Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhaimi Haji Muhammad
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997
899.31 SUH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Graha Grafika, 1997
899.221 PUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Yayasan Puisi, Jakarta,
404 PUISI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1983
571.73 EDI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
"Buku ini mengenai model deskripsi terhadap arca dilihat dari tipe tokoh. Arca dewa tipe tokoh ditandai oleh penonjolan yang sangat menyolok dari dewa yang merupakan tokoh utama dalam penggambaran yang bersangkutan. Berbeda halnya dengan arca dewa tipe adegan. Arca tipe adegan menggambarkan dewa dalam suatu adegan yang sedang berlangsung.
Adapun yang tidak tercakup dalam buku Model Deskripsi ini adalah penunjukan akan formulasi-formulasi tertentu dalam penggamabaran komponen-komponen arca. Khususnya adalah formulasi yang menyangkut penggarapan artistik ..."
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1983
K 732.4 EDI m
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"Permasalahan yang menjadi pokok bahasan timbul karena langkanya penelitian seni arca yang berkesinanbungan, yang dimulai dari masa prasejarah hingga masa Hindu-Buddha di Indonesia. Kenyataan tersebut menimbulkan suatu pertanyaan 1. "Bagaimana corak atau ciri-ciri seni arca masa prasejarah itu", 2. Bagaimana pula corak atau ciri-ciri seni arca masa Hin- du-Buddha", 3."Adakah kaitan antara keduanya". Kenyataan tersebut menimbulkan suatu pertanyaan "bagaimanakah perkenbangan seni arca di Indonesia".
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu, 'Perwujudan Siva di Indonesia (OPP 1991/1992), ' Ciri Area Durgimahisisuramardini ? (OPP 1992/1993), 'Data Ikonologis Dalam Prasasti Jawa Kuna' (OPF 1994/1995), 'Kaitan Area Dan Pura Di Bali' (OPF 1995/1996), serta penelitian-penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan seni area di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini, adalah melalui tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari 1. pengumpulan data, baik data lapangan maupun data tertulis, 2. membuat klasifikasi, 3. menganalisa, 4 tahap interpektasi, yaitu usaha menarik kesinpulan.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa area-area dewa agama Hindu dan Buddha sebenarnya awal atau akarnya telah ada sejak masa prasejarah. Area-arca dewa Hindu dan Buddha merupakan arca-arca hasil adaptasi dan seleksi yang telah disesuaikan dengan budaya yang telah dimiliki bangsa Indonesia ketika itu. Melalui seleksi dan penyesuaian muncul arca-area dewa Hindu dan Buddha dalam bentuknya yang baru melalui penyesuaian di Indonesia, khususnya mencapai puncaknya di Jawa Tengah. Area-area Hindu dan Buddha Jawa Tengah merupakan area- arca klasik masa Hindu-Buddha di Indonesia. Bentuknya lebih dinamis bila dibandingkan dengan bentuk area-area nenek moyang yang merupakan area-arca masa prasejarah, yang mengganbarkan orang yang telah meninggal. Sebaliknya area-area dewa agama Hindu dan agama buddha sesuai dengan mitologinya nerupakan dewa-dewa yang hidup sebagaimana layaknya manusia. Pengaruh kebudayaan India umumnya hanya memberikan "muka baru", berupa polesan terhadap budaya yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh area-arca dari Jawa Timur yang terlihat kaku, seakan melambangkan orang yang telah meninggal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
"ABSTRAK
Arca Prajnaparamita dari situs candi Singasari yang menjadi bahan kajian, sekarang telah disimpan di Museum Nasional Jakarta, semula arca itu berada di Negeri Belanda dan dikembalikan pada pemerintah R.I pada tahun 1978. Area tersebut digarap dengan sangat halus, berwujud tokoh dewi yang cantik. Sebenarnya Prajanaparamita adalah personifikasi dari kitab keagamaan dalam Buddha Mahayana yang berisikan pengetahuan tertinggi tentang hakekat keBuddhaan. Kajian ini berupaya memberikan tafsiran baru tentang siapa tokoh yang diwujudkan sebagai Prajanaparamita, sebab dalam anggapan penduduk yang lalu "diiyakan" oleh para ahli terdahulu (al.JLA.Brandes, NJ.Krom, Jessy Oey-Blom, WF.Stutterheim) arca Prajanaparamita tersebut menggambarkan tokoh Ken Dedes istri Ken Arok pendiri kerajaan Singasari (abad ke-l3 M).
Berdasarkan dukungan data dari sumber tertulis Nigarakertagama dan juga data arkeologi yang berupa arca Prajanaaparamita lain di situs candi Bayalango, Tulungagung; maka dapat ditafsirkan bahwa arca Prajanaparamita dari candi Singasari itu bukan menggambarkan Ken Dedes, melainkan Rajapatni Gayatri, dialah putri hungsu Kertanagara, raja terakhir Singasari. Dyah Gayatri juga merupakan nenek raja besar Majapahit, yaitu Hayam Wuruk (1350-1389 M). Penggambaran tersebut memang bertujuan untuk memuliakan tokoh Dyah Gayatri tersebut sebagai Rajapatni dan sebagai tokoh yang menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Ganesha, often depicted as elephant-headed, is a deity worshipped by Ganapatya sect. This Ganapatya sect is known to have left statues as the cultural heritage. Such a heritage indicates Ganapatya's popularity from its birth until today despite its unification to iwa Siddhanta sec in Bali. This research generally aims at identifying the Ganesha statue, which was discovered in Subak Bubunan, Sukawati, Gianyar, more specifically its shape, function, and philosophy. Started with library studies, the research continued with field observation for relevan data. The acquired data was then analyzed iconographically, presented through pictorial narrations, and ended with a conclusion. This research came to a conclusion that the Ganesha discovered was the swastikasana Ganesha that function as a disaster repellent. It is an embodiment of a self harmony with the nature to achieve prosperity."
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Sony A.
"Dalam kegiatan suatu upacara dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti bangunan tempat beribadah, peralatan upacara maupun arca. Arca tersebut dianggap sebagai media agar mereka dapat berhubungan dengan dewa-dewa atau roh nenek moyangnya. Karena itu arca-arca tersebut menempati kedudukan yang penting dalam kegiatan upacara. Salah satu diantaranya adalah arca yang disebut oleh para peneliti terdahulu sebagai arca Polinesia. Arca tersebut umumnya mempunyai ciri seperti penggarapan kasar, tidak berleher. Penyebutan untuk arca Polinesia sebenarnya tidak sesuai karena itu lebih tepat bila arca itu disebut arca tradisi magalit dengan dasar, penamaan itu tidak dilihat dari segi pembabakan waktu tetapi dari segi berlanjutnya suatu kepercayaan, seperti pemujaan kepada arwah nenek moyang. Arca tradisi megalit di Indonesia mempunyai sebaran yang luas dan jumlah pun cukup banyak seperti halnya arca tradisi megalit di Jawa Barat."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S12013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumbi Mulia
Cibulan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
930.1 RUM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>