Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Cahyono
"Dua hal utama yang menyebabkan dipilihnya Jawa menjadi lahan penanaman modal oleh negara kolonial Hindia Belanda adalah terdapatnya tenaga kerja dan tanah yang murah, atau dengan kata lain biaya produksi yang rendah. Prasyarat pembentukan kondisi tersebut diletakkan dalam kurun Cultuurstelsel) (secara salah kaprah sering juga disebut sebagai kurun Tanam Paksa).Yaitu, ketika berbagai kendala politik dan ekonomi menemukan bentuknya dalam wadah penggunaan kekuasaan pribumi sebagai mediasi bagi pengerahannya. Bagi masyarakat pribumi hadirnya modal mulai dira_sakan ketika didirikan industri perkebunan. Muncul pola kerja industri yang merupakan gabungan kerja agrikultur penanaman tanaman ekspor, dengan kerja manufaktur. Wu_jud kongkritnya adalah pabrik gula. Dalam pengoperasian pabrik-pabrik gula di Pekalongan, persoalan yang timbul terutama pada cara bagaimana gubernemen mengkondisikan berbagai lapisan sosial dari elit teratas hingga kaum petani kecil diserap untuk mendukung berjalannya proyek-proyek penanaman di onderneming-onderneming dan proses pengolahan tebu men_jadi gula. Ternyata, apa yang diduga bahwa mekanisme kerja hanya bisa berjalan jika terdapat keterlibatan langsung dari para elit pribumi dengan menggunakan pengaruhnya, tidak berlaku mutlak. Memang, hingga paruh pertama abad 19, berbagai ikatan perhambaan menjadi alat utama sistem perekrutan tenaga kerja. Namun, perkembangan setelah 1850-an ternyata lain sama sekali, dengan munculnya apa yang disebut kerja bebas. Gejala kerja bebas muncul akibat menjadi efek_tifnya sistem upah yang diintensifkan oleh pabrik gula. Selain juga disebabkan oleh runtuhnya sistem perekono_mian pedesaan yang menjadi tidak sanggup mensejahterakan penduduknya, akibat penyerapan berlebih dari nega_ra kolonial dalam penggunaan tanah dan terutama tenaga kerja. Demikianlah masyarakat pribumi mulal menapaki dunia baru, melepas hubungan kerja irasional, sementa_ra itu mereka didorong untuk menyambut kerja rasional sebuah masyarakat industri yang khas kolonial, pabrik onderneming gula. Sebuah proses perubahan sosial yang perlahan tetapi pasti menyergap kaum tani Jawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darto Harnoko
Yogyakarta: BPNB D.I. Yogyakarta, 2018
633.6 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996
307.72 DIB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif
"Artikel ini menjelaskan penetrasi industri gula swasta dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat pedesaan di Probolinggo pada kurun waktu 1870 hingga 1908. Penelitian-penelitian terdahulu, baik yang dilakukan sarjana asing maupun Indonesia hampir tidak menyentuh wilayah Probolinggo sebagai ruang lingkup kajian mereka. Hanya R.E. Elson (1984) yang menyinggung Probolinggo dalam kajiannya mengenai industri gula di karesidenan-karesidenan di Ujung Timur Jawa. Setelah pemerintah kolonial Hindia-Belanda membuka Jawa bagi investasi swasta pada tahun 1870, Probolinggo hadir sebagai salah satu wilayah yang menjadi target ekspansi industri gula swasta. Kombinasi dari kesuburan tanah, ketersediaan sawah yang dapat dijadikan perkebunan tebu, dan jumlah penduduk yang besar menjadi alasan mengapa Probolinggo dijadikan salah satu wilayah target penetrasi industri gula swasta. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menemukan bahwa di tengah-tengah penetrasi industri gula swasta, masyarakat pedesaan di Probolinggo adalah pihak yang terdampak langsung kebijakan eksploitasi, sebagai akibat terserapnya tanah dan tenaga kerja mereka ke dalam sistem ekonomi perkebunan yang kapitalistik. Berbagai beban baru yang harus ditanggung oleh masyarakat pedesaan pada gilirannya menimbulkan gerakan protes di antara mereka yang ditandai dengan munculnya perlawanan dalam bentuk pembakaran perkebunan tebu.

This article explains the penetration of the private sugar industry and its impact on the lives of rural communities in Probolinggo in the period 1870 to 1908. Previous research, both by foreign and Indonesian scholars, barely touched the Probolinggo area as the scope of their studies. Only R.E. Elson (1984) mentioned Probolinggo in his study of the sugar industry in residencies in the Eastern End of Java. After the Dutch East Indies colonial government opened Java to private investment in 1870, Probolinggo emerged as one of the areas targeted for expansion of the private sugar industry. The combination of soil fertility, availability of rice fields that can be used as sugar cane plantations, and a large population were the reasons why Probolinggo is one of the target areas for private sugar industry penetration. Using historical methods, this article finds that in the midst of the penetration of the private sugar industry, rural communities in Probolinggo were directly affected by exploitation policies, as a result of their land and labor being absorbed into the capitalist plantation economic system. The various new burdens that had to be borne by rural communities in turn gave rise to a protest movement among them which was marked by the emergence of resistance in the form of burning sugar cane plantations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sulistiorini
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1987
S17732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pabrik gula Gondang Baru semula bernama Pbrik Gula Gondang Winangun.Pabrik yang dibangun dan di kelola oleh Perusahaan swasta Belanda itu merupakan satu diantara beberapa pabrik gula yang ada di Kabupaten Klaten
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Global energy crisis not only impact the increase in electrucity price but also influence the shortage of electricity supply, so that the development of bioenergy as a potential renewable energy resource needs to be accomplished. Sugar cane is the potential energy resource to produce electricity. Some sugar producing countries have already sold electricity surplus to local company...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Febrianto
"Artikel ini membahas tentang pengaruh Pabrik Gula Poerwodadie bagi wilayah sekitarnya yakni Desa Pelem, Magetan. Hadirnya industri gula memberikan dampak ekonomi pada peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya penyerapan tenaga kerja, penggunaan lahan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Meskipun industri gula memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat, kehadiran Pabrik Gula Poerwodadie juga berdampak terhadap lingkungan masyarakat karena pabrik gula merupakan salah satu industri yang berpengaruh di Indonesia terutama di wilayah Desa Pelem pada tahun 1997 hingga tahun 2006. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan pihak Pabrik Poerwodadie memberikan kompensasi kepada masyarakat berupa bahan pangan yang kemudian berpengaruh pada eksistensi pabrik ini sendiri. Secara spesifik penelitian ini mencakup periode ketika terjadi krisis moneter hingga pasca berakhirnya krisis. Tujuannya agar dapat melihat perkembangan ekonomi daerah di Desa Pelem. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulis menggunakan data dari sumber-sumber berupa arsip, wawancara, koran, buku, dan jurnal yang diperoleh dari perpustakaan nasional, arsip pabrik, serta badan pusat statistik. Hasil penelitian ini memuat pengaruh pabrik gula Poerwodadie bagi perekonomian masyarakat pada periode 1997-2006.

This article discusses the impact of "Pabrik Gula Poerwodadie" to its surrounding area, especially Desa Pelem, Magetan. The existence of sugar industry brought significant impact on improving the economy of its surrounding area. The reason behind the impact are employment and land usage that improving the income of the surrounding village. Although the sugar industry brought economic impact on society, the existence of "Pabrik Gula Poerwodadie" also impacted the surrounding environment because its vital role in Desa Pelem area in 1997 until 2006. To deal with the environmental issues, "Pabrik Gula Poerwodadie" gave compensation to the surrounding villager in the form of comestibles which affect the existence of the factory itself. Specifically this research limit the scope of time during the period of financial crisis until post-crisis era. The main objective of this research is to see the regional economic development in Desa Pelem. This research utilize historical method which consists of heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The author uses data from historical sources in form of archives, interview, newspaper article, books, and journal article that accessible from Indonesia National Library, company archives, and Indonesia Central Agency on Statistics. This research contain the impact of "Pabrik Gula Purwodadie" to its surrounding people economy during 1997 until 2006."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>