Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexandra Sawitri Ekapartiwi
"Kaum Ksim di Cina menjelang akhir Dinasti Qing. Kaum kasim adalah sekelompok atau segolongan laki-laki yang te1ah menjalani 'pengebirian' sebagai bagian dari kodratnya. Kelompok ini muncul dalam jumlah yang cukup besar di negara Cina sejak zaman dinasti Zhou (+1122-256 BC) hingga hancurnya dinastiitu (16144-1912). Pada jaman 1416, pengaruh kaum kasim tidak la_gi sebesar seperti jaman dinasti-dinasti sebelumnya. Penulis mengambil jaman peralihan dari dinasti ke republik, yaitu jaman dinasti Qing ke pemerintahan moderen, dapat mewakili kaum kasim keseluruhan di negeri itu. Pada awalnya kaum kasim merupakan orang-orang hukuman yang dihukum rata, secara perlahan-lahan dengan jalan mengebiri alat vital mereka. Namun hukuman ini tidak membuat mereka segera arti seperti yang diharapkan para penguasa, sehingga bebera_pa penguasa mengambil kebijkasanaan untuk memakai tenaga mereka. Pada jaman dinasti Tang (610--907) pengaruh dan kedudukan mereka semakin berkembang luas, hal ini disebabkan campur tangan per_maisuri atau ibusuri. Dorongan yang terkuat untuk memporkokoh kedudukan mereka datang dari kaisar yang masih kanak-kanak atau kaisar yang tidak bijaksana, dengan menunjuk kaum kasim ini dengan penasehat/menteri, bahkan kadang-kadang mewakili kaisar menemui pejabat--pejabat pemerintah lainnya. Kesempatan seperti ini merupakan peluang besar bagi kaum kasim untuk mengorgani_sir kelampoknya ke dalam satu wadah politik dengan nama Tian Li Jiao (organisasi Jalan Surga). Ambisi politik kaum kasim kadang berhasil, tetapi kebanyakan tenggelam dalam persaingan pribadi. Mereka yang kalah dalam persaingan biasanya dibunuh, begitu te_rus menerus dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Gejolak pemberontakan dan runtuhnya satu dinasti dapat dikatakan sebagai akibat adanya kaum kasim ini. Ibusuri Ci Xi, kasim An Dehai dan Li Lianying adalah tiga serangkai pendukung runtuhnya kejayaan dinasti-dinasti di Cina. Ambisi politik dan keporcayaan Ibusuri Ci Xi yang be_sar terhadap dua kasim terdekatnya, tidak lagi dapat memperko_koh pemerintah Qing yang memang telah keropos. Kehancuran moral, pejabat-pejabat banyak yang korupsi, kaisar yang dikendalikan ibusuri, dan kaum kasim yang terlalu banyak ikut campur semakin membawa ke puncak kehancuran. Dinasti Qing hanya tinggal namanya saja"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Molen, Willem van der
"The sometimes precarios position of the Chinese in Indonesia has a long history. The (most probably) nineteenth-century author, Apdul Mutalip, advocated a more balanced view by pointing out some fundamental contributions the Chinese had made to the welfare of the Javanese; he also demonstrates that their presence in Java has a basis in law. Although seems like a poem in Jabanese metre, his Sajarah Cina, written in Javanese, is remarkble not only for its subject matter but also for the way the material is presented, in a rhetoric unknown to exist in Javanese literature by most scholars."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
"ABSTRAK
Perubahan politik luar negeri Cina, yang terjadi sejak 50an hingga 80an, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor. Selama ini faktor yang menonjol dan selalu dijadikan acuan banyak kalangan adalah adanya kaitan antara politik dalam negeri yang merupakan cerminan politik luar negerinya. Padahal sebenernya banyak faktor lainnya yang menjadi penentu perubahan kebijakan politik luar negeri Cina. Salah satu hal yang menjadi indikasi kuat adalah faktor internasional yang ikut mempengaruhi politik luar negeri Cina.
Atas dasar hal tersebut diatas, tulisan ini bermaksud mencari kejelasan, apakah memang benar faktor internasional menjadi penentu kebijakan luar negeri Cina, ataukah ada faktor lain yang lebih penting.
Untuk mencari dan menguji kebenaran tersebut, dalam menulis makalah ini digunakan metode penelitian melalui telaah kepustakaan dengan menggunakan bahan primer maupun sekunder. Dengan meneliti dokumen maupun bahan-bahan lainnya, maka diharapkan akan dapat diperoleh asumsi baru mengenai faktor penentu politik luar negeri Cina.
Ternyata setelah melalui telaah yang lebih teliti mengenai sejarah dalam negeri Cina maupun kegiatan Cina di dunia internasional, dapat di ambil kesimpulan bahwa memang faktor domestik dan internasional, dapat diambil kesimpulan bahwa memang faktor domestik dan internasional berperan. Tetapi yang lebih penting lagi ternyata adalah adanya beberapa faktor yang terbentuk oleh pengalaman sejarah yang berasal dari konsep pemikiran. Faktor-faktor penentu tersebut adalah faktor historis, Cina sebagai kekuatan yang tidak puas, ideologi anti imperialisme, teori tiga dunia serta konfliknya dengan Uni Soviet."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Riska
"Fujian Tulou (福建土楼)merupakan komplek bangunan tradisional orang Hakka yang berada di Provinsi Fujian (福建省), Tiongkok. Salah satu bangunannya yang terkenal bernama Zhencheng Lou (振成楼). Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bangunan Zhencheng Lou (振成楼)dan sebab/alasan yang membuat Zhencheng Lou (振成楼)mendapat julukan sebagai ?Tulou Wangzi (土楼王子)? yang berarti ?Pangeran Tulou‟.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi lapangan dan metode kepustakaan. Bangunan ini mendapat julukan sebagai "Pangeran Tulou" karena karakteristik bangunannya yang sangat unik dan khas. Bangunan ini dibangun berdasarkan konsep-konsep tradisional Tiongkok seperti ilmu fengshui ( 风水) dan konsep 8 trigram/bagua (八卦), serta memadukan arsitektur bangunan Tiongkok dan Barat dengan sangat harmonis, sehingga bangunan ini dianggap sebagai representasi tulou(土楼)yang terbaik. Zhencheng Lou(振成楼) merupakan salah satu dari puluhan ribu tulou(土楼) yang berada di Kabupaten Yongding (永定县), Provinsi Fujian(福建省), Tiongkok yang paling menarik, megah, dan istimewa sehingga layak dijuluki sebagai ?Pangeran Tulou‟ oleh penduduk setempat.

Fujian Tulou(福建土楼) is a traditional building area of Hakka people located in Fujian Province (福建省), China. On of its famous building called Zhencheng Lou (振成楼). The purpose of this study is to describe the whole things about Zhencheng Lou (振成楼) building and to understand why Zhencheng Lou (振成楼)called as "The Prince of Tulou".
The method of this study is field research method and litterature study. This building called as ?The Prince of Tulou‟ because of its unique characteristic. This building is constructed based on Chinese traditional concepts such as fengshui (风水) and the 8 trigrams/bagua (八卦) concept, and integrate the building architechture between Chinese and Western harmoniously, therefore it is considered as the best tulou(土楼) representative. Zhencheng Lou (振成楼)is one of thousands tulou(土楼)located in Yongding county (永定县), Fujian Province (福建省), China that the most attractive, luxurious and special so it is worthy called as "The Prince of Tulou".
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
"ABSTRAK
Dasar pemilihan topik skripsi ini adalah, karena Serikat Rahasia merupakan salah satu hal yang unik dari sejarah Cina. Serikat Rahasia sebagai organisasi yang - anggotanya sebagian besar adalah orang miskin dan kurang pendidikan, dapat melakukan gerakan yang berwawasan ke-bangsaan, walaupun dalam hal ini masih terbatas pada pengertian sebagai bangsa Hat, bukan bangsa Tiongkok.Dalam Bab I yang merupakan pendahuluan, dan Bab II, diuraikan dengan terinci asal usul dan seluk beluk Seri_kat Rahasia di Cina. Penguraian meliputi hal-hal ; sejarah kelahiran Serikat Rahasia, faktor-faktor pendorong timbulnya Serikat Rahasia, tujuan dan bentuk kegiatannya, keanggotaan dan sistem organisasinya, ritual, sumpah dan upacara pelantikan anggota, wanita dalam Serikat Rahasia, kartu anggota, bahasa_rahasia, serta sanksi atau sistem hukuman dalam Serikat Rahasia. Gerakan yang dilakukan Serikat Rahasia pada abad XIX diuraikan dalam Bab III. Dalam kaitan ini diuraikan pula latar belakang keadaan sosial, ekonomi, dan politik Cina pada masa itu, sehingga dapat memperjelas hu_bungan keadaan tersebut dengan perkembangan dan gerakan Serikat Rahasia di Cina. Beberapa gerakan yang dianggap cukup berhasil dalam sejarah Cina, diambil sebagai con_toh untuk menunju kan sejauh mana peranan Serikat Raha_sia dalam sejarah pergerakan rakyat Cina.Revolusi 1911 yang merupakan perbatasan antara sejarah Cina tradisional dan moderen, dijadikan puncak pengamatan peranan Serikat Rahasia dalam sejarah Cina. Serikat Rahasia sesudah periode ini tidak banyak berinisiatif dalam melakukan gerakan, karena perannya telah diambil alih oleh organisasi profesional maupun oleh or-ganisasi politik, yang berkembang sejalan dengan perkem_bangan sosial, ekonomi dan politik Cina. Serikat Rahasia sejak saat ini lebih menonjol dalam kegiatan kriminal, walaupun hal ini sebenarnya sangat bertentangan dengan tujuan awal terbentuknya Serikat Rahasia di Cina.

"
1986
S13069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Wicaksono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015
951.04 MIC r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhardini
"Cina, dengan kebudayaan yang sangat tua, jumlah penduduk terbanyak dan luas wilayah nomer tiga di dunia adalah sebuah negara yang menarik perhatian dunia dan menjadi semakin lebih menarik lagi dengan politik isolasinya. Selama berabad-abad, dunia mengetahui pasang surut pergantian dinasti yang diikuti dengan peperangan, kekacauan dan kelaparan lewat berbagai versi dan analisa. Tidak kurang pula berbagai macam tulisan yang mengupas tentang perubahan sosial, politik dan ekonomi di dalam masyarakat Cina yang terjadi sebagai akibat pergantian dinasti tersebut. Politik isolasi yang dijalankan di Cina menimbulkan berbagai analisa dari orang luar tentang apa yang terjadi di Cina. Berbagai perubahan dan penafsiran atas perubahan tersebut sesungguhnya tidak dapat meninggalkan sebuah kenyataan, bahwa penduduk Cina pada dasarnya adalah petani."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Chandra
"Peranan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) Cina dalam sistem sosial-politik di RRC merupakan suatu gambaran mengenai hubungan sipil-militer di negara tersebut. Sebagai alat Partai (Partai Komunis Cina), TPR bukan hanya berfungsi sebagai kekuatan militer semata-mata, mereka juga senantiasa dilibatkan untuk membantu Partai dalam menerapkan berbagai kebijaksanaannya pada rakyat, misalnya menjadi alat mobilisasi politik, motivator pembangunan sosial-ekonomi di dalam masyarakat, dll. Oleh karena itu, TPR senantiasa dianggap sebagai tentara profesional-revolusioner, dalam arti bahwa TPR merupakan tentara-tentara profesional yang setia kepada tujuan revolusioner. Sejalan dengan program profesionalisasi militer yang dikembangkan sejak awal pemerintahan RRC, terjadi perdebatan di kalangan pimpinan RRC mengenai sejauh mana TPR harus tetap terlibat dalam tugas-tugas nonmiliter. Hal itu telah dikaitkan dengan keseimbangan merah dan ahli dalam konteks politik Cina. Demikianlah, berbagai keterlibatan dan intervensi TPR dalam politik RRC telah mewarnai hubungan sipil-militer di negara tersebut antara tahun 1949-1969."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azmirawati
"Skripsi ini menyimpulkan bahwa sistim pemilikan tanah yang tidak merata di Cina menimbulkan berbagai macam akibat, seperti pemberontakan melawan tuan tanah, pemerintah maupun kekuatan-ke_kuatan lainnya. Pemimpin PKC menjalankan pembaruan sistim pemilikan tanah tidak saja untuk merubah kehidupan para petani tetapi juga untuk menarik massa petani agar mendukung Partai. Kekuatan massa peta_ni ini digunakan sebagai kekuatan utama dalam menjalankan perjuangan revolusioner. Tahap ini dianggap sebagai langkah awal dari program komunis dalam menjalankan pembaruannya di segala bidang. Akhirnya dapat disimpulkan dari penulisan skripsi ini, bahwa gerakan perubahan sistim pemilikan tanah (1950-1953) ternyata hanya mampu untuk merubah sebagian kecil saja dari kehidupan petani-petani Cina. Hal ini disebabkan karena Partai terlalu tergesa-gesa untuk melanjutkannya dengan sistim Kolektivisasi yang menasionalisasikan seluruh tanah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>