Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delfina Yuniara
"Penelitian mengenai adverbia dalam bahasa Indonesia ini telah dilakukan, tujuannya adalah mengetahui perilaku sintaktis Adverbia Reduplikatif dalam Bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan kalimat kalimat yang mengandung adverbia reduplikatif, baik dari bahasa tulis, yaitu karya-karya Nh. Dini, Harian Kompas, dan kamus maupun hasil intuisi penulis. Kemudian dilakukan pengklasifikasian data dan data-data tersebut dianalisis. Hasilnya diperoleh seperangkat kaidah mengenai perilaku sintaktis Adverbia Reduplikatif dalam Bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
"Dalam bagian terdahulu dari karangan ini telah dikemukakan beberapa masalah tentang adverbia. Dari pokok-pokok permasalahan yang dibahas dapatlah disimpulkan sebagai berikut. Pembicaraan mengenai adverbia selama ini lebih mementingkan arti dari pada bentuk. Di antara 9 orang penulis yang diringkaskan pendapatnya, hanya tiga orang (Zainuddin, Slametmuljana, dan C.A. Mees) yang membicarakan adverbia dari segi bentuk. Penulis yang lain membicarakan adverbia hanya dari segi arti.
Dengan menyadari betapa pentingnya segi bentuk di samping arti, karangan ini menampilkan pambicaraan dari segi bentuk; karena bentuk kata dapat menentukan perubahan jenis kata. Kata tertentu yang mandapat afiks, diulang pengucapannya atau digabungkan dengan partikel, dapat merubah makna. Oleh sebab itulah dalam karangan ini selain segi arti segi bentukpun diuraikan pula. Di samping masalah arti. (semantis) dan bentuk (morfologis), segi sintaktis dalam adverbia harus pula diteliti. Adverbia yang unsurnya lebih dari satu kata pada dasarnya adalah satuan sintaktis sebab hubungan antar unsur, dan bentuk gabungan (frase adverbial) barulah jelas kedudukannya bila diuraikan dari segi sintaktis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S11003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila
"Berdasarkan ciri morfemnya, bahasa Arab membedakan antara bentuk verba. partikel dan nomina. Pada skripsi ini penulis membahas tentang adverbia yang termasuk kelompok bentuk partikel dan adverbial, dengan menitikberatkan pada padanan adverbia-adverbial tersebut dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab adverbiaa-adverbial ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu adverbia kata dan adverbial frase. Padanan-padanan adverbis-adverbial ini tidak ditentukan oleh struktur sintaksis bahasa sumbernya. Yang menentukan_nya adalah tindakan interpretatif penterjemah. yang merupakan keputusan bebas pihak penterjemah sejauh hal tersebut tidak merubah pesan inti yang terkandung dalam bahasa sum_bernya. Ada 2 jenis padanan adverbia-adverbial bA dalam bI yaitu padanan formal dan padanan nonformal. Padanan formal men_cakup padanan adverbia, verba dan frase. Sedangkan padanan nonformal mencakup padanan zerro. Contoh adverbia kata memi1iki kemungkinan berpadanan dengan adverbia, diantara_nya tidak, tak pernah, jangan. Adverbial frase -frase nomi_nal yang tersusun sari MM + N berkemungkiiian berpadanan dengan adverbia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, 1963-
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.25 SRY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya
"Masalah pokok yang diutarakan dalam skripsi ini adalah Filsafat Kebersamaan Gabriel Marcel (G.Marcel's Philosophy of Communion). Nenurut Marcel manusia itu berorientasi pada kebersamaan ontologis (ontological communion). Manusia akan merasa tidak lengkap atau utuh dan mengalami frustrasi bila disendirikan atau mengurung diri lepas dari keberbarengan dengan sesamanya. Ini adalah teristimewa nyata bagi manusia yang sadar diri, yang dalam dirinya terkandung tuntutan-tuntutan on_tologis akan pemenuhan, akan transendensi, akan keutuhan bersama. Namun manusia itu juga bebas dan karenanya bisa saja memilih menutup diri terhadap dorongan-dorongan dan harapan-harapan akan partisipasi intersubyektif dengan alam semesta, dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Menurutnya berada itu berpartisipasi dalam keberadaan, atau Ada selalu berarti ada bersama (Ease est co-ease). Jadi pilihan yang dihadapi manusia adalah terpisah mengurung diri atau melibatkan diri, bercampur bersama dengan lainnya. Karena diri dan dengan siapa diri itu berpartisipasi tidak bisa dipisahkan, maka berarti manusia itu secara organik dengan alam dan begitu pula alam itu secara or_ganik dengan manusia. Dengan perkataan lain partisipasi adalah dasar bagi pengalaman eksistensi manusia. Kebersamaan (communion) merupakan kenyataan yang dinamis, dimana person-person dalam seluruh kehidupan konkritnya saling memberikan, saling mengisi, saling ada di dalam yang lain, se_hingga bersama mewujudkan realitas baru yang merupakan partisipasi dalam suatu kenyataan yang lebih tinggi; aku dan kau menjadi suatu kesatuan baru yang tidak bisa terpisah menjadi dua bagian. Kebersamaan (communion) adalah kehadiran (presence) yang tercapai sepenuhnya. Hanya karena manusia tetap terbuka bagi yang lain dan secara aktif tetap hadir baginya, kebersamaan (communion) bisa menjadi kenyataan. Dalam hal kebersamaan (communion) Marcel menjelaskan, bahwa penghalang utama bagi terpenuhinya kebersamaan adalah kecen_derungan untuk mengobyektivikasi, karena tindakan ini mengandung kekuatan yang memecah-mecah. Untuk mendalami ini diperlukan pengertian perbedaan antara problem dan misteri. Menurut Marcel problem itu dijumpai pada pertanyaan mengenai obyek yang eksterior bagiku dan tidak memperdulikan saya. Sedangkan misteri menyangkut perjumpaan dengan realitas yang mencakup subyek yang sedang mencari atau mempertanyakan. Kebersamaan bisa tercapai karena orang monghormati misteri. Filsafat Marcel adalah terbuka_ artinya seraya filsafat_nya mengarah ke kematangan dalam komunitas lewat kebersamaan asli. Filsafatnya itu mengharap mendapat kesempurnaan lebih lanjut dari dialektika cinta kasih dari atas yang mengalir dari Yang Absolut ke dalam manusia dan lingkungan manusia. Sesuai dengan sifatnya yang religius ia selalu berhasrat menolong masyarakat dari atomisasi dan kolektivitas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Pratiwi
"ABSTRAK
Tujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.
Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.

"
1989
S13505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldeini Gazali
"Pergeseran kelas kata dapat terjadi dalam proses terjemahan karena bahasa berbeda-beda dan tidak sama dalam mengkatagorikan kata. Untuk mendapatkan terjemahan yang tepat dan wajar, ide yang diungkapkan oleh kelas kata tertentu dalam bahasa Inggris seringkali diterjemahkan menjadi kelas kata lainnya dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini meneliti apakah pergeseran kelas kata yang terdapat dalam data telah dilakukan dengan tepat dan wajar dan apakah terjadi pergeseran makna dalam tarjemajahannya.
Dari data yang diteliti terdapat sembilan jenis pergeseran kelas kata bahasa Inggris dalam terjemahan bahasa Indonesia. Pergeseran yang paling tepat adalah pergeseran pronomina bahasa Inggris menjadi nomina dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pergeseran yang paling sering ditermukan adalah pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi verba dalam bahasa Indonesia dan pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi ajektiva dalam bahasa Indonesia. Kelas kata bahasa Inggris yang tidak mempunyai padanan kelas kata yang sama dapat diterjernahkan menjadi bentuk frase. Hal ini dapat dilakukan karena bahasa yang berlainan mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Satyandita
"Penelitian ini membahas penerjemahan preposisi pemarkah lokatif dan adverbia lokatif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis padanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preposisi pemarkah lokatif bahasa Prancis dapat diberi padanan berupa preposisi pula dalam bahasa Indonesia, sedangkan adverbia lokatif bahasa Prancis tidak pernah berpadanan adverbia lokatif bahasa Indonesia, sebab bahasa Indonesia tidak mengenal adverbia lokatif. Oleh karena itu, kesejajaran bentuk dapat diterapkan dalam penerjemahan preposisi pemarkah lokatif, sebaliknya penerjemahan adverbia lokatif tidak terikat pada kesejajaran bentuk dan lebih mementingkan kesepadanan tekstual. Hasil analisis juga menunjukkan pergeseran dalam penerjemahan, baik pergeseran tataran maupun pergeseran kategori. Meskipun demikian, amanat yang terdapat dalam bahasa sumber tetap dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran.

This research explains the translation of locative prepositions and locative adverbs in French language to Indonesian language by analyzing their Indonesian equivalents. It shows that there are Indonesian equivalents for French locative prepositions that work as prepositions as well, whereas Indonesian equivalents for French locative adverbs can never be determined as adverbs because there is no locative adverb in Indonesian language. Therefore, formal correspondence can be applied in the translation of locative prepositions. On the other hand, the translation of locative adverbs ignores formal correspondence but emphasizes textual equivalence. The result of the analysis shows translation shifts, both level shifts and category shifts. Nevertheless, the message in the source language still can be transferred in the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
499.221 STR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ajengsih Mustika Ningrum
"Skripsi yang menggunakan metode penelitian deskriptif ini menganalisis adverbia ? z i 'lagi ' dan ? y u 'lagi ' dalam bahasa Mandarin yang diperoleh dari ???? B? J?n Xi?oshu? 'Kumpulan Cerita Pendek Ba Jin '. Tujuan analisis ini untuk memberikan gambaran yang konkret mengenai kemunculan ? z i 'lagi' dan ' y u lsquo;lagi' secara sintaktis dan fungsi ? z i lsquo;lagi rsquo; dan ? y u 'lagi' secara semantis sehingga diketahui perbedaan ? z i 'lagi' dan ? y u 'lagi'. Selain itu, diharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan pemahaman tentang pemakaian ? z i 'lagi' dan ? y u lsquo;lagi rsquo; kepada pembaca karya ilmiah ini.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kemunculan ? z i 'lagi ' dan ? y u 'lagi ' berada di depan verba atau ajektiva baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Fungsi ? z i 'lagi ' adalah untuk menerangkan pengulangan yang belum terjadi pada verba atau ajektiva, sedangkan fungsi ? y u 'lagi' adalah untuk menerangkan pengulangan yang telah terjadi pada verba atau ajektiva.

This thesis that makes use of descriptive research analyzes the adverbs z i 39 again 39 and y u 'again' in Chinese which were obtained from B J n Xi oshu 'Ba Jin' s Short Stories'. The analysis aims to give concrete descriptions about the appearances z i 'again' and y u 'again' syntactically and the functions z i 'again' and y u 'again' semantically so that the differences between z i 'again' and y u 'again' are understood. Moreover, this research will impart knowledge about z i 'again' and y u 'again' to the reader.
According to the results of this analysis, it can be concluded that the appearances z i 'again' and y u 'again' are located in front of the verb or the adjective. The function of z i 'again' is to explain the repetition that has not happened yet in the verb or the adjective while the function of y u 'again' is to explain the repetition that has happened in the verb or the adjective."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>