Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Traube, Elizabeth G
Oxford: Westview Press, Inc, 1992
791.43 TRA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aliska Taskiah
"Film-film Hollywood bertema berlintas-busana (cross-dressing) selama lonjakan ketenarannya pada 1980-an diyakini mengurangi persepsi dominasi pria terhadap wanita di masyarakat. Namun, kenyataanya film bertemakan berlintas-busana di Hollywood pada 1980-an masih menggambarkan laki-laki lebih unggul daripada perempuan seperti Tootsie(1982) dan Just One of The Guys(1985). Karena film-film tersebut tampaknya mempromosikan kesetaraan gender, konsepsi cross-dressing membantu mengurangi dominasi laki-laki sering dibahas dalam penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, tujuan menganalisis representasi karakter utama dalam cross-dressing film Hollywood pada 1980-an adalah untuk mengatasi kesalahpahaman yang telah bertahan hingga hari ini. Metode utama adalah analisis tekstual dengan melihat elemen sinematografi dari setiap film. Konseptualisasi Connel (1995) tentang hegemoni maskulinitas, dan teori objektifikasi Frederickson dan Roberts (1997) digunakan sebagai kerangka teoritis untuk menganalisis kedua film ini. Hasil analisis artikel ini menunjukkan bahwa film Hollywood bertema berlintas-busana di tahun 1980-an masih menjunjung tinggi nilai tradisional yang merendahkan wanita dengan mengutamakan penggambaran perspektif gender laki-laki.

Cross-dressing Hollywood movies during their surge to fame in the 1980s believed to reduce the perception of male domination over womenin society. However, cross-dressing Hollywood movies in 1980s still portrays men as superior to women such as Tootsie (1982) andJust One of The Guys (1985). Sincethe movies seems to promote gender equality, the conception of cross-dressing help to reduce male domination are often discussed in previous studies. Therefore, the purpose of analyzing the representation of main character in cross-dressing Hollywood movies in 1980s is to address misconceptions that have endured to this day. The main method is textual analysis by looking at the cinematographic elements from each movies. Connel`s (1995) conceptualisation on hegemonic masculinity, and Frederickson and Roberts (1997)`s objectification theory are used as theoretical frameworks to analyse these two movies. The findings of this article demonstrate that Hollywood cross-dressing movies in 1980s still uphold traditional values that subjugate women by limiting the movies` scope to the male gender perspective. In other words, both cross-dressing films only focus on the dominant gender perspective."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Putri Maddendra
"Makalah ini menjelaskan kesenjangan gaji berdasarkan gender yang persisten di Hollywood, menekankan pada penilaian sistemik yang lebih rendah terhadap aktris perempuan meskipun memiliki kedudukan dan pengalaman yang setara dengan rekan laki-laki mereka. Studi ini menginterogasi bagaimana stereotip sosial dan dominasi historis budaya patriarki dalam industri telah mengukuhkan disparitas dalam pendapatan.Tulisan ini menjelaskan bahwa ketidaksetaraan pembayaran berdasarkan gender tetap kuat, bahkan ketika mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas peran dan keberhasilan box office. Hasil diskusi menunjukkan bahwa persepsi eksternal dari beberapa peneliti dan penggambaran perempuan dalam media berkaitan dengan lintasan karir dan potensi penghasilan, menuntut perubahan industri perfilman Hollywood secara luas untuk untuk bisa menyetarakan gender.

This paper explains Hollywood's persistent gender-based pay gap, emphasising the systematic undervaluation of female actresses despite having status and experience equivalent to their male counterparts. The study interrogates how social stereotypes and the historical dominance of patriarchal culture in the industry have solidified disparities in earnings. The writing explains that gender-based pay inequality remains strong, even when considering role complexity and box office success factors. The discussion results indicate that external perceptions from various researchers and the portrayal of women in media related to career trajectories and earning potential demand a broad change in the Hollywood film industry to achieve gender equality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Byars, Jackie
London: Routledge, 1991
791.437 5 BYA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"[Jurnal ini merupakan studi analisis film Black Hawk Down produksi Hollywood
sebagai film kepahlawanan yang kontroversial. Penulis menggunakan teori
Enlightment as mass deception oleh Max Adorno dan Theodore Horkheimer yang
membantu penulis dalam menganalisa film ini. Penulis menemukan bahwa film ini
sudah mengalami proses komodifikasi oleh pemerintah Amerika, Pentagon setelah
peristiwa 9-11. Jurnal ini juga dilengkapi dengan konsep soft power dengan temuan
bahwa Amerika Serikat menggunakan film-film Hollywood sebagai soft power
mereka untuk melanggengkan citra kepahlawanan Negara Amerika Serikat., This Journal is a content analysis study of Black Hawk Down the movie produced by
Hollywood as a controversial heroic movie. The writer use Adorno’s “Enlightment as
a mass deception” theory that help the writer to analyze this movie. The writer found
that this movie has gone through a commodification by the authority of the United
States of America’s pentagon after the 9-11 incident. This Journal is also use the
concept of soft power that resulted the founding that this movie is being used as soft
power by the Government of United States of America to preserved the idea of heroic
USA.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Upfal, Annette
Melbourne: Hanuman Publishing, 1989
822.99 UPF b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Upfal, Annette
Melbourne: Hanuman Publishing, 1989
822.99 UPF b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rose, Frank
New York: W. W. Norton & Company, 2011
306.4 ROS a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Collin, Jackie
New York: Simon and Schuster , 1983
813.5 COL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sekarchanti
"Film Disney Princess telah dikenal oleh masyarakat luas selama bertahun-tahun. Sebagai film yang dikonsumsi berbagai kalangan dan usia, film animasi membawa beberapa nilai baik dalam alur ceritanya maupun ajaran seperti apa yang dapat kita temukan dalam film Disney. Konsep teaching-tales menjelaskan bahwa dongeng sejak dahulu kala telah menjadi media yang menjadi pembawa nilai. Karakterisasi yang dibawa oleh Disney telah berevolusi menyesuaikan dengan peran jender yang terdapat di dunia nyata pada masanya, seperti bagaimana seseorang dapat mengkategorikan dirinya dalam kelompok jender di masyarakat. Kritik terhadap Disney sering ditujukan terkait lemahnya penggambaran feminitas dalam penokohan yang terdapat dalam film Disney Princess. Karya ini mencoba mengungkap sisi lain Disney yang berperan sebagai media terutama agen sosialisasi peran jender. Karya ini dibuat dengan metode studi literatur dengan mengumpulkan sumber dari skripsi, buku, jurnal ilmiah dan thesis. Karya ini akan membahas secara spesifik film Disney Princess terkait dengan gambarannya mengenai feminitas terutama pada penokohan dalam film.

Disney Princess movies have been known to the public for many years. As movies are consumed by various member of society, animated films can deliver value in the storyline as well teachings similar to what we can find in Disney movies. The concept of teaching-tales explains that fairy tales have long been a medium that became a messenger of values. Characterization brought by Disney has evolved to adapt to the gender roles that exist in the real world of current time, such as how one can categorize himself in a gender group in society. Criticisms of Disney often addressed the weakness of femininity depiction in the characterizations contained in the Disney Princess movie. This work tries to reveal another side of Disney that acts as a media, especially the gender role socialization agency. This work is made by literature study method by collecting sources from thesis, book, scientific journal and thesis. This work will specifically address the Disney Princess films related to its image of femininity especially regarding characterization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>