Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrika Irawati Hadibroto
"Seperti nama yang telah diuraikan dalam bab I, pengertian kebudayaan yang digunakan di sini adalah sebagai suatu sistim ide yang dianut bersama oleh para buruh wanita dalam pabrik. Sistim ide ini adalah dipelajari dan dienut bersana oleh para buruh wanita; dengan catatan, bahwa belum tentu sistim ide satu orang adalah sama dengan orang lain. kecuali itu, tiap orang ada batasnya untuk mengetahui seluruh sistim ide yang ada dalam pabrik. Dalam skripsi ini, sistim ide para buruh wanita dipereleh berdasarkan aturan yang ada talam pabrik, karena menyangkut kedudukan dan peranan wanita ini sebagai buruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Husni Arifin
"Munculnya pembagian kerja internasional baru (NIDL - New International Division of Labour) dan berbagai deregulasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk menarik investor asing maupun dalam negeri, menyebabkan pesatnya pertumbuhan pabrik-pabrik pasar dunia. Karakteristik utama dari pabrik-pabrik pasar dunia adalah penggunaan teknologi ban berjalan, padat karya, dan preferensi terhadap buruh perempuan. Preferensi pemodal terhadap buruh perempuan karena menganggap perempuan sangat memenuhi syarat dalam strategi penekanan biaya produksi. Proses akumulasi modal dilakukan dengan memanfaatkan ideologi gender dan patriarki yang telah mengakar di masyarakat. Akibatnya, buruh perempuan selalu rentan terhadap bentuk-bentuk eksploitasi dan subordinasi gender. Dalam pengertian ini, hubungan saling mendukung, interplay, dialektika, antara modal dan gender tidak dapat disangkal bermain di sini.
Karena itu, permasalahan utama penelitian ini adalah memeriksa kecenderungan subordinasi gender dalam diri buruh perempuan. Adalah Diane Elson dan Ruth Pearson yang mengemukakan hipotesa tentang tiga kecenderungan subordinasi gender sebagai hasil dari dialektika antara modal dan gender. Keeenderungan mengintensifkan, membusukkan, dan memunculkan kembali bentuk-bentuk subordinasi gender. Dalam memeriksa ketiga kecenderungan tersebut, analisa tidak hanya mefokuskan pada pengalaman kerja perempuan di pabrik, tapi diperiksa juga bangunan relasi gender di rumah tangga sebagai implikasi dari kerja pabrik-an. Dua analisa itu bukan merupakan bagian yang saling terpisah, melainkan suatu gabungan dalam memahami keeenderungan subordinasi gender buruh perempuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berperspektif gender dan berparadigma kritikal. Pemihakan, standpoint, adalah posisi yang diambil peneliti untuk mengungkap persoalan-persoalan perempuan yang tersembunyi. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara mendalam terhadap buruh perempuan serta anggota keluarganya sebagai sumber primer, yang ditentukan secara purposif dengan tehnik snow ball.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kerja pabrik-an dan implikasinya terhadap relasi gender di rumah memproduksikan kecenderungan subordinasi gender yang tidak dapat dikatakan seragam antara buruh perempuan lajang dan yang menikah. Melalui kerja pabrik-an, keduanya cenderung memunculkan kembali, recompose, bentuk subordinasi gender baru. Keduanya terperangkap di dalam lingkaran kontrol patriarki di pabrik. Walaupun begitu, kerja pabrik-an dapat memberikan otonomi relatif bagi buruh lajang menghadapi otoritas laki-laki di rumah, karena itu cenderung membusukkan, decompose, bentuk-bentuk subordinasi gender yang ada. Sebaliknya, bagi buruh berkeluarga, kerja pabrik-an cenderung me-intensifkan, intense, bentukbentuk subordinasi gender yang ada. Karena pengaruh otoritas laki-laki lain di pabrik dan dipikulnya beban Banda, double burden - sebagai penghasil utama nafkah keluarga dan sekaligus terbebani oleh kerja-kerja domestik.
Diskusi teoritik yang dapat dihasilkan adalah (1) strategi "pecah belah" terhadap kelompok buruh merupakan strategi efektif bagi pemodal untuk menjaga kelancaran akumulasi modal; (2) kerja pabrik-an, kerja upahan, berpotensi membebaskan perempuan dari subordinasi gender, tapi dengan prasyarat tumbuhnya kesadaran gender dalam diri perempuan; (3) tanpa diikuti kesadaran, kerja upahan hanya akan memediasi munculnya subordinasi gender daripada menghilangkannya; (4) analisa tentang kecenderungan subordinasi gender pada diri buruh perempuan, perlu mengkaitkan analisa pengalaman kerja perempuan di pabrik dengan implikasi kerja upahan terhadap relasi gender di rumah.
Rekomendasi yang diusulkan berdasarkan temuan-temuan penelitian, yaitu: (1) resistensi perempuan terhadap dominasi laki-laki melalui kerja upahan, harus didukung oleh unsur-unsur lain, seperti peningkatan tingkat pendidikan, menghindari pernikahan di usia dini, penurunan fertilitas, dan kesadaran gender. Dengan demikian dapat tercipta hubungan antara laki-laki dan perempuan yang egaliter, setara; (2) perlu mengembangkan konsep "perlawanan" (struggle) yang tidak hanya mempersoalkan persoalan ekonomi semata, tapi sebagai suatu cara untuk mengembangkan otonomi diri (self determination); (3) diperlukan intervensi negara untuk memberikan perlindungan, security, bagi buruh perempuan dari bentuk-bentuk subordinasi gender melalui kebijakan-kebijakan perburuhan; (4) perlu mendorong dan mendukung peningkatan kapasitas serikat-serikat buruh dalam membela dan memperjuangan kepentingan dan hak-hak buruh perempuan, partisipasi aktif buruh perempuan dalam kegiatan serikat buruh, dan kontinuitas serikat buruh (5) pendekatan GAD (Gender and Development) dengan strategi pengarusutamaan gender relevan dijadikan basis kebijakan pemerintah (Depnaker) soal perburuhan. Kaitannya terhadap penyelesaian isu-isu struktural perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Novrida S.
"Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu perubahan, yaitu peralihan dari satu kondisi kepada kondisi lainnya yang dianggap lebih baik secara terencana atau disengaja. Melalui pembangunan, gagasan-gagasan, metode-metode, teknik-teknik tertentu diintroduksi dan dikomunikasikan ke dalam kehidupan suatu masyarakat agar berbagai segi kehidupan dapat meningkat.
Konsepsi diatas rasanya relevan apabila diterapkan kepada situasi di negara Indonesia yang sedang giat-giatnya membangun. Sejak berdirinya pemerintahan Orde Baru, titik berat pembangunan terutama pada PJPT I, diberikan pada bidang ekonomi yang dinilai oleh sementara pihak dapat menjadi titik tolak bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan lainnya. Dalam pelaksanaan PJPT I tersebut, keberhasilan pembangunan memang telah dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, ditandai dengan adanya peningkatan berbagai aspek kehidupan, baik fisik maupun non-fisik.
Dewasa ini pembangunan memasuki tahap PJPT II dengan titik tekan pada pembangunan sumber daya manusia, yakni upaya menciptakan dan membentuk manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain didunia. Guna mencapai tujuan tersebut, sektor pendidikan memperoleh prioritas utama sebagai wahana strategis pembentuk manusia Indonesia yang berkualitas.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, selama pelaksanaan pembangunan dalam PJPT I masyarakat Indonesia mengalami laju perubahan yang cukup pesat. Disektor kependudukan, khususnya bidang ketenaga kerjaan proses pembangunan turut memacu minat wanita untuk memasuki pasar kerja, baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan, di sektor formal maupun sektor informal. Sebagai dampak pembangunan, citra wanita telah bergeser dan dituntut untuk mewujudkan peran ganda. Banyak kaum wanita tidak lagi hanya menyandang status atau predikat ibu rumah tangga, tetapi sekaligus sebagai pekerja yang memperoleh penghasilan tertentu. Kaum wanita, sejalan dengan upaya pelaksanaan pembangunan yang dapat mengisi dan menunjang pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Secara historis, keterlibatan wanita kedalam pekerjaan keluarga sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Dalam masyarakat pedesaan yang hidup dari sektor pertanian tampak, bahwa wanita memiliki andil yang besar dalam mendukung pekerjaan tersebut. Mulai dari menabur benih, penanaman, penyiangan, pemeliharaan sampai dengan pemetikan hasil panen dan pasca panen bahkan pemasaran, tidak terlepas dari keterlibatan peran wanita dalam mendukung pekerjaan itu."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T4974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Fidyany Ely
2000
S13717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai hubungan antara aktivitas dan tingkat kelahiran di kalangan wanita bekerja pada tahun 1970 sampai tahun 1985 di Perancis. Tujuannya ialah untuk memperlihatkan hubungan antara kedua hal tersebut selama tahun 1970 hingga tahun 1985, dengan dibatasi pada tingkat aktivitas wanita berdasarkan kategori sosioprofesional.
Dengan mengadakan Studi kepustakaan, data mengenai tingkat aktivitas wanita di semua kategori sosioprofesional, tingkat kelahiran dan data mengenai wanita bekerja dalam kaitannya dengan anak dan rumah tangga, dikumpulkan dan dianalisis.
Hasil pembahasan menunjukkan béhwa terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara aktivitas wanita bekerja dengan tingkat kelahiran di Perancis pada masa yang sama yaitu tahun 19T0-an hingga tahun 1980."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedy Mimi Laksmika Sari
"Terjunnya wanita ke dunia kerja di masa sekarang ini sudah merupakan hal yang umum dan dapat diterima, terutama di negara-negara maju seperti republik Federal Jerman (RFJ). Beberapa hal dan masalah yang berkaitan dengan pekerja wanita di RFJj telah menarik minat penulis untuk menjadikannya sebagai tema skripsi ini. Penulis memilih judul Buruh Wanita Di Republik Federal Jerman Dengan Permasalahannya, karena penulis ingin membatasi pembahasan hanya pada lingkungan kaum buruh wanita saja. Selain itu, permasalahan yang diketengahkan di sini memang terutama dialami oleh kaum buruh wanita, baik sebagai beiterin maupun sebagai weibliche Angestellte. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Indonesia, penulis menter_jemahkan kedua kata asing tersebut sebagai buruh wanita, karena keduanya bekerja di bidang usaba. Jika disesuaikan dengan istilah yang lebih umum berlaku di negara kita ini mungkin kata weibliche Angestellte dapat pula diterjemahkan sebagai karyawati. Beberapa kata asing terpaksa saya gunakan dalam bentuk aslinya, dengan tujuan untuk mempermudah dan mempersingkat penulisan dan pengertiannya_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Wahyu Hermanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan resiliensi antara buruh migran wanita korban kekerasan yang memilih kembali bekerja dan yang memilih untuk tidak kembali bekerja.Partisipan dari kelompok pertama sebanyak 34 orang, sedangkan dari kelompok kedua sebanyak 16 orang. Resiliensi diukur dengan menggunakan The 14-Item Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (2009) dan telah diadaptasi oleh Sihombing (2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor resiliensi di kedua kelompok (t = 9.738, p = 0.021). Dari wawancara terhadap beberapa partisipan, baik yang mau kembali bekerja ke luar negeri maupun yang tidak, ternyata alasan yang diungkapkan memang berbeda. Temuan ini sangat perlu ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang agar para wanita selaku buruh migran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum dikirim ke negara tujuan.

This study investigates resilience of Indonesian women migrant workers who had been victims of violence when they worked overseas and had then returned to Indonesia. They are from two segments: Those who choose to return to work overseas, and those who do not want to do so. Altogether 34 women from the first group participated in this study while the second group consisted of 16 women. Resilience was measured using the 14-Item Resilience Scale (RS-14) prepared by Wagnild and Young (2009) and had been adapted by Sihombing (2011) for Indonesian setting.
The results of this study indicate that there are significant differences between these two groups in terms of their resilience scores (t = 9,738; p = 0.021). Interviews with several of the participants reveal the reasons why they want or do not want to return to work overseas. These results have important implications on how the Indonesian women migrant workers should be prepared before they are sent overseas.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyulina
"Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana kondisi buruh perempuan di perusahaan dan apa strategi buruh perempuan untuk mempertahankan hidup keluarganya dalam krisis ekonomi. Teori yang digunakan adalah teori marginalisasi, status dan peran, serta pendekatan pembagian karja berdasarkan gender. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Tesa (nama samaran) di Mataram, Provinsi NTB menggunakan metode kualitatif berperspektif feminis. Subjek penelitian sebanyak 20 orang, terdiri dari 10 buruh harian dan 10 buruh borongan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh perempuan termarginalisasi di perusahaan dan tersubordinasi di dalam keluarga. Peran mereka sebagai faktor penentu kualitas produk dan dominasi jumlah mereka tidak sebanding dengan status mereka yang rendah. Akibatnya, dalam krisis ekonomi perusahaan dengan mudah mengistirahatkan mereka tanpa jaminan upah. Namun, mereka tetap mencari pendapatan di luar perusahaan untuk mempertahankan hidup keluarganya. Berbagai aktivitas mencari pendapatan dan memutuskan untuk kembali bekerja pada saat dipanggil oleh perusahaan pada saat krisis ekonomi, merupakan wujud dari peran perempuan yang sangat strategis dalam keluarga."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T10864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Nugroho Wicaksono
"ABSTRAK
Dalam Tesis ini Penulis akan membahas dan mengembangkan secara rinci yang mengenai bagaiman perlindungan Tenaga Kenja Wanita di Malaysia yang dalam hal sekarang-sekarang ini banyak terjadi polemic di dalam nya. Penulis juga ingin meneliti apakah UU No 39 Tahun 2004 yang berisi tentang perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri sudah benar diterapkan oleh pihak yang berwajib dalam hal penanganan Tenaga Kenja Indonesia khususnya Tenaga Ke1ja
Wanita.

Abstract
In this thesis author will discuss and develop in detail about how the protection of Women Workers in Malaysia are in this now-now this happens a lot in his
polemic. The authors also wish to examine whether the Act No. 39 of 2004 which contains about the protection of Indonesian migrant workers abroad are properly applied by the authorities in the case of Indonesia, particularly the handling of Manpower Employment for Women."
2011
T29389
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1981
S7350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>