Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nunung Husnul Chatimah
"Akademi Teater Nasional Indonesia merupakan lembaga pendidikan kesenian pertama di Jakarta yang berdiri tahun 1955. Terbentuknya ATNI atas prakarsa tokoh kesenian yakni Usmar Ismail dan Asrul Sani. Dengan latar belakang pengalaman Usmar Ismail di bidang teater dan film serta juga Asrul Sani yang mengenyam pendidikan teater di Amerika serikat, sepakat untuk membentuk pendidikan teater di dalam ATNI mengacu pada kesenian teater Barat. Kondisi perkembangan pemikiran berbagai golongan politik, kesenian dan kebudayaan pada saat itu mendukung kehadiran ATNI di tengah masyarakat. Dukungan nyata kepada ATNI terlihat dari partisipasi tokoh `cendikiawan yang seniman' untuk menjadi pengajar di ATNI. Selain itu juga dukungan terlihat dari minat penonton di setiap pertunjukan yang ATNI tampilkan. Tak luput peran media massa yang pada saat itu sedang berkembang dengan pesat. Kebesaran nama ATNI yang nampak dari luar ternyata merupakan hasil dari suatu proses belajar mengajar yang kerap berpindah-pindah tempat belajar. Hal ini disebabkan minimnya dana yang dimiliki ATNI pada masa itu. Bantuan yang diterima ATNI selain dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga dari Rockefeller Foundation, sebuah yayasan dari Amerika yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan kesenian di Indonesia. ATNI yang pada awal berdirinya telah memiliki serangkaian konsep dan peraturan yang jelas tentang cara menjalankan pendidikan, dalam prakteknya sering kali ATNI harus menyesuaikan diri dengan keadaan dan tidak berhasil menjalankan ketetapan yang telah dibuatnya sendiri. ATNI dengan konsep teater Barat menggunakan metode teater Stanislavsky di dalam pelajaran dan praktek teater. Wujud karya ATNI terlihat dari berbagai pementasan teater yang berhasil ATNI pentaskan selama kurun waktu 1957-1963. Kondisi jaman pada masa itu tidak sedikit memberikan dampak pada ATNI. Sebuah kondisi masyarakat yang sedang meneari dan membutuhkan alternatif lain dalam bentuk apresiasi kesenian menerima kehadiran ATNI dengan baik di tengah-tengah masyarak.at. Model Barat dianggap suatu bentuk modern. Namun juga karena Barat dan bekerjasama dengan sebuah yayasan Barat (Rockefeller Foundation) ATNI menerima kecaman dari tokoh kesenian dan politik yang beraliran Realisme sosialis. Meski kecaman ini hanya berupa perdebatan pemikiran di media massa, namun cukup membuat kondisi ATNI tidak lagi memiliki kegiatan di tahun 1965-1966. Kelumpuhan ATNI selain dikarenakan masalah teknis keuangan juga kondisi politik yang tidak kendusif serta para pengajar ATNI yang terlibat kegiatan lain di luar Akademi. ATNI, meski hanya berusia 13 tahun telah mampu menghasilkan anak didik yang dapat mengembangkan kesenian teater di masa setelahnya dan membawa altematif bentuk teater di dalam sejarah teater modern Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The author of this article studied the psychological dynamics of the three theatre directors participated in the Jakarta Theatre Festival. This article was based on a theory - driven qualitative research. Henry A Murray's personology theory was used as the frame of analysis. There were three subject deeply interviewed and the results were analyzed by pattern matching technique. The findings showed that all the three subject had motivational dynamics as explained by Murray is his his personology theory. The main motive found in the subjects was creating excellent performance on stage. The need of spectactors satisfaction prestige and the facilities for aesthetic arrangement were intertwined factor need of excellent performance. The pressuring conditions (press) which would help or hinder the directors creative process were the main actors and the supportive actors capabilities, support and/or compliance and finding the ways to fulfill daily material needs. They wanted to learn from the situation faced and spectactors satisfaction. They also wanted to develop their esteem and pride of creative ideas manifestation. Those were the strong motivation found in the subjects in order to be able to still work in spite of the barriers found in the thetre world."
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
NASION 6:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yamin, compiler
"Bimbingan nasional adalah lanjutan revolusi yang diarahkan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Beberapa bidang bimbingan nasional, yaitu bidang politik dengan demokrasi terpimpin, bidang defensi dengan pembelaan tanah-air dan bangsa, bidang kesejahteraan denganaan ekonomi terpimpin, bidang pendidikan, bidang pembinaan bangsa, dan bidang pembinaan hukum nasional.
Selanjutnya, bidang bimbingan pembinaan bangsa diuraikan dan dikaitkan penjelaskannya dengan sumpah pemuda, proklamasi17 Agustus, dan wilayah kesatuan Indonesia, "
Djakarta: Pertjetakan Negara, 1960
K 959.8 MUH b
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syaeful Anwar
"Naskah disertasi dengan judul ?Perkembangan Teater Kontemporer Indonesia 1968-2008? adalah suatu hasil penelitian yang tercakup dalam disiplin ilmu sejarah yang fokusnya berada dalam disiplin ilmu sejarah kesenian dan yang secara khusus di dalam seni teater. Kurun waktu dimulainya penelitian yaitu sejak tahun 1968 bertepatan dengan diresmikannya penggunaan pusat kesenian Taman Ismail Marzuki di Jakarta. Sementara itu, masa berakhirnya penelitian pada tahun 2008 bersamaan dengan berakhirnya masa pemerintahan Presiden R.I. ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Di antara rentang waktu itulah teater kontemporer Indonesia dibeberkan sebagai sebuah kajian untuk sumber penulisan naskah disertasi ini. Landasan teori yang dipergunakan untuk mengungkapkan makna di balik peristiwa serta proses berlangsungnya perkembangan teater kontemporer Indonesia bertolak dari teori strukturistik yang diperkenalkan oleh Christoper Lloyd, Anthony Gidden, dan Charles Tilly. Dalam teori strukturistik ini dapat diungkap hal-hal yang tidak kasat mata mengenai relasi, makna, institusi dari agency dan struktur. Pemeran utama atau aktor sebagai agen perubahan maupun institusi sebagai bagian dari struktur secara sadar melakukan perubahan dalam masyarakat. Berdasarkan analisis data yang terkumpul dapat diungkap suatu kesimpulan peran peran dari setiap kelompok teater kontemporer terutama dari Bengkel Teater pimpinan Rendra, Teater Mandiri pimpinan Putu Wijaya, Teater Koma pimpinan N. Riantiarno.

This dissertation ?Development of Indonesian contemporary theatre 1968-2008? is the result of a research encompassed in the discipline of history with the focus being in the realm in the discipline of the history of the arts and specifically in the theatre arts. The time frame in which the research of Taman Ismail Marzuki (TIM) in Jakarta. Then the research ended 2008 coinciding with the end of the presidential term of the 6th President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Between those time frames, the Indonesian contemporary theatre is described to be an assessment as source materials for the writing of this dissertation. The theoretical platform used to discover the meaning behind the event and the process of the development of the Indonesian contemporary theatre is derived from the structuration theory introduced by Christopher Llyod, Anthony Gidden, and Charles Tilly. The structuration theory can uncover intangible issues regarding relations, meanings, institutions of agency and structure. The main role players or actors are agents of change or institution as part of the structure that is consciously making change in society. Based on the analysis of accumulated data conclusion can be surmised of the roles of each contemporary theatre companies especially of Bengkel Teater led by Rendra, Teater Mandiri led by Putu Wijaya, Teater Koma led by N. Riantiarno."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
D1266
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Citra Sena
"Penelitian yang berjudul Olahraga Bolavoli di Indonesia: Dinamika Prestasi Tim Nasional (1980-1997), membahas mengenai perkembangan olahraga bolavoli di Indonesia dari awal masuknya ke Indonesia hingga mencapai prestasi puncaknya di kawasan Asia Tenggara (SEA Games). Alasan pemilihan judul olahraga bolavoli karena bolavoli merupakan salah satu olahraga yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia selain sepakbola dan bulutangkis. Hal ini terlihat dengan adanya, paling sedikit, satu lapangan bolavoli di berbagai tempat (termasuk di lingkungan saya tinggal). Di lapangan tersebut rutin (biasanya di sore hari) dilakukan pertandingan baik rekreatif maupun kompetitif. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan perkembangan olahraga bolavoli di Indonesia, khususnya pada masa Orde Barn, dengan menyoroti prestasi tim nasional dalam olahraga tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga bolavoli telah berkembang dari olahraga rakyat menjadi olahraga di tingkat regional. Perkembangan ini diawali ketika PBVSI diterima menjadi anggota FIVB pada bulan Oktober 1959. Hal ini membuka peluang bagi tim nasional bolavoli Indonesia untuk dapat mengikuti event internasional. Dimulai dari penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, prestasi tim nasional mengalami pasang surut hingga akhirnya mencapai puncak prestasinya pada peri ode 1980-1997.

The study, titled Volleyball Sports in Indonesia: Achievement Dynamics National Team (1980-1997), discussed the development of volleyball sport in Indonesia from the early entry into Indonesia until it reaches its peak perfonnance in Southeast Asia (SEA Games). The reason the selection of sports titles volleyball because volleyball is one of the most popular sports by people of Indonesia in addition to football and badminton. This was shown by the existence, at least, one field volleyball in various places (including in the neighborhood I live). At the field routine (usually in the afternoon) performed both recreational and competitive game. The purpose of this study is to describe the development of sport volleyball in Indonesia, especially in the New Order, highlighting the achievements of the national team in the sport. The research method used is the historical method which consists of four stages, namely Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography. The results of this study indicate that the sport has evolved from a volleyball sport people into sport at regional level. This development begins when PBVSI accepted into the FIVB in October 1959. This opens up opportunities for the volleyball national team Indonesia to attend international events. Starting from the Asian Games IV in 1962, the achievement of national teams have ups and downs until finally reaching the top of his achievements in the period 1980- 1997."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S70263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
320.992 SEM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Mustikasari
"Skripsi ini membahas permasalahan yang timbul dari persepsi Boemipoetra terhadap Teater Utan Kayu yang terjadi di dalam kesusastraan kontemporer Indonesia. Boemipoetra dan Teater Utan Kayu merupakan komunitas di dalam kesusastraan kontemporer Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di sejarah kesusastraan Indonesia kontemporer.
Hasil penelitian menunjukkan tiga hal berikut. Pertama, ada dua isu yang dipersoalkan dalam permasalahan ini, yaitu anggapan adanya hegemoni oleh Teater Utan Kayu dalam kesusastraan Indonesia sebagai akibat politik kanonisasi dan anggapan Boemipoetra bahwa Teater Utan Kayu adalah agen-agen imperialisme Barat. Kedua, ada fenomena kekuasaan dalam permasalahan antara Boemipoetra dengan Teater Utan Kayu ini yang memunculkan perlawanan dari Boemipoetra. Ketiga, permasalahan yang timbul dari persepsi Boemipoetra terhadap Teater Utan Kayu ini adalah permasalahan yang masih kurang berdaya.

The focus of this study is problems that occur from Boemipoetra?s toward Teater Utan Kayu in contemporary Indonesian literature. Boemipoetra and Teater Utan Kayu are both communities in contemporary Indonesian literature. This study applies qualitative method. The purpose of the study is to examine the problems that occur in contemporary Indonesian literature.
There are three results from this study. First, there are two issues in question by Boemipoetra against Teater Utan Kayu: the notion of hegemony as a result of political canonization in Indonesian literature and the notion of Teater Utan Kayu as western imperialist agent. Second, there is a phenomenon of power in Boemipoetra and Teater Utan Kayu?s problem. This leads to conflict by Boemipoetra against Teater Utan Kayu. Third, Boemipoetra and Teater Utan Kayu?s problem in contemporary Indonesian literature is still less powerful.
"
2014
S62003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>