara. Akan tetapi, karena pada tahun 1965 sampai tahun 1972 mengalami persaingan yang ketat untuk memperoleh peluang pekerjaan tersebut di wilayah kota Jepara, mereka mengambil alternatif untuk pergi merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya untuk bekerja di bidang yang sama di perusahaan industri meubel besar di kota-kota besar tersebut.
Pengalaman pergi merantau di kota-kota besar merupakan pengalaman yang berharga, dan sekaligus menjadi modal besar, bagi masyarakat Desa Sukodono untuk mendirikan usaha industri kerajinan meubel ukir kayu di desanya sendiri. Selanjutnya, industri kerajinan meubel ukir kayu di Desa Sukodono berkembang pesat membentuk sistem jaringan pekerjaan yang dapat memberikan peluang kerja yang menguntungkan bagi warga masyarakat desa. Dengan demikian perekonomian masyarakat setempat pun ikut berkembang dengan baik.
Lingkungan alam yang ada cukup mendukung usaha di bidang kerajinan ukir kayu. Walaupun sekarang bahan alam sudah tidak semelimpah pada waktu.yang lampau, tetapi tampaknya kayu jati dan mahoni masih tetap dapat diperoleh dari wilayah sekitar Jepara, yang relatif kaya akan hutan kayu jati. Selain itu, faktor kesejarahan telah melekat dalam kesadaran orang-orang Sukodono yang merasa bahwa keahlian membuat ukiran kayu merupakan keahlian warisan dari nenek-moyangnya, yang secara khusus merupakan keahlian orang Jepara pada umumnya.
Desain ukir yang berkembang dan dirancang oleh para pengrain Desa Sukodono pada awalnya adalah desain khas Jepara. Namun, sekarang untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meluas, mereka juga membuat berbagai desain dan corak tradisional berbagai daerah di Indonesia, bahkan corak Eropa, Cina, dan Jepang pun sudah mulai dibuatnya. Barang yang dihasilkan juga semakin beragam. Industri kerajinan ukir Jepara, khususnya Desa Sukodono, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupari sehari-hari masyarakat Desa Sukodono. Industri kerajinan ukir fungsional bagi pemenuhan kebutuhan hidup mereka, baik secara ekonomi maupun estetis, dan fungsional pula bagi pemenuhan berbagai kebutuhan lainnya.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 5 (1-2) 2004
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Subiyantoro
"ABSTRAK
Seni ukir adalah aset bangsa, bukan hanya dari segi budaya tetapi juga dari aspek sosial ekonomi, Sehingga harus dilestarikan bahkan dikembangkan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan masyarakat dan derajat kehormatan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan pasal 32 UU 1945. Untuk mewujudkan amanat tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan enkulturasi, yang memerlukan, pewaris-pewaris kreatif yang mampu meneruskan pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap serta nilai-nilai seni ukir kepada generasi berikutnya secara berkesinambungan. Apalagi pada masa-masa seperti sekarang ini, laju modernisasi telah menuntut pergeseran nilai-nilai kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Masalah penelitian yang dikaji adalah bagaimana proses enkulturasi seni ukir berlangsung, meliputi: unsur-unsur maupun proses-proses dan cara-cara serta pola-pola enkuturasi (pembudayan) dari generasi ke generasi terhadap berbagai sarana atau instisirsi sosial yang terkait satu sama lain dalam kerangka kebudayaan masyarakat setempat.
Penulisan ini bersifat deskripstif dan analisis. Model penjelasan mengacu pada konsep enkulturasi (Herkovits, 1964: 325; Theodorson, 1979: 131; Seymour, 1992: 92-93) kerangka proses enkulturasi konsep Fortes (dikutip Koentjaraningrat, 1990: 229-231) dan teori pola enkulturasi ((Devault, 1971: 315; Baumrind,1963: 479; Jaeger, 1977: 96).
Penelitian bersifat kualitatif, dilakukan dengan field voile research, menggunakan metode survey, pengamalan dan pengamatan terlibat (participant observation) serta wawancara mendalam (indepfh interview) terutama dalam menghimpun individual life history.
Hasil studi menunjukkan bahwa
1. Hal-hal yang melatarbelakangi proses enkulturasi nilai seni ukir berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi, telah didasari oleh motif ekonomi dan kesadaran sosial terutama para pewaris (pihak pembudaya) yang dilandasi oleh faktor historis masyarakat setempat (budaya).
2. Sarana proses berlangsungnya enkulturasi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan. Golongan pertama adalah proses enkulturasi yang bersifat langsung (eksplisit) dan golongan kedua adalah proses enkulturasi yang bersifat tidak langsung (implisit). Sarana proses enkulturasi yang bersifat langsung terjadi di sekolah dan di tempat magang seni ukir. Samua proses enkulturasi yang bersifat tidak langsung terjadi melalui: institusi keluarga, kelompok sebaya atau peer group, tempat pekerjaan, lembaga agama seperti masjid, dan media massa.
3. Sistem magang merupakan sarana proses berlangsungnya enkulturasi secara langsung dan efektif yang membentuk pribadi perajin seni ukir, Nilai-nilai seni ukir yang dienkulturasikan pada instltusi ini ada empat, yakni nilai keindahan, nilai teknik dan nilai kegunaan yang dilandasi oleh nilai ekonomi. Proses enkulturasi melibatkan dua peran, pertama peran orang yang belajar yaitu melalui tahapan: meniru [mitas), identifikasi, internalisasi dan eksternalisasi; kedua peran pendidik ukir sebagai, pembimbing yang memberikan: instruksi, persuasi, rangsangan dan hukuman. Cara enkulturasi melibatkan anak langsung ke dalam kegiatan praktek sehari-hari di tempat magang, baik sistem magang model ginaon maupun model ngenek,
4. Keseluruhan dalam proses mengenkulturasikan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dalam proses pembudayaan seni ukir, pola yang diterapkan adalah bervariasi dan cenderung berbeda pada setiap model sistem magang. Pola enkulturasi merupakan perpaduan, dan bukannya menggambarkan pada satu pola tertentu. Pola-pola tersebut adalah: (1) pola otoriter demokratis, (2) pola otoriter-dominan demokratis (3) pola demokratis. Pola yang diterapkan pada pewaris generasi terdahulu dengan pola enkulturasi yang diterapkan pada generasi sekarang telah mengalami perubahan, yakni dari pola yang semula demokratis bergeser ke pola perpaduan antara otoriter demokratis, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang merupakan motif dominan mereka di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melalui seni ukir sebagai medianya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Seni ukir di Kampung Loloan muncul pada generasi kedua yaitu sekitar tahun 1817 berkat lancarnya hubungan perdagangan dan transportasi antar daerah dengan Jembrana. Seni ukir dan rumah panggung merupakan suatu kebangaan dan sebagai status sosial bagi pemiliknya. Karena rumah panggung masih merupakan ciri dari kebudayaan Melayu di Loloan maka seni ukir tidak bisa terlepas dan selalu ada dalam rumah panggung. Seni ukir ini kerap terjalin dengan seni khat (kaligrafi). Seni khat merupakan suatu keistimewaan seni ukir yang sering didapati menghiasi bangunan-bangunan Islam. Oleh karena itu, seni ini bukan semata-mata untuk memenuhi perwujudan seni untuk seni atau sebagai pantulan dan jelmaan rasa indah saja. Namun ia juga memberi kesan lain yang lebih mendalam yaitu kesan keindahan yang mendekatkan kepada perikemanusiaan dan rasa ketuhanan. Pelbagai motif itu terjalin dengan keindahan ayat-ayat al-Qur'an, hadis-hadis dan kata-kata hikmat yang dapat menambat hati dan perasaan masyarakat penganutnya."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Judi Wahjudin
"ABSTRAK
Keraton Kasepuhan merupakan keraton tertua yang terdapat di Cirebon, dan dari sudut disiplin ilmu Arkeologi merupakan data yang penting untuk mengetahui aktivitas dan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud seni keraton yang masih dapat diamati ialah artefak yang berupa ukiran-ukiran kayu. Penelitian ini hanya dibatasi pada ukiran-ukiran kayu di Keraton Kasepuhan. Ukiran-ukiran yang dijadikan obyek kajian dalam penetian ini terdapat pada komponen-komponen bangunan berupa irik, tiang dan pintu. Berdasarkan kualitas, kuantitas dan variasi ukirannya, hanya ukiran-ukiran yang terdapat pada 16 bangunan di kompleks Keraton Kasepuhan yang dijadikan obyek kajian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk penggambaran motif hias pada seni ukir kayu di Keraton Kasepuhan, serta hubungannya dengan keletakan dan kegunaannya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah melalui (a) pengumpulan data, (b) pengolahan data, dan (c) penafsiran data. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukan 5 bentuk motif hias , yaitu: motif tumbuhan, motif binatang, motif geometri, motif figuratif dan motif alam. Struktur keleta_kan motif-motif tersebut pada tiang dan irik terlihat mempunyai keteraturan dan bersifat simetris, sedangkan struktur keletakan pada pintu terlihat lebih rumit dan penuh. Secara umum, motif-motif hias yang diukirkan berfungsi estetis, tetapi berdasarkan keletakannya pada setiap bangunan dan hubungannya dengan keletakan bangunan-bangunan tersebut pada setiap halaman, diduga mempunyai fungsi yang bersifat simbolis atau menjadi indiaktor status sosial dan fungsi dari bangunan_-bangunannya. Hal ini terlihat dari kualitas tekstur, variasi, jenis ukiran, warna dan komposisinya. Semakin penting fungsi bangunannya, maka semakin tinggi kualitas seni ukirnya. Hasil akhir dari peneltian ini telah memperlihatkan bahwa seni ukir kayu di Keraton Kasepuhan ternyata karya seni yang mempunyai arti yang bermakna budaya, memperlihatkan gaya, mempunyai medium yang merangsang pancaindera dan memerlukan kemahiran khusus (Anderson, 1989:6-27). Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih dalam masih dibutuhkan.

"
1996
S11867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardini
Jakarta: Museum Nasional, 1983-1984
736.4 SUH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Deviana Putri
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai Kartini yang banyak menuangkan gagasannya mengenai pandangan hidup dan cita-citanya khususnya untuk merintis kemajuan seni ukir rakyat Jepara dalam surat-surat yang ia kirimkan pada sahabat-sahabatnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Surat-surat yang memuat gagasan-gagasannya ini ia tulis sejak tahun 1901-1903. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan, Kartini menaruh perhatian yang besar terhadap salah satu seni rakyatnya yaitu seni ukir, ia kemudian merealisasikan gagasan-gagasannya untuk membantu rakyat merintis kemajuan seni ukir Jepara dan hal tersebut kemudian memberikan dampak secara ekonomi, sosial dan budaya.

ABSTRACT
The aim of this Thesis is to knowing how Kartini rsquo s idea of her life and dreams, especially to pioneering the rise of Jepara craving craft. This idea were written in many of letters to her friends, domestic or overseas, since 1901 until 1903. This research use historical methods Heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. This research proved that Kartini rsquo s paid great attention to this folk carving craft, took action for realizing those ideas and thus gave economic, social and culture impact."
2017
S70004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>