Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaini Azhar Maulani
Jakarta: Dalancang Seta, 2002
355.02 ZAI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Center for Middle East Studies, 2003
355.070 973 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Riza Sihbudi, 1957-
Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993
327.560 73 RIZ t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Athriya Safitri
"Tesis ini menjelaskan tentang strategi rebalancing Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik yang secara formal dinyatakan oleh pemerintahan presiden Obama pada tahun 2011. Amerika Serikat memilih Asia Pasifik sebagai pivot area kebijakan luar negerinya karena Asia Pasifik memiliki sejumlah makna strategis baik bagi Amerika Serikat maupun bagi dunia internasional. Asia Pasifik dikatakan sebagai key driven of global politics, sebab Asia Pasifik sangat strategis di bidang demografi, geografi, dan ekonomi. Melalui strategi rebalancingnya, Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan dominasi di sistem internasional dengan kawasan Asia Pasifik sebagai batu pijakannya. Hal ini merupakan bagian dari dinamika hegemoni Amerika Serikat yang selalu dipengaruhi oleh sistem internasional. Setiap kekuatan hegemoni Amerika Serikat mengalami penurunan, maka pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan suatu strategi untuk memperkuat kembali kekuatan hegemoni Amerika Serikat. Pada fase penurunan hegemoni saat ini, pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka harus cerdas dan strategis dalam memanifestasikan kebijakan luar negeri. Oleh sebab itu Amerika Serikat menggunakan strategi rebalancing di kawasan Asia Pasifik. Strategi rebalancing Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, dijalankan dalam 3 agenda, yaitu 1 penguatan hubungan kemitraan strategis dengan negara-negara aliansi dan new emerging power baik secara bilateral ataupun multilateral, 2 asistensi dalam penyelesaian masalah-masalah kawasan dan pemberian jaminan bagi keamanan dan kestabilan di kawasan Asia Pasifik, dan terakhir 3 penanaman nilai-nilai universal Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik dalam setiap kerjasama dan kegiatan Amerika Serikat, seperti nilai-nilai demokrasi, liberalisasi, dan pembelaan terhadap hak asasi manusia.

This thesis describes the US rebalancing strategy in the Asia Pacific region that formally declared by the government of President Obama in 2011. The United States chose Asia Pacific as a pivot area of foreign policy because the Asia Pacific region has a number of strategic importance for both the United States and for the international system. Asia Pacific is said to be key driven of global politics, because the Asia Pacific region is very strategic in the field of demography, geography, and economics. Through their rebalancing strategy, the United States sought to increase dominance in the international system with the Asia Pacific region as a stepping stone. This is part of the dynamics of US hegemony that always influenced by the international system. When hegemonic power of US has decreased, then the US government released a strategy to reinforce the strength of US hegemony. In the current phase of the decline of hegemony, the United States government stating that they have to be smart and strategic in manifesting foreign policy. Therefore, the United States uses rebalancing strategy in the Asia Pacific region. Strategy of rebalancing the United States in the Asia Pacific region, run in 3 agenda, namely 1 the strengthening of strategic partnership relations with the countries of the alliance and the new emerging power either bilateral or multilateral, 2 assistance in solving the problems of the region and the provision of guarantees for security and stability in the Asia Pacific region, and last 3 the investment of universal values of the United States in the Asia Pacific region in each of the cooperation and activities of the United States, such as the values of democracy, liberalization, and the defense of human rights."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupitha Sanitya Handani
"Tulisan ini bertujuan untuk memahami pandangan akademis terkait kondisi dan perkembangan regionalisme keamanan di Asia Tengah pasca-Perang Dingin. Literatur-literatur yang ditinjau terorganisasi dalam lima periodisasi, yakni 1991-1997, 1997-2001, 2001-2004, 2004-2011, dan 2011-2016. Sejak berakhirnya Perang Dingin, negara-negara internal kawasan harus mengelola keamanan regional secara mandiri. Regionalisme keamanan dianggap sebagai solusi yang memungkinkan atas isu-isu keamanan di kawasan tersebut. Meski demikian, para cendekiawan menganggap perkembangan regionalisme keamanan di Asia Tengah terhambat bahkan hingga saat ini. Penyebabnya berasal dari negara-negara internal dan eksternal kawasan. Di satu sisi, negara-negara internal memprioritaskan hubungan bilateral dan pemenuhan kepentingan domestik daripada integrasi regional. Di sisi lain, kuatnya kepentingan dan pengaruh aktor-aktor eksternal mdash;mulai dari Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, hingga beberapa organisasi multilateral mdash;semakin menghalangi penguatan regionalisme keamanan. Potensi persaingan antarnegara eksternal juga menambah kerumitan karena negara-negara internal masih akan memihak pada Rusia demi menjaga status quo kawasan dan keamanan masing-masing. Akibatnya, regionalisme keamanan cenderung semakin tersisihkan dari agenda keamanan kawasan.

This paper aims to understand the academic views regarding the condition and development of security regionalism in the post Cold War Central Asia. The reviewed literature is organized into five periodizations, which are 1991 1997, 1997 2001, 2001 2004, 2004 2011, and 2011 2016. Since the end of the Cold War, the region rsquo s internal states have to manage their regional security independently. Security regionalism was seen as a possible solution for the security issues in the region. However, scholars have perceived that the development of security regionalism in Central Asia is hindered even until now. The causes were rooted from the internal and external states. On one hand, internal states have been prioritizing on bilateral relations and the fulfillment of domestic interests instead of regional integration. On the other hand, strong influence and interests of external actors mdash namely Russia, China, United States, and some multilateral organizations mdash further impede the reinforcement of security regionalism. The likelihood of rivalries between external states also heightens the complexity because internal states will still side with Russia in order to maintain the region rsquo s status quo and their own security. As a consequence, the security regionalism gets even more sidelined from the region rsquo s security agenda.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmita
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halifatullah Al-Khawarizmi
"Tesis ini membahas tentang Iran Versus Amerika Serikat (Perebutan Pengaruh dan Hegemoni di kawasan Timur Tengah tahun 1979-2008). Fokus masalah dalam penelitian ini terumuskan dalam tiga pertanyaan: Bagaimana upaya Iran untuk menciptakan pengaruh dan hegemoni ditengah kekuatan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah; Bagaimana perebutan pengaruh dan hegemoni antara Amerika Serikat dan Iran di kawasan Timur Tengah; Bagaimana prospek kawasan Timur Tengah ditengah persaingan antara Iran dan Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil sebuah negara dalam menciptakan hegemoni, dan untuk mengetahui bagaimana implikasi dari perebutan hegemoni di suatu kawasan. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Hegemoni. Hegemoni berarti keunggulan atau supremasi dari negara, kelompok ataupun individu yang berupaya menguasai pihak lain. Secara lebih spesifik, penelitian ini menggunakan teori hegemoni dari neo-Gramscian yang mengernukakan ada tiga aspek penting dalam menciptakan hegemoni, yakni, politik; ekonomi; militer. Untuk melihat prospek kawasan Timur Tengah ditengah persaingan antara Iran dan Amerika Serikat, maka digunakan teori Hegemonic War.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitataiil yakni, penelitian yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif yang dapat berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang yang diamati. Upaya Iran dalam menciptakan hegemoni dapat dilihat dalam hubungan antara Iran dan Syria, Iran dan Hizbullah di Lebanon, Iran dan HAMAS di Palestina, Serta peranan Iran di Iraq. Iran mampu untuk menciptakan nilai-nilai dan cita-cita bersarna yang disepakati oleh negara ataupun kelompok tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat cukup berhasil membangun kekuatan militernya. Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan militer yang dibangun oleh Amerika Serikat dengan negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Bahrain. Secara ekonomi, Amerika Serikat menjadi pasar yang besar bagi negara-negara pengekspor minyak di Timur Tengah, hal ini menciptakan adanya interdependensi antara Amerika Serikat dan negara-negara penghasil minyak.
Kekuatan dari hegemoni Amerika Serikat terletak pada kemampuan koersifnya. Baik Iran ataupun Amerika Serikat kerap menyebarkan nila-nilai untuk mempengaruhi negara-negara Iain di kawasan. Iran pernah menyebut Amerika Serikat sebagai "setan besar", lalu presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (2005-...) mempertanyakan kebenaran Holocaust, yang dianggap sebagai dasar berdirinya negara Israel yang merupakan Salah satu kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah. Sementara itu, Amerika Serikat juga menuduh Iran sebagai negara pendukung terorisme, dan juga negara yang berupaya untuk menciptakan senjata nuklir. Persaingan antara Iran dan Amerika Serikat masih akan bcrlangsung. Sclama distribusi kekualan masih berlangsung seperti ini, maka dapat dikatakan tidak akan terjadi perang besar di kawasan Timur Tengah.

This thesis discusses Iran Versus the United States of America (The Seizure of Influence and Hegemony in the Middle East Regions 1979-2008). The focus in this research is covered by three main questions: How lran's efforts to create the influence and hegemony in the domination of the United States in the Middle East Regions; How the seizure of influence and hegemony between United States and Iran in the Middle East Regions; How do prospects the Middle East Region in the rivalry between Iran and the United States. The objectives of this research are to know the policy has been taking by a country in creating hegemony and to find out how implications of seizing influence and hegemony in the region. Theoretical framework used in this research is the Hegemony Theory. Hegemony means preeminence or supremacy of the state, groups or individuals may exercise over others. The more specific, this research used Hegemony Theory of neo-Gramscian revealed that there are three important aspects in creating hegemony, there are political, economic, and military. Theory of Hegemonic War used to analyze the prospect of the Middle East Region in the rivalry between Iran and the United States of America.
The methodology in this research is a qualitative method. Qualitative method is a research that produces descriptive data which can be a speech, writing, and behavior. Iran's efforts in creating influence and hegemony can be seen in the relationship between Iran and Syria, Iran and Hizbullah in Lebanon, Iran and HAMAS in Palestine, and the role of Iran in Iraq. Iran success to create consensus of the common values and ideals with them. Meanwhile, United States of America was successful to build military power. It can be seen from a military cooperation that was built by the United States of America with the Middle East countries such as Saudi Arabia, United Arab Emirates, Kuwait, Qatar, and Bahrain. Economically, United States of America became a major market for the oil countries exporter in the Middle East, it creates the interdependence between the United States of America and the oil countries exporter.
Strength of the hegemony of the United States of America lies in the coercive ability. Neither Iran nor the United States of America often transmit values to influence other countries in the region. Iran is ever mentions the United States as the ?Great Satan", then Iranian President Mahmoud Ahmadinejad (2005-....) asking the truth of Holocaust tragedy, which is considered as a basic reason for the state of Israel, is one ofthe United States of America?'s interest in the Middle East. Meanwhile, The United States of America accuses Iran as a state terrorism sponsors, and also the country that attempts to create nuclear weapons. The rivalry between Iran and the United States of America will be held. If the distribution of power were still in progress like this, a war will not occur in the Middle East Region.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Kus Pratiwi Lestari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pendekatan AS di bawah pemerintahan Barack Obama, dimana AS berupaya memoderasi kesan hegemoninya di Asia Pasitik, melalui Indonesia. Tujuan utama dari upaya ini adalah untuk membendung pengaruh China yang mulai mendominasi pasar Asia Pasilik. Penelitian ini menitikberatkan pada upaya AS melalui pendekatan smart power-nya untuk mengantisipasi perkembangan dominasi China di Asia Pasilik, dimana China telah membangun kekuatannya untuk mengamankan kepentingannya di Asia Pasiiik.
Pada permasalahan ini, saran tindak kepada Pemerintah Indonesia adalah mengambil keuntungan dari pendekatan smart power AS dan strategi China guna meraih masa depan yang lebih baik tanpa membahayakan kepentingan nasional Indonesia. Untuk itu, penelitian ini disusun secara kualitatif dengan desain deskriptif analisis dan intelijen stralejik.

ABSTRACT
This thesis discusses the US approach during Barack Obama?s administration, where US has tried to moderate its hegemony impression in Asia Pacific through Indonesia. The aim of this approach is to block China?s domination over Asia Pacific market which apparently has been growing very fast. This research will be focusing on US smart power approach to anticipate China?s growing domination in Asia Pacific countries, where China has build the necessary strength to secure its interest in Asia Pacific.
In this case the writer suggest Indonesia?s government to make the best use of US?s smart power approach and China?s grand strategy so it can lead Indonesia to better future without endangering Indonesia?s national interests. Therefore, this study is a qualitative research design with descriptive analysis and strategic intelligence research.
"
2010
T33402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>