Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rich M. Sutrisno
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1984
658.155 2 RIC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Harry S.
"Biaya konstruksi saat ini semakin lama semakin menanjak dengan cepat, maka kontraktor dituntut untuk dapat menekan biaya konstruksi seminimal mungkin yaitu dengan melakukan Value Engineering (VE). Value Engineering mempunyai rencana kerja yang merupakan suatu rencana yang pasti dari langkah-langkah atau tahapan yang tersusun secara sistematik untuk mempermudah melakukan studi VE. Tahapan dalam proses penerapan terdiri dari 7 tahap yaitu tahap pemilihan tim, pengumpulan informasi, sumbang saran, evaluasi alternatif-alternatif, mengembangkan alternatif-alternatif, rekomendasi dan implementasi.
Pada penelitian ini dilakukan analisa variabel-variabel yang terdapat dalam masing-masing tahapan terhadap kinerja biaya proyek dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 10.1 untuk melihat korelasinya.
Kinerja biaya proyek memiliki korelasi dengan variabel-variabel pengetahuan / keahlian anggota tim VE dalam mengembangkan ide-ide VE (tahap pemilihan tim), membuat alternatif-alternatif dari metode konstruksi yang dapat menghemat biaya (tahap sumbang saran). Terbukti variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan linier dengan tingkat korelasi yang sangat kuat dengan kinerja biaya dibandingkan dengan variabel-variabel yang lain. Variabel lain yang belum teridintifikasi tetapi mempengaruhi kinerja biaya adalah variabel pemilihan alternatif-alternatif yang mempunyai kemungkinan besar dalam penghematan biaya (tahap evaluasi alternatif-alternatif).
Pengetahuan / keahlian anggota tim dalam mengembangkan ide-ide VE adalah sangat penting, karena salah satu kunci keberhasilan dari VE adalah bagaimana keahlian (Expert) seseorang dalam mengembangkan ide-ide.

Performance Cost Of Industrial Building in Jabotabek AreaConstruction cost increases rapidly recent days. It demands contractor to reduce construction cost as minimize as it can by doing value engineering. Value engineering has certain job plan which include systematic phases to easier to study VE, steps of application process consist of seven phase which are team selection, information gathering, brainstorming, evaluating alternatives.
Research is done to analyze variables in every phase to project cost performance by using computer program SPSS 10.1 to assist the correlations.
Project cost performance has correlations to variables like VE team knowledge to develop VE ideas (team selection phase) and making alternatives from construction method which reduces cost (brainstorming phase). It has proven that the two above variables has strongly linear relation to correlations to cost performance compared to another variables. Another variable which has not identified yet but influence cost performance is evaluating alternatives variable which has big probability to reduce cost (evaluating alternatives phase).
Team member knowledge to develop VE ideas is very important because one of the succeed VE key is team member expertise to develop ideas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiadi Prakoso
"Kebutuhan suatu perusahaan untuk meningkatkan mutu dari suatu produk atau jasa serta kepuasan pelanggan semakin besar akibat terbukanya perdagangan bebas dalam era globalisasi yang terjadi belakangan ini. Namun dalam prosesnya seringkali timbul berbagai masalah yang dapat dirangkum sebagai masalah dana atau biaya. Dalam penelitian - penelitian sebelumnya masalah - masalah yang timbul lebih dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang dapat disebut biaya yang tidak diperlukan (unnecessary cost) dalam suatu proyek konstruksi. Dari hasil penelitian dengan metode studi kasus maupun melalui pengamatan, diketahui bahwa metode VE dapat menghemat biaya dari suatu proyek. Meskipun terjadi perubahan atau penggantian komponen dalam melakukan metode tersebut, namun dari aspek kualitas hal tersebut juga menjadi perhatian. Jadi metode VE bukanlah suatu usaha menghemat dengan hanya mengganti komponen menjadi lebih murah dan bukan pula suatu usaha mengoreksi desain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50445
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Saskuandra
"Memasuki abad 21 ini dan di masa mendatang, tantangan-tantangan bisnis yang dihadapi akan semakin kompleks, seperti pasar yang semakin kompetitif, inflasi, resesi, perubahan teknologi, dan sebagainya. Salah satu strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis tersebut adalah pada kontrol dan penggunaan sumber daya perusahaan yang balk di mana para eksekutif sangat memperhatikan bagaimana aktifitas perusahaan dilaksanakan. Pengendalian terhadap suatu kegiatan tertentu yang dilakukan perusahaan, atau dikenal juga dengan manajemen proyek merupakan ha! penting bagi perusahaan. Secara umum manajemen proyek adalah perencanaan, penjadwalan dan pengendalian dari aktifitas-aktifitas proyek untuk mencapai tujuan kinerja tertentu, biaya dan waktu, untuk lingkup kerja yang ditentukan. Ketika mengerjakan sebuah proyek baru, tentunya perusahaan menginginkan keberhasiian dalam mencapai tujuan-tujuannya sehingga diperlukan sistem peringatan dini yang mampu memberikan peringatan akan adanya masalah dalam biaya dan waktu. Salah satu metode yang dapat memenuhi kebutuhan itu adalah metode earned value. Di bulan Juli 1998, penerapan metode earned value dituangkan dalam sebuah standar, yaitu ANSIIEIA-748 Guide. Penelitian ini ditujukan untuk menjawab apakah metode earned value tersebut dapat memberikan peringatan dini bagi manajemen proyek jika terdapat masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Melalui indikator-indikator seperti BCWS (Budgeted Cost for Work Scheduled), BCWP (Budgeted Cost for Work Performed), ACWP (Actual Cost for Work Performed), CPI (Cost Performance Index), SPI (Schedule Performance Index) dan EAC (Estimate at Completion), metode ini diaplikasikan pada sebuah proyek milik PT Linuwih Tecnoservices. Selama periode proyek tersebut, indikator-indikator ini digunakan dalam mengukur kinerja proyek serta memprediksikan kinerja proyek di masa berikutnya. Nilai indikator-indikator ini juga digunakan oleh manajemen proyek untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses kerja dari waktu ke waktu hingga proyek berakhir. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada. Tahapan penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan studi lapangan. Studi lapangan digunakan untuk mengumpulkan data primer yang didapat melalui observasi periodik terhadap indikator-indikator earned value. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa indikator -indikator metode earned value dapat membantu manajemen proyek dalam memberikan peringatan dini akan adanya satu masalah dalam pelaksanaan pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari nilai CPI dan EAC dari proyek D2 Junction -- Equipment Installation yang dari awal pelaksanaan telah mengindikasikan akan terjadi over budget.

The analysis of project progress prognoses through earned value method in the project performance control process: a study of cost control model development project progress, project performance control, earned value method, business environment, competitive, inflation, recessions, technology change, company strategy, corporation management, planning, scheduling, controlling, project management, BCWS (Budgeted Cost for Work Scheduled}, BCWP (Budgeted Cost for Work Performed), ACWP (Actual Cost for Work Performed), CPI (Cost Performance Index), SPI (Schedule Performance Index), EAC (Estimate at Completion), PT Linuwih Tecnoservices Step in to the 21st century, the business environment become more complex, such as the market that get more competitive, inflation, recessions, technology change, etc. One of companies strategies in facing those business challenges is through better control and use of company resources where the executives manage carefully how the activities of the company has been executed. The control over specific activity, which is known as project management approach, is important to the company operation. In general, project management is the planning, scheduling, and controlling the activities of the project to achieve specific performance, cost and time for a given scope of work. When running a new project, the company wants to be successful in achieving the goals where it needs an alerting system that is able to give warning for deviations in cost and time. One of the methods that could be used is earned value method. In July 1998, the application of earned value is written in a standard, called ANSI/EIA-748 Guide. This research is intended to answer how the earned value method could give an early warning to the project management if there is a deviation from planning in implementing the work. Through the earned value indicators such as BCWS (Budgeted Cost for Work Scheduled}, BCWP (Budgeted Cost for Work Performed), ACWP (Actual Cost for Work Performed), CPI (Cost Performance Index), SPI (Schedule Performance Index) and EAC (Estimate at Completion), this method is applied in D2 Junction project, owned by PT Linuwih Tecnoservices. During the project life cycle, those indicators has been using in measuring the project performance and predicting the performance for the next period. The value of this indicators is also used by the project team to improve the performance in work process from time to time till the project ends. The research method that is used is descriptive that is intended to gather the information regarding the status of an existing symptom. The research phase uses literature and field study. Field study has been used for getting the primary data that result of a periodic observation from earned value indicators. The result of this research concludes that earned value indicators could help the project team in providing an early warning of deviations from planning, these could be seen in the value of CPI and EAC of this project that from the beginning of the project has been indicating an over budget."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan
"ABSTRAK
Persaingan pasar yang semalcin kompetitif, membuat semua pihak yang berkaitan dengan produksi barang harus terus berupaya secara maksimal untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, namun dengan biaya yang dapat ditekan seminimal mungkin.
Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara penurunan biaya mutu produk . Untuk melakukan hal itu maka perlu diketahui terlebih dahulu besarnya biaya mutu produk serta unsur-unsurnya - ,sehingga pada akhimya dapat diketahui bagian mana yang dapat diturun biayanya Dalam kegiatan yang berhubungan dengan biaya mutu maka perlu dilalcukan pula perbandingan biaya mutu dengan penjualan, biaya mutu dengan unit produksi . Hal ini perlu dilakukan, karena dengan cara ini pelaporan dalam benmk monster dapat disampaikan kepada para pengambil keputusan Palaporan dalam bentuk monster ini akan lebih mernperoleh perhatian dari pada pelaporan dalam bentuk lainnya.
Pada tugas skripsi ini akan dilaporkan dan dianalisa biaya mutu dari batu baterei AA-MJ. Dengan pelaporan dan penganalisaan ini maka nantinya akan dapat dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu produk dengan biaya yang dapat ditekan.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malvino A.H.
"Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi jalan terdapat dua (2) komponen biaya, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah komponen biaya yang paling dominan. Biaya tenaga keija merupakan salah satu dari biaya langsung, yang memiliki peranan sekitar 30-40% terhadap total biaya proyek. Dalam usaha meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja dibutuhkan kemampuan manajerial yang baik. Untuk mencapai hasil yang optimal, dituntut kinerja dan produktivitas tenaga keija yang baik, dengan didukung oleh penerapan tahapan-tahapan manajemen konstruksi (perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian) yang tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Permasalahan dibatasi pada proyek konstruksi jalan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sehingga, responden adalah pihak-pihak terkait dalam proyek konstruksi jalan di wilayah Jakarta dan sekitamya. Analisa data dilakukan dengan metode A HP (Analytical Hierarchy Process) dalam menentukan variabel-variabel kinerja dan produktivitas tenaga kerja yang paling berpengaruh. Berdasarkan hasil penelitian ini dirumuskan kesimpulan bahwa variabel-variabel kinerja dan produktivitas tenaga kerja, yang merupakan variabel bebas, memberikan konstribusi sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja pada proyek konstruksi jalan.

Within an implementation of highway construction project, there are two (2) cost components, which are direct cost and indirect cost. Direct cost is the most dominant cost component. Labor cost is one of direct cost, which has about 30-40% role to the total project cost. In order to improve labor cost efficiency, a well management capability is required. To gain the optimal result, well labor performance and productivity are required, supported by the right implementation in construction management series (planning, scheduling, and controlling). In this research, the questioner does data collection. Set of problems limited on highway construction projects around Jakarta. Therefore, the respondents are related sides in highway construction projects around Jakarta. Data analysis performed by Analytical Hierarchy Process (AHP) in order to determine which labor performance and productivity variables that have the most influence. The conclusion of this research is that labor performance and productivity variables, which are the independent variables, giving contribution as the influential factors in efforts to improve the efficiency of labor cost in the highway construction project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahendra
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi itu mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, penampilan, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Pemikiran awal, yang kemudian berkembang menjadi Value Engineering, adalah "jika kita tidak dapat menghasilkan suatu produk tertentu karena keterbatasan sumber daya, maka kita dapat mencari alternatif produk yang lain yang tetap memiliki fungsi yang sama." Dalam Value Engineering, pencarian alternatif tersebut harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Intinya adalah bahwa Value Engineering bukan sebagai cutting cost, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tapi sebagai saving cost, yang tetap memperhatikan kualitas.
Konsep dasar pengaplikasian Value Engineering adalah keterkaitan antara fungsi dan biaya. Suatu produk konstruksi harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang sesuai dengan kriteria pemilik dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan fungsi tersebut haruslah seoptimal mungkin. Walaupun sebenarnya dapat digunakan di seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya, Value Engineering dapat menghasilkan penghematan yang maksimal ketika diaplikasikan pada tahap desain dan pada komponen dengan biaya yang besar. Pada tahap perencanaan ini, terdapat fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk desain ulang. Penghematan yang berpotensi untuk dihasilkan dapat habis ditelan oleh biaya yang digunakan untuk mengadakan perencanaan baru. Dan, komponen dengan biaya yang besar memiliki potensi penghematan yang cukup besar pula di dalamnya. Selain lebih praktis, keterbatasan waktu dan tenaga dapat menjadi kendala ketika Value Engineering digunakan pada seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frans Agustinus
"Mengukur dan menganalisa biaya kualitas (Cost Of Quality) adalah suatu langkah awal dalam program manajemen kualitas. Sistem COQ adalah batu loncatan dalam peningkatan kepentingan dikarenakan COQ-related activities mengkonsum sebanyak 25% atau lebih dari sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Akutansi biaya tradisional, dimana yang menjadi fungsi utamanya adalah penilaian inventori dan penentuan pendapatan untuk laporan finansial eksternal, sehingga tidak dapat melingkupi informasi COQ yang dibutuhkan. Namun, kekurangan-kekurangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan activity-based costing (ABC). ABC menggunakan dua langkah prosedur untuk mendapatkan akurasi biaya dari bermacam objek-objek biaya dan melacak sumber dari biaya pada aktivitas dan kemudian melacak biaya dari aktivitas pada objek biaya.
Kegagalan-kegagalan kegiatan pengendalian di PT. X dalam mengurangi kegagalan produk, antara lain adalah kurangnya kegiatan pencegahan dan penilaian dalam mengantisipasi kegagalan produk yang terjadi, dan kegiatan pencegahan yang dilakukan cenderung lebih bersifat mencegah, tidak khusus dilakukan menangani kegagalan utama yakni waste, serta belum dilakukannya pembuatan data lengkap mengenai kegiatan pada biaya kualitas sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.

Measured and analyze Cost Of Quality (COQ) is a first step in management quality program. Cost Of Quality system is a stepping stone in upgrading priority because cost of quality-related activities consume 25 % or more of using company resources.
Traditional Cost Accounting which is the main goal is inventory assess and income statement for external financial report, so this analyze system cannot covered all of cost of quality information needed. Nevertheless, this lack of information can be easily overcome by using Activity-Based Costing (ABC). ABC has two steps of procedure for gathering cost accuration from many of cost object and tracing sources from cost to activities and then trace activities to cost object.
Restraint activities failures in PT. X can cause defect product, these are minimum prevention and appraisal activities in anticipating defect product that occur, prevention activities was consider only to- prevent, not prior for solving major failure in this matter is waste and bad filling data activities for cost of quality so the information have it is not quite comprehensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Damayanthy
"Sumber daya material dan peralatan merupakan bagian terbesar dari proyek, yang nilainya bisa mencapai 50-60% dari total biaya proyek. Pemakaian material yang tidak terkontrol menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya. Penyimpangan biaya proyek diakibatkan biaya pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana biaya yang terjadi proyek konstruksi.
Rangka atap baja ringan merupakan rangka alternatif pengganti rangka atap kayu serta baja konvensional yang memiliki banyak kelemahan. PT. X selaku sub kontraktor rangka atap baja ringan sering menghadapi penyimpangan material yang terjadi pada beberapa proyek. Penyimpangan biaya ini menyebabkan berkurangnya laba dari suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi faktor- faktor penyebab terjadinya penyimpangan material terhadap biaya pada rangka atap baja ringan serta bagaimana tindakan koreksi dan pencegahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penyebaran kuisioner dan metode studi kasus dengan wawancara terhadap pakar untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi terhadap permasalahan yang terjadi.
Metode analisa yang digunakan untuk menguji variabel didalam penelitian ini adalah metode pendekatan Analytical Hierarchy process (AHP) dan metode analisa untuk mendapatkan rekomendasi tindakan koreksi adalah metode Delphi.
Hasil dari penelitian ini didapatkan faktor dominan penyebab terjadinya penyimpangan material terhadap biaya rangka atap baja ringan terjadi pada factor perencanaan dan penjadwalan. Peringkat variabel tertinggi adalah tingkat persaingan yang tinggi. Rekomendasi tindakan pencegahan serta tindakan koreksi dengan membuat kejelasan mengenai tindakan-tindakan yang dapat di klaim serta harus tertera jelas dalam perjanjian pekerjaan.

Material and equipment resource are the biggest part of a project which its value can reach 50-60% of the project total cost. The uncontrollable of material usage may cause the deviation of the cost itself. The deviation is caused by the inappropriate of the cost construction to the project total cost happened in construction project.
Light weight roof truss is the alternative to the timber roof truss and the conventional one having many disadvantages. X Company as the sub-contractor of the light weight roof truss often faces the deviation of the material cost in some projects. The deviation causes the minimizing to company profit.
The purpose of this research is to identify the factors caused to the deviation of the material cost of roof truss light weight steel, to correct the problems and to prevent the problem as it should be.
The method of this research used is surveying by spreading the questionnaires and case study from the interview to the expert to get the recommendation of the correction act to the problem occurred.
The analysis method used to examine the variable in this research is the approximation method Analytical Hierarchy Process (AHP). And the analysis method to get the recommendation of the correction is the Delphi method.
The result of this research got is the dominant factor caused to the deviation of the material cost of the light weight steel roof truss happened in the planning and scheduling factor. The highest rank of the variable is the high competition level. The recommendation of the prevention and correction act by making the clarity of the actions which can be claimed must be clear in the memorandum of understanding of the project itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>