Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jayadi
"ABSTRAK
Analisis Dinamik menggunakan Model VAR menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi kesejahteraan petani di Indonesia secara signifikan dalam jangka panjang, tetapi tidak dalam jangka pendek. Selanjutnya, berdasarkan analisis kuadran, terdapat peningkatan dari waktu ke waktu terhadap jumlah provinsi yang berbasis sektor pertanian di Indonesia. Namun demikian, kemiskinan pedesaan di Indonesia tetap stabil pada tahun 2011 dengan masih banyaknya provinsi yang terletak di kuadran normatif atau di kuadran transisi. Secara umum, dari hasil analisis disimpulkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap indeks NTP dalam jangka panjang dan indeks NTP tidak dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dalam jangka pendek, atau dengan kata lain ada faktor lain diluar faktor kesejahteraan petani yang memiliki peranan penting dalam mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan.

ABSTRACT
The dynamic analysis using VAR model shows that inflation rate affects Indonesian farmers’ welfare significantly in the long run but not in the short run. Furthermore, based on the quadrant analysis, we can see that there is an increase over time of the number of agriculture based provinces in Indonesia. Nevertheless, the rural poverty in Indonesia remained stable in 2011 with many provinces located in the normative quadrant or in the transition provinces. Generally, we find in our analysis that inflation rate influences significantly and positively the NTP index in the long run and the NTP index cannot affect poverty rate in the short run, or that beyond other factors of the farmers’ welfare are at play to reduce rural poverty rate."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onghokham
Depok: Komunitas Bambu, 2008
305.8 ONG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Priyanto Wibowo
"ABSTRAK
Studi ini merupakan studi tentang kondisi dan situasi di pedesaan Cina yang berubah
total sejak Mao bersama dengan PKC mengambil alih kekuasaan di Cina pada tahun
1949. Namun sebenarnya perubahan sudah terjadi jauh sebelum tahun 1949, yaitu ketika
PKC mulai berdiri pada tahun 1921 dan sejak saat itu konsep-konsep pembangunan
masyarakat sosialis mulai diperkenalkan dan dipraktekkan. Selama sepuluh tahun sejak
tahun 1949 hingga tahun 1959, perubahan tidak hanya terjadi pada tataran sistem politik
dan pemerintahan, namun yang lebih penting lagi adalah perubahan pada sistem sosial
yaitu dengan berubahnya institusi-institusi sosial serta perubahan struktur sosial dan
peran sosial dengan berubahnya mekanisme dalam masyarakat.

Dalam studi ini, untuk menggambarkan terjadinya perubahan sosial sebagai dampak
dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh PKC dimana kebijakan tersebut berakar
dari pikiran-pikiran Mao, digunakan teori sosial Talcott Parsons. Teori sosial Parsons
dalam bukunya The Social System (1951) pada intinya menyebutkan bahwa sistem sosial
sangat bergantung pada sistem budaya. Jika sistem budaya berubah, maka perubahan juga
akan terjadi pada sistem sosial. Perubahan sistem sosial baru akan terjadi jika terjadi
perubahan dalam sistem budaya. Dalam konteks ini maka yang terjadi di pedesaan Cina
pada kurun waktu tersebut adalah sebuah perubahan sosial yang mengikuti perubahan
budaya setelah masuknya paham Mantisme-Leninisme yang menggantikan sistem
budaya Konfusianis. Proses perubahan itu sendiri akan dijelaskan dengan menggunakan
beberapa teori antara lain adalah teori modernisasi dari David Apter, Giddens yang
menekankan aspek kehidupan sosial sebagai suatu episode yang berarti memiliki awal
dan akhir yang dapat dikenali serta Piotr Sztompka dengan Fungsionalisme
Strukturalnya, sementara untuk menjelaskan bentuk-bentuk aksi yang terjadi digunakan
teori Collective Actionnya Charles Tilly.

Ada beberapa tahap terjadinya perubahan sosial di pedesaan Cina dalam kurun waktu
antara tahun 1949 sampai tahun 1959. Mao memulai rekayasa sosialnya dengan
mengadakan Gerakan Land Reform pada tahun 1950, Ialu Kolektivisasi serta mencapai
puncaknya pada pembentukan Komune Rakyat pada tahun 1958. Dalam periode inilah
terjadi perubahan sosial yang begitu besar. Masyarakat Cina tradisional yang dengan teori
Apter (1967) dapat di lihat sebagai masyarakat yang memiliki tiga tipe sfratifikasi yaitu
menyangkut kasta, kelas dan status, melalui organisasi Komune Rakyat telah menjadi
sebuah rnasyarakat yang harus hidup bersama secara komunal dalam struktur dan fungsi
yang baru."
2006
D651
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Heriyanti U. Dradjat
"ABSTRAK
Keramik Cina merupakan salah satu artefak panting dalam penelitian arkeologi. Di Indonesia keramik Cina seringkali ditemukan di berbagai situs, baik dari masa prasejarah, masa Hindu Budha maupun masa pengaruh agama Islam, bahkan berlanjut hingga masa kolonial. Dari berbagai hasil penelitian arkeologi yang telah dilakukan, terungkap bahwa fungsi keramik Cina tenyata beraneka ragam, ada yang digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari, alat upacara, dipakai sebagai bekal kubur dan juga dimanfaaikan sebagai wadah kubur. Lain daripada itu ditemukan pula sejumlah tipe barang keramik Cina, yang memiliki aneka ragam warna hiasan serta bahau dasar. Bertolak dari yang dapat diamati, maka penanggalan keramik Cina tersebut dapat diketahui, yakni berasal dari masa dinasti Han sampai dengan dinasti Ching. Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah tanah air kita ini, setidaknya dapat dijadikan data dasar bagi rekonstruksi masalah lalu terutama bertalian dengan negeri Cina, seperti hubungan Cina dengan beberapa pusat kekuasaan, yang ternyata bukan hanya karena perdagangan.
Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah Nusaniara ini ternyaia bukan hanya sebagai barang komoditi yang banyak dipenjual belikan, tetapi eksistensinya disababkau pula karena beberapa hal. Secara sepintas dapat diketahui bahwa pada masa lampau, keramik ini dipergunakan pula sebagai upeti atau hadiah persembahan dari raja Cina untuk beberapa orang raja di sini. Oleh karenanya maka dapat dikatakan sudah ada pula hubungan politik antara kedua negara. Selain itu ada pula keramik Cina yang sengaja dibawa sebagai peralatan yang digunakan oleh para awak kapal yang berkunjung dari daratan Cina."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Alfiah Chusjairi
"Etnis Cina di Indonesia sudah beberapa generasi tinggal di Indonesia. Namun kehadirannya hingga hari ini masih belum sepenuhnya dianggap sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Era reformasi tampaknya membawa angin baru bagi etnis Cina di Indonesia. Berbeda dengan jaman Orde Baru yang cenderung membatasi gerak mereka kecuali di bidang ekonomi. Di era reformasi berbagai peraturan yang diskriminatif mulai dicabut. Termasuk juga bahasa dan budaya Cina tidak dilarang lagi. Sikap pemerintah yang melunak terhadap etnis Cina membawa perubahan juga pada media. Selain ada stasiun televisi yang menyiarkan siaran berita dalam bahasa Mandarin, televisi juga menayangkan film/sinetron tentang kehidupan etnis Cina. Film-film ini ditayangkan dalam menyambut Imlek, Tahun Baru etnis Cina.. Penelitian ini hendak meneliti tentang konstruksi identitas etnis Cina di Indonesia melalui film-film Wo Ai Ni Indonesia, Jangan Panggil Aku Cina dan Ca Bau Kan.
Penelitian ini melibatkan empat orang informan yang pernah menonton ketiga film tersebut diatas. Mereka adalah orang etnis Cina yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun saat ini tinggal di Jabotabek. Informan tersebut juga mencakup generasi 20130-an, 40-an, 50-an .Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi dan menggunakan paradigma kritis. Data dalam penelitian diperoleh dari wawancara dengan informan tersebut diatas. Analisis data kemudian dilakukan dengan methods of agreement dan methods of difference.
Teori utama yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah encoding/decoding dari Stuart M. Ada tiga konsep yang dinyatakan oleh Hall yaitu preffered/dominant hegemonic position. Posisi ini terjadi bila pembuat dan pembaca teks mempunyai ideologi yang sama dalam memaknai teks. Kedua negotiated code/position. Posisi ini merupakan sebuah kompromi terhadap teks. Ideologi pembaca yang lebih menonjol berperan dalam memakai teks yang kemudian dinegosiasikan oleh ideologi yang dibawa oleh teks. Ketiga oppositional code/position. Pesan yang dibaca oleh khalayak akan dimaknai secara berseberangan atau berbeda dengan pembuat teks. Selain itu penelitian ini juga mengacu pada konsep identitas yang mencakup self sameness dan solidarity dari Paul Gilroy dalam konsep cultural studiesnya.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan pergaulan yang kemudian ditunjang oleh nilai-nilai budaya yang kuat mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk identitas ke Cinaan seseorang Orang yang bergaul serta berada di lingkungan Cina terus dari kecil hingga dewasa akan menimbulkan sikap eksklusif dan identitas ke Cinaannya cenderung kuat. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemaknaan seseorang terhadap ketiga film tersebut yang cenderung negotiated dan oppositional. Berbeda dengan mereka yang lingkungannya pribumi saja atau yang lingkungannya campur antara pribumi dengan etnis Cina. Mereka yang berada di lingkungan pribumi saja atau campur antara pribumi dengan etnis Cina akan cenderung lebih permisif dan adaptif. Pemaknaan terhadap film-film tersebut cenderung dominant/preffered reading."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.D. La Ode
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2012
324 LAO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>