Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pongs, Hermann
Marburg : N.G. Elwert, 1965
435.2 PON b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zifonun, Gisela
Tubingen : Narr , 1987
435 ZIF k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fleischer, Wolfgang
Tubingen: Max Niemeyer, 1995
GER 432 FLE w (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hardeland, A.
Amsterdam: Muller , 1858
BLD 499.25 HAR v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurita Rossiana Dewi
"ABSTRAK
Perubahan suatu bahasa akan terus berlangsung dan biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama dan proses yang panjang, tak terkecuali bahasa Jerman. Sejarah perkembangan bahasa Jerman dibagi menjadi ke dalam beberapa kelompok periodisasi, dimulai dari Althochdeutsch (750-1050), Mittelhochdeutsch (1050-1350), Frühneuhochdeutsch (1350-1650), Neuhochdeutsch (1650-1900), dan akhirnya masuknya bahasa sekarang ini atau Gegenwartsprache (1900-saat ini). Di makalah ini, saya meneliti ciri-ciri kebahasaan yang muncul dalam Minnesang berjudul Tagelied dan Vil süeziu senftiu toeterinne karya Heinrich von Morungen yang berkaitan dengan ciri kebahasaan Mittelhochdeutsch dengan metode penelitian kualitatif dan studi pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan ciri-ciri kebahasaan Mittelhochdeutsch yang muncul di Tagelied dan Vil süeziu senftiu toeterinne karya Heinrich von Morungen. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa pada kedua karya Minnesang tersebut terdapat ciri-ciri kebahasaan Mittelhochdeutch, baik sistem fonetik dan sistem morfologi sintaksis, yaitu vokal panjang, vokal pendek, umlaut panjang, umlaut pendek, diftong, konsonan, baik konsonan satu bunyi untuk dua grafem maupun konsonan satu grafem banyak bunyi, penggunaan kata ganti orang (Personalpronomen), kata ganti kepemilikan (Possessivpronomen), Tempus, Modus, Indefinitartikel, dan penulisan nomina yang tidak diawali dengan huruf kapital.

ABSTRACT
The change of language will continue and it usually takes a relatively long time and a long process, no exception the German language. The history of development of German language is divided into several groups to periodization, starting from Althochdeutsch (750-1050), Mittelhochdeutsch (1050-1350), Frühneuhochdeutsch (1350-1650), Neuhochdeutsch (1650-1900), and finally the entrance of present language or Gegenwartssprache (1900-today). In this paper, I have analysed the characteristics of language that appears in Minnesang entitled Tagelied and Vil süeziu senftiu toeterinne by Heinrich von Morungen relating to Mittelhochdeutsch linguistic characteristics with qualitative research methods and literature. The purpose of this research is to explain the characteristics of Mittelhochdeutsch linguistic that appears in Tagelied and Vil süeziu senftiu toeterinne by Heinrich von Morungen. The result of the analysis shows that both these Minnesang works have Mittelhochdeutch linguistic characteristics, either phonetic system and morphology syntax system, namely long vowels, short vowels, long umlaut, short umlaut, diphthong, consonant, either consonant one sound for two grapheme or consonant a grapheme many sounds, the use of the personal pronoun (Personalpronomen), a possessive pronoun (Possessivpronomen), Tempus, Modus, Indefinitartikel, and the writing of nouns that do not begin with a capital letter."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widurini D.S.
"Kerusakan gigi molar satu rahang atas frekuensinya cukup tinggi dan sering disertai kelainan pulpa. Perawatan saluran akar pada gigi ini memerlukan keterampilan yang ditunjang oleh pengetahuan anatomi dan morfologi a.1. panjang gigi, bentuk penampang saluran akar, jumlah akar, jumlah saluran akar, dan letak orifis. Dalam perawatannya sering dijumpai kesulitan menentukan letak apeks, karena pedoman ukuran yang ada berdasarkan ukuran gigi orang Amerika atau Eropa. Belum ada pedoman yang berdasarkan ukuran-gigi orang Indonesia. Dari sampel 50 gigi molar satu atas yang dicabut dari klinik gigi di Jakarta, diukur panjang gigi dari masing-masing apeks akar Palatal, Mesio Bukal, Disto Bukal ke bidang oklusal dengan mikrometer. Dihitung jumlah akar, jumlah saluran akar, dan dicatat bentuk penampang saluran akar 5 mm dari apeks, dan konfigurasi letak oriifis.
Dari hasil pengukuran diperoleh panjang gigi rata-rata dari apeks akar palatal 19,47 mm, dari apeks akar mesio bukal 19,14 mm dari apeks akar disto bukal 18,41 mm. Dari hasil pengamatan, semua gigi mempunyai tiga akar, dan diperoleh lebih banyak gigi dengan tiga saluran akar (98 %). Dari gambaran konfigurasi letak orifis diperoleh bentuk (60 %), lebih banyak dibanding bentuk "Y" (16 %) dan bentuk "T" (18 %). Dari pengamatan bentuk penampang saluran akar, terbanyak diperoleh bentuk bulat pada akar disto bukal (82 %), dan bentuk elips pada akar palatal (36 7). Selain itu diperoleh pula bentuk ginjal padaakar disto bukal (4%), dan bentuk pipih pada akar mesio bukal (14 %)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Generally former Islamic Mataram Kingdom included in their towns resident areas for the religous leaders and staffs called kampong. These Islamic kampongs were located nearby the Great Mosque and called kauman Kampong...."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"To investigate the distribution of Heterocapsa including a harmful species H.circularisquama,cells were surveyed in three vietnamese coasts,Ha Long Bay,Hue and Phu Quoc Island in 2006...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The village of Laweyan constitutes a unique, specific and historical region. In its development Laweyan experiences some functional changes of region and settlement...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Minyak atsiri kaempheria pandurata menyebabkab kebocoran dan perubahan morfologi bakteri"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>