Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangga Rayendra Saleh
Jakarta : Paramita, 1991
808.81 EDD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulak Sivaraksa
Jakarta: Hikmahbudhi, 2013
294.337 5 SUL pt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Dharani SR.
"Altar Buddhis merupakan salah satu produk arsitektur yang membantu umat Buddha dalam praktik spiritual. Keberadaan altar ini dapat menambah nilai sakral suatu ruang. Altar ini memiliki bentuk khusus yang disusun dalam suatu ruang dengan memperhatikan pengaruhnya terhadap pengguna ruang.
Penyusunan yang dilakukan dalam arsitektur sakral tidak hanya terpengaruh oleh aspek kegunaan atau keindahan saja, melainkan berusaha menggambarkan Tuhan di dalamnya berdasarkan kepercayaannya. Altar Buddhis pun juga berusaha menggambarkan alam semesta. Sehingga untuk memahami altar Buddhis, perlu juga melihat altar dari aspek kepercayaannya.
Dengan menggunakan Semiologi, altar Buddhis dapat dipahami secara denotasi dan konotasi. Denotasi disini merupakan pemahaman penyusunan altar berdasarkan fungsi kegunaannya yang dirasakan sama oleh setiap orang. Sedangkan konotasi disini merupakan pemahaman penyusunan berdasarkan kepercayaan yang ada. Altar Buddhis ini kemudian dapat dipahami sebagai sebuah vocal point dalam ruang dan ruang kediaman bagi Buddha.

Buddhist Altar is one of architectural products that supports Buddhist spiritual practice. The existence of this altar can add sacred value to space. It has special shape that are arranged in special arrangement considering effects on the space user.
Arrangement for Sacred Architecture is not based on function or beauty aspects only, but also based on re-creating the realms of gods in their beliefs. To understand Buddhist Altar also has to understand the belief itself.
Buddhist Altar can be defined by its denotation and connotation meaning through Semiology. Denotation is understanding the meaning of altar arrangement that has the same influences for each person. Meanwhile, Conotation is understanding the meaning of altar arrangement by understanding the belief. In the end, Buddhis Altar can be understood as a vocal point in space and a home for Buddha.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Asyasuryacandra , 1995
294.3 CEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herman S. Endro
Jakarta: Yayasan Dhammadiepa Arama, 1997
294.343 HER h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kempers, August Johan Bernet
Wassenaar: Servire, 1976
726.143 09 KEM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurman Kholis
"Vihara Avalokitesvara berlokasi di Pamarican, Pabean, Serang. Vihara ini merupakan vihara yang tertua di Banten dan diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16. Untuk mengungkapkan unsur-unsur etnis dan agama pada arsitektur vihara ini dianalisis secara semiotik. Berdasarkan analisis ini maka diketahui unsur-unsur bernuansa Tionghoa yaitu antara lain hiasan naga, tempat pembakaran kertas yang menyeruapi pagoda, lukisan dan patung Dewi Kwan Im, patung Kwan lm Pouw Sat, dan patung Wie Tho Pou Sat. Adapun unsur-unsur agama Buddha dalam vihara ini antara lain patung besar Buddha Gautama dan gambar bunga teratai. Selain itu juga terdapat unsur bernuansa Islam yaitu pada relief yang menggam¬barkan pernikahan Putri Ong Tin dengan Syarif Hidayatullah. Karena itu, vihara ini juga dikunjungi oleh banyak umat Islam."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Megawaty
"Masalah gizi timbul akibat terjadinya ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi (asupan) dengan energi yang dikeluarkan (kebutuhan). Masalah kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi pada orang dewasa (usia lebih dari 18 tahun) merupakan masalah penting. Selain mempengaruhi produktivitas kerja juga memiliki risiko terhadap penyakit penyakit tertentu. Makanan yang dikonsumsi setiap orang akan terefleksi pada status gizi dan hal ini dapat diketahui melalui pengukuran IMT. Dari hasil penelitian di beberapa negara diketahui bahwa proporsi vegetarian yang mengalami masalah gizi lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak vegetarian. Di Indonesia khususnya kota Jambi penelitian Indeks Massa Tubuh pada vegetarian dewasa belum pemah dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran umum maupun faktor- faktor yang berhubungan dengan IMT pada vegetarian dewasa di Pusdiklat Budhis Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari tahun 2008 dengan sampel 51 orang vegetarian dewasa. Untuk mengetahui gambaran umum karakteristik, asupan energi, konsumsi suplemen, tipe vegetarian, Iama menjadi vegetarian di kota Jambi, persentase status gizi kurang, baik, lebih berdasarkan IMT, dan hubungan antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, pendidikan) dengan IMT, hubungan antara asupan energi dengan IMT, hubungan antara lama menjadi vegetarian dengan IMT, hubungan antara pengetahuan gizi dengan IMT, hubungan status kesehatan dengan IMT pada vegetarian dewasa di pusdiklat Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi maka dilakukan pengumpulan data dengan wawancara dan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan. Kemudian data dianalisa melalui tahapan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (OR = O,3I3), status perkawinan (OR = 0,42l) dan asupan energi (OR == 6,5). Setelah dilakukan analisis multivariat, maka variabel yang berhubungan dengan indeks massa tubuh adalah asupan energi setelah dikontrol status perkawinan dan status perkawinan setelah dikontrol asupan energi. Variabel paling dorninan yang berhubungan dengan IMT adalah asupan energi dengan OR = 8,915. Vegetarian dewasa di kota Jambi dengan asupan energi yang tidak baik akan berisiko mengalami 8,9 kali kegemukan setelah dikontrol status perkawinan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi vegetarian agar membatasi asupan energi yang berasal dari lemak agar tidak mengalami kelebihan berat badan atau gemuk tingkat ringan maupun tingkat berat. Melakukan pemeriksaan rutin indeks massa tubuh untuk mengetahui status gizi. Mempertahankan berat badan normal menurut klasifikasi indeks massa tubuh.

Nutritional problem are arised due to energy imbalance of intake consumed and energy released. Insutiiciencies and excess nutrition problems that incured in adult (age more than 18 years old) are important problems; They influence productivity and also give risk to such kind of disease. Food consume by people is reflected in nutritional status and it's can be known by measuring BMI. Studies from some states showed that proportion of nutritional problem incured in vegetarian more than that in non vegetarian. In Indonesia especially in Jambi, the research of Body Masslndex of adult vegetarian is not available yet.
This research was aimed to tind description and factors related to BMI of adult vegetarian in Buddhis Center of Education and Practice (Pusdiklat) namely Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi town. Research design was cross sectional. Itis done in January to February in 2008 with 51 samples of adult vegetarians. To find the description of characteristic, energy intake, supplement consmrred, vegetarian type, periods of being a vegetarian, percentage of nutritional status (underweight, normal and overweight) measured by BMI, and to tind relationship between respondent characteristics (age, gender, marriage status, work status, education) and BMI, the relationship between energy intake with BMI, the relationship between periods of being a vegetarian with BMI, relationship between nutritional knowledge with BMI, relationship between health status with BMI in adult vegetarian in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi. Data collected by interviewing and measuring body weight and body height. Data was analized by univariate, bivariate and multivariate steps.
Bivariate analysis showed that there were relationship between gender (OR = 0,313), marriage status (OR = 0,42I) and energy intake (OR = 6,5) with BMI. Multivariat analysis showed that variables that related to energy intake after it was controlled by marriage status and marriage status was controlled by energy intake. The most dominant variable which is closely related to BMI is energy intake by OR = 8,915. Adult vegetarian with bad energy intake in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvarain Jambi, had risk of 8,9 times to be overweight after controlled by marriage status.
From result of the study, we recommended vegetarians to restrict energy intake that contain much fat in order to not becoming mild to severe overweight and to do routine examination measuring BMI to know the nutritional status, and to maintain normal body weight according to BMI classification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>