Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purnomo Agus Trikoranto
"ABSTRAK
Karya sastra Jawa berlatar pesisiran jarang sekali ditemukan. Ternyata Tamsir AS menghadirkannya dalam Krikil-krikil. Pasisir, di mama watak-watak tokohnya ditampilkan secara bebas (sebagaimana peri1akunya yang ada).
Untuk mendeteksi/mendata watak tidaklah mudah, sebab harus ditentukan lebih dulu watak siapa yang akan diteropong. Ternyata watak tokoh protagonislah yang menjadi tujuan te1aahnya. Selanjutnya , ditelaah latar, yaitu latar tempat yang mampu merubah watak tokoh protagonisnya. Setelah itu barulah ditelaah kaitan antara watak dan latar dalam Kriki1-krikil Pasisir.
Kesimpulannya, yaitu watak seseorang (tokoh protagonis) dapat mengalami penyesuaian, perkembangan, penyusutan maupun tetap/tidak berubah seiring dengan watak yang disandangnya pada latar tempat dan waktu tertentu.

"
1990
S11361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakila
"Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan latar dalam novel Pertemuan Dua Hati, sedangkan secara khusus untuk menginterpretasikan latar fisik dan latar sosial novel tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan model penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan struktural. Sumber datanya berasal dari novel yang berjudul Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, tahun 1992, cetakan keenam, dan terdiri dari 85 halaman. Berdasarkan hasil analisis terhadap novel tersebut, latar fisik yang disajikan pengarang cukup baik. Hal ini terlihat dari keterangan mengenai rumah dan daerah. Selanjutnya, latar sosial yang disajikan pengarang cukup baik. Hal ini terlihat dari pemaparan tentang keadaan ekonomi, pandangan hidup, dan sikap hidup tokoh."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
400 JIKKT 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryanto
"Penelitian ini bertujuan menelaah watak tokoh-tokoh utama, melihat cara mengungkapkan ciri fisik dan watak tokoh utama, dan melihat pengaruh unsur ekstrisik dalam proses penciptaan watak tokoh utama. Peneiitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, penulis membaca secara keseluruhan isi kumpulan cerpen Tentang Delapan Prang. Kedua, penulis melihat penampilan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen. Ketiga, setelah melihat penampilan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen, penulis mengidentifikasikan, menganalisis cara pengungkapan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen, serta mencari data yang menunjukkan adanya pengaruh unsur ekstrisik dalam proses penciptaan watak tokoh utama. Hasilnya menunjukkan bahwa watak tokoh utama tiap cerpen mempunyai watak yang unik, khas, dan penuh kejutan; kecuali tokoh Imam Slamet wataknya tidak penuh kejutan. Semua tokoh-tokoh utama pada kumpulan cerpen ini adalah tokoh bulat yang bersifat kompleks, kecuali Imam Slamet. Cara pengungkapan ciri fisik tokoh utama dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengarang langsung menyimpulkan secara umum ciri fisik tokoh utama yang dilakukan terhadap tokoh Umiko Matsui; dan pengarang tidak langsung menyimpulkannya, melainkan menampilkan satu. persatu ciri fisik tokoh utama yang dilakukan terhadap tokoh Maria, Adriano, Irwan, Imam Slamet, dan Kusnadi. Dalam mengungkapkan watak tokoh utama, pengarang menggunakan beberapa cara. Pertama, dengan cara langsung melalui cakapan tokoh lain. Kedua, dengan cara langsung melalui cakapan batin tokoh lain. Ketiga, dengan cara langsung melalui cakapan batin tokoh utama. Keempat, dengan cara tidak langsung melalui cakapan tokoh lain. Kelima, dengan cara tidak langsung melalui cakapan tokoh utama. Keenam, dengan cara tidak langsung melalui cakapan batin tokoh utama. Ketujuh, dengan cara tidak langsung melalui lakuan tokoh lain. Kedelapan, dengan cara tidak langsung melalui lakuan tokoh utama. Kesembilan, dengan cara tidak langsung melalui pencerita. Pengalaman hidup dan kepribadian pengarang mempengaruhi beberapa cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen ini, yaitu Salju Kapas Putih, Seorang Buruan Politik, Pengarang, dan Pada Titik Kulminasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Natalia
"Ahmad Tohari lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Secara formal, ia hanya mengantongi ijazah SMAN II Purwokerto. Beberapa fakultas, yakni fakultas ekonomi, sosial politik, dan kedokteran, pernah dijelajahinya. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang ditekuninya. Selain itu, Tohari juga kerap menulis novelet, cerita pendek (cerpen) ataupun novel. Hasil tulisan-tulisannya itu dapat kita baca pada media massa cetak, seperti Kompas, Republika, ataupun majalah Kartini. Novel pertama yang ditulisnya, yaitu Kubah (Pustaka Jaya, 1980), langsung memperoleh hadiah pertama dari Yayasan Buku Utama Depdikbud tahun 1981; Lambaian Page Beningditerbitkan. dalam sari Bunga no. 12 tahun 1982; Ronggeng Dukuh Paruk (Novel, 1982) pernah dimuat di Kompas sejak tanggal 17 Juli sampai 21 Agustus 1981; Lintang Kemukus Dinihari (Novel, 1981) dimuat di Kompas sejak tanggal 23 September sampai 27 Oktober 1984; Lentera Bianglala {Novel 1985) dimuat di Kompas; Di Kaki Bukit Cibalak (Novel, 1989) memperoleh hadiah Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1978 dan dimuat di harian Kompas dalam bentuk cerita bersambung mulai tanggal 10 Oktober sampai 06 November 1979 ; Lingkar Tanah Lingkar Air (Novel, 1993) dimuat di harian Republika; Mas Mantri Gugat (Kumpulan kolom, 1994) dan Bekisar Merah (Novel, 1993) pernah dimuat di Kompas. Selain novel-novel tersebut, Tohari juga menulis karya-karya lain berupa novelet dan cerita pendek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S10913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Sahal
"Penggunaan dialek Jakarta dalam karya sastra bukanlah sesuatu yang baru dalam kesusastraan Indonesia. Sejak karya sastra masih ditulis tangan dalam bentuk naskah, dialek Jakarta sudah dipergunakan oleh beberapa sastrawan yang hidup di Jakarta. Naskah karya sastrawan tersebut masih dapat kita jumpai di Museum Nasional Jakarta saat ini, Sebagai contoh berikut ini saya kutipkan bagian dari Lakon Jaka Sukara yang disunting oleh Dewaki Kramadibrata: Maka sahut Nala Gareng, Sebab bapaku kedua kakang Grubuk tiada bisya' bujuk. Jikalau bapat kedua kakang bisya' bujuk laga-lagain, niscaya dia tiada mengadu. Maka sahut Angliya', Hai Gareng, menga-paka dahulu kamu sendiri tiada mau bujuk-bujuk supaya ia jangan mengadu? Maka sahut si Gareng, Hai kakang, pegimana aku bole bisya membujuk, karna aku masi kebelon perna aku dibujuk ole orang tua-tua abang. Sebab aku masi kecil menangis minta pisang, sampai sore aku menangis, orang tua tiada ambil pusing dan tiada ambil peduli padaku. Hingga aku sengaja, mengira yang pikiranku bapa' datang membujuk aku dari sore sampai pagi, sampai aku berdiam sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fransiscus
"Pengeksplorasian sebuah fakta sejarah menjadi sebuah roman sejarah merupakan sebuah keniscayaan apabila sekat-sekat penulisan sejarah secara jujur dan profesional sudah tertutup. Mengingat hakekat sastra lebih terpusat pada unsur estetiknya maka wajar pulalah sebuah kisah sejarah yang menjadi bahan penulisan roman sejarah penuh dengan bias atau dramatisasi fakta. Bagi seorang yang mencintai dunia kusastraan, dramatisasi kisah sejarah itu bukanlah hal yang harus dicibir. Bagaimanapun seorang penulis roman sejarah yang baik bukanlah sekedar mendramatisasi kisah yang diambilnya. Roman sejarah yang ditulis tidaklah sekedar dicomot begitu saja dari hamparan fakta sejarah yang ada. Dalam kisah sejarah yang diambil oleh Mangunwijaya terdapat sebuah tendesi yang begitu jelas. Fenomena tentang terlihatnya hubungan yang jelas antara fakta masa kini dan masa lalu menjadi landasan bagi Mangunwijaya menetapkan sejarah Mataram II sebagai bahan penulisan romannya. Kekuasaan yang semena-mena, kemunafikan, pengingkaran hak azasi manusia, dan kekejaman yang luar biasa masa lalu ternyata masih berlangsung terus hingga di zaman yang kita klaim sebagai era modern ini. Mangunwijaya mendramatisasi fakta sejarah Mataram II itu dengan fokus cerita pada adanya perlawanan-perlawanan yang sangat radikal dari sosok-sosok yang melambangkan kekurangberdayaan, yaitu kaum wanita. Dengan cerdik dan sinis, Mangunwijaya mengambil contoh perlawanan yang dilakukan para wanita itu dan strata terbawah di masyarakat. Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri merupakan simbol perlawanan itu. Secara sinis Mangunwijaya memperlihatkan pada kita ternyata sikap ksatria itu bukan datang dari masyarakat yang mengakui mewarisi darah biru (para bangsawan). Sikap ksatria ternyata dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari golongan masyarakat mama saja selama insan itu menyadari dan berani menyuarakan suara hati nuraninya. Sebab bukankah ada sebuah kalimat filosofis yang berbunyi, Cogito Ergo Sum? Saya berpikir maka saya ada."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"There are three pilar's which give direction of development country,s. Those pilar are politcus, entrpreneur, and intellectualist. The successful of entrepreneur depend's on knowledges, skills, and the values of entrepeneur. The development of spirit and character of entrepreneurship,s have stimulated succesful of entrepreneurship. As we known the development of Indonesia entrepreneurship has begun since 1980, but until now muist be pushed..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
704.949 MAD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Arimbawa
"ABSTRAK
Dalam kesusastraan Rusia, Anton Pavlovich Chekhov dikenal sebagai pengarang cerita pendek. Namun Vishnyovy Sad, salah satu dari empat karya dramanya, merupakan karya terakhir Chekhov, dibuat tahun 1903, yang oleh pengamat sastra, karya tersebut banyak memberikan gambaran sosial pada masa itu, dimana Rusia dalam kondisi peralihan dari sistim perekonomian feodal menuju sistim perekonomian kapital, mengakibatkan terjadinya pergeseran dalam tatanan masyarakat.
Penulisan ini mencoba membahas Vishnyovy Sad melalui telaah terhadap terra dan latar, ,serta mengaitkannya dengan kondisi sosial pada masa itu. Oleh sebab itu, untuk memahami kondisi sosial tersebut, sangat diperlukan pengetahuan terhadap sejarah Rusia.
Periode sejarah yang digunakan, yang tentunya berkaitan dengan cerita yang digambarkan dalam Vishnyovy Sad, adalah masa pemerintahan Tsar Alexander II dan Tsar Alexander III.

"
1995
S14921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>