Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Intisari, 1988
959.8 Bat
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Groot, Hans
Leiden: KITLV Uitgeverij, 2009
BLD 959.822 GRO
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mona Lohanda
Jakarta: Masup, 2007
959.802 2 MON s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ekawati Alia Ramadhani
"Penelitian ini membahas pergantian nama Batavia menjadi Jakarta yang dilakukan pemerintahan militer Jepang pada tanggal 10 Desember 1942. Pemerintahan militer Jepang menggunakan peran pers untuk melakukan propagandanya. Pemerintah militer Jepang menggunakan surat kabar Asia Raya dan Tjahaja sebagai media yang digunakan untuk melakukan propaganda. Tujuan pergantian nama tersebut adalah untuk mencapai konsep "Kemakmuran Asia Timur Raya" (Dai - Tōa Kyōeiken). Analisis yang dilakukan berdasarkan pada propaganda yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan. Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa pergantian nama tersebut merupakan suatu bentuk propaganda.
This research examine the retitling of Batavia to Jakarta done by Japanese military government on 10 December 1942. Japanese military government used the role of the press to perform its propaganda. Japanese military government used newspaper Asia Raya and Tjahaja as the media to perform the propaganda. The purpose of the retitling was to achieve the concept of "Greater East Asia Co- Prosperity Sphere" (Dai - Tōa Kyōeiken). The analysis was conducted based on propaganda stated by Harold D. Lasswell and Abraham Kaplan. From the result of the analysis, it appears that the retitling is a form of propaganda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65276
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Chusnul Muasaroh
"
ABSTRAKKawasan Pasar Ikan menjadi salah satu kawasan dalam perencanaan kawasan wisata Kota Tua dengan potensi nilai sejarah yang dimilikinya. Ia menjadi muka kawasan bagi orang yang berdatangan ke Batavia pada masanya. Keberadaanya didukung dengan keberadaan Menara Syahbandar sebagai menara tertinggi yang memantau kedatangan orang ke Batavia. Salah satu yang menarik pedagang berdatangan ke Indonesia melalui Batavia ialah kekayaan rempah-rempah. Nilai dari kekayaan sumber daya alam ini menjadi hal yang penting dalam sejarah yang perlu diangkat dalam skenario kawasan wisata Kota Tua. Keberadaan rempah-rempah ini diangkat bukan untuk mengingatkan pada penjajahan yang terjadi akibat keberadaanya, tetapi untuk mengangkat dan mengedukasi mengenai kekayaan alam yang dimiliki. Museum menjadi sarana edukasi mengenai rempah-rempah tersebut yang mendatangkan para pedagang ke Indonesia melalui Batavia.
ABSTRACTBangunan ini ditujukan untuk bercerita dan mengedukasi mengenai kisah dari rempah-rempah. Pengetahuan dan kisah sejarah dari rempah-rempah dan pedagang yang berdatangan, kemudian bagaimana ia tumbuh dan berkembang, hingga bagaimana ia dipanen dan dimanfaatkan. Skenario tersebut bertujuan untuk menceritakan kekayaan yang dimiliki rempah-rempah yang menarik para pedagang berdatangan. Lokasinya yang berada di Pasar Ikan sebagai muka kawasan wisata dari perairan mendukung skenario bahwasannya rempah-rempah merupakan suatu kekayaan alam yang menarik banyak pedagang datang.
Pasar Ikan is one of the areas in the planning of Old Town tourism with the potential of its historical value. It becomes the face of the area for people who came to Batavia. It is supported by the existence of Menara Syahbandar as the highest tower in its time and the tower that monitors the arrival of people to Batavia. One of the things that attracts merchants to come to Indonesia through Batavia was herbs and spices. The value of the resource is an important thing in the history of Batavia that needs to be highlighted in the scenario of Old Town tourist area. These potential aspect of herbs and spices is highlighted not to remind us of its cruel history but to raise awareness and educate us and tourist about the richness of our natural resource. Museum is the program of education about herbs and spices that bring people especially merchants to Indonesia through Batavia.This building is intended to tell and educate about the story of the herbs and spices. Knowledge and history of herbs and spices and the coming of merchants from some countries, then how it lives and grew, to how it was harvested and consumed. Pasar Ikan as the face of the area support the scenario that herbs and spices attracts merchants to come."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ary Sulistyo
Bandung: Nakara Aksara Dunia, 2022
959.822 ARY g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Till, Margreet Van
Depok: Masup Jakarta, 2018
959.822 TIL b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Taylor, Jean Gelman, 1944-
Jakarta: Masup Jakarta, 2009
959.822 TAY k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ari Ramanda
"Artikel ini membahas tentang dinamika jalur kereta api Batavia-Karawang tahun 1884-1898 mulai dari masa pembangunan hingga beroperasi. Karya penelitian ini berbeda dengan karya sebelumnya yang hanya membahas secara luas transportasi kereta api di Batavia dan karya lainnya yang tidak membahas secara menyeluruh tentang jalur Batavia-Karawang. Karya ini difokuskan kepada dinamika jalur kereta api Batavia-Karawang mulai dari pembangunan jalur sampai beroperasi. Dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dari pembangunan hingga beroperasinya jalur ini membuat suatu perubahan sosial dan ekonomi di masyarakat. Beberapa masyarakat ada yang diuntungkan dan juga ada yang dirugikan. Pengoperasian jalur ini juga secara langsung memberikan dampak yang sangat besar bagi daerah di sekitarnya. Kelancaran mobilisasi dan distribusi barang membuat suatu kemajuan yang besar di daerah Batavia. Penelitian ini dibatasi sampai jalur ini diambil alih oleh Staatspoorwegen pada tahun 1898. Pada penulisan artikel ini, peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Artikel ini ditulis menggunakan data yang didapatkan peneliti melalui studi literature berupa arsip perusahaan, arsip pemerintah, syair, buku, koran, gambar, dan peta.
This article discusses the dynamics of the Batavia-Karawang railroad in 1884-1898, starting from the time when construction could work. This research work differs from the previous work which only discussed extensively the railroad transportation in Batavia and other works that did not thoroughly discuss the Batavia-Karawang route. This work is focused on the dynamics of the Batavia-Karawang railroad, from track construction to railway lines. From this research, it can be seen that from development to the operation of this route, it has made social and economic changes in society. Some people have benefited and some have lost. The operation of this route also has a direct impact on the surrounding area. The smooth mobilization and distribution of goods made great progress in the Batavia area. This research until this path was taken over by Staatspoorwegen in 1898. In this study, researchers used historical research methods consisting of 4 stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This article was written using data obtained by researchers through literature studies in the form of company archives, government archives, poetry, books, newspapers, pictures, and maps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Brousson, H. C. C. Clockener
Jakarta : Komunitas bambu , 2007
959.82 BRO gt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library