Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Febriani Hidayat
"ABSTRAK
Sebagai obyek penulisan skripsi, pemilihan judul di atas didasarkan berbagai hal, Pokok pembahasan yang utama adalah dolmen yang merupakan salah satu peninggalan hasil budaya masyarakat megalitik pada masa prasejarah. Bangunan ini dijadikan sebagai data petunjuk dalam mengungkapkan keadaan masyarakat megalitik pada masyarakat di Indonesia.
Bangunan yang dijadikan obyek penelitian adalah bangunan dolmen yang ada di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara. Deskripsi dilakukan pada bangunan-bangunan tersebut untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dipergunakan juga analogi etnografi terhadap masyarakat Sumba dan juga mengunakan data-data tertulis mengenai masyarakat yang tradisi megalitiknya masih berlangsung hingga sekarang.
Di Sumba tradisi megalitik masih berlangsung hingga sekarang terutama di dalam upacara penguburan. Salah satu bentuk kubur yang masih digunakan sampai sekarang adalah Reti, yang pada dasarnya adalah bentuk dari dolmen. Ber_dasarkan hal tersebut maka diadakan analogi etnografi un_tuk memperoleh data etnoarkeologi yang berguna sebagai da_ta penunjang dalam mengungkapkan keadaan masyarakat megali_tik pada masa prasejarah di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara.
Pada masa mendatang masih diperlukan penelitian yang lebih luas dan mendalam terhadap sisa-sisa peninggalan ke_budayaan megalitik, sehingga dapat diungkapkan mengenal kehidupan masyarakat pada masa prasejarah di Indonesia seca_ra menyeluruh mencakup berbagai aspeknya.

"
1984
S11851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparjo Sujadi
"Transmigration (people resettlement) in Indonesia had been choice as a method to create better distribution of people and also to eradicating the tendencies in most regions that's rounded into to more leave behind. To make balance spreading of resident the government have arranged through transmigration (re-settlement) model that also was applied by ancient Dutch colony. In facts, the re-settlement program started in 1970 decade's have became more of land disputes basis in many places. Lampung Province that has known as the eldest re-settlement destination becomes the interesting study on several land disputes. This article is elaborated on prior research that aimed to accomplishing towards dispute has arisen in land between community of ex-resettlement programs and local (second generation) people. The main points of the dispute is on the land acquisitions process that held by power approaches and not transparent effectively from 1974."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
HUPE-35-4-(Okt-Des)2005-482
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abd. Rachman Rosidi
"Demam berdarah adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun, disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan renjatan (syok) yang dapat mengakibatkan kematian penderita. Penyebabnya adalah virus dengue dan penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes. Demam berdarah ini menjadi masalah kesehatan di Asia Tenggara sejak tahun lima puluhan dan masuk ke Indonesia Sejak tahun 1968. Di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka pada tahun 2004 terdapat 40 kasus demam berdarah turun menjadi 6 kasus pada tabus 2005. Permasalahan yang ada adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) dan Angka Bebas Jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tabun 2006.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSNDBD) dan angka bebas jentik dalam rangka menurunkan angka penyakit Demam berdarah di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tabun 2006. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain crass sectional. Dari perhitungan uji Chi Square didapatkan hasil antara lain: untuk variabel musyawarah masyarakat desa setelah dilakukan uji statistik menggunakan Chi Square, dengan a = 0,05 didapatkan basil X2 = 3,975 dengan df sebesar 2, P value = 0,137 (Pvalue > a) , maka Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara musyawarah masyarakat desa dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006. Demikian pula untuk variabel lainnya seperti adanya kader jumantik, adanya dana kegiatan PSN-DBD, kunjungan rumah dan bimbingan teknis tidak ada hubungan yang bermakna dengan angka bebas jentik.Untuk variabel Penyuluhan kelompok tentang DBD dengan a= 0,05 didapatkan hasil X2 = 7,525 dengan df sebesar 2 , P value = 0,023 (Pvalue < a) , maka Ho ditolak, berarti ada hubungan yang bermakna, demikian seterusnya untuk variabel ada hubungan dengan angka babas jentik antara lain: variabel kegiatan pemberantasan sarang nyamuk DBD, sarana pendukung PSN-DBD, serta pemantauan jentik secara berkala.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006 antara lain: penyuluhan kelompok tentang demam berdarah dengue, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue, sarana pendukung PSN-DBD, serta pemantauan jentik secara berkala. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan tidak ada ads hubungan yang bermakna antara. penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006. Bagi pihak Dinas Kesehatan diharapkan agar mengupayakan kesinambungan program demam berdarah dengue khususnya untuk daerah-daerah endemis DBD secara lebih intensif, juga perlu mempertimbangkan upaya program demam berdarah sesuai pola budaya masyarakat setempat seperti ikanisasi dalarn rangka pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.

Dengue is an acute fever disease which can happen to children and adults but the largest number of victims are children under 15 years old, accompanied with blood and it makes a shock and death of patient. This happens because of dengue virus and it infects by an Aides mosquito bite. It becomes a health problem in South-east Asia since 1950 and coming into Indonesia since 1968. There are 40 dengue cases at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in year 2004; it becomes 6 cases in 2005. Current problems are related factors to effectiveness of movement eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006 have not been known yet.
This purpose to know related factors to effectiveness of movement eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) for a free larva rate on degradation level of dengue disease at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. This research used a quantitative and descriptive method with a cross sectional design. From calculating a Chi Square test got results: for a district community discussion variable after a statistical test using Chi Square test with a = 0, 05 got result of X2 = 3,975 with df was equal to 2, P Value = 0,137 ( P value > a), so Ho was failure refused. This means that there is not a significant relation between district community discussions with a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. There is not a significant relation with a free larva rate for the other variables such as the existing of jumantik cadre; eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) activity, home visit and technical guide. For a group counseling variable concerning dengue with a = 0, 05 got result of X2 = 7,525 with df was equal to 2 , P Value = 0,023 (P value < a), so Ho was refused. This means that there is a significant relation, further for variable which related with a free larva rate, such as: eradication of dengue mosquito breeding places activity, supported facility and monitoring larva periodically.
From the research result can be concluded that related factors to effectiveness of movement an eradication of dengue mosquito breeding places to a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006, such as : group counseling concerning dengue, eradication of dengue mosquito breeding places activity, supported facility, and monitoring larva periodically. Research result indicated that there was not a significant relation between the effectiveness of movement an eradication of dengue mosquito breeding places with a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. It is expected to Public Health Service for striving a continuity of Dengue program especially for the endemic areas of Dengue by more intensive, it is all important to consider an effort of Dengue program based on a local socio cultural in eradication of dengue mosquito.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research intends to determine the profitability of rubber agroforest farmng and to compare the profitability status among different agroecological system in Karang Sakti Village of Muara Sungkai Sub-district, North Lampung, Lampung Province. The study employs survey method and the data was analyzed using two way anova and further analyzed using crosstabulation analysis The study selects 38 rubber agroforest farmers randomly.. The study shows that the highest profitability of rubber based agroforest system with intercropping of corn and cassava located in middle agroecological location, earning NPV at Rp 23.348.476. All agroforest systems on all agroecological locations are profitable, thanks to good prices of most commodity. Statistics analysis suggests that there is no profitability difference of all agroecological locations. This suggest that the agroecosystem in the study area was not sensitive to different agroecology meaning, it is applicable to any agroecology system within the boundary of study site."
330 JSE 12:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daning Pujiarti
"Penggunaan obat rasional, kebijakan penggunaan obat dan program obat essensial disebar luaskan WHO sejak tahun 1985 dengan mengembangkan standar indikator penggunaan obat di fasilitas kesehatan yang menjadi standar global. Ketidak rasionalan peresepan dan penggunaan obat di Puskesmas banyak terjadi dan pada umumnya tidak disadari oleh petugas kesehatan yang ada. Ketidak rasionalan penggunaan obat meningkatkan risiko terjadinya efek samping dan pemborosan biaya anggaran masyarakat (Utarini, 1999).
Kabupaten Lampung Utara yang memiliki 21 unit Puskesmas mempunyai kendala dalam pengelolaan obat di Puskesmas. Masalah yang dihadapi Kabupaten Lampung Utara dalam pengelolaan obat di Puskesmas yaitu masih adanya penggunaan obat yang belum sesuai dengan jenis kasus/pola penyakit (80% Puskesmas) dan ketidak sesuaian laporan penggunaan obat di Puskesmas (33,33% Puskesmas). Hal ini mengakibatkan laporan yang ada kurang dapat dipergunakan oleh pihak manajemen untuk perencanaan kebutuhan secara keseluruhan.
Ketidak sesuaian laporan penggunaan obat menjadikan satu hal yang menarik untuk dilakukan penelitian dengan melihat sistem informasi pengelolaan obat di salah satu Puskesmas yaitu Puskesmas Bukit Kemuning yang merupakan Puskesmas perawatan terlama di Kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sistem Development Life Cycle (SDLC) dengan melaksanakan analisis sistem, disain sistem, hingga pengembangan sistem yang terkomputerisasi.
Permasalahan yang ditemukan pada sistem informasi pengelolaan obat di Puskesmas Bukit Kemuning terdapat pada input, proses dan output. Hasil analisis sistem ditemukan pengisian anamnesa pasien sangat rendah (40,0%) dan penegakkan diagnosa medis pasien sebesar 86,7%. Permasalahan terdapat pula pada waktu pencatatan terjadinya transaksi penerimaan dan pengeluaran obat baik dari Gudang Farmasi Kabupaten ke Gudang Obat Puskesmas (GOP) atau dari GOP ke unit pelayanan berupa pencatatan yang tidak lengkap. Sumber daya manusia pengelola obat di Puskesmas juga kurang memadai. Adanya pengisian laporan yang masih salah, data yang belum akurat, penegakan diagnosis yang belum sesuai dengan ICD 10 merupakan masalah yang lain. Didapatkan pula indikator penggunaan obat rasional yang tidak dimanfaatkan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan program.
Rendahnya pencatatan anamnesis dan penegakkan diagnosa medis memperlihatkan bahwa standard Operating Prosedur (SOP) belum di jalankan dengan baik. Anamnesis dan penegakkan diagnosa medis akan menentukan jenis terapi yang diberikan. Terapi obat yang diberikan belum rasional terlihat dari penulisan resep yang mempunyai item obat per lembar 2-3 jenis obat masih rendah (36,7%).
Permasalahan yang timbul dari sistem informasi pengelolaan obat ini dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan suatu software yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Software ini membantu untuk mendapatkan data yang baik, tidak redudansi, efektif dan efisien.
Kepala Puskesmas Bukit Kemuning agar dapat memberikan kontrol terhadap pelaksanaan SOP pengobatan. Output yang dihasilkan program aplikasi diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan dasar perencanaan kegiatan tingkat Puskesmas dan Kabupaten. Program aplikasi ini dapat dikembangkan untuk mendapatkan data yang lebih rinci dan dipergunakan/disebarluaskan ke Puskesmas yang lainnya.
Daftar bacaan : 23 (1984 - 2003)

Information System Development of Drug Management in Bukit Kemuning Health Center at Sub-district of Bukit Kemuning, District of North Lampung in 2004Since 1985 WHO has been announced the usage of rational drug, drug usage policy, an essential drug by developing the indicator standard of drug usage in the health facility that becomes global standard. Irrational prescription and drug usage in health center often occurred and generally the health staff is not aware about it. Irrational drug usage will increase the risk of side effect occurrence and cost inefficiency in the community (Utarini, 1999).
The District of North Lampung, having 21 health centers, had some problems in managing drug in health centers. They were inappropriateness drug usage with type or disease pattern (80%) and inaccurateness on reporting drug usage (33.33%). Consequently, the management could not use the existing report to make a planning.
Inaccurate drug usage reporting become interesting to be studied through assessing information system of drug management in Bukit Kemuning Health Center, the oldest health center in the District of North Lampung. This study method used System Development Life Cycle (SDLC) approach by conducting system analysis, system design, and computerized development system.
The problems found on drug management information system in Bukit Kemuning Health Center were available in components of input, process, and output. The result of system analysis patient's anamnesis was low (40%) and most of the straightening of medical diagnosis of patient had been conducted (86.7%). Another problem found was recording incompleteness when 7ansaction of drug input and output occurred both from District Pharmacy Store to Health Center Drug Store and from Health Center Drug Store to Service Unit. Human resources that managed the drug in Health Center were insufficient, incorrectness on filling the report and inaccurate data, and inappropriateness between medical diagnosis determination and ICD X were still found. Also the existing rational drug usage indicator was not used yet as key success indicator of the program.
The lack of anamnesis recording and medical diagnosis enforcement showed that standard operating procedure (SOP) had not been conducted well because anamnesis and medical diagnosis enforcement would determine the therapy given. The existed drug therapy was not rational yet. It could be seen from in each prescription that consisted of 2-3 drug items was still low (36.7%).
To overcome the problem that mentioned above was to apply modified software according to the user's need. The software would help to keep data well, irredundant, effective, and efficient.
The Head of Bukit Kemuning Health Center should control the medication SOP. Outputs that resulted from application program can be used as input for program planning in the level of Health Center and district. The application program can be developed to obtain detail data and be used or informed to other Health Centers.
References: 23 (1984-2003)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Buana
"Anemia gizi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berat sampai saat ini yaitu sebesar 40% (SKRT, 2001). Sembilan puluh persen anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sementara upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil sudah diperioritaskan sejak tahun tujuh puluhan namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi dan perbedaan proporsi anemia gizi ibu hamil dan mengetahui faktor-faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb pada ibu hamil di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Disain penelitian menggunakan metode Cross Sectional dan pengambilan sampel dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Kecamatan Abung Surakarta Tabun 2004. Sampel penelitian sebanyak 120 orang ibu hamil yang terdiri dari 60 orang ibu hamil yang anemia dan 60 orang ibu hamil yang tidak anemia. Penelitian dilakukan di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung pada Bulan Maret sampai Mei 2004.
Variabel penelitian yang berhubungan dengan kadar Hb adalah umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, konsumsi hem, non hem, enhancer, inhibitor, dan pengetahuan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan kadar Hb memakai metode Siamnethemoglobin yang diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar haemoglobin lebih kecil dari 11 gr/dl dan tidak anemia bila 11 gr/dl. Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 64,1% yang terdiri dari anemia ringan 7,3%, anemia sedang 37,6% dan anemia berat 19,2%. Pada uji bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna dengan anemia adalah variabel umur, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, dan pengetahuan (p 0,05). Pada uji regresi logistik dengan memasukkan variabel yang mempunyai nilai (p < 0,25), maka variabel yang diikutkan pada uji ini adalah umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, enhancer, inhibitor dan pengetahuan. Dan seluruh variabel yang dimasukkan dalam pemodelan, umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan dan ANC yang dominan berhubungan dengan terjadinya anemia pads ibu hamil dan variabel yang paling dominan berhubungan dengan status anemia adalah pemeriksaan kehamilan (ANC).
Disarankan kepada pelaksana gizi puskesmas di wilayah Kecamatan Abung Surakarta untuk dapat mengintensifkan distribusi tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu-ibu hamil melalui kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil (ANC), baik di puskesmas maupun di posyandu-posyandu di wilayah kecamatan tersebut.

Nutritional Anemia and Its Related Factors Among Pregnant Mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province Year 2004Nutritional anemia is one of four major nutrition problems in Indonesia. Prevalence of nutritional anemia is very high, i.e. 40% and thus it is considered as severe public health problem (SKRT, 2001). Ninety percent of nutritional anemia is caused by iron deficiency. Although intervention to eradicate nutritional anemia have been prioritized since 1970s, satisfied result is not yet achieved.
The study aimed at describing the prevalence and related factors of nutritional anemia among pregnant mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province year 2004. Design of the study is cross-sectional with 120 pregnant mothers as subjects taken randomly using simple random sampling from all pregnant mothers in the sub-district as population. The study was conducted during March to May 2004.
Variables conceptualized to be related to Hb level were age, age of pregnancy, parity, distance between pregnancies, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme, non heme iron, enhancer, and inhibitor, and knowledge. Data were collected using questionnaire and physical and laboratory examination. Hb level was determined using cyanmeth method checked by spectrophotometer. Anemia was defined as Hb level <11 gr/dl. Data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate ways.
The univariate analysis showed that the prevalence of anemia was 64.1% consisted of mild anemia of 7.3%, moderate anemia of 37.6%, and severe anemia of 19.2%. The bivariate analysis using chi-square test showed that variables with significant relationship to Hb level were age, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme iron sources, and knowledge (p<0.05). Logistic regression showed that the most dominant factor was ANC.
It is recommended to nutrition worker in public health centers in Abung Surakarta sub-district to intensify the distribution of iron pills to pregnant mothers by visiting and conducting ANC in all public health centers and integrated health posts in the area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langinus Da Cunha
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S19468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Siradjuddin
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitindjak, Wilson
"Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran tanah alang-alang serta kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran tanah alang-alang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kemungkinan meluasnya wilayah tanah alangalang. Guna melihat kecenderungan dari penyebaran tanah alang-alang dan kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang tersebut, didalam penulisan ini digunakan beberapa faktor antara lain : faktor ketinggian, lereng, bahan induk tanah, rah hujan, kepadatan petani serta status tanahnya. Masalah yang dibahas : Dimana terdapat tanah alang-alang tersebut ? Faktor apa yang mempengaruhinya ? dan dimana kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang ? Metode pendekatan yang dipakai adalah melalaui Superimpose peta penyebaran tanah alang-alang diatas peta-peta lainnya dan juga dibuat Superimpose berdasarkan potensi daerah pada masing-masing kecamatan menurut jumlah nilai. Kesimpulan : Tanah alang-alang dikabupaten Lampung Utara terdapat pada ketinggian kurang dari 500 meter ( wilayah tanah usaha utama satu ), terutama pada ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut dengan keminingan tanah 0 - 2 %. Adanya tanah alang-alang disebabkan oleh ladang berpindah, ini disebabkan jumlah penduduk dan pengusaha taninya yang jarang serta faktor status tanah bukan hak penggarapnya dan bahan induk tanah bukan aluvium / vulkanis. Sedangkan kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang dapat diketahul dengan melihat jumlah nhlai diatas 5 2/3 dimana kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang sangat " tinggi sekali, dan jumlah nhlal antara 4 1/3- 5 2/3 kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang sedang " sedangkan untuk jumlah nilai dibawah 4 1/3 kemungkinan meluasnya Wilayah tanah alang-alang rendah "."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>