Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lani Kumarika Dharma
"ABSTRAK
Avalokitesvara merupakan Bodhisattva yang dianggap penting dalam agama Budha Mahayana. Bukti adanya pemujaan Avalokitesvara di Jawa Tengah selain diketahui dari pene_muan sejumlah arca Avalokitosvara, diketahui pula dari prasasti. Dalam penelitian ini yang dipergunakan sebagai data primer ialah 14 buah arca Avalokitosvara koleksi Museum Nasional Jakarta asal Jawa Tengah, bahan perunggu. Tujuan yang hendak dicapai ialah untuk mengetahui se_jauh mana ketentuan pengarcaan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala diikuti di Jawa Tengah. Ciri yang sama antara Avalokitosvara Jawa Tengah dengan ketentuan dalam Sadhanamala adalah hiasan pada mahkota yang berupa bentuk Amitabha. Identifikasi tidak berhasil dicapai. Tidak satu pun arca yang mengikuti semua ketentuan salah satu perwujudan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala. Arca Avalokitosvara dipergunakan sebagai obyek meditasi. Mantra yang digoreskan pada umpak arca memperkuat dugaan tersebut. Kepustakaan yang dipergunakan berjumlah 63 buah, yang tertua tahun 1896, yang termuda tahun 1984_

"
1985
S11768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Mariani
"ABSTRAK
Penulisan ini berlandasan dengan adanya pengaruh dari unsar-unsur kebudayaan India yang terdapat hampir di seluruh Indonesia.Pengaruh yang jelas tampak ada di Pulau Jawa. Peninggalan-peninggalan arkeologi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan jawa Timur menunjukan bahwa pengaruh agama Hindu India sudah berkembang pada masa Jawa Kuno. Bukti pertama yang menunjukan adanya pengaruh agama Hindu di Jawa Tengah adalah dengan ditemukannya sebuah batu bertulis yang berasal dari sekitar tahun 500 Masehi di lereng barat Gunung Merapi, di desa bekawu, Kawedanan Grabag, yang lebih dikenal dengan nama Prasasti Tuk Mas, yang ditulis dengan bahasa Sanskerta, disertai juga gambar-gambar peralatan dan laksana dari desa-desa Agama Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siva.(Poerbatjaraka 1952: 42). Pada masa Jawa Kuno dikenal adanya kelompok-kelompok Dewa Hindu. Kelompok dewa tertinggi yang disebut Trimurti terdiri dari Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siva sebagai dewa perusak. Kelompok dewa tertinggi ini selain dikenal sebagai satuan kelompok, juga dikenal sebagai tokoh dewa yang berdiri sendiri-sendiri.

"
1985
S11767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baehaki
"Skripsi ini berisi tentang analisis ikonografi arca Wisnu koleksi Museum Nasional Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketentuan ikonografi arca Wisnu koleksi MNJ yang sesuai dengan ketentuan ikonografi Hindu di India dan memahami keterikatan para pemahat Jawa kuno terhadap aturan ikonografi Hindu India pada pengarcaaan Wisnu koleksi MNJ. Sumber data yang digunakan adalah arca Wisnu koleksi MNJ yang berjumlah 13 arca dengan bahan batu yang berasal dari pulau Jawa. Sumber data yang lain yaitu sebagai data penunjang adalah berupa kitab-kitab yang ada kaitannya dengan ikonografi Hindu khususnya Wisnu. Tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : tahap pengumpulan data (observation), tahap pengolahan data (description), tahap penafsiran data (explanation) dan penarikan kesimpulan. Pendeskripsian Wisnu koleksi MNJ meliputi deskripsi ikonografi, yaitu pengukuran arca dan pengamatan laksana. Tahap berikutnya adalah pembandingan dengan ketentuan ikonografi Hindu. Hasil dari perbandingan ini dapat diketahui bahwa pengarcaan Wisnu koleksi MNJ masih mengikuti ketentuan-ketentuan ikonografi Hindu di India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Achmad Sagittaryan
"Ikonografi. Membahas keakuratan ikonografi 4 arca perunggu Siva Mahadewva Koleksi Museum Nasional Jakarta terhadap kitab pedoman pembuatan arca yang berasal dari India. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pada dasarnya 4 arca Siva Mahadeva yang berukuran besar telah memenuhi ketentuan-ketentuan mayor yang ada pada kitab pedoamn pembuatan arca yang berasal dari India namun masih terdapat penyimpangan pada ukuran minornya dan juga memperkuat keberadaan sekte Saiva pada masa awal masuknya pengaruh India di Jawa Tengah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herna Lestari
"Menurut mitologi Hindu Harihara adalah satu bentuk Siva dan Vishnu dalam satu tubuh. Siva digambarkan pada sisi sebelah kanan dan Vishnu di sisi sebelah kiri. Harihara hadir untuk meredakan perselisihan yang terjadi antara penganut Sivaisme dengan penganut Vishnuisme yang jumlahnya cukup dominan di India. Perselisihan itu terjadi karena masing-masing penganut berusaha menunjukkan bahwa dewa utama yang mereka puja lebih 'hebat' dari dewa lainnya. Penelitian ikonografi dan gaya seni arca Harihara Jawa koleksi Museum Nasional Jakarta bertujuan untuk menguraikan ciri-ciri khan arca Harihara, bagaimana bentuk penggambarannya, adakah perbedaan penggambaran antara arca yang berasal dari Jawa Tengah dengan arca yang berasal dari, Jawa Timur, serta adakah persamaan dan perbedaan dengan arca Harihara di India.
Seluruh arca Harihara yang diteliti merupakan koleksi Museum Nasional Jakarta. Ada 11 arca koleksi Museum Nasional Jakarta yang diidentifikasikan sebagai arca Harihara, terdiri dari 10 arca berasal dari Jawa Timur dan 1 dari Jawa Tengah. Arca-arca tersebut dipotret dan diukur untuk kemudian dilakukan pemerian dengan menggunakan Model Deskripsi Arca Tipe Tokoh (Sedyawati 1983). Kajian kepustakaan yang digunakan berupa tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan objek yang dibahas. Kitab-kitab agama Hindu yang berkenaan dengan data ikonografi, ikonometri dan mitologi, tidak digunakan kitab-kitab aslinya, melainkan basil kutipan dan terjemahan dari kitab-kitab tersebut yang telah diterbitkan.
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengarcaan Harihara koleksi Museum Nasional Jakarta dari Jawa Timur ber-beda dengan dari Jawa Tengah. Arca Harihara Jawa Tengah dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri yang lebih mendekati kesamaan dengan arca Harihara di India dibandingkan dengan Jawa Timur. Ciri-ciri yang biasa ditemukan pada arca Harihara, seperti sikap berdiri samabhanga, mahkota berbentuk sebelah kanan kirilamakula dan sebelah kiri jamalakuta, tangan kanan memegang Laksana Siva dan tangan kiri memegang Laksana Vishnu, dan di samping kanan dan kiri arca terdapat vaharaa berupa Nandi dan Garuda, dijumpai pada arca Harihara Jawa Tengah. Sedangkan pada arca Jawa Timur ciri-ciri yang pada umumnya dijumpai adalah sikap berdiri dan Laksana yang dipegangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Zamila
"ABSTRAK
Salah satu wilayah Indonesia yang mendapat pengaruh kebudayaan India adalah Pulau Jawa. Pengaruh kebudayaan ini terdapat pada berbagai unsur kebudayaan, salah satu di antaranya adalah agama Hindu aliran Siva. Di Jawa hal yang membuktikan terdapat peninggalan-peninggalan kepurbakalaan hasil kebudayaan Hindu yang beraliran Siva adalah adanya candi-candi yang ditemukan masih bersama arcanya, di puncak candinya selalu dijumpai area Siva atau perwujudannya berupa linga (Sedyawati 1978:38).
Prasasti yang jugs menunjukkan adanya agama Hindu ber_aliran Siva di Jawa Tengah ialah prasasti Canggal yang ditemukan di halaman percandian gunung Wukir di kecamatan Salam (Magelang)1. Isi prasasti ini antara lain menyebutkan puji-pujian kepada Siva, Brahma dan Vishnu. Akan tetapi penyebutan kepada Siva lebih banyak bila dibandingkan dengan Brahma dan Vishnu (Poerbatjaraka 1952:42, Sumadio 1984:98). Penyebutan ini merupakan bukti adanya pemujaan yang istimewa terhadap Siva.
Dalam aliran Siva, Siva dianggap sebagai dewa tertinggi, mempunyai tiga sifat, yaitu sebagai pencipta, pelindung dan perusak (Gupta 1972:45). Tiga sifat yang dimiliki oleh Siva ini sebenarnya dimiliki oleh Brahma sebagai dewa pencipta...

"
1985
S11537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aderina Febriana
"Penelitian yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa arca koleksi Musium Nasional yang tidak dapat dikenal. Data yang digunakan 34 arca yang terbuat dari batu dan berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dari hasil penelitian 17 arca tidak dapat dikenali dan dimasukkan di dalam kelompok 3,8 arca tidak dapat dikenali secara pasti namun dapat dikenali atribut yang di bawa, dan 9 arca merupakan arca yang dapat dikenali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedah Rufaedah Sri Handari
"ABSTRAK
Penelitian mengenai arca Parvati yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah dilakukan di Museum Nasional Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana penggambaran bentuk tokoh Parvati di Jawa, apakah pengarcaan tokoh Parvati di Jawa terikat atau sepenuhnya mengikuti pokok ketentuan ikonografi Hindu di India; mengetahui persamaan dan perbedaan pengarcaan tokoh Parvati di Jawa; dan untuk mengetahui apakah arca Parvati di Jawa dapat ditentukan menggambarkan salah satu wujud Parvati sebagaimana disebutkan di dalam kitab-kitab agama.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap. Pertama-tama dilakukan kajian kepustakaan dan pengumpulan data berupa arca Parvati yang semuanya berjumlah 36 buah. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode klasifikasi, deskripsi, dan perbandingan. Pada tahap pertama ketiga puluh enam arca Parvati dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan jumlah tokoh dalam keseluruhan adegan, yaitu yang sendiri (A), dengan seorang parivara (pendamping, pengiring) (B), dan dengan 2 orang parivara (C). Setelah itu dilakukanlah deskripsi terhadap ketiga kelompok arca Parvati tersebut.
Tahap selanjutnya dilakukan metode perbandingan. Metode ini digunakan dalam usaha untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ciri-ciri arca Parvati di Jawa dan di India, selain itu juga dipakai dalam usaha melakukan identifikasi terhadap tokoh Parvati di Jawa. Hasilnya menunjukkan bahwa 69,25 persen dari ketiga puluh enam area Parvati percontoh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berdiri, samabhanga, atau duduk dengan sikap kaki dilipat; bertangan empat, tangan kanan dan kiri depan berada dalam sikap dhyana (dengan atau tanpa padma di telapak tangannya), dan tangan kanan dan kiri belakangnya memegang aksamala dan camara, atau nilotpala; kepalanya mengenakan kiritamakuta dengan hiasan yang bervariasi; di bahunya tergantung sebuah upavita; selain itu juga dikenakan perhiasan-perhiasan lainnya seperti jamang, subang, kalung, kelat bahu, gelang tangan, dan lain-lain. Ciri-ciri arca seperti telah disebutkan tadi ditemui pada arca-arca kelompok A, B, dan C.
Mengenai identifikasi arca Parvati di Jawa, dapat diketahui bahwa arca-arca B1 dan B3 diduga merupakan wujud Parvati sebagai lima, yaitu pada penggambaran Umasahita-Candrasekharamurti dan Umasahita-Sukhasanamurti, dan arca A25 diduga merupakan wujud Parvati bertangan 4 (IAal). Sedangkan mengenai ikonometri dapat diketahui bahwa arca-arca yang berpasangan dengan Siva ternyata memenuhi ketentuan yang terdapat dalam kitab-kitab Agama. Arca-arca B1, B2, B3, B4, dan B5 dapat digolongkan ke dalam variasi uttama-madhyama-dasatala, dan arca-arca B6 dan B7 dapat digolongkan ke dalam varia_si adhama-madhyama-dasatala. Sedangkan arca-arca yang ti_dak berpasangan dengan Siva, hanya ada 2 yaitu arca-arca A14 dan A19 yang agaknya mendekati ketentuan tersebut, dengan masing-masing perbandingannya yaitu 1:9,50 dan 1:9."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia M. N. D
"Artefak adalah salah satu data arkeologi yang sangat penting peranannya dalam usaha merekonstruksi Kebudayaan masa lalu manusia melalui suatu penelitian. Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut, harus dilakukan tiga tahapan penelitian arkeologi, yaitu observasi (pengumpulan data), deskripsi (pengolahan data) dan eksplanasi (penafsiran data). Untuk penelitian ini digunakan sampel berupa cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta yang berasal dari pulau Jawa. Selain menggunakan cermin perunggu sebagai data utama penelitian ini, digunakan juga Karangan-karangan yang membahas tentang cermin, baik cermin-cermin dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, seperti dari Cina dan Eropa. Setelah melakukan pendataan atas cermin-cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta, yang secara kwantitatif maupun kwalitatif telah memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai data penelitian, hasil dari pendataan ini kemudian diolah. Pada pengolahan data dilakukan pemilahan untuk menetapkan data-data yang akan diteliti. Data-data ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok cermin dan kelompok tangkai. Masing-masing kelompok kemudian dipilah lagi berdasarkan atribut bentuk dan hiasannya. Dari basil pemilahan ini didapatkan ciri-ciri cermin dan tangkai. Untuk dapat menafsirkan ciri-ciri cermin perunggu, digunakan metode klasifikasi. Secara umum klasifikasi diartikan sebagai pemilahan ke dalam golongan-golongan, sedangkan secara khusus klasifikasi merupakan suatu tindakan pemilahan artefak yang bertujuan membentuk kelas atau tipe, dimana penggolongan atas kelas dan tipe sepenuhnya merupakan rancangan si peneliti. Dalam penelitian ini, ciri-ciri dari hasil pemilahan yang dilakukan terhadap cermin perunggu dimaksudkan untuk membentuk tipe, karena tipe artefak sekurang-kurangnya harus menunjukkan perkaitan antara dua ciri. Pada cermin-cermin ini, ciri-ciri tersebut adalah atribut bentuk dan atribut hiasan. Setelah berhasil membentuk tipe-tipe serta variasinya, dapatlah diamati tipe dan variasi yang paling banyak muncul. Dengan melihat hubungan antara hiasan, ukuran serta berat cermin perunggu dengan bukti-bukti yang ada mengenai kegunaan cermin sebagai obyek yang berkaitan dengan kecantikan dan keagamaan, dapatlah kiranya disimpulkan bahwa cermin perunggu di pulau Jawa memang digunakan oleh wanita sebagai obyek kecantikan dan juga digunakan oleh para pendeta dan pertapa untuk upacara-upacara keagamaan maupun sebagai bekal kubur."
1989
S11784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Setiani Sukarno
"Salah satu pengaruh dari unsur kebudayaan India yang terdapat di Jawa Tengah adalah agama Hindu beraliran Saiva. Bukti pertama yang menunjukkan hal itu yakni adanya sebuah batu bertulis yang ditemukan di desa Dakawu, kawedanan Grabag (Poerbatjaraka 1952:42), dan lebih dikenal dengan nama prasasti Tukmas (Poerbatjaraka 1952:57). Prasasti lain sesudah Tukmas, yang juga menunjukkan bahwa agama Hindu di Jawa Tengah beraliran Saiva ialah prasasti yang ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu, dengan angka tahun berbentuk candrasangkala, yaitu tahun 654 Saka atau 732 Masehi (Poerbatjaraka 1952:42). Pada masa Jawa Kuna, agama Hindu yang cenderung kepada aliran Saiva dan berkembang di Jawa Tengah adalah agama Hindu Jawa yang merupakan hasil dari proses akulturasi. Dalam aliran saiva di mana tentunya Siva yang dianggap sebagai dewa tertinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>