Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Proyek Studi Gender dan Pembangunan, FISIP-UI, 1992
305.4 SEM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986
305.459 WAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Widjaja
"Tenaga kerja wanita yang tidak mudah lelah akan lebih produktif karena dapat terus bekerja tanpa lelah. Dalam hal ini tenaga kerja wanita harus mempunyai kesegaran jasmani yang lebih baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani adalah kadar Hb. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian pada 15 tenaga kerja wanita di satu perusahaan pakaian jadi di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta. Mereka dibagi dalam tiga kelompok dengan variasi kadar Hb berbeda 1 g/100 ml yaitu 10,0-10,9 g/100 ml; 11,0-11,9 g/100 ml dan 12,0-12,9 g/100 ml. Masing-masing tenaga kerja dalam kelompok tersebut diukur kesegaran jasmaninya dengan uji naik turun bangku menggunakan metode Astrand.
Kelompok tenaga kerja wanita dengan kadar Hb 11,0-11,9 3/100 ml mempunyai rata-rata kesegaran jasmani lebih buruk bilamana dibandingkan dengan kelompok tenaga kerja wanita dengan kadar Hb 12,0 - 12,9 g/100 ml dan perbedaan ini secara statistik bermakna dengan anova metoda Scheffe (p < 0,10). Antara kelompok tenaga kerja wanita dengan variasi kadar Hb 10,0-10,9 g/100 ml dan 11,0-11,9 g/100 ml; 10,0-10,9 g/100 ml dan 12,0-12,9 3/100 ml tidak ada perbedaan rata-rata kesegaran jasmani yang bermakna (p > 0,10). Adanya penurunan 17 % kesegaran jasmani pada kelompok tenaga kerja wanita dengan kadar-Hb 11,0-11,9 g/100 ml (anemia) dibandingkan dengan kelompok tenaga kerja wanita tidak anemia (kadar Hb antara 12,0-12,9 g/100 ml). Ada korelasi positif yang kuat antara kadar Hb dan kesegaran jasmani (r = 0,71).

Women workers will be more productive if they are not easily fatigue during performing their job. They should have better physical fitness. Maximal oxygen uptake of fifteen women worked in a garment industry at Industrial Estate Pulogadung in Jakarta with Hb levels ranging from 10,0 to 12,9 3/100 ml divided in three groups were measured to identify the physical fitness. Maximal oxygen uptake (VO2max) was calculated from submaximal work using step test and Astrand's nomogram.
V02max value of the Hb group ranging 11,0 to 11,9 g/100 ml was lower compared to the Hb group ranging 12,0 to 12,9 g/100 ml using Scheffe's method analysis of variance (p < 0,10). The Hb groups ranging 10,0 to 10,9 g/100 ml compared to 11,0 to 11,9 g/100 ml and 10,0 to 10,9 g/100 ml compared to 12,0 to 12,9 g/100 ml showed no significant difference in their VO2max values (p > 0,10). There was 17% decrease in physical fitness on the group of women workers having Hb level ranging 11,0 to 11,9 g/100 ml (below normal according to WHO) compared to the group having normal Hb level (ranging 12,0 to 12,9 g/100 ml). This study also showed a strong correla-tion betwee Hb level and physical fitness (r = 0,71).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rachmanto Widjopranoto, researcher
Yogyakarta: BPPS-Depsos RI, 1971
304.632 RAC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thalib
Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2001
297.61 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, 2007
630 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafi Kurniawan
"Keinginan menambah jumlah anak sangat bergantung pada persepsi anak. Salah satu penghambat pria dan wanita menikah belum menginginkan menambah jumlah anak adalah karena anak dianggap sebagai biaya sehingga mereka perlu mengalokasikan biaya untuk anak. Selain itu, keinginan menambah jumlah anak juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial, ekonomi, dan demografi. Salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi keinginan menambah jumlah anak pada pria dan wanita menikah adalah kepemilikan rumah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis status kepemilikan rumah dengan keinginan menambah jumlah anak pada pria dan wanita menikah di Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepemilikan rumah dengan keinginan menambah jumlah anak baik pada pria dan wanita menikah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa biaya kepemilikan rumah yang tinggi di Indonesia membuat pria dan wanita menikah mengalokasikan biaya untuk memiliki rumah sehingga cenderung untuk tidak menginginkan menambah jumlah anak kembali.

The desire to have more children is highly dependent on the perception of children. One of the reasons why married men and women do not want to have more children is because children are perceived as a cost, so they need to allocate money for children. In addition, the desire to have more children is also influenced by social, economic and demographic factors. One of the factors considered to influence the desire to have more children among married men and women is home ownership. This study aims to analyse home ownership status and the desire to have more children among married men and women in Indonesia based on data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The results of this study show that there is a negative relationship between home ownership and the desire to have more children among both married men and women. This study concludes that the high cost of home ownership in Indonesia makes married men and women allocate the cost of owning a house so that they tend not to want to have more children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellen Damayanti
"Sibling relationships merupakan suatu fenomena yang unik dan selalu menarik untuk dibahas karena hubungan ini merupakan ikatan terpanjang yang mungkin dimiliki oleh seseorang dengan orang lain sepanjang hidupnya. Hubungan seseorang dengan saudara kandungnya dimulai sejak mereka lahir dan akan terus berlanjut sampai salah salu dari mereka meninggal.
Pada tahap awal masa kanak-kanak, seseorang melewatkan lebih banyak waktu mereka bersama dengan saudara kandungnya daripada dengan orangtua karena orangtua hares bekerja Karena itu, sibling relationships sangat bervariasi secara luas mulai dari afeksi, permusuhan, dan persaingan. Kedekatan yang terjalin biasanya lebih sering terjadi pada kakak beradik wanita daripada kakak beradik pria (White and Riedmann, 1992 dalam Cicirelli, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal apa sajakah yang khan dalam sibling relationships pada pria dan wanita dewasa muda dengan saudara kandung yang semuanya sama jenis kelamin dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi terbentulmya kekhasan tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai sibling relationships dari Cicirelli (1995), Brody (1996), dan Borden (2003) serta beberapa tokoh lain. Kualitas sibling relationships akan dilihat dari variabel konstelasi keluarga dan hubungan antara orangtua dan anak. Variabei konstelasi keluarga terdiri dari jarak usia, pola interaksi berdasarkan jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Hubungan antara orangtua dan anak terdiri dari kualitas hubungan dan pengaturan hubungan.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita dimana seluruhnya berada pada usia dewasa muda dan memiliki saudara kandung yang semuanya sarna jenis kelamin. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa keempat subyek memiliki hubungan yang dekat dengan salah satu dari saudara kandungnya dan berkonflik dengan saudara kandungnya yang lain. Selain itu, tampak adanya perbedaan pola interaksi antara subyek pria dan wanita dimana topik pembicaraan dari kedua subyek pria dengan saudara kandungnya lebih sering berkisar pada masalah pekerjaan. Mereka lebih memilih untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab dari saudara kandungnya, dan konflik yang terjadi dianlara mereka berupa fisik dan verbal. Sedangkan pada kedua subyek wanita, topik pembicaraan mereka lebih mengarah pada minat dan hobi. Mereka juga lebih berharap dapat meningkatkan kedekatan emosi, dan konfilik yang terjadi di antara mereka terbatas pada konflik verbal. Keempat orang subyek memiliki hubungan yang tidak dekat dengan orangtua masing-masing, begitu pula dalam hubungan dengan saudara kandungnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>