Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tb Dony Nurpatria
"Sewaktu agresi militernya yang pertama pasukan Belanda tidak menyerang Banten namun pada tanggal 23 Desember 1948 Banten tidak luput dan serangan pasukan Belanda. Hanya dalam waktu kurang dan seminggu semua kota-kota besar di Karesidenan Banten telah dikuasai pasukan Belanda. Dikuasainya kota-kota itu memaksa para pamong praja dan tentara yang anti Belanda untuk pergi dari kota dan pergi mengungsi kepedalaman. Tempat yang telah disepakati antara pihak militer dengan sipil adalah suatu daerah di Pandeglang Selatan yaitu di Kawedanaan Cibaliung dan Munjul. Dari tempat itulah semua strategi diatur dan disusun baik oleh pihak sipil maupun pihak militer. Kerjasama antara kedua belah pihak berjalan sangat erat, pihak militer beserta seluruh unsur perjuangan melakukan pertempuran digaris depan dengan cara bergerilya sedangkan pihak sipil atau pamong praja yang banyak terdiri dari ulama berusaha untuk menenangkan hati rakyat dan menumbuhkan semangat juang rakyat dan tentara dan juga menyediakan perbekalan bagi kelangsungan perjuangan. Selama kurang lebih satu tahun pertempuran berkecamuk diseluruh Banten dengan Pandeglang Selatan sebagai pusat komando gerilyanya. Pada akhirnya gencatan dilakukan antara pihak RI dengan Belanda sesuai dengan persetujuan Konfrensi Meja Bundar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etmi Hardi
"Studi ini bertujuan untuk melihat peranan dan partisipasi rakyat Sumatera Barat dalam revolusi, khususnya selama perang gerilya 1948-1949. Adanya kecenderungan penulisan sejarah Indonesia selama ini yang didominasi oleh sejarah politik yang bersifat elitis menyebabkan pemahaman publik terhadap sejarah menjadi berat sebelah dan tidak adil. Dalam arti kebanyakan orang beranggapan bahwa pelaku sejarah itu hanyalah kelompok elit saja, sementara rakyat dianggap sebagai orang yang tidak punya sejarah. Padahal realitas sejarah menunjukkan bahwa keberhasilan perjuangan menghadapi Belanda dalam masa revolusi adalah berkat dukungan dan kerjasama berbagai kelompok.
Penelitian ini dilakukan di daerah Sumatera Barat (1998-1999), terutama di tiga tempat, yakni Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Solok. Rakyat yang menjadi fokus penelitian ini diklasifikasikan atas lima kelompok: BPNK (Badan Pengawal Nagari dan Kota), Dapur Umum, Kurir/Mata-Mata, PMT (Pasukan Mobil Teras), dan TP (Tentara Pelajar). Di samping itu, kelompok di luar rakyat yang dalam hal ini dianggap sebagai kelompok elit juga dijadikan sebagai sasaran penelitian guna mendapatkan data yang lebih andal dan dapat dipercaya. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis (primer dan sekunder), serta sumber lisan (sejarah lisan). Sumber tertulis dalam bentuk primer terutama adalah dalam bentuk dokumen (arsip)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T2970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suharto
"ABSTRAK
Banten adalah daerah yang terkenal, di antaranya karena suka memberontak. Dalam abad ke-19 terjadilah serangkaian pemberontakan terhadap Belanda yang mencapai puncaknya pada pemberontakan petani tahun 1888. Tahun 1926 di daerah ini terjadi lagi pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia yang mencemaskan pemerintah Hindia Belanda. Semasa pendudukan Jepang, kaum ulama mendapat kedudukan-kedudukan resmi yang panting.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, di daerah ini terjadi suatu revolusi sosial yang dilakukan oleh kerjasama antara kaum ulama, komunis setempat dan jawara. Namun masa kekuasaan kaum revolusioner itu tidak lama, hanya sekitar tiga bulan, setelah itu pemerintahan jatuh
ke tangan pemerintah RI setempat.
Pada waktu Belanda melancarkan aksi militernya yang pertama, tahun 1947, daerah ini luput dari serangan itu. Namun daerah ini diblokade Belanda sedemikian rupa sehingga Banten cukup menderita.
Mengingat sifat rakyat Banten yang suka memberontak maka cukup menarik untuk melihat keadaan Banten pada masa akhir revolusi, saat daerah ini diserang dan diduduki Belanda. Mengapa Banten barn diserang Belanda pada aksi militer kedua? Bagaimanakah aksi militer Belanda kedua berjalan, bagaimana perlawanan dari pihak Banten dan bagaimana keadaan daerah itu setelah daerah itu diduduki Belanda?
Dari hasil penelitian nenunjukkan bahwa Banten sebagai daerah yang diblokade, cukup menderita. Jual-beli pernah dilakukan secara barter, namun demikian, rakyat Banten tetap tabah dan teguh pendiriannya.
Pada tanggal 23 Desember 1948 Banten diserbu Belanda dengan aksi militernya kedua. Daerah ini diduduki, namun pemerintah RI tetap bertahan yaitu mengungsi ke daerah pedalaman bersama-sama tentara. Dari sana penerintah sipil mengatur pemerintahan, dan militernya melakukan perang gerilya. Terdapat kerjasama yang baik sekali antara pemerintah dengan TNI dan rakyat setempat. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda meninggalkan Banten dan daerah ini kembali ke tangan RI.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anto Dwiastoro Slamet
"Aksi-aksi gerilya dan anti-gerilya dari dua kekuatan yang bertarung merebut dominasi tidak bisa dilepaskan dari sebuah perang revolusioner. Fenomena demikian turut mewar_nai perjalanan sejarah Perang Kemerdekaan RI (1945-1949). Aksi-aksi gerilya RI, bagaimanapun, menampilkan suatu kecenderungan unik, yakni aspek pertempuran yang merupakan sisi yang tidak terlalu menonjol ketimbang aspek psikologis yang diwujudkan sebagai sebuah senjata nasional. Perbenturan senjata-senjata psikologis antara RI dan Belanda tampaknya menjadi dampak sampingan dari kegagalan--kegagalan di bidang strategi militer dan diplomasi. Perang urat-syaraf lantas menggeser dan menempatkan dirinya sebagai medium alternatif yang membelah perbedaan-perbedaan kepentingan antara penomorsatuan diplomasi atau, sebalik_nya, mengutamakan konflik bersenjata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Agustin
"ABSTRAK
Sistem pasar yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah sistem pasar periodik dan harian. Sebuah sistem pasar periodik dan harian terdiri atas serangkaian pusat pasar yang saling terkait satu sama lain ke daerah sekitarnya dan ke daerah lain oleh arus orang dan komoditas. Pasar periodik adalah salah satu jenis pasar yang sudah jarang ditemukan langka di masa saat ini, pasar tersebut memiliki fitur lain yaitu mobilitas pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang dan menganalisis pola mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, deskriptif, dan komparatif. Hasil yang didapat adalah mobilitas pedagang terdiri dari tiga tipe antara lain pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu, pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu, dan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Sementara pola mobilitas pedagang pasar periodik Kabupaten Pandeglang terkait dengan rumah, mobilitas pedagang, hari berdagang, dan karakteristik pedagang. Sebagian besar mobilitas pedagang adalah pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Hari berdagang sama dengan hari pasar dan hari pasar periodik dan mobilitas pedagang mengikuti dimana pusat pasar atau pusat sedang memiliki pasar harian dan pasar periodik yang berlangsung sesuai dengan hari pasar dan hari pasar periodiknya. Pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tahan lama laki-laki sementara pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tidak tahan lama perempuan. Sedangkan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu jarang terjadi. Semua pedagang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Pandeglang dan pulang ke rumah sehabis berdagang baik di pasar periodik ataupun pasar harian.

ABSTRACT
The existing market system in Pandeglang Regency is a system of periodic and daily markets. A system of periodic and daily markets is made up of a series of market centres linked to each other to their surrounding areas and to other regions by flows of people and commodities. Periodic market is one type of market that is rarely found in the present, the market has another feature mobility of trader. This study aims to determine mobility of periodic market traders in Pandeglang Regency and to analyze mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency. The analysis was used are spatial, temporal, descriptive, and comparative analysis. The result is that mobility of traders consists of three types namely mobility of traders between two different market centers within a week, mobility of traders between three different market centers within a week, and mobility of traders between four different market centers within a week. While the mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency is associated with home, mobility of traders, trading days, trader characteristics. Most of mobility of traders is mobility of traders between three different market centers within a week. Trading days are equal to market days and periodic market days and mobility trader follows where market center or center is having daily market and periodic market that take place in accordance with market day and periodic market day. Mobility of traders between three different market centers within a week is most common on durable good male trader meanwhile mobility of traders between two different market centers within a week is most common on perishable good female trader and mobility of traders between four market centers within a week is rarely. All traders reside in Pandeglang Regency and return to home after trading either in periodic market or daily market. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Neng Djubaedah
"Kabupaten Pandeglang, merupakan salah satu wilayah Banten yang dikenal sebagai wilayah yang tetap mempertahankan keadaan yang Islami. Masyarakat muslim di Kabupaten Pandeglang, Banten, dikenal sebagai masyarakat yang taat melaksanakan ajaran Islam, termasuk dalam melaksanakan hukum kewarisan. Motto juang Pandeglang yang Historis, Agamis, dan Patriotis merupakan cerminan dari kondisi masyarakat setempat.
Menurut Soepomo, berdasarkan penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1925-1931 di Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Pandeglang, berlaku hukum kewarisan adat, atau hukum kewarisan Islam yang telah diterima oleh hukum kewarisan adat Jawa Barat. Sanak saudara yang "nakal" dan tidak mengindahkan pendapat umum, mengajukan gugatan kewarisan kepada Priesterraad untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1996 sampai dengan pertengahan tahun 2000, di Kabupaten Pandeglang, Banten, berlaku hukum kewarisan Islam. Dari ketiga ajaran hukum kewarisan Islam yang dikenal dan "berlaku" di Indonesia, yaitu hukum kewarisan Islam ajaran Syafi'i (Syafi'iyah), ajaran Hazairin, dan Kompilasi Hukum Islam, ketiga-tiganya ditemukan di Kabupaten Pandeglang, Banten, meskipun pelaksanaannya tidak persis sesuai dengan ajaran-ajaran hukum kewarisan Islam tersebut, khususnya ajaran Hazairin. Tetapi dari ketiga ajaran hukum kewarisan Islam itu, ajaran Syafi'i (Syafi'iyah) paling banyak ditemukan dalam masyarakat muslim di Kabupaten Pandeglang, Banten."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
T1300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Lumban Batu
"Daerah Labuhan, Propinsi Banten dan sekitarnya, merupakan dataran aluvial yang tersusun oleh sedimen klastik berupa kerikil, pasir , lanau dan lempung yang bersifat urai dan jenuh air; rentan terhadap pelulukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan pelulukan di daerah ini sehingga dapat diketahui tingkatan dan sebarannya. Kejadian gempa pemicu terjadinya pelulukan dapat bersumber dari kegiatan subduksi dan segmen sesar aktif di selat Sunda. Untuk mengetahui data geologi lapisan bawah permukaan dilakukan pemboran tangan (hand auger) sebanyak 59 titik pemboran. Diketahui pasir yang rentan pelulukan diendapkan di lingkungan dataran pantai, pematang pantai dan alur sungai purba. Berdasarkan analisis besar butir dan sifat kharakteristik, posisi stratigrafis endapan pasir tersebut dan kedalaman air tanah dangkal potensi kerentanan di wilayah ini dibagi ke dalam wilayah tingkat kerentanan tinggi , sedang, rendah, dan sangat rendah.
"
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2012
551 JSDG 22:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Rizky Ramadhan
"Kabupaten Pandeglang memiliki kedekatan wilayah dengan zona subduksi dan wilayah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Selat Sunda. Akibatnya Kabupaten Pandeglang memiliki tingkat kerawanan dan kerentanan gempa bumi, dan untuk itu wilayah rawan gempa bumi dan kerentanan terhadap gempa bumi perlu ditentukan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Faktor - faktor seperti litologi, struktur geologi, lereng, dan nilai PGA (Peak Ground Acceleration) dapat digunakan untuk menentukan wilayah rawan gempa bumi dengan metode skoring. Kerentanan wilayah terhadap gempa bumi ditentukan dengan metode weighted overlay dengan pembobotan dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan fisik. Kerawanan merupakan aspek lingkungan dalam penentuan kerentanan, sedangkan kepadatan penduduk, jumlah penduduk wanita, ratio ketergantungan, dan penyandang disabilitas digunakan dalam penentuan kerentanan aspek sosial. Kerentanan aspek ekonomi menggunakan indikator penduduk miskin dan kerentanan fisik menggunakan kepadatan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan wilayah rawan gempa bumi sedang mendominasi Kabupaten Pandeglang dengan luas 64,99% dan mayoritas tersebar pada bagian timur dan selatan Kabupaten Pandeglang. Dalam kerentanan, wilayah kerentanan tinggi terdapat di Kecamatan Labuan dengan luas sebesar 36,07 % dari luas Kecamatan Labuan, sedangkan Kecamatan Sindangresmi dan Kecamatan Munjul merupakan kecamatan dengan kerentanan rendah dengan luas 73.93 % dari luas Kecamatan Sindangresmi dan 61.52 % dari luas Kecamatan Munjul.

Pandeglang Regency has a proximity to the subduction zone and the meeting area of ​​the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate in the Sunda Strait. So that Pandeglang District has an earthquake level of vulnerability and vulnerability. Areas prone to earthquakes and vulnerability to earthquakes need to be determined as an effort to mitigate earthquakes. Factors such as lithology, geological structure, slope, and PGA (Peak Ground Acceleration) values ​​can be used to determine earthquake prone areas by the scoring method. Regional vulnerability to the earth's herds is determined by the weighted overlay method by weighting in environmental, social, economic and physical aspects. Vulnerability is an environmental aspect in determining vulnerability, while population density, female population, dependency ratio, and people with disabilities are used in determining the vulnerability of social aspects. Vulnerability in economic aspects uses indicators of poor population and physical vulnerability using building density. The results showed that earthquake-prone areas were dominating Pandeglang Regency with an area of ​​64.99% and the majority was spread in the eastern and southern parts of the Pandeglang Regency. In susceptibility, the high vulnerability area is in Labuan Subdistrict with an area of ​​36.07% of the area of ​​Labuan Subdistrict, while the Sindangresmi Subdistrict and Munjul Subdistrict are sub-district with low vulnerability with an area of ​​73.93% of the area of ​​Sindangresmi Subdistrict and 61.52% of the total area of ​​Munjul Subdistrict."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>