Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S12888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Praginanto
"Tembakau adalah nama tanaman dari Genus Nicotia_na Tab acum, yang pada saa.t ini menjadi bahan pokok pembuatan rokok. Tanamin tembakau ini pertama kali di temukan oleh orang orang Eropa di benua Amerika, pada tahun 1492.Orang Eropa yang menemukan tanaman tembakau tersebut bernama Christopher Columbus. Seorang pelaut bangsa Itali yang terkenal, karena keberhasilan_nya dalam menemukan benua Amerika dan sebagai _ perin_tis dari penemuan jalan laut untuk berkeliling dunia (Morison, 1955:56,156,157).Sesungguhnya pada salt ditemuk an oleh C. Columbus penggunaan tembakau bukanlah merupakan hal yang baru bagi penduduk asli benua Amerika dan kepulauan 'ceki_tarnya, yang sekarang kita kenal dengan istilah orang Indian. Mereka telah menggunakan tembakau secara tu_run temurun sebagai obat dan kelengkapa.n upacara. Ne_reka percaya bahwa dengan menghisap asap tembakau, me reka akan terhindar atau sembuh dari penyakit- penya-"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1971
S12891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Outline: Hingga saat ini masyarakat Baduy masih terikat pada pikukuh (adat yang kuat) yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu pikukuh itu berbunyi lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung). Makna pikukuh itu antara lain tidak mengubah sesuatu, atau dapat juga berarti menerima apa yang sudah ada tanpa menambahi atau mengurangi yang ada. Insan Baduy yang melanggar pikukuh akan memperoleh ganjaran adat dari puun (pimpinan adat tertinggi. Pengalaman pikukuh yang taat menyebabkan masyarakat Baduy memiliki kearifan dalam mitigasi bencana. Buku ini merupakan abstraksi hasil penelitian dalam rangka Hibah Riset Kompetensi DIKTI tahun 2010. Secara umum mitigasi bencana diartikan sebagai perencanaan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap manusia. Mitigasi bencana merupakan kegiatan pertama dari tiga kegiatan utama dalam manajemen bencana, yakni kegiatan prabencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini. Dua kegiatan lainnya adalah saat terjadi bencana, mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan Search and Rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian; dan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Kegiatan pada tahap prabencana selama ini banyak dilupakan, padahal kegiatan pada tahap prabencana sangatlah penting karena mencakup baik perencanaan maupun pelaksanaan tindakan untuk mengurangi risiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi. Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui dan memahami serta mampu menyiasati cara hidup berdampingan dengan bencana."
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2010
305.899 22 CEC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM). Universitas Darma Persada.
050 LPPM 3 (1994)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rainy Harbiyanti Dewi. Ikhtisar sbb. Penelitian mengenai Gion matsuri di Tobata dan yatai (usaha dagang kaki lima) yang menyertainya telah dilakukan di Jepang dan Tobata khususnya, pada bulan Mei 2004-April 2005, tujuannya ialah memberi gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Gion matsuri, suatu kegiatan yang bersifat keagamaaan, dengan yatai yang merupakan kegiatan berdagang, sehingga dapat diketahui makna dari matsuri sebagai sarana perpaduan antara shinji ( kegiatan keagamaan yang dilakukan di Jinja, tempat pemujaan dewa Shinto) dan goraku ( hal yang menghibur dan menyenangkan perasaan orang atau hal bersuka ria )..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bra Baskoro
"Skripsi ini membahas masalah pemaknaan makam Imogiri bagi masyarakat Jawa. Penafsiran makna makam Imogiri akan dilakukan melalui penelitian terhadap mitos-mitos yang ada seputar makam Imogiri. Mitos-mitos tersebut merupakan petanda dari penanda konsep tertentu, yakni konsep kekuasaan, kesaktian dan kepercayaan. Berdasarkan pemahaman relasi antara mitos dan makam tersebut akan didapatkan makna makam dan nilai-nilai yang melatarbelakanginya. Permasalahan yang diangkat pada skripsi ini ada 3 hal. Pertama, Apakah makna makam Imogiri bagi masyarakat Jawa? Kedua, mengapa terjadi penambahan makna? Ketiga, faktor apakah yang menyebabkan terjadinya penambahan makna? Skripsi ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan. Bagian kedua adalah Gambaran Umum Makam Imogiri, ditinjau dari segi geografis, sejarah dan sosial-budaya. Bagian ketiga, merupakan analisa data penelitian. Bagian keempat adalah penutup atau kesimpulan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karolus Ngambut
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor lingkungan dan
perilaku masyarakat tentang malaria di Kecamatan Kupang Timur
Kabupaten Kupang. Dengan desain studi potong lintang, populasi peneli-
tian adalah seluruh rumah tangga di Kecamatan Kupang Timur dengan
metode simple random sampling dan diperoleh 185 rumah tangga yang di-
jadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan prevalens malaria klinis
adalah 108 (14,4%) pada satu tahun terakhir. Gambaran faktor lingkungan
rumah penderita malaria yaitu dinding rumah terbuat dari bebak dan papan
masing-masing 43,6% dan 7,9%. Selain itu, atap rumah terbuat dari alang-
alang atau daun lontar (21,1%). Sementara letak rumah dekat dengan bred-
ing places nyamuk anopheles, yaitu sawah dan lagoon sebanyak (84%).
Gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah menceggah malaria me-
nunjukkan 5,7% masyarakat tidak melakukan apapun untuk melindungi diri
dari gigitan nyamuk. Sebanyak 74,4% masyarakat kadang-kadang meng-
gunakan kelambu. Dalam hal perilaku pencarian pengobatan, sebanyak
49% masyarakat menggunakan obat tradisional, membeli obat di warung
terdekat dan ada yang tidak melakukan apapun. Selain itu, sebagian besar
penderita mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan setelah lebih dari
empat hari mendapat gejala. Disimpulkan bahwa kondisi fisik rumah dan
lingkungan sekitar rumah serta perilaku berisiko masyarakat merupakan
faktor determinan penting terjadinya terjadi malaria di wilayah Kabupaten
Kupang. Disarankan upaya preventif dengan perbaikan lingkungan rumah
dan promotif untuk perubahan perilaku perlu di perhatikan secara serius.
The aims of this research was to identify the environment factors and
the behavior factors related to the malaria in the. Using cross-sectional
study design, the population was all households in the Kecamatan Kupang
Timur Kabupaten Kupang. Used a simple random quota sampling method,
the number of 185 households were as a respondents. The results showed
the malaria prevalence was 108 (14.4%) in the past year. The environment
a condition which were consists of the homes of people with malaria were
made of bebak and boards 43.6% and 7.9% respectively. Besides that, the
Roofs house were made of palm leaves (21.1%). The location of the res-
pondent?s house was close to the breeding places which is rice fields and
lagoon are 155 (84%). In terms of the community behavior in control mala-
ria showed 5.7% of the community was not did anything to protect them-
selves from mosquito bites and 74.4% occasional community used mos-
quito nets have been distributed. Whereas in the case of treatment-seeking
behavior shows 49% people used a traditional medicine, bought drugs at a
nearby shop and there was not do anything. In addition, most of the mala-
ria suferer looked after the health care after more than four days have symp-
toms. We concluded that the physical and the environment factors as well
as behavior is an important determinant factors of malaria in Kupang.
Recommended preventive efforts with environmental improvements to the
house and promotif for behavior change is important."
Bidang Kajian Kesehatan Lingkungan Pusat Studi Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Kupang, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purnomo
"Kandungan Chemicals Oxygen Demand (COD) dan logam Cadmium pada air laut di Indonesia, dalam kisaran 123-398 ppm dan 0,024-0,044 ppm berada di luar batas yang diizinkan (COD ² 40 ppm dan Cd ² 0,01 ppm). Masyarakat Teluk Lampung setiap hari terpajan dengan ikan Kurisi (Nomipterus hexodon), ikan Kembung (Rastrelliger neglectus), dan ikan Tongkol (Auxis thazard) dengan kadar rata-rata kandungan cadmium 0,146; 0,144; dan 0,137 mg/kg. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis risiko dampak pencemaran cadmium pada ikan terhadap kesehatan masyarakat Pulau Pasaran yang berada tepat di hadapan Kota Bandar Lampung di Teluk Lampung. Disain studi yang digunakan adalah disain cross sectional dengan jumlah sampel 284 orang. Hasil
penelitian menemukan besar risiko gangguan kesehatan bagi masyarakat pulau Pasaran di Kota Karang-Bandar Lampung yang mengkonsumsi ikan tiga kali sehari adalah 0,574. Disamping itu, secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara besar risiko itu dengan faktor-faktor konsentrasi cadmium dalam ikan, laju asupan ikan, durasi pajanan, dan berat badan responden. Faktor yang berhubungan paling erat adalah konsentrasi cadmium dalam ikan dan durasi pajanan. Masyarakat pulau Pasaran kota Karang-Bandar Lampung telah berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat keracunan cadmium kronis yang dapat menyebabkan kerusakan sistem urinaria, respiasi, sirkulasi darah, jantung, kelenjar reproduksi, sistem penciuman dan kerapuhan tulang
This is a risk analysis research of the health impact of cadmium contamination in fish among the community in Pasaran Island. The Pasaran Island lies right across the Bandar Lampung City in the Lampung Bay. On average, the community in the island consumed fish 3 times a day. Study in 2004 reported three types of fishes that were regularly consumed and caught by the community around the Lampung Bay were contaminated by cadmium. Those contaminated fishes were the Kurisi fish (Nomipterus hexodon), Kembung fish (Rastrelliger neglectus), and Tongkol fish(Auxis thazard). In their daily life the community in the Pasaran Island were posed to the risk of exposure to cadmium from the fish (risk agent). This cross-sectional study on 284 samples of the population verifies that the health risk for the community at the Pasaran Island in the Karang-Bandar Lampung City is 0.574. Besides, statistical analysis showed that the risk is significantly related to factors such as concentration of cadmium in fish, rate of fish consumption, duration of exposure, and respondents body weight."
2008
03-17-913711446
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>