Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam tulisan ini penyusun akan mengemukakan peristiwa Sian sebagai pokok pembicaraan. Peristiwa Sian ini merupakan salah satu peristiwa yang pentin diantara segala peristiwa-peristiwa penting lainnya yang pernah terjadi dalam sejarah Cina modern, karena telah menghasilkan suatu persatuan untuk menghadapi bahaya dari luar antara dua partai yang selama itu selalu bertentangan. Cina masa itu berada dalam pemerintahan Partai Nasionalis (Kuomintang) yang berpusat di Nanking dengan hiang Kaishek sebagai pimpinan tertingginya. Selain Kuomintang, Kungchantang atau Partai Komunis Cina merupakan partai yang kedua, tetapi hubungan kedua partai ini tidak baik, bahkan sering kali sampai pada tingkat bentrokan bersenjata. Kuomintang yang merupakan partai yang berkuasa pada waktu itu"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S12842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Maulina
"Makalah ini membahas tentang salah satu peristiwa sejarah Cina yaitu Pembantaian Shanghai yang terjadi pada tahun 1927. Peristiwa sejarah ini dipenuhi dengan intrik politik dan perebutan kekuasaan pasca wafatnya Sun Yat Sen pada tahun 1925. Tubuh Guomindang terpecah menjadi dua yaitu sayap kiri yang dipimpin Wang Jingwei serta fraksi komunisnya dan sayap kanan yang dipimpin oleh Chiang Kaishek. Shanghai yang merupakan kota industri dan salah satu penggerak roda perekonomian Cina pada saat itu diyakini Chiang Kaishek sebagai jalan keluar atas kebutuhan finansial Chiang untuk mendirikan pemerintahannya di Nanjing dan menandingi pemerintahan Wang Jingwei di Wuhan. Peristiwa yang direncanakan oleh Chiang Kaishek ini terjadi dini hari tanggal 12 April, menyebabkan ribuan nyawa kaum komunis tewas dan kejadian ini menandakan berakhirnya koalisi antara Guomindang dan Gongchandang.

This paper discusses about one of the past events in China‟s history called The Shanghai Massacre which occurred in 1927. This event is filled with politic conspiracy and power struggle between the two wings of Guomindang which split into left wing led by Wang Jingwei and his communist fraction and right wing led by Chiang Kaishek. This dissension happened right after the death of Sun Yat Sen in 1925. Shanghai, which is an industrial city and also play an important role of economic growth in China, believed by Chiang can help him build his own government in Nanjing in order to compete against Wang Jingwei‟s government in Wuhan. The massacre itself was planned by Chiang Kaishek, it occurred dawn on April 12th causing thousands of communist lives in Shanghai killed. The effect of Shanghai Massacre was destroyed the alliance between Guomindang and Gongchandang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Akbar
"Pada mulanya peristiwa kematian mantan Sekjen PKC Hu Yaobang bukanlah sebuah peristiwa istimewa. Tetapi ketika upacara perkabungannya berubah menjadi sebuah demonstrasi mahasiswa yang makin marak hari demi hari, dunia pun jadi memperhatikannya. Sejak pertengahan April 1989 sampai tujuh pekan lamanya, Tiananmen menjadi perhatian dunia. Televisi menyiarkannya, berbagai media cetak pun menjadikannya sebagai berita yang selalu hangat. 4 Juni 1989, ketika perhatian dunia mulai surut menyaksikan rutinitas yang terjadi di sana, seiring dengan surutnya semangat pelaku demonstrasi yang kelelahan, segalanya mendadak berubah. Tiananmen kembali menjadi berita utama di berbagai media. Pembantaian. Itulah yang kemudian menjadi topik utama, bukan lagi demonstrasi mahasiswanya. Penulis yang sejak awal memang mengikuti perkembangan peristiwa di Tiananmen dengan seksama, mencoba mencari apa yang sebenarnya terjadi di balik peristiwa 4 Juni itu. Akhirnya, skripsi inilah yang menjadi sarana penulis untuk mengungkapkan berbagai kesimpulan yang dikumpulkan dari berbagai informasi, dan, wawancara dengan salah seorang mahasiswa Beijing yang terlibat langsung dalam gerakan itu. Dan akhirnya penulis menyimpulkan, sebab utama terjadinya pembantaian di Tiananmen adalah: Faksionalisme, pertentangan antar elit yang sejak dulu selalu mewarnai perjalanan politik di negeri semilyar jiwa itu. Dan Cina, ternyata memang selalu menarik untuk dikaji, banyak peristiwa tak terduga terjadi di sana, salah satunya, ya Peristiwa Tiananmen itulah."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S12816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taiwan: United Pascific International, 1983
R 951.249 REP
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Cambridge University Press, 2006
951 CAM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fitzgerald, C.P.
London: Cresset Press, 1958
951.04 FIT f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Latourette, Kenneth Scott
Melbourne: Penguin Books, 1954
951.04 LAT h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Loewe, Michael
New York: Frederick A. Preager, 1965
951 LOE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Agusta
"ABSTRAK
Masa pertengahan abad XIX banyak terjadi pergolakan dalam negeri di Cina. Salah satunya yang terbesar adalah Gerakan Taiping. Gerakan ini hampir menggulingkan dinasti Qing yang sedang berkuasa saat itu. Munculnya tokoh Zeng Guofan yang menjadi panglima perang sekaligus memadamkan gerakan Taiping, menjadi topik dalam skripsi ini. Zeng Guofan menghimpun tentara gabungan Qing dan milisi daerah untuk membentuk kekuatan baru dalam menggulingkan gerakan Taiping. Dasar yang menjadi prinsip kebijakannya adalah Neo-Kunfusionisme Song. Sebelumnya, Zeng telah memperoleh pendidikan hingga tingkat tertinggi dan menjabat berbagai kedudukan tinggi di pemerintahan.

"
1989
S13024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Sawitri Ekapartiwi
"Kaum Ksim di Cina menjelang akhir Dinasti Qing. Kaum kasim adalah sekelompok atau segolongan laki-laki yang te1ah menjalani 'pengebirian' sebagai bagian dari kodratnya. Kelompok ini muncul dalam jumlah yang cukup besar di negara Cina sejak zaman dinasti Zhou (+1122-256 BC) hingga hancurnya dinastiitu (16144-1912). Pada jaman 1416, pengaruh kaum kasim tidak la_gi sebesar seperti jaman dinasti-dinasti sebelumnya. Penulis mengambil jaman peralihan dari dinasti ke republik, yaitu jaman dinasti Qing ke pemerintahan moderen, dapat mewakili kaum kasim keseluruhan di negeri itu. Pada awalnya kaum kasim merupakan orang-orang hukuman yang dihukum rata, secara perlahan-lahan dengan jalan mengebiri alat vital mereka. Namun hukuman ini tidak membuat mereka segera arti seperti yang diharapkan para penguasa, sehingga bebera_pa penguasa mengambil kebijkasanaan untuk memakai tenaga mereka. Pada jaman dinasti Tang (610--907) pengaruh dan kedudukan mereka semakin berkembang luas, hal ini disebabkan campur tangan per_maisuri atau ibusuri. Dorongan yang terkuat untuk memporkokoh kedudukan mereka datang dari kaisar yang masih kanak-kanak atau kaisar yang tidak bijaksana, dengan menunjuk kaum kasim ini dengan penasehat/menteri, bahkan kadang-kadang mewakili kaisar menemui pejabat--pejabat pemerintah lainnya. Kesempatan seperti ini merupakan peluang besar bagi kaum kasim untuk mengorgani_sir kelampoknya ke dalam satu wadah politik dengan nama Tian Li Jiao (organisasi Jalan Surga). Ambisi politik kaum kasim kadang berhasil, tetapi kebanyakan tenggelam dalam persaingan pribadi. Mereka yang kalah dalam persaingan biasanya dibunuh, begitu te_rus menerus dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Gejolak pemberontakan dan runtuhnya satu dinasti dapat dikatakan sebagai akibat adanya kaum kasim ini. Ibusuri Ci Xi, kasim An Dehai dan Li Lianying adalah tiga serangkai pendukung runtuhnya kejayaan dinasti-dinasti di Cina. Ambisi politik dan keporcayaan Ibusuri Ci Xi yang be_sar terhadap dua kasim terdekatnya, tidak lagi dapat memperko_koh pemerintah Qing yang memang telah keropos. Kehancuran moral, pejabat-pejabat banyak yang korupsi, kaisar yang dikendalikan ibusuri, dan kaum kasim yang terlalu banyak ikut campur semakin membawa ke puncak kehancuran. Dinasti Qing hanya tinggal namanya saja"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>