Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daryono Setiawan
"Pada tanggal 19 Desember 1948, tentara Belanda melancarkan Agresi Militernya yang ke dua dan menduduki Ibukota RI Yogyakarta. Serangan Belanda dilancarkan dari udara dan berbagai arah, dari arah Banyumas, Semarang, Laut Jawa (pendaratan marinir). Sedangkan dari arah timur serangan dilancarkan dari Mojokerto dan Malang. Selama Perang Kemerdekaan II Karesidenan Surakarta ditetapkan menjadi wilayah Wehrkreise I dibawah komandan Brigade 5 Letkol Slamet Riyadi dan Wehrkreise I dibagi menjadi enam sub Wehrkreise (SWK) yaitu: SWK 100, 102, 103, 104, 105, 106. SWK 100 di bawah pimpinan Mayor Suradji, SWK 101 di bawah pimpinan Mayor Sunitoyoso, SWK 102 di bawah pimpinan Mayor Soenaryo, SWK 104 di bawah pimpinan Mayor Soeharto, SWK I05 di bawah pimpinan Mayor Hartadi, dan SWK 106 di bawah pimpinan Mayor Achmadi (Tentara Pelajar/TNI Detasemen II Brigade 17). Mendengar perundingan Indonesia-Belanda terbuka kembali pada bulan April 1949, berita desas-desus akan diadakannya gencatan senjata semakin ramai yang dapat berakibat pada melemahnya semangat perjuangan karena kondisi yang tidak menentu. Untuk menghadapi segala kemungkinan selanjutnya selaku komandan SWK 106 maka Mayor Achmadi pada tanggal 25 April 1949 mengeluarkan Pedoman Rencana Masuk Kota yang menjadi pegangan bagi para komandan rayon. Kemudian pada awal Mei 1949 di Rayon II tepatnya di Dukuh Wonosido kelurahan Sidokerto diadakan rapat antara Rayon yang ada yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan yang ada. Keadaan yang tidak menentu tersebut berakhir dengan keluarnya instruksi Gubemur Militer Daerah Militer II KoloneI Gatot Subroto yaitu Instruksi No.16A tanggal 10 Juni 1949. Dengan instruksi tersebut maka semangat para pelajar pejuang bangkit kembali yang terbukti dengan segera dikeluarkannya perintah siasat no.447/VI/M.P2 SV/P.S 49 tanggal 26 Juni 1949 untuk mengadakan serangan_-serangan secara gerilya baik siang maupun malam. Setelah temyata kota Solo tidak dapat dipertahankan lagi, maka seluruh pelajar pejuang keluar kota menuju arah Timur ke Bekonang selanjutnya Mayor Achmadi diangkat sebagai komandan pertempuran kota Solo yang mempunyai daerah operasi terhadap kota Solo dan sekitarnya. Wilayah operasi ini kemudian disebut Sub Wehrkreise Arjuna 106 atau disingkat SWK Arjuna106. Selama perang gerilya tersebut pernah diadakan Serangan Umum (SU) I ke kota Solo pada tanggal 8 Februari 1949 yang hasilnya kurang memuaskan dan kemudian diadakan Serangan Umum (SU) II ke kota Solo pads tanggal 2 Mei 1949, yang kali ini mendapatkan hasil yang memuaskan dibandingkan SU I."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang 33 tempat kramat di daerah Surakarta, di antaranya: Patirakatan di desa Sangkrah Timur, alun-alun utara, yaitu tempat pemakaman Ki Buda atau Patih Gajahmada di Majapahit, serta pemakaman Patih Gajah Pramada Mataram. Naskah disalin oleh Raden Citrahartana, seorang demang di Mangkunegaran Surakarta, sekitar tahun 1930. Pigeaud memperoleh naskah ini dari Sinu Mundhisura pada bulan April 1937. Setahun kemudian, tepatnya bulan Februari 1938, naskah ini dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra. Kini ringkasan tersebut tersimpan bersama naskah ini (ikut dimikrofilm)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.82-NR 311
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Susuhunan Pakubuwana IV
Surakarta: Kulawarga Bratakesaw, 1960
899.222 1 PAK w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djatmika
"Buku mengenai pameran di Betawi pada tahun 1865 ini diawali dengan denah/peta/gambar dari gedung pameran, yaitu di lapangan Gambir, yang ketika itu diberi nama Konengseplen (Koningseplein). Bangunan pameran tersebut berada di dekat gereja (Gereja Emanuel?). di dalam gedung tersebut dipamerkan barang-barang yang berasal dari daerah-daerah di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya di Nusantara."
Batavia: Ter Lands-Drukkerij, 1867
BKL.1119-LL 146
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berbentuk dialog kakak beradik, yang masing-masing menjabat sebagai demang dan kebayan. Pembicaraan membahas tentang keanehan makam Nyai Demang yang meninggal ketika sedang hamil tua. Keanehan tersebut adalah dengan keluar masuknya seorang bayi melalui sebuah lubang yang terdapat di makam tersebut. Ternyata bayi tersebut merupakan anak Nyai Demang. Keanehan lainnya adalah ketika kubur tersebut dibongkar, ternyata mayat Nyai Demang tinggal tulang, tetapi pada bagian dada sebelah kiri masih tampak segar, dan saat itu sang bayi sedang menyusu ibunya. Anak tersebut kemudian diasuh oleh saudara perempuan Kyai Demang, dan diberi nama Tuhusih. Setelah dewasa, Tuhusih diambil selir oleh Pakubuwana V dan mempunyai anak laki-laki bernama Pangeran Harya Panular. Adapun makam Nyai Demang tersebut terletak di desa Karangturi, kecamatan Tegalreja, Magelang. Naskah ini merupakan salinan ketikan dari sebuah naskah yang mendapatkan hadiah utama dalam sayembara yang diadakan oleh Poesaka Djawi tahun 1927 Penyalinan diprakarsai Th. Pigeaud pada tahun 1928. Bandingkan FSUI/LS.12, 42, 45, 46, dan 87 untuk contoh lain tulisan para peserta lomba tersebut. Keberadaan naskah induk itu sendiri tidak diketahui hingga kini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.43-A 12.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan yang amat mendetail tentang Babad Banjaransari ing Galuh yang termuat pada naskah MSB/S.17 (dalam Behrend 1990:11 memakai judul Serat Ajisaka). Ringkasan ini dibuat oleh staf Pigeaud pada tahun 1935. Lihat juga naskah FSUI/SJ.60 untuk salinan ketikan lainnya yang mengambil babon naskah yang sama dengan naskah ringkasan ini. Teks berisi kisah sejarah bercampur legenda jaman kerajaan Galuh Pajajaran, diawali dengan kisah Prabu Jaka dari Medhang Kamulan jatuh cinta pada Dewi Rarasati, disusul dengan kisah seekor ular yang mengaku sebagai anak raja, yaitu dari hubungan cintanya dengan Dewi Rarasati. Raja bersedia mengakuinya sebagai anaknya jika dapat membunuh buaya putih di Lautan Selatan. Kisah dilanjutkan dengan penobatan R. Daniswara oleh Patih Jugul Mudha di Panungkulan sebagai Prabu Mahapunggung dan cerita peperangan antara Jaka Suruh dengan adiknya, Siyung Wanara untuk memperebutkan tahta ayahnya (Prabu Ciliawan)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.189-L 15.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah tulisan tangan ini berisi riwayat hidup Kyai Maslum, bekas Pengulu Ageng negara Mataram, yang makamnya di Kuncen, daerah Sawangan, Muntilan, Kedu. Makam tersebut menjadi tempat peziarahan yang sangat terkenal dan menurut keterangan penduduk setempat, makam dan batu petilasannya sangat keramat. Naskah yang berjudul Dongeng Pasareyan ing Kuncen ini, ditulis oleh seseorang yang menggunakan inisial S.S.P, sekitar tahun 1927. Naskah ini telah dialihaksarakan, yaitu pada naskah FSUI7LS.46. Menurul keterangan yang terdapat dalam naskah alih aksara tersebut, teks naskah ini mendapatkan hadiah dalam lomba tulis yang diadakan oleh Poesaka Djawi pads tahun 1927. Kemudian atas prakarsa Pigeaud, naskah ini.disalin pada bulan Marei 1929. Lihat deskripsi naskah LS.43 untuk keterangan peserta lain dalam lomba tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.9-B 1.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan ketikan dari naskah FSUI/LS.9, dibuat oleh staf Pigeaud pada Maret 1929 ini. Teks asli ditulis dalam rangka mengikuti sayembara yang diselenggarakan Poesaka Djawi pada tahun 1927. Penyalinan dibuat sebanyak 2 eksemplar, selain tersimpan di FSUI ini, salinan lainnya dapat dijumpai di koleksi Panti Boedaja (kini Museum Sonobudoyo). Data tentang nama penulis naskah asli, tarikh dan tempat penulisannya tidak diketahui secara pasti. Teks berisi riwayat Kyai Maslum yang menjadi Penghulu Besar di negara Mataram. Kyai tersebut diusir dari kraton, karena ulahnya yang melanggar aturan agama, antara lain: senang berfoya-foya, dan mengumbar hawa nafsu dengan putra raja. Semenjak itu Kyai Maslum bertempat tinggal di daerah Kedu, dan kemudian mengajarkan ilmu agama kepada para muridnya hingga akhir hayatnya. Makamnya yang diberi nama Pakuncen atau Kuncen, yang berarti mengunci diri dari semua hawa nafsu, hingga kini dikeramatkan. Keterangan lebih lanjut tentang isi teks naskah ini, lihat deskripsi naskah FSUI/LS.9 tersebut. Lihat pula deskripsi naskah LS.43 untuk keterangan peserta lain dalam lomba tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.46-A 12.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Bintari Triwidyawati
"ABSTRAK
Setelah penulis membaca buku-buku perjuangan tentang pelajar seperti buku karya Ir Sewan Susanto yang berjudul Peranan Pelajar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, juga karya, dari Armin Imran dengan judul ?eranan Pelajar dalam Perang Kemerdekaan dan juga karya dari. Iwa Sumarmo berjudul Selarah Pasukan Pelaiar Imam Selama Perang Kemerdekaan 1945-1949, maka penulis mulai tertarik untuk mengumpul-kan data - data perjuangan pelajar guna menunjang penuli_san skripsi yang berkisar pada peranan pelajar selama pe_rang kemerdekaan sampai saat didemobilisasi. Selain itu penulis juga telah membaca skripsi dari. Puline Pudjiastu_ti Usodo yang berjudul TRIP Jatim. Di samping itu pula hal ini dimungkinkan dengan adanya keterangan tentang peranan pelajar dalam perang kemerde_kaan yang berasal dari para anggota ex Tentara Pelajar Kedu dalam bentuk manuskrip- manuskrip ( naskah - naskah).

"
1986
S12262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Sindusastra
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.222 SIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>