Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsunenari, Tokugawa
Tokyo: International House of Japan, 2009
952.052 TSU e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Dhianty Mevidya
"ABSTRAK
Di zaman yang serba mudah ini, mencari informasi tentang sejarah bukan lagi menjadi hal yang sulit. Dalam rangka
menunjang dan mempermudah pembelajaran sejarah, saat ini sudah banyak komik atau manga dalam istilah bahasa
Jepang yang bertemakan sejarah. Manga Nihon no Rekishi merupakan salah satu contohnya. Manga ini menceritakan
kehidupan shougun pertama di zaman Edo, Tokugawa Ieyasu. Namun, sebagai pembelajar sejarah Jepang kita tidak
bisa hanya mengacu kepada satu referensi saja. Akan tetapi kita juga harus mengacu kepada buku teks untuk
membandingkan isi yang terkandung didalamnya. Salah satu buku teks yang juga membahas kehidupan Tokugawa
Ieyasu adalah The Edo Inheritance. Meskipun keduanya menceritakan Tokugawa Ieyasu, namun tentunya terdapat
beberapa bagian yang disajikan secara berbeda. Dengan membandingan isi dari manga dan buku teks ini, diharapkan
agar pemebelajar sejarah Jepang dapat mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut.

ABSTRACT
In this easy-paced era, seeking information about history is no longer a difficult thing. In order to support and
facilitate the teaching of history, there have been a lot of comics or manga using Japanese term themed history. The
manga titled Nihon no Rekishi is one of the example. This manga tells the life of the first shougun in the Edo period,
Tokugawa Ieyasu. However, as a learner of Japanese history we can not just refer to one reference only. We also
have to refer to textbooks to compare the contents contained therein. One of the textbook that also discusses the life
of Tokugawa Ieyasu is The Edo Inheritance. Although both tell Tokugawa Ieyasu, but there are some parts that are
presented differently. By comparing the contents of manga and textbooks, it is expected that the learner of Japanese
history can tell the differences between them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chang, Lan Samantha
London: Phoenix, 2005
813.54 CHA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Clarendon, 1954
940 EUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Iskandariati
"Sistim stratifikasi Shi No Ko Sho adalah sistim stratifikasi masyarakat Jepang pada zaman Edo (1600-1867). Sistim stratifikasi tersebut ditetapkan secara resmi dan tegas oleh pemerintah Jepang yang pada saat itu dipimpin oleh Tokugawa Ieyasu. Ieyasu berasal dari kaum Samurai dan ia berhasil mendirikan pemerintah mi_liter yang berpusat di kota Edo pada tahun 1603. Pemerintah Tokugawa secara tegas membagi masyarakat Jepang menjadi empat kelas yaitu kelas Samurai (Bushi), kelas Petani (Nomin), kelas Pengrajin (Kosakunin), dan terakhir kelas Pedagang (Shonin). Tingkatan kelas ini kemudian dikenal dengan Shi No Ko Sho, yang kemudian dilaksanakan secara keras dan kaku. Dengan adanya ketentuan mengenai pembagian kelas tersebut maka seseorang tidak dapat pindah ke tingkatan yang lebih tinggi walaupun ia memiliki kemampuan dan bakat. seseorang memperoleh tingkatan kelas di dalam masyarakat hanya berdasarkan keturunannya saja. Tujuan pemerintah Tokugawa adalah agar kelas-kelas di dalam masyarakat tidak dapat mengumpulkan kekuatan untuk mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Tokugawa. Penguasa berusaha memecah dan memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain dengan mengadakan diskriminasi-diskriminasi yang kuat. Sistim ini berlangsung hingga beberapa generasi dan akhirnya tidak dapat dipertahankan lagi karena ada beberapa faktor yang menyebabkan sistim ini runtuh. Faktor tersebut antara lain, karena adanya politik isolasi maka negara dalam keadaan damai sehingga kaum Samurai mulai kehilangan fungsinya dan hanya hidup bermewah-mewahan saja, masuklah kekuatan kelas Pedagang yang lambat faun dapat berperan dalam kehidupan pedagang. Didobraknya politik pintu tertutup oleh pemerintah Amerika sehingga pemerintah Tokugawa runtuh. Dengan runtuhnya pemerintah yang bersifat feodal tersebut maka runtuh pula sistim stratifikasi masyarakatnya. Kemudian sistim startifikasi Shi No Ko Sho dihapus oleh kebijaksanaan Kaisar Meiji."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahadian Sari
"Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di paruh awal jaman Edo, kebutuhan akan jasa finansial untuk mengatasi masalah-masalah uang di bidang komersial makin mendesak. Kondisi uang di jaman Edo sendiri cukup rumit, tampak dari beredarnya 3 jenis uang logam yang kerap kali berubah nilainya dan berlakunya standar mata uang ganda di dua kota besar, yakni Edo (emas) dan Osaka (perak). Hal itu merumitkan pola pembayaran antar dua kota penting tersebut. Sementara itu, makin besarnya transaksi uang menjadikan tindakan membawa, menyimpan, dan mengirimkan sejumlah besar uang dari satu lokasi ke lokasi lain tidak praktis dan berbahaya. Oleh karenanya, jasa ryogaeya, yang pada mulanya murni mengacu pada usaha penukaran uang, berkembang menjadi jasa pelayanan finansial (bankir) untuk mengatasi masalah- masalah keuangan disektor komersial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Niken Tresnawati
"Skripsi ini menguraikan tentang peran Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, antara lain dalam sistem keluarga tradisional Jepang yang dikenal sebagai sistem ie dan dalam moral kelas penguasa saat itu, yaitu bushido. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan membaca bahan-bahan referensi, memilih, menimbang, menolak, dan menyusun kembali bahan-bahan tadi ke dalam suatu bentuk yang sesuai dengan judul skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran budaya Cina, khususnya Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, serta untuk membuktikan bahwa jaman Edo mempunyai arti penting bagi Jepang untuk selanjutnya mengadakan suatu pembaharuaan dalam berbagai aspek budaya, terutama dalam penyerapan budaya Barat. Hasil penelitian skripsi ini menyatakan bahwa Konfusianisme mempunyai arti yang sangat penting dalam membentuk budaya Jepang. Meskipun Konfusianisme merupakan budaya yang berasal dari Cina, bangsa Jepang rnenafsirkan dan mengambilnya disesuaikan dengan keadaaan dan kepentingan pemerintahan dan masyarakat Jepang sendiri, sehingga Konfusiansisme Jepang dapat dikatakan berbeda dengan Konfusianisme Cina, dan telah menyatu menjadi bagian dalam budaya khas Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kitahara, Aiko
London: Dalkey Archive Press, 2008
895.635 KIT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andriesse, Edo
Utrecht: Utrecht University, 2008
320.959 AND i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imahashi, Riko, 1964-
""Since the late nineteenth-century emergence of japonisme in the Western art world, the work of ukiyo-e artists such as Hokusai, Hiroshige, and Utamaro has come to be widely appreciated in the West. Recognition of other genres of Edo-period painting has, however, lagged behind. In this volume, noted scholar Imahashi Riko brings new light to a pioneering group of young artists who flourished for less than a decade in the 1770's before disappearing into obscurity. While the artists of the the Akita Ranga school belonged to the Akita domain in the north of Japan, it was in Edo (present-day Tokyo), the political and cultural center of the country, that-during Japan's long period of national seclusion-they encountered books imported from the West and sought to develop a new style combining Western perspective methods and chiaroscuro with traditional motifs and compositions of Asian-bird-and-flower and landscape painting. The masterpiece of the Akita Ranga school, and the focus of this book, is Shinobazu Pond by Odano Natake. In this one work of art, which seems on the surface to be a tranquil landscape painting, are hidden allusions to portraits of beauties in Chinese art and literature, to legends about Shinobazu Pond in Japan and West Lake in China, and to contemporary Edo popular culture. Drawing on a quarter of a century of close study of Edo-period art and culture, Imahashi provides, in this major work of scholarhip, valuable context to the oeuvre of a group struggling to reconcile the art and thought of East and West a century before the 'opening' of Japan in the Meiji period, as well as insight into the thinking of Naotake, whose tragically short career was ended by his death in 1780, at the age of thirty." from back cover."
Tokyo: International House of Japan, 2016
759.952 IMA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>