Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
O`Leary, De Lacy
London: K. Paul, Trench, Trubner & Co., 1927
953.01 OLE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Weston, Mark
New Jersey: John Wiley & Sons, 2008
953.8 WES p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eneng Ervi Siti Zahroh Zidni
"Nadlatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh ulama-ulama tradisional. NU dalam sejarah pernah mengutus sebuah Komite Hijaz untuk menghadap Kerajaan Saudi Arabia di tahun 1926 M, kedatangan Komite Hijaz NU menghadap Raja Saudi Saat itu yakni Abdul Aziz al- Sa‟ud memiliki agenda untuk memperjuangkan kebebasan bermadzhab di tanah Hijaz. Hal ini dilakukan mengingat akan adanya pemberlakuan asas tunggal paham Wahabi di tanah Hijaz dan di belahan dunia lain yang memeluk Islam, pada prakteknya paham wahabi memiliki doktrin purifikasi Islam, maka segala bentuk amaliah yang dianggap menjurus pada praktek bid’ah, khurafat, tahyul dan syirik, seperti berziaroh ke makam orang-orang suci dan tawasul kepada orang suci yang telah tiada dan lain sebagainya, diharamkan, dianggap bid’ah dan syirik.
Perjuangan NU untuk meminta kebebasan bermadzhab telah direspon dan diterima dengan baik oleh Kerajaan Saudi Arabia, pihak Kerajaan menyetujui apa saja keinginan dan keberatan yang di sampaikan oleh Komite Hijaz NU. Kerajaan Saudi Arabia yang berlatarbelakang Wahabi sebagai Khadimul Haramain atau pelayan dua kota suci mampu menjaga, merawat dan melestraikan peninggalan- peninggalan sejarah Islam masa lalu, walaupun pada kenyataanya ada banyak beberapa situs sejarah Islam, seperti tempat tinggal keluarga Nabi Muhammad SAW telah musnah.
Sebagai Khadimul Haramain sudah menjadi tugas kerajaan untuk memperhatikan segala sesuatu yang dianggap perlu untuk menjaga dan merawat haramain, seperti perluasan areal haramain.Hal ini dilakukan untuk lebih banyak menampung jema‟ah yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dengan perluasan areal Masjidil Haram dan Masjid Nabawi maka membutuhkan banyak lahan untuk dalam rangka rekontruksi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di tahun 2012 saat perluasan masjid nabawi sempat terdengar khabar bahwa makam Nabi Muhammad SAW akan terkena imbas rekonstruksi dan perluasan masjid, namun dengan sendirinya isu ini hilang. Namun di penghujung 2014 tersiar kembali makam Nabi Muhammad SAW akan dibongkar dan dipindahkan dari dalam areal Masjid Nabawi.
Dengan cepat berita ini menyebar dan menjadi tranding topic diberbagai media massa baik dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam menghadapi pemberitaan ini NU melakukan penolakan dan jika rencana ini direalisasikan maka tidak menutup kemungkinan NU akan mengutus Komite Hijaz ke-II untuk menghadap Kerajaan Saudi Arabia dalam rangka menolak rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW.Melihat respon NU yang begitu keras maka Kerajaan Saudi Arabia lewat Kedutaan Besar Saudi Arabia untuk Indonesia melakukan klarifikasi, bahwa rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW tersebut hanya isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena berita ini muncul dari harian Inggris The Independen, dan berita yang dilansirnya tidak menunjukan kebenaran sama-sekali.
Setelah melihat fenomena ini penulis melakukan penelitian, bahwa rencana pemindahan makam nabi Muhammad SAW ini selalu terjadi setiap tahunnya pada musim haji, berita ini muncul karena pernah beredar sebuah makalah penelitian yang berjudul ‘Imaratu Masjid al- Nabi wa Dukhuli Hajarat fihi yang ditulis oleh akademisi Saudi Arabia Dr. Ali bin Abdul Aziz bin Ali al- Syabal, tulisan ini pernah dimuat di majalah yang diterbitkan di bawah naungan haramain, terbit per empat bulan sekali, kemudian tulisan ini pernah diberitakan oleh Mekkah Newspaper, dan kemudian dilansir oleh The Independen.
Dengan adanya tulisan ini sempat menuai pro dan kontra, karena dengan adanya tulisan ini menggambarkan bahwa makam nabi Muhammad SAW akan dipindah karena Masjid Nabawi sedang dalam tahap renovasi dan perluasan, sedangkan makam Nabi Muhammad sendiri ada di dalam areal masjid Nabawi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdaniza
"Skripsi ini mencoba menggambarkan usaha modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal ibn Abdul Azis dan kendala-kendalanya serta pengaruh modernisasi tersebut dalam kehidupan masyarakat. Pembahasan ditekankan pada perbedaan pemikiran yang terjadi antara Raja Faisal, dengan pengikut Wahabi yang ortodoks, yang selalu mengartikan segala sesuatu secara harfiah. Dari hasil kajian ini, diperoleh gambaran bahwa gerakan modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal adalah kesinambungan gerakan reformisme Muhammad ibn Abdul Wahab, dan pertentangan demi pertentangan yang terjadi pada masa modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal, justru menyebabkan masyarakat Saudi Arabia sadar akan makna dari modernisasi tersebut. Secara garis besar, dapat dilihat bahwa usaha madernisasi yang dirintis oleh Raja Faisal, berhasil mengubah keadaan masyarakat Saudi Arabia menjadi lebih baik dan maju."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S13359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raya
"Skripsi ini membahas mengenai keterlibatan Arab Saudi membantu pemerintah Yaman menghadapi pemberontak Hautsi dalam Perang Sha’adah di Yaman Pada 2007-2010. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, menggunakan metode penelitian sejarah. Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi adalah kerangka teori Kepentingan Nasional oleh Hans Morgenthau dan teori Konflik Internasional oleh K.J Holtsi. Keseluruhan data yang diperoleh dalam skripsi ini dari buku-buku, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, majalah dan koran-koran terkait penelitian. Dari hasil penelitian yang ditemukan, terlihat bahwa penyebab pemberontak Hautsi memberontak terhadap pemerintah Yaman adalah tindakan pemerintah Yaman yang melakukan marginalisasi secara ekonomi dan diskriminasi politik terhadap Provinsi Sha’adah, basis pemberontak Hautsi. Seiring berjalannya waktu, konflik ini semakin meluas dan menyebabkan bertambahnya pihak-pihak eksternal ikut terlibat dalam Perang Sha’adah, seperti Iran mendukung pemberontak Hautsi dan Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman. Arab Saudi ikut terlibat dalam Perang Sha’adah karena tiga faktor, yaitu faktor agama, teritorial, dan menghambat pengaruh Iran di Yaman (proxy war Arab Saudi Iran). Keterlibatan Arab Saudi dalam Perang Sha’adah terbagi menjadi dua bentuk, yaitu bantuan finansial dan keterlibatan militer secara langsung. Perang Sha’adah membuktikan keterlibatan suatu negara melakukan intervensi militer terhadap negara lain merupakan kepentingan nasional untuk menjaga kedaulatan wilayahnya.

This thesis aims to illustrate about Saudi Arabia’s Involvement in Helping the Government of Yemen to Fight Hautsi Rebellion in Sha’adah War in Yaman Period 2007-2010. This thesis used historical research method. The analysis was performed using the theory of National Interest by Hans Morgenthau and the theory of International Conflict expressed by KJ Holsti and The overall of data were obtained by the author through literatures in the form of books, scientific articles, journals, research reported, magazines and related newspaper. The result of this analysis shows that the reasons of Hautsi Rebellion fight against the Government of Yemen were the Government of Yemen did economic marginalization and political discrimination to Sha’adah Province, the base of Hautsi Rebellion. This conflict widespread and engender increasing of external parties involved in Sha’adah War, such as Iran espoused Hautsi Rebellion and Saudi Arabia espoused the Government of Yemen. There were three factors which made The Kingdom of Saudi Arabia involved in Sha’adah War, namely religion, territorial, and impeding Iran’s influence in Yemen (proxy war between Saudi Arabia-Iran). The Kingdom of Saudi Arabia's involvements in Sha’adah War were divided into two forms, namely financial assistance and direct military involvement. Sha’adah war proved that a nation did military intervention to other nation as a national interest to keep national sovereignty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Hibatullah
"Penelitian ini menganalisa Liberalisasi Ekonomi Arab Saudi melalui Visi Saudi 2030 Sebagai Sekuritisasi Kepentingan Politik Muhammad bin Salman. Perekonomian Kerajaan Arab Saudi sangat bergantung pada sektor minyak dan gas bumi. Permasalahannya, sektor minyak dan gas bumi bukan merupakan sumber daya yang dapat diperbarui dan sektor minyak dan gas bumi mengalami fluktuasi harga. Hal tersebut membuat stabilitas ekonomi Kerajaan Arab Saudi sangat rentan. Guna menanggalkan ketergantungan terhadap sektor minyak dan gas bumi maka Muhammad Bin Salman selaku Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi menginisiasi program Visi Saudi 2030. Yi Feng mengatakan bahwa instabilitas ekonomi dapat mempengaruhi stabilitas politik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana Visi Saudi 2030 sebagai liberalisasi ekonomi dapat mengamankan kepentingan politik Muhammad bin Salman? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan teori liberalisasi ekonomi serta teori keamanan rezim diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Tulisan ini menyimpulkan bahwa Visi Saudi 2030 sebagai liberalisasi ekonomi Arab Saudi merupakan upaya untuk mengamankan kepentingan politik Muhammad bin Salman.

This study analyzes Saudi Arabia's Economic Liberalization through Saudi Vision 2030 as a Securitization of Political Interests of the Muhammad bin Salman Regime. The economy of the Kingdom of Saudi Arabia is highly dependent on the oil and gas sector. The problem is that the oil and gas sector is not a renewable resource and the oil and gas sector experiences price fluctuations. This makes the economic stability of the Kingdom of Saudi Arabia very vulnerable. In order to get rid of dependence on the oil and gas sector, Muhammad Bin Salman as the Crown Prince of the Kingdom of Saudi Arabia initiated the Saudi Vision 2030 program. Yi Feng said that economic instability could affect political stability. Based on this statement, the question of this research is how the Saudi Vision 2030 as economic liberalization can secure the regime of Muhammad bin Salman? By using qualitative research methods and using the theory of economic liberalization and regime security theory, it is expected to be able to answer research questions. This paper concludes that the Saudi Vision 2030 as Saudi Arabia's economic liberalization is an effort to secure the regime of Muhammad bin Salman."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent, Peter
London: Taylor & Francis Group, 2008
363.7 VIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Program Studi Arab FIB, 1999
UI-ARABIA 2:4 (1999/2000)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
England : The Islamic Press Agency
050 ARB 1982
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
A.Z. Ali
Djakarta: Djambatan, 1952
915.3 ALI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>