Ditemukan 51001 dokumen yang sesuai dengan query
Rita Asmara
"
ABSTRAKPenulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, diharapkan pula dapat memberikan gambaran kepada pembaca me_ngenai tokoh Hong Xiuquan dan peranannya dalam pemberontakan Taiping (1850-1864). Dalam membahas skripsi ini, penulis mengguna_kan pendekatan yang bersifat deskriptif analistis dengan metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari buku-buku yang berisikan tentang masalah.tersebut. Hasil penelitian dari sumber bacaan tersebut di atas, penulis rangkaikan menjadi suatu karangan yang membahas studi sejarah Cina. Dalam tulisan penulis menitik beratkan pada Peranan Hong Xiuquan Dalam Pemberontakan Taiping...
"
1986
S12961
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indriana Agusta
"
ABSTRAKMasa pertengahan abad XIX banyak terjadi pergolakan dalam negeri di Cina. Salah satunya yang terbesar adalah Gerakan Taiping. Gerakan ini hampir menggulingkan dinasti Qing yang sedang berkuasa saat itu. Munculnya tokoh Zeng Guofan yang menjadi panglima perang sekaligus memadamkan gerakan Taiping, menjadi topik dalam skripsi ini. Zeng Guofan menghimpun tentara gabungan Qing dan milisi daerah untuk membentuk kekuatan baru dalam menggulingkan gerakan Taiping. Dasar yang menjadi prinsip kebijakannya adalah Neo-Kunfusionisme Song. Sebelumnya, Zeng telah memperoleh pendidikan hingga tingkat tertinggi dan menjabat berbagai kedudukan tinggi di pemerintahan.
"
1989
S13024
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Segal, Gerald, 1953-
New York: St. Martin's Press, 1992
303.495 1 SEG f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1999
S25789
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maria Dian Patriani
"Novel berjudul Hong Lou Meng (Impian Kamar Merah) adalah salah sate novel besar yang ditulis oleh Cao Xueqin pada masar dinasti Qing. Dalam novel sepanjang 120 bab ini, tokoh 'utamanya, Jia Baoyu, disertai. tokoh-tokoh andalan, Lin Taiyu dan Xue Bao_zhai serta tokoh-tok.oh bawahan yang banyak ditampilkan oleh Cao berturut-turut melalui keanekaragaman cerita dan rangkaian-rangkaiann peristiwa. Can Xuegin sendiri berasal dari kalangan keluarga elit. Ia diperkirakan lahir antara, tahun 1716 dan 1718. Ke1uarga Cao yang memiliki latar belakang sastra yang kuat menjadikan Can seoranq penulis prosa yang handal. Novel karya Cao Xuegin .ini mencerita_kan tentang keadaan sebuah keluarga bangsawan elit Jia yang meliputi berbagai segi, tenutama dalam hal sosial, religi dan moral. Keluarga Jia dalam novel. Hong Lou Meng adalah gambaran tentang keluarga-keluarga Cina tardisional yang ada dalam masya_rakatnya, yaitu keluarga yang menganut sisstern Patriarkhat dan mernakai konfusius sabagai dasar moral dalam kehidupan sehari-_hari. Skripsi ini bertuj uan untuk memperlihatkan sikap--sik.ap Xueqin terhadap Kon fusianisme. Cap Xuegin mangambil konfusianisme sebagai titik tolak untuk rnengembangkan ceritanya. Tetapi apa yang digambarkan Cao tidak sepenuhnya mendukung Konfusianisme karena pada banyak peristiwa, dia menampilkan ketidaksetujuan terhadap Konfusianisme. Analisis antariq Hong Lou Meng ini akan berkisar pada aspek moral konfusius yang barhubungan dengan sikap pro dan kontra yang menyangkut perkawinan dan moral."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13048
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lilysagita Tjahjadi
"Penulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana, diharapkan pula dapat memberi penerangan yang lebih jelas lagi mengenai sejarah Cina kepada pembaca. Penulis pada saat mengadakan penelitian terhadap masalah tersebut diatas, menggunakan metode penelitian pustaka. Penulis merasa, meskipun penggunaan metode penelitian semacam ini kurang begitu memuaskan, karena data yang penulis peroleh dari bahan bacaan yang dikarang oleh pengarang yang berbeda kadang-kadang tidak sama, hingga agak menyulitkan penulis dalam memilih buku-buku yang terpercaya, tetapi metode inilah yang terpaksa penulis pilih. Hasil penelitian dari sumber bacaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13064
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Chew, I. W. H.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1986
951.034 CHE t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Raisha Adistya Pramita
"Gerakan sosial tidak hadir secara tiba-tiba; ia muncul sebagai respon atas ketidakadilan terkait permasalahan sosial dan politik yang dihadapi. Begitu pun yang dialami oleh jutaan masyarakat sipil pro-demokrasi Hong Kong di tahun 2019 hingga kemudian mereka bergerak melawan RUU Ekstradisi yang dapat mengizinkan Hong Kong untuk menyerahkan warganya ke daratan Tiongkok agar diadili. Intensitas kebertahanan gerakan ini pada akhirnya dapat secara efektif menekan pemerintah untuk melakukan tuntutan utama gerakan, yakni dibatalkannya RUU Ekstradisi. Penelitian ini akan melihat mengapa Gerakan Anti RUU Ekstradisi 2019 dapat menekan pemerintah untuk mengabulkan tuntutan utama gerakan dengan melihat kemunculan dan proses mobilisasi gerakan. Gerakan ini dapat muncul setidaknya karena kesempatan politik yang ada seperti sistem politik semi terbuka; adanya ketidakseimbangan relasi kuasa; sekaligus konflik elit politik Hong Kong. Struktur gerakan yang terdesentralisasi, serta cara partisipan gerakan mobilisasi sumber daya yang ada mampu memberikan efektifitas dalam mempertahankan gerakan dan memberikan dampak maksimal pada pemegang otoritas. Tidak adanya dukungan dari elit bisnis kepada pemerintah Hong Kong dan keterlibatan Internasional dalam mendukung gerakan juga menjadi kondisi kontekstual yang membuat RUU Ekstradisi berhasil dicabut.
Social movements do not appear suddenly; they emerged as a response to injustice related to the social and political problems that are faced. The same thing happened to millions of Hong Kong's pro-democracy civil society in 2019 when they moved against an extradition bill that would allow Hong Kong to turn its citizens over to mainland China for trial. The intensity of this movement's resilience can effectively pressure the government to annul the Extradition Bill. This study will analyze why the 2019 Anti Extradition Bill Movement can pressure the government to grant the movement's main demands by looking at the emergence and mobilization process of the movement. This movement could occur because of the existing political opportunities such as a semi-open political system; power relations imbalances; and conflicts between Hong Kong's political elites. The decentralized structure, as well as the way participants mobilize existing resources, are able to provide effectiveness in maintaining the movement and providing maximum impact. The absence of business elite support for the Hong Kong government and international involvement in supporting the movement also became a contextual condition that made the Extradition Bill successfully be annulled"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Megiasari Maksum
"
ABSTRAKKebiasaan footbinding adalah kebiasaan mengikat kaki hingga kecil yang dikenal dikalangan wanita tradisional Cina sejak zaman dinasti Tang (608-907) dan berakhir pada awal kekuasaan dinasti Qing (1900).
Kebiasaan ini berubah fungsinya sesuai dengan perkembangan zaman dan akhirnya menjadi suatu bentuk kebudayaan yang unik dan hanya terdapat di negara Cina.
Pada awalnya kebiasaan ini diterima masyarakat sebagai sesuatu kebiasaan yang menguntungkan dan sangat digemari. Tapi lambat laun akhirnya masyarakat mulai menyadari bahwa kebiasaan ini bukanlah suatu kebiasaan yang patut ditiru karena juga dapat berakibat buruk.
Kedatangan missionaris dan gerakan emansipasi wanita memberi awal bagi perubahan pola pemikiran masyarakat tradisional kepada pemikiran modern. Kebiasaan mengikat kaki yang tadinya sangat digemari akhirnya mulai ditentang pada awal tahun 1900 dan dikenal dengan nama gerakan anti footbinding. Masyarakat, politikus, pemuka masyarakat dan pejabat pemerintahan lainnya juga turut membantu gerakan ini. Gerakan ini akhirnya dianggap berhasil pada awal revolusi di Cina. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya beberapa penelitian di desa-desa di Cina.
"
1990
S13050
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Priyanto Wibowo
"
ABSTRAKPeristiwa gerakan Lompatan Jauh ke Depan (Dayuejin) menjadi penting dalam sejarah Cina, karena gerakan tersebut dilakukan oleh pemerintah baru RRC untuk mencapai komunis_me dan meningkatkan status perekonomiannya. Segala cara dan upaya dilakukan oleh pemerintah RRC dalam mencapai tujuan ini melalui gerakan Lompatan Jauh ke Depan. Dalam skripsi ini akan digambarkan bagaimana pemerintah RRC mengingin_kan kemajuan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan poli_tik dalam waktu singkat melalui gerakan yang melibatkan massa rakyat ini..
Skripsi ini bertujuan memaparkan kembali peristiwa gerakan tersebut. Dengan dipaparkannya kembali peristiwa tersebut, maka paling tidak akan diperoleh dua manfaat: dapat lebih memahami peristiwa sejarah yang terjadi pada periode Cina modern tersebut.
"
1986
S13093
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library