Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam tahun 1938 di desa Polongan (kelurahan Krayak, kecamatan Kenaren, Kewedanan Kalasan, Yogyakarta) didapatkan 12 lempengan tembaga yang bertulisan Jawa kuno pada kedua belah sisinya, kecuali lempengan pertama, ke-6 dan terakhir yang hanya bertulisan pada satu sisi. Lempengan-lempengan itu masing-masing berukuran 14x35 cm., dtengah-tengahnya terdapat satu lubang yang tentu dahulu dipergunakanuntuk mengikat lempengan-lempengan itu menjadi satu. Keadannya masih baik sekali. Sekarang semuanya di simpan di Museum Sonobudojo di Yogyakarta. Lempengan-lempengan itu ternyata merupakan kumpulan dari 6 Prasasti yang berhubung-hubungan, masing-masing berasal dari tahun 94, 797, 798, 799, 800 dan 802 Caka, dari zaman pemerintahan Rakai Kayuwangi. Tetapi didalam skripsi ini kami tidak mentranskripsikan semuanya. Cukuplah kalau kami ambil salah satu yang panjang, ialah prasasti Ke-III dari tahun 798 caka, karena susunan prasasti itu dan perkataan-perkataan yang dipergunakan didalamnya boleh dikatakan hampir semuanya sama. Hanya dalam pengadakan kupasan-kupasan tentang bahasa, ejaan, dll, kami tidak dapat membatasi diri pada prasati ke-III itu saja"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sewaka
Bandung: [publisher not identified], 1955
920.719 2 SEW t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhu Galba
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1993
808.810 091 SIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu efek yang terjadi pada termoelektrik adalah efek Peltier, yang menyatakan bahwa dari dua kawat material berbeda-dalam hal ini adalah kawat temnokopel- di mana masing-masing ujung kawat material tersebut membentuk sambungan satu sama lainnya yang apabila diberi perbedaan tegangan, maka akan menghasilkan perbedaan temperatur di kedua titik persambimgan tersebut. Perbedaan temperatur yang dihasilkan ini sebanding dengan jumlah arus searah yang dialirkan sehingga nantinya akan ada sambungan yang menyerap kalor (sambungan panas) dan ada sambungan yang melepaskan kalor (sambungan dingln). Dengan efek Peltier yang dapat menghasilkan efek pemanasan dan pendinginan pada sambungan kawat inilah kita dapat membuat sebuah pemanas ataupun pendingin.
Dengan penggunaan kawat konstantan yang dipasangkan dengan material tembaga yang terdapat pada Printed Circui! Board (PCB) menjadi pasangan kawat termokopel yang membentuk termopil, melalui pengujian akan dilihat beda temperatur maksimum antara kedua permukaan modul yang dapat dicapai. Di samping itu pula, akan diketahui arab aliran fluida dari fan yang dapat menghasilkan beda temperatur maksimum tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pengujian modul adalah bahwa modul telah bekerja sesuai dengan prinsip efek Peltier, di mana beda ternperatur maksimum yaing terjadi antara kedua permukaan modul tanpa menggunakanfan adalah 1,40 C. Sedangkan dari beberapa variasi arah aliran fluida darifan didapat bahwa beda temperatur rnaksimum yang dapat dieapai adalah sebesar 4° C dan 4,5° C pada suplay tegangan 1 volt dan arus 2 ampere, yaitu pada kondisi perrnukaan modul cold side ditiup dan dihisap oleh fan sementarafan pada permukaan modul hot side dirnatikan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudiarto
"Non Tax Government Revenue (PNBP) from mining is among one of the potential government revenues for Indonesia. Unfortunately, it is not optimally managed. The Contract of Work stipulated for copper mining is only stated that, the contractor is required only to pay royalty of gold, silver, and copper, but not for other minerals contained within the copper concentrate.
The objective of this research is to evaluate whether the scope of Contract of Work of copper mining could be optimized by evaluating the potential of other minerals contained in the copper concentrate. The result of the analysis to explain the reasons to levy royalty from other minerals, this study also estimates the potential royalty that could be derived from other minerals of copper mining for year 2003 - 2007.
To achieve those goals, the qualitative and quantitative approaches are used, the technique of collecting data through study of literatures and survey, and the technique forecasting has been used to estimate of other minerals contained within the copper concentrate. The study employs moving average method and simple linear regression analysis.
The result shows that most of minerals from the copper mining can be used and sold. According to the principle of user charges as stated in the Law No. 20/1997 about PNBP, the extraction and usage of natural resources must be levied to royalty. Thus, all minerals from the copper mining should also be levied to royalty. Base on this research, it is recommanded to revise the Article 13th in the Contract of Work, which states that the scope of Contract of Work related to royalty is narrower than the principle of that user charges.

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang bersumber dari pertambangan umum merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, namun belum dikelola secara optimal. Dalam Kontrak Karya (KK) pengusahaan pertambangan tembaga, kontraktor hanya menyetorkan royalti atas mineral emas, perak dan tembaga sedangkan mineral ikutan lainnya tidak dikenakan royalti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cakupan KK pengusahaan pertambangan tembaga, menentukan alasan yang dapat digunakan untuk mengenakan royalti atas mineral ikutan pertambangan tembaga dan perkiraan potensi royalti dari mineral ikutan pertambangan tembaga untuk periode 2003 - 2007.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan hasil survei, dan untuk memperkirakan besarnya kandungan mineral ikutan yang berada di luar sampel digunakan teknis forecasting menggunakan metode rata-rata dan analisis regresi linier sederhana.
Hasil analisis menunjukan bahwa hampir seluruh mineral ikutan pertambangan tembaga dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai jual. Sesuai dengan prinsip PNBP yang ditegaskan dalam UU No.20/1997 tentang PNBP bahwa semua pemanfaatan sumber daya alam harus membayar royalti. Demikian juga dengan mineral ikutan pertambangan tembaga sudah semestinya dikenakan royalti. Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan untuk merevisi Pasal 13 kontrak karya yang kurang menguntungkan pihak Pemerintah RI, dimana cakupan KK mengenai royalti lebih sempit dibandingkan dengan prinsip PNBP tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28771
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ketut Alam Wangsa Wijaya
"Penelitian proses ekstraksi logam nikel dari larutan yang mengandung logam temba,ga dengan metnde ekstraksi pelarut dengan menggunakan ekstraktan asam Versatic-6 yang dilarutkan dalam toluena merupakan salah satu studi awal dari perkembangan teknik akstraksi dengan metode ekstraksi pelarut. Taknik ekstraksi dengan metode ekstraksi pelarut mempunyai banyak parameter, di antaranya ialah jenis ekstraktan, jenis logam yang akan diekstraksi, pH larutan, dan konsentrasi ekstraktan. Pada penelitian kali ini digunakan asam V ersatic-6 yang merupakan salah salu produk Shell Company yang ban yak digunakan pada industri petrokimia. Tingkat keasaman pada larutan dibatasi pada daerah yang memungkinkan ion logam dapat bereaksi sempuma dengan ekstraktan pada kondisi kesetimbangan, yaitu pH 3-7, sedangkan untuk konsentrasi ekstraktan ditentukan antara 0,1-0,5 M. Logam yang akan diekstraksi adalah logam Ni dengan pengotor Cu, kedua logam golongan transisi ini mempunyai perilaku secara kimiawi yang bampir sama, seperti misalnya bentuk ikatan yang terjadi jika bereaksi dengan ekstraktan tertentu, hal ini tentu ekan menyulitkan proses ekstrakan dan hal ini yang menentukan selektivitas ekstraktan. Pada awal penelitian dilakukan peroobaan kinetika untuk mengetahui waktu ekstraksi yang diperlukan, yaitu waktu tercapainya kesetimbangan antara ion-ion logam dengan ekstraktan Karakteristik ekstraktan dapat dilihat dari hasil penelitian ini dan dengan mengetahui kemampuan ekstraksinya serta tingk:at selektivitasnya dapat direncanakan proses tambahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal Salah satu hasil penelitian ini ialah adanya indikasi bahwa keberadaan ion logam Cu pada proses ekstraksi nikel dengan metode ekstraksi pelarut menimbulkan kompetisi positif artinya keberadaan ion Cu mengakibatkan proses ekstraksi menjadi lebih optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Lamria Nora Fransisca
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri pelapisan logam (electroplating) melupakan salah satu jenis industri
yang menghasilkan limbah B3. Volume limbah yang dihasilkan pada proses
pelapisan logam tidak besar tetapi konsentrasinya sangat pekat, sehingga berbahaya
jika dibuang langsung ke lingkungan. Salah satu sumber limbah pada industri
pelapisan logam adalah sisa larutan dari bak rendaman (Bath) logam pelapis yang
sudah habis masa pakainya. Larutan dalam bak rendaman tersebut meskipun sudah
tidak dapat dipergunakan, tetapi tidak dapat dibuang Iangsung ke lingkungan karena
masih mengandung logam berat dan senyawa kimia beracun dalam konsentrasi
tinggi. Berdasarkan pemikiran di atas maka dirasa perlu dilakukan penanganan
limbah electroplating sebagai salah satu upaya penanggulangan pencemaran
lingkungan
Salah satu alternatif penanganan limbah larutan rendaman adalah dengan
memperoleh kembali logam pelapis yang kadarnya masih cukup tinggi dengan
metode electrawinning. Metode electrowinning bertujuan untuk mendapatkan
logam dari larutan ruah yang kaya akan ion logam secara elektrolisa. Larutan ruah
adalah limbah Copper Bath yang masih kaya akan kandung logam tembaga. Hasil
yang didapat dari proses electrowinning berbentuk serbuk logam tembaga.
Beberapa variabel yang berpengaruh pada proses electrowinning diantaranya adalah
rapat arus, lama waktu, besar tegangan, ion logam pengotor besi, dan pH limbah.
Hasil karakterisasi yang dilakukan terhadap limbah Copper Bath
menunjukkan bahwa limbah terdiri dari beberapa logam berat dengan kandungan
terbesar adalah tembaga, yaitu sebesar 66.250 ppm dan kandungan besi sebesar
9750 ppm. Limbah bersifat asam kuat karena kandungan sulfat yang cukup besar
dengan nilai pH 1,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses electrowinning
dapat memperoleh kembali (recovery) sejumlah logam tembaga sampai 13% dari
keseluruhan kandungan tembaga di dalam limbah.
Peningkatan tegangan dalam kisaran 3,5 V - 7 V cenderung meningkatkan
jumlah tembaga yang terdeposisi dan efisiensi arus meskipun perubahannya tidak
signifikan. Konsumsi energi meningkat seiring peningkatan tegangan, sebaliknya
kemurnian tembaga menurun. Variabel tegangan yang menghasilkan jumlah
tembaga terdeposisi terbesar, efisiensi arus tertinggi dan konsumsi enengi terbesar
adalah pada 6 Volt. Tegangan yang menghasilkan konsumsi energi terkecil dan
kemurnian tertinggi adalah 3,5 Volt
Peningkatan waktu electrowinning pada rentang 10-60 menit meningkatkan
jumlah tembaga yang terdeposisi maupun kemurniannya dengan nilai maksimum
dicapai pada waktu 60 menit. Peningkatan waktu memperbesar efisiensi arus dan
mencapai titik maksimum pada waktu 30 menit, pada titik ini konsumsi energi
mencapai nilai terendah.
Pada rentang rapat arus 240 A/m2-360 A/m2, peningkatan rapat arus sampai
ke nilai terbesar, 360 A/m2, menghasilkan jumlah tembaga terdeposisi dan efisiensi
arus tertinggi serta konsumsi energi terendah. Sedangkan untuk tingkat kemurnian
tembaga tertinggi dicapai pada rapat arus terendah 240 A/m2.
Ion besi merupakan ion pengotor yang dapat mengganggu proses
electrowinning. Penghilangan ion pengotor besi (Fe3+, Fe2+) melalui proses
pengendapan pada nilai pH 3,5 dan pH 5 menghasilkan endapan coklat dan hijau.
Penghilangan ion pengotor besi cenderung meningkatkan jumlah tembaga yang
terdeposisi dan tingkat efisiensi arus, serta menurunkan konsumsi energi. nilai
tertinggi dicapai pada proses pengendapan dengan pH 3,5. Kemurnian tembaga
cenderung menurun dengan adanya proses penghilangan ion pengotor besi.
Peningkatan pH larutan limbah menjadi 3,5 dan 5 cenderung menghasilkan
dua jenis tembaga yang terdeposisi yaitu endapan yang berwarna hijau dan
berwama coklat dengan perkiraan senyawa yang terbentuk diantaranya adalah
CuFeS2, CuS, FeS (warna coklat) dan Cu4S04(OH)6 (warna hijau). Peningkatan pH
larutan limbah sampai pada nilai 3,5 cenderung meningkatkan jumlah tembaga yang
terdeposisi dan tingkat efisiensi arus. Nilai tertinggi dicapai pada rapat arus 360
A/m2, tegangan 6 Volt, dan lama waktu 30 menit dan akan menghasilkan konsumsi
energi terendah. Tingkat kemurnian logam tembaga tertinggi dihasilkan pada serbuk
coklat pada rapat arus 330 A/m2, tegangan 6 Volt, dan waktu 30 menit.
Konsentrasi minimum logam tembaga dalam limbah yang masih
memungkinkan proses electrowinning dilakukan secara efektif adalah 742 ppm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahler, Armando
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
446.152 ARM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>