Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwadi Djunaedi
"Tradisi penulisan resensi karya sastra di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Tradisi ini masih berlanjut dan berkembang sampai sekarang. Resensi karya sastra inilah yang menjadi cikal-bakal tradisi kritik sastra di Indonesia. Selain sebagai salah satu bentuk kritik sastra, resensi karya sastra juga bisa dilihat sebagai tanggapan kongkret pembaca terhadap karya sastra. Skripsi ini bertujuan melihat bagaimana pembaca menerima karya sastra dan bagaimana pembaca mengkongkretkan dan menafsirkan karya sastra itu. Untuk itu, landasan teoritis skripsi ini memakai teori Resepsi. Teori Resepsi adalah teori yang bertumpu pada hubungan karya sastra dengan pembaca. Karya sastra adalah suatu teks yang baru bermakna jika sudah hidup dalam diri pembacanya. pembaca menduduki posisi penting dalam teori ini.
Skripsi ini mengambil data berupa resensi karya sastra pada majalah Tempo dan harian Kompas, mulai dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1990. Data-data tersebut dianalisis untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode induktif, yaitu suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Ada berbagai kesimpulan yang ditarik dalam skripsi ini. Akan tetapi, yang paling panting adalah kesimpulan yang berhubungan langsung dengan penerimaan pembaca terhadap karya sastra. Pada dasarnya, kecenderungan terbesar yang dilakukan pembaca adalah penerimaan terhadap muatan aspek-aspek sosial, politik, sejarah, dan filsafat yang ada dalam karya sastra itu. Kendati demikian, secara selintas dapat juga diketahui horison harapan pembaca yang mengharapkan adanya keterlibatan karya sastra dengan masalah-masalah sosial dan politik, tetapi sekaligus pembaca mengharapkan juga suatu struktur cerita yang utuh yang dijalin melalui kepaduan unsur-unsur yang ada dalam karya sastra itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Pradipta
"Skripsi ini membahas penerimaan pembaca terhadap novel. Penerimaan dilihat dari resensi novel yang dimuat di harian Kompas dan majalah Tempo tahun 2001?2005. Penelitian ini menunjukkan berbagai aspek dan permasalahan yang ditanggapi pembaca dalam sebuah novel. Selain itu, skripsi ini juga mengungkap pendekatan yang digunakan pembaca dalam usahanya menerima karya, serta kecenderungan-kecenedrungan yang muncul dari resensi-resensi di kedua media tersebut selama tahun 2001?2005. Berdasarkan analisis, didapatkan kesimpulan bahwa tema masih menjadi hal pokok yang ditanggapi oleh pembaca. Tema novel-novel yang muncul dalam kurun waktu tersebut adalah tema sosial, kemanusiaan, dan sosiokultural. Pendekatan yang paling banyak digunakan pembaca dalam usahanya menerima karya adalah pendekatan struktural. Adapun kecenderungan yang didapat adalah para pembaca cenderung pada penerimaan yang netral, bukan penerimaan positif atau pun negatif.

This thesis discusses reader reception of novel. The reception is based on novel reviews on Kompas daily and Tempo magazine in 2001?2005. This observation shows many aspects and issues that the reader responds in the novel. Beside, this thesis also shows the approach that the reader uses in responding the work and all emerging tendencies from the reviews in both media during that period. Based on the analysis, it is concluded that theme is the main discourse that being responded. Novel themes in that period are involving social aspect, humanity, and also socio-cultural tone. The readers most used approach in order to receive the work is structural approach. Last, the tendency found is that the readers tend to be neutral, not to show the positive or negative reception."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S10946
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agis Amalia Utami
"Cees Nooteboom adalah seorang sastrawan hebat dari Belanda. Pada Premio Formentor de las Letras tahun 2020 dari Spanyol, dewan juri mengatakan bahwa Cees Nooteboom memiliki sikap filosofis sebagai seorang penulis. Dalam penilaian lain yang diberikan oleh pembacanya, dikatakan bahwa Cees Nooteboom mengalami kesulitan untuk mempertahankan nilai realisme di dalam karya-karyanya. Penelitian ini membahas resepsi pembaca mengenai karya sastra Cees Nooteboom tahun 2016-2020 yang ditinjau dari resensi pembacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk nilai realisme dan eksistensialisme yang terdapat pada tiga karya Cees Nooteboom yang terbit pada tahun 2016-2020, yakni 533: Een dagenbook (2016), Venetië (2018), dan Afscheid (2020). Metode deskriptif kualitatif dipilih untuk menjadi metode penelitian ini dengan teori resepsi karya sastra dari Abrams (1981). Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk nilai realisme ditemukan dalam resensi novel Venetië dan puisi Afscheid. Pembaca memahami nilai realisme yang dihadirkan Cees Nooteboom berdasarkan dari pengalaman hidup yang telah dilalui oleh Cees Nooteboom. Sementara itu, bentuk nilai eksistensialisme ditemukan dalam resensi novel 533: Een dagenbook. Pembaca memahami nilai eksistensialisme yang dihadirkan Cees Nooteboom berlandaskan dari pertanyaan-pertanyaan filosofi yang diajukan Cees Nooteboom dalam novel 533: Een dagenbook.

Cees Nooteboom is a great writer from the Netherlands. At the 2020 Premio Formentor de las Letras from Spain, the judges said that Cees Nooteboom had a philosophical attitude as a writer. In another assessment given by her readers, it was said that Cees Nooteboom had difficulty maintaining the value of realism in her works. This study discusses readers' receptions of Cees Nooteboom's literary works 2016-2020 in terms of reader reviews. This study aims to determine the form of realism and existentialism values found in three of Cees Nooteboom's works published in 2016-2020, namely 533: Een dagenbook (2016), Venetië (2018), and Afscheid (2020). The method used is descriptive qualitative method with the theory of literary reception introduced by Teeuw. The results showed that the form of realism value was found in the reviews of the novel and the poem Afscheid. Readers understand the value of realism presented by Cees Nooteboom based on the life experiences that Cees Nooteboom has gone through. Meanwhile, the value of existentialism is found in the review of the novel 533: Een dagenbook. Readers understand the value of existentialism presented by Cees Nooteboom based on the philosophical questions asked by Cees Nooteboom in the novel 533: Een dagenbook."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
899.223 4 SAS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
"Poststructuralism can be employed as a method to analyse literary work. As text that contains literary expression of human life, literary work is open to interpretation and critical analysis. Poststructural approach deconstructs and reconstructs the conceptual construct of writing, metalanguage, and subjectivity in a text."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Pradjoko
"ABSTRAK
Peristiwa krisis nasional yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965 merupakan salah satu Iembaran kelam dalam sejarah Indonesia. Oleh pemerintah Orde Baru, lembaran kelam tersebut dikenal dengan Peristiwa G30S/PKI, mengapa demikian? Karena Pemerintahan Soeharto yang mewakili bagian dari Angkatan Darat (AD) yang pada waktu itu 1960-1965 merupakan musuh politik dari Partai Komunis Indonesia yang justru mengalami masa puncaknya dan berhasil membuat Presiden Soekarno memuji PKI sebagai kekuatan revolusi anti neokolonialisme yang didengung-dengungkan Soekarno. Pihak AD sebagai musuh politik PKI dan pada akhirnya juga menjadikan Soekarno sebagai target yang harus diganti karena dianggap terlalu melindungi PKI. PKI sebagai partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Partai Komunis Uni Soviet dan Partai Komunis Cina, PKI memiliki basis massa yang cukup besar di Indonesia.
Peristiwa Krisis Nasional 1965 menempatkan PKI dan juga pendukungnya sebagai pihak yang kemudian mengalami penghancuran baik oleh pihak aparat keamanan yang mendukung pihak AD dan juga dari musuh-musuh politik PKI di kalangan organisasi Islam yang selama tahun 1960-an mengalami penggayangan oleh PKI. Akibatnya banyak anggota dan simpatisan PKI yang terbunuh dalam konflik vertikal dan horizontal tersebut.
Peristiwa tersebut kemudian dijadikan oleh para sastrawan Indonesia yang mengalami sendiri jaman itu menuliskannya secara imajinatif dalam tulisan cerita-cerita pendek mereka yang dimuat dalam majalah Sastra dan Horizon antara tahun 1966-1974. Dengan demikian peristiwa­-peristiwa kemanusiaan yang muncul sebagai akibat peristiwa krisis nasional 1965 dijadikan sebagai latarbelakang dalam penulisan karya kreatif mereka. Dengan caranya sendiri mereka para sastrawan tersebut membuat jalinan kisah-kisah kemanusiaan yang kadang dapat dibaca sebagai 'kenyataan' yang membuat para pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan kemanusiaan terkait dengan lembaran kelam yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia.
Untuk melihat bagaimana hubungan peristiwa Sejarah seperti krisis nasional pada 1965 dikaitkan dengan penciptaan karya sastra, dalam hal ini adalah penciptaan karya pendek maka perlu disampaikan pandangan seorang Sejarawan dalam melihat hubungan sastra dan sejarah. Menurut Prof. Dr. Taufik Abdulllah, sangat penting melihat hubungan timbal balik diantara keduanya. Karena banyak sejarawan atau sastrawan yang melupakan aspek-aspek bahwa karya sastra tidak hanya sebagai pengungkapan dirinya (an sich), tetapi karya sastra juga merupakan hasil dari masanya atau jamannya. Seperti halnya periode balai Pustaka tahun 1920-an, periode Pujangga baru tahun 1930-an, Angkatan '45, "Angkatan '66" dan seterusnya. Banyak dari para penulis sastra Indonesia modern yang melihat rentetan peristiwa tersebut hanya mewakili peristiwa sastra dan belum dilihat dalam kaitan timbal baliknya dengan seluruh situasi sejarah. Hal ini berarti bahwa sebuah karya sastra tidak dapat dipahami selengkapnya apabila dipisahkan dengan lingkungan atau kebudayaan yang telah menghasilkannya, karena pada dasarnya setiap karya sastra adalah hasil pengaruh yang rumit dari faktor-faktor sosial dan kultural dan ini berarti karya sastra bukanlah gejala yang berdiri sendiri. ("Sastra dan Ilmu Sejarah di Indonesia", Budaya Jaya, No. 102, Nopember 1976, hal. 653)"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Yoesoef
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2007
899.22 YOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>