Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Nur Arta
"Sejak pertengahan abad ke-19 Sumatera Timur/Utara mulai terkenal di dunia perdagangan, khususnya negara-negara Eropa yang juga mulai menanamkan sahamnya di wilayah ini. Daerah ini terkenal dengan kesuburan hasil tanahnya. Perkebunan-perkebunan mulai muncul di daerah_-daerah yang tadinya hanya ditumbuhi hutan belantara. Berbagai penelitian dilakukan oleh pemerintah Inggris yang kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda dipimpin oleh NienHuys. Penelitian Nienhuys ini membawa Sumatera Timur ke arena perdagangan hasil-hasil pertanian. Orang-orang Eropa bahkan Amerika.berlomba-lomba menanamkan sahamnya yang diawali dari perkebunan tembakau. Perkebunan tembakau ini hanya menjadi tanaman favorit dalam waktu singkat, karena hasil-hasil tembakau ini sulit dipasarkan sebagai akibat dari timbuinva krisis tembakau dalam dunia perdagangan. Dengan terjadinya krisis tembakau ini para ondernemer mulai mengalihkan perhatiannya pada tanaman karet dan tanaman keras lainnya. Tanaman keras ini mulai ditanam secara besar-besaran pada awal abad dua puluh, sehingga akhirnya membawa masalah-masalah yang lebih rumit lagi. Untuk mengatasi masalah-masalah itu maka mereka bersama-bersama pengusaha perkebunan karet atau tanaman keras lainnya membentuk satu organisasi yang khusus menangani tanaman-tanaman di atas. Organisasi yang berdiri pada tanggal 27 Juni 1910 ini mulai memainkan perannya dengan mendirikan badan penelitian dan badan perburuhan. Badan-badan ini bertugas sesuai dengan namanya yaitu untuk rneneliti tanah-tanah perkebunan dan bibitnya sedangkan badan perburuhan ini bertugas mendapatkan buruh untuk anggotanya. Organisasi ini berkembang dari tahun 1910-1958, akan tetapi sempat mengalami masa-masa kekosongan sekitar lima tahun yaitu pada masa perang dan masa perang kemerdekaan, sedangkan pada tahun 1958 berhenti sebagai akibat dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing khususnya Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ploeg, Tymen J. van der
Arnhem: Gouda Quint BV., 1982
361.706.0 Dij v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hijmans, I. Henri
Zwolle: N.V. Uitgeversmaatschappij, 1937
340.9 Hij a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indera
"Pembangunan infrastruktur kereta api di Sumatera Timur merupakan jawaban dalam rangka memenuhi kebutuhan pemerintah kolonial Belanda untuk eksploitasi komoditas ekspor yang tumbuh pesat. Tantangan ini dapat dipenuhi DELI SPOORWEG MAATSCHAPPIJ (DSM) yang memberi arti mampu mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi perkebunan swasta. Hal ini didukung pendapat JACOBUS WEISFELT, bahwa DSM telah menyumbangkan dasar pembangunan ekonomi wilayah pantai timur Sumatera. THEE KIAN WIE, menyatakan keberhasilan kegiatan-kegiatan industri perkebunan di Sumatera Timur berlandaskan pada pembangunan sistem jalan kereta api. KARL.J.PELZER, menyebutkan pembangunan jalan rel kereta api mempunyai dampak yang luar biasa pada pola pemukiman kota sehingga muncul kota-kota perdagangan. TSUYOSHI KATO, melihat salah satu aspek perubahan kehidupan masyarakat karena pembangunan sistem transportasi kereta api. Sehingga transportasi kereta api memiliki akses terhadap industri perkebunan, pertambangan, perdagangan, dan hubungan masyarakat kota dan desa.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan DSM (1883-1940) dapat tumbuh dan berkembang ? Suatu perusahaan akan tumbuh dan berkembang karena mengarah pada kekuatan monopoli, kerjasama vertikal, diversifikasi usaha yang dilakukan dengan keseimbangan terus menerus. Berdasarkan penelitian dengan pengukuran empiris kuantitatif, maka dapat diuji dan terbukti bahwa kekuatan sistem monopoli merupakan cara yang sangat menguntungkan bagi perusahaan yang tidak ada persaingan. Kerjasama vertikal memiliki arti akan tanggungjawab hanya ada pada garis lurus dari bawah ke atas. Diversifikasi usaha merupakan tindakan tepat dalam sistem manajemen perusahaan melalui pengelolaan jaringan telepon, pembangunan fasilitas perumahan dan sistem sewa gudang.
Pertumbuhan dan perkembangan DSM di Sumatera Timur, terbukti dengan realisasi pembangunan jaringan rel kereta api sepanjang 553,254 km yang mampu menjangkau 79 kota-kota kecil yang sebagian telah berubah menjadi kota-kota perdagangan. Angkutan kereta api merupakan sarana yang paling efektif untuk mempertemukan antara produsen dan konsumen, tentu terkait dalam arus permintaan dan penawaran."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rozaini
Medan: Universitas Sumatra Utara, 1988
331.118 TIN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S34003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin
"Penelitian ini berjudul kuli kontrak di perkebunan tembakau Deli - Sumatera Timur tahun 1880 - 1915, yaitu sejak dikeluarkannya Koeli Ordonantie sampai di cabutnya Koeli Ordonantie itu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontrak-kontrak tentang konsesi tanah antara Sultan Deli dan pengusaha perkebunan dan mencari hubungan dengan pengusaha perkebunan berdasarkan Koeli Ordonantie. Selain itu juga mendeskripsikan tenaga kerja serta dampak yang muncul dengan diberlakukannya Koeli Ordonantie. Daerah Deli adalah salah satu daerah di Sumatera Timur yang paling banyak memiliki perkebunan tembakau dibandingkan dengan wilayah Sumatera Timur lainnya. Perkebunan tembakau di Deli di usahakan pertama kali oleh Jacobus Nienhuijs dengan mendapat konsesi tanah dari Sultan Deli selama 99 tahun tanpa membayar sewa sepeserpun. Selain masalah tanah adalagi masalah tenaga kerja. Pada mulanya pengusaha perkebunan tembakau mendatangkan tenaga kerja dari Cina via Penang dan Singapura. Akan tetapi karena tenaga kerja Cina semakin sulit didapatkan akhirnya didatangkan tenaga kerja dari Jawa. Demi terlaksananya perusahaan perkebunan dan untuk mengatur tenaga kerja maka di keluarkan peraturan-peraturan tentang kuli (Koeli Ordonantie) yang beberapa kali diubah dan dilengkapi pasal-pasalnya. Dalam peraturan ini tidak hanya mengenai hak dan kewajiban kuli tetapi juga hak dan kewajiban pengusaha. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya perkebunan tembakau ini adalah adanya perjudian dan pelacuran. Hal ini memang disengaja yang tujuannya untuk mengikat kuli-kuli itu agar tetap bekerja lebih lama di perkebunan.

The Objective of this study was to describe contracts on land concession between the Sultan of Deli and plantation business owners and as well to find its relations with plantation business owners based on Koeli Ordonantie. Further to these, this study was directed to provide description on works and its impact when Koeli Ordonantie starts to take place. Deli is one of the regions in East Sumatra that owns the most tobacco plantation. The tobacco plantation business in Deli was first started by Jacobus Nienhuijs whom received the privilege of land concession from the Sultan of Deli for 99 years without rental cost. Despite the land problems, there had been workers problem. At first, tobacco plantation owners flew workers from China through Penang and Singapore. However as it was increasingly difficult to get China workers then they landed workers from Java region. The impact caused by tobacco plantation was gambling and prostitution. These were done with the intention to tie the workers so they would work in the plantation longer than required. To enforce the plantation business and ruled the workers, Koeli Ordonantie regulations experienced changes, including the articles. The regulation provided not only articles on workersÂ? rights and responsibilities but also business owners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Sakina
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kehidupan kuli Cina di perkebunan Sumatera Timur pada tahun 1870-1930. Perkebunan swasta yang banyak dibuka di Sumatera Timur telah menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja yang besar. Etnis terbanyak yang didatangkan untuk menjadi kuli kontrak adalah kuli Cina yang memiliki kehidupan yang tidak jauh berbeda dari negara asalnya. Keadaan negeri Cina yang pada saat itu tertimpa bencana menjadi salah satu faktor yang menyebabkan orang Cina harus keluar dari negaranya dan mencari penghidupan yang lebih layak. Perekrutan kuli Cina ke Sumatera Timur dilakukan dengan dua cara, yakni melalui Penang dan Singapura dan perekrutan langsung ke dataran Cina. Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah.
Hasil dari penelitian ini adalah menggambarkan kualitas kerja kuli Cina yang disukai oleh para tuan kebun meskipun mereka memiliki sifat yang lebih emosional sehingga seringkali menyebabkan kerusuhan di dalam perkebunan. Serta kehidupan kuli kontrak Cina yang sengaja dipermainkan oleh para tuan kebun dengan memperkenalkan mereka terhadap candu dan judi. Sehingga, hal ini mengakibatkan mereka harus berhutang dan tidak dapat kembali ke Negara mereka dan harus menjadi kuli abadi.

The aim of this research is to describe Chinese Coolie Contract's life in East Sumatera plantation (1870-1930). The opening of private sector plantation in East Sumatera had one important impact, the needed of labour. Chinese was the most wanted labour in that time to be coolie contract. In that period,the condition of China was destroyed by natural disaster. Because of this, Chinese people should find the alternative way to continued their life. Coolie Chinese recruitment to plantation in East Sumatera had two ways, first indirect recruitment by Penang and Singapore and second by direct recruitment from China. This thesis uses historical method research.
The result of this research is to describe work ability from Chinese Coolie that made plantation owner felt satisfied, even Chinese Coolie more emotional than the other labour. Because of their emotional character, they made disturbance oftentimes. In addition, the life of Chinese Coolie intend to be fooled by plantation owner with introducing them to gambling and opium. These things made they had not enough money anymore to go back to their hometown, and finally made them to be lasting coolie in plantation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42010
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Purbo Nurcahyo
"ABSTRAK
Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting, terutama bagi pertanian. Salah satu subsektor yang tumbuh secara cepat dalam sektor pertanian adalah subsektor perkebunan, terutama di Sumatera. Peningkatan output subsektor perkebunan ini mendorong adanya ekspansi perkebunan besar dalam hal luasan lahan. Berbagai macam izin usaha perkebunan baik perkebunan yang berada di luar kawasan hutan, maupun perkebunan yang berasal dari kawasan hutan dengan mudah diberikan dalam rangka peningkatan output tersebut. Akibatnya izin usaha perkebunan baru dengan luasan lahan skala besar semakin mengurangi porsi penguasaan dan penggunaan lahan masyarakat terutama petani, termasuk petani di perkebunan rakyat. Ketimpangan struktur pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan tersebut sangat mencederai rasa keadilan masyarakat terutama petani.
Di lain pihak, banyak lahan perkebunan skala besar tersebut yang diterlantarkan. Lahan-lahan terlantar tersebut bukan hanya berada pada lahan kritis, tetapi banyak pula yang merupakan lahan subur dan produktif, sementara banyak petani penggarap atau petani gurem yang tidak memiliki aset dan akses atas tanah. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mencari penyebab dari penelantaran lahan oleh pemilik lahan perkebunan skala besar di Sumatera. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kontribusi output subsektor perkebunan, peningkatan produktivitas subsektor perkebunan mendorong adanya perluasan lahan perkebunan yang baru dan berakibat pada penelantaran lahan perkebunan. Selain itu lahan-lahan perkebunan yang berasal dari pelepasan kawasan hutan juga menunjukkan kecenderungan untuk menjadi terlantar.

ABSTRACT
Land is one of the important factors of production, especially for agriculture. One of the rapidly growing sub-sectors in the agriculture sector is the plantation subsector, especially in Sumatra. Increase in output of this plantation subsector encourage large plantation expansion, in terms of land area. Permit in a wide range of plantation estates outside the forest areas, or plantations from forest areas easily be given in order to increase the output. As a result, new plantation business license with the large-scale of land area, further reducing the portion of the public land use, especially farmers, including smallholder farmers. Inequality of ownership structure, control, use and utilization of the land is wounded sense of justice, especially farmers. On the other hand, many of the large-scale plantations were abandoned. The abandoned land is not only located on marginal lands, but many of them are fertile and productive land while many tenant farmers or small farmers do not have assets and access to land. Therefore, this study aimed to find the cause of the land abandonment by the owner of a large-scale plantations in Sumatra. Results of this study showed that the increase in the plantation subsector output contribution, increase in productivity plantations subsector, encourage the expansion of new plantations and resulted in the abandonment of plantations. Besides, plantation land from forested areas also tended to be neglected.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T36782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batavia : Albrecht & Rusche
050 NO 49 (1911)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>