Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61661 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Faozi
"ABSTRAK
Corak pemikiran Islam sangat jelas dalam kehidupan rakyat Palestina. Hal itu erat hubungannya dengan eksistensi Palestina yang memiliki corak budaya religius dan merupakaa pusat sejarah ajaran agama-agama monotheis besar dunia; Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Perlawanan Islam terhadap Zionisme Israel sudah aria sejak dekade tahun 1930-an, ketika terjadi konflik terbuka besar-bosaran antaru rakyat Arab dan Israel di Palestine Namun perlawanan tersebut dapat dipatahkaa.
Perlawanan Islam muncul kembali di tahun 1987 saat tarjadi ledakan Intifadah, aksi perlawanan sipil rakyat semesta yang dipelopori gerakan Islam HAMAS.
HAMAS merupakan cabang gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam terbesar yang pengaruhnya hampir meliputi aeluruh wilayah Timur Tengah
HAMAS memiliki kekhususan tersendiri karena dibentuk sebagai cabang Ikhwanul Muslimin yang disesuaikan dengan kondisi permasalahan Palestina
Gerakan HAMAS memiliki kedudukan tersendiri di tengah kelompok_kelompok perjuangan Palestina yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua kubu, kelompok nasionalis dan gerakan Islam. HAMAS merupakan bagian dari kelompok kedua
HAMAS menjadi kelompok alternatif bagi rakyat Palestina yang menghendaki perlawanan terhadap pendudukan Israel dengan jalan perjuangan Islam. Hal tersebut berhubungan dengan kuatnya pengaruh agama dalam kehidupan rakyat Palestina, terutama dalam kehidupan umat Islam.
Keberadaan gerakan HAMAS dalam kehidupan rakyat Palestina memiliki pengaruh yang cukup besar. Gerakan ini telah melakukan upaya pemberdayaan rakyat Palestina di daerah pendudukan, sehingga mereka mampu melakukan aksi perlawanan Intifadah.

"
1995
S13183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Muttaqin
"Cara pandang satu media dengan media lain dapat berbeda meskipun peristiwa yang dilaporkan sama. Perbedaan cara pandang itu juga berpotensi terjadi pada berita yang dijadikan sumber dan terjemahannya. Penelitian ini membahas pembingkaian ulang dalam penerjemahan berita mengenai perang Israel-Hamas dalam koran Kompas yang berbahasa Indonesia, yang diterjemahkan dari kantor berita berbahasa Inggris Associated Press (AP). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana pembingkaian ulang dilakukan oleh Kompas ketika menerjemahkan teks berita dari AP. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan berorientasi produk karena menggunakan teks terjemahan sebagai fokus utama analisis dan untuk menarik simpulan. Analisis dilakukan dengan teori pembingkaian ulang dan teori appraisal. Kompas dan AP dipilih sebagai sumber data karena dua media itu memiliki kualitas dan pengaruh yang besar di lingkup masing-masing. Analisis pada data menghasilkan beberapa kategori temuan. Pertama adalah satuan analisis (n=123) yang dibagi menjadi kategori nonappraisal (n=72) dan appraisal (n=51). Kedua adalah pergeseran penilaian sumber-sumber evaluatif yang dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Israel dan Hamas sebagai entitas, tindakan Israel dan Hamas, serta pendukung Israel dan Hamas. Ketiga adalah bahwa Kompas cenderung mengamplifikasi penilaian terhadap Israel dari negatif menjadi lebih negatif, sementara memandang Hamas dalam bingkai yang lebih positif terutama dalam penerjemahan nama kelompok ini. Hasil analisis mengindikasikan bahwa Kompas berupaya memenuhi ekspektasi pembaca sasaran di Indonesia dan mengikuti sikap yang diambil pemerintah yang umumnya berpihak kepada Palestina.

News outlets might see the same event from different points of view. Such different perspectives can also be observed in translated news and its sources. This study discusses the reframing in the translation of news on the Israel-Hamas war in Kompas in the Indonesian language, translated from the English news agency Associated Press (AP). This research aims to examine how reframing was applied by Kompas when translating news texts from AP. It adopts a qualitative approach and is product-oriented research as it uses translated text as the primary analysis focus and to draw conclusions. The study draws on reframing and appraisal theory. Kompas and AP were chosen as data sources for their reputable sources of news and significant impact on their respective scopes. Data analysis yielded different categories of results. The first is units of analysis (n=123), which fall into two categories: nonappraisal (n=72) and appraisal (n=51). The second is the assessment shifts of the evaluative resources that can be classified into three categories: Israel and Hamas as entities, actions taken by Israel and Hamas, and supporters of Israel and Hamas. The third is that Kompas tends to amplify assessments of Israel from negative to more negative points of view, while presenting Hamas in a more positive frame, particularly related to the translation of the group's names. The results of this study support the view that Kompas attempts to meet the Indonesian target readers' expectations and take the government’s partial stance towards Palestine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halmar Said Abdul Basir Polanunu
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pemerintahan Israel menerapkan strategi dan taktik dalam berkomunikasi dengan publik internasional melalui melalui media sosial X/Twitter. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori Self-Presentation untuk menjelaskan frekuensi penggunaan strategi dan taktik tertentu dalam konflik selama periode 7 Oktober 2023 hingga 7 Oktober 2024.Tesis ini menggunakan metode analisis konten untuk mengolah 1.015 konten yang diunggah oleh akun resmi Israel Defence Force, Kementerian Luar Negeri Israel, dan Perdana Menteri Israel. Ketiga akun menerapkan gabungan strategi dan taktik seperti deligitimasi dan asosiasi dalam rangka memperkuat dukungan bagi kepentingan Pemerintahan Israel dalam konflik. Meskipun strategi ini terlihat efektif membangkitkan persepsi dukungan di X/Twitter, tanggapan global menunjukkan dukungan publik yang kuat terhadap Palestina, dengan lebih dari 32.000 demonstrasi di berbagai negara. Kritik internasional dan jurang persepsi global menjadi tantangan utama diplomasi digital Israel, meskipun dukungan dari sekutu strategis seperti Amerika Serikat tetap signifikan.

This study aims to explain how the Israeli government implemented strategies and tactics to communicate with the international public through the social media platform X/Twitter. The analysis in this research applies the Self-Presentation theory to explain the frequency of using specific strategies and tactics during the conflict from 7 October 2023 to 7 October 2024. This thesis employs content analysis methods to examine 1,015 posts uploaded by the official accounts of the Israel Defense Forces, the Israeli Ministry of Foreign Affairs, and the Israeli Prime Minister. These accounts utilized a combination of strategies and tactics, such as delegitimization and association, to bolster support for the Israeli government's interests in the conflict. While these strategies appeared effective in generating perceptions of support on X/Twitter, global responses demonstrated strong public backing for Palestine, with over 32,000 demonstrations held in various countries. International criticism and the global perception gap pose significant challenges to Israel's digital diplomacy, despite substantial support from strategic allies such as the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Maisyarah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dalamnya makna dari sebuah lagu yang dapat menjadi media dalam menyampaikan pesan dan pengungkapan rasa dari suatu kelompok. Jurnal ini membahas tentang lagu perjuangan berbahasa Arab Zalzil `Amna Isrâil yang dirilis oleh sayap militer Harakat al-Muqawwamah al-Islâmiyah (Hamas) Brigade Izz al-Din al-Qassam pada tahun 2012. Lagu ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan menjadi trending sebab dijadikan sebagai salah satu bentuk aksi teror kepada Israel pada tahun 2014. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analitk. Teori yang digunakan adalah pendekatan objektif dari teori struktural Abrams dan semiotik bidang isotopi oleh Greimas. Berdasarkan hasil analisis struktur teks, lagu ini merupakan ciri-ciri puisi kontemporer atau puisi bebas (الشعر الحر), sebab terbebas dari prosodi atau matra gaya lama, yang dikenal dengan ilmu ‘arudh dan taf’ilah. Setelah melakukan analisis struktur, penulis melakukan interpretasi, sehingga ditemukan tema yang diangkat lagu ini adalah perlawanan Brigade Izz al-Din al-Qassam bersama rakyat Palestina terhadap serangan yang bersifat genosida dari keamanan Israel. Hal ini menunjukkan semangat patriotiknya dalam mempertahankan dan membela rakyat Palestina, serta mengajak pembaca dan pendengar lagu untuk terus memperjuangkan hak kemanusiaan bagi Palestina dan tidak ragu untuk melawan sikap kerasnya Israel.

This research is motivated by the deep meaning of a song that can be a medium in conveying messages and expressing the feelings of a group. This journal discusses the Arabic struggle song Zalzil `Amna Isrâil which was released by the military wing of Harakat al-Muqawwamah al-Islâmiyah (Hamas) Izz al-Din al-Qassam Brigades in 2012. This song was translated into Hebrew and became trending. because it was used as a form of terror act against Israel in 2014. The methodology used is descriptive analytical method. The theory used is the objective approach of Abrams' structural theory and Greimas' semiotics of isotopy fields. Based on the results of the analysis of the structure of the text, this song is a feature of contemporary poetry or free poetry (الشعر الحر), because it is free from prosody or old style dimensions, known as the science of 'arudh and taf'ilah. After analyzing the structure, the writer interprets it, so it is found that the theme of this song is the resistance of the Izz al-Din al-Qassam Brigades with the Palestinian people against genocidal attacks from Israeli security. This shows his patriotic spirit in defending and defending the Palestinian people, and invites readers and song listeners to continue to fight for human rights for Palestine and do not hesitate to fight Israel's harsh attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shaleh, Muhsin Muhammad
Jakarta: Gema Insani, 2002
956.9 SHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahid
"ABSTRAK
Alasan pemilihan judul, karena mahasiswa Fakultas Sas_tra Universitas Indonesia khususnya, dan Universitas In_donesia pada umumnya belum ada yang menyoroti masalah per_golakan di Palestina dari segi sejarahnya secara khusus. Tu_juan penulisan ini ialah untuk menjelaskan tragedi Palesti_na sesuai dengan proporsinya, agar para pembaca tidak keliru menilai atas tragedi tersebut yang berlangsung sampai kini. Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif analisis untuk menyoroti beberapa peristiwa sebagai suatu sebab akibat. Untuk mendukung analisa masalah, penulis mendasar_kan pada teori sejarah-Koligasi. Dengan memilah-milah, serta menelusuri hubungan peris_tiwa dengan peristiwa lainnya, maka dapat disimpulkan, bahwa faktor imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina dan peran ak_tif negara-negara Besar yang mendukung cita-cita bangsa Yahudi merupakan faktor dominan untuk menganalisa masalah Palestina_

"
1986
S13181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saud P. Krisnawan
"Hamas yang merupakan singkatan dari Harakah al-Mugawwamah al-Islamiyah adalah suatu kelompok perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah PaIestina. Dalam melakukan perlawanannya tersebut, kelompok yang muncul dan berkembang di Jalur Gaza (Gaza Strip) sejak 1988 ini selalu menggunakan cara kekerasan dan aksi terornya.
Sebagaimana diketahui Israel telah melakukan aneksasi terhadap tanah bangsa Palestina dan untuk itu mereka juga melakukan aktivitas teror terhadap warga Palestina. Sehubungan dengan hal tersebut Harnas merasa perlu untuk melakukan perjuangan dengan cara kekerasan dan aktivitas terornya yang merupakan suatu bentuk pembalasan terhadap apa yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga sipil Palestina.
Kelompok Hamas memainkan peranan penting dalam proses perdamaian PaIestina - Israel. Hal ini terutama disebabkan setiap kali Hamas melakukan serangan terhadap warga Israel, kejadian tersebut langsung menjadi pembenaran {justifikasi} bagi Pemerintah Israel untuk tidak mematuhi hasil perjanjian damai yang telah disepakatinya bersama PLO. Selanjutnya Hamas mempunyai kebijakan untuk terus mengadakan perlawanan dengan cara kekerasan disebabkan oleh karena pihaknya tidak pernah diikutkan dalam proses perundingan damai, sehingga Hamas tidak pernah merasa terikat dengan hasil kesepakatan damai yang telah dicapai oleh PLO dan Israel.
Dalam menyikapi permasalahan Palestina - Israel, kedua belah pihak dengan mediator utama Amerika Serikat telah berulang kali mengupayakan perundingan damai. Sehubungan dengan hal tersebut, periodisasi 1993 - 1998, dalam thesis ini, merupakan analisis sejak dicapainya Kesepakatan Oslo I hingga Kesepakatan Wye Plantation.
Penelitian ini bersifat eksplanatif research yang didukung oleh berbagai sumber data primer, sekunder, dan penelitian kepustakaan (library research). Pembahasan mengindikasikan bahwa selama periode 1993 - 1998, kelompok Hamas telah memainkan peran yang signifikan dalam proses perdamaian antara Palestina - Israel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syafaat Junaidi
"Generasi kedua diaspora Palestina tanpa kewarganegaraan mana pun di Amerika memiliki identitas yang kompleks. Penelitian ini membahas identitas generasi kedua diaspora Palestina tanpa kewarganegaraan mana pun di Amerika yang terdapat dalam film Mo (2022). Film ini menarik karena mengangkat isu mengenai statelessness. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan beberapa konsep yang meliputi konsep diaspora, identitas, bare life, dan postmemory sebagai landasan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi kedua diaspora Palestina mengalami krisis identitas di Amerika. Keadaan tanpa kewarganegaraan menjadi faktor utama terjadinya krisis identitas karena tidak memiliki konteks yang stabil untuk membangun identitasnya. Hal ini diperparah dengan perubahan kondisi setelah peristiwa serangan 11 September 2001 yang menyebabkan mereka mengalami keterasingan di Amerika. Krisis identitas sejalan dengan ketidaklengakapan warisan memori yang diterima oleh generasi kedua. Generasi kedua menerima warisan memori melalui transmisi familial berupa cerita, foto, dan keterangan legal dalam permohonan suaka dan transmisi affiliative berupa warisan memori yang diinternalisasi melalui hubungan emosional di luar hubungan keluarga. Internalisasi warisan memori traumatis membentuk identitas Palestina yang lebih stabil. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa narasi identitas dalam film memiliki kontribusi penting terhadap wacana mengenai statelessness yang sering kali terabaikan.

The second generation of Palestinian diasporas without any citizenship in America has a complex identity. This research discusses the identity of the second generation of the Palestinian diaspora without any citizenship in America, as contained in the movie Mo (2022). This movie is captivating because it raises the issue of statelessness. This research employs a qualitative approach, theoretically based on several concepts such as diaspora, identity, bare life, and postmemory. The results showed that the second generation of the Palestinian diaspora experienced an identity crisis in America. Statelessness is a major factor in the identity crisis because they do not have a stable context in which to build their identity. This was exacerbated by the changing conditions following the September 11, 2001, attacks, which caused them to feel alienated in America. The identity crisis coexists with the insufficiency of the memory legacy that the second generation inherits. The second generation receives memory inheritance through familial transmission in the form of stories, photos, and legal information in asylum applications, and affiliative transmission in the form of memory inheritance internalized through emotional relationships outside of family relationships. The internalization of traumatic memory heritage forms a more stable Palestinian identity. This research also reveals that identity narratives in films significantly contribute to the often overlooked discourse on statelessness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Malik Fatoni
"Fundamentalisme bukanlah sebuah fenomena yang tunggal dan berdiri sendiri tetapi lebih dari itu, ia merupakan sebuah konsep atau ideologi yang berakar dari gejala-gejala sosial dan keagamaan. Fenomena fundamentalisme adalah sebuah konsep atau ideologi yang dibangun dan berakar pada teologi. Teologi disini berlaku secara umum, baik itu Islam, Kristen dan Yahudi.
Timbulnya gejala teologis ini di sebabkan oleh aspek yang menyangkut kehidupan masyarakat daiam menyikapi sisi keberagamaan masyarakat dunia. Tak dapat di pungkiri juga dalam konteks pemahaman dan pembahasan ini adalah fenomena yang menyangkut kebangkitan Islam (fundamentalisme Islam) di Timur Tengah. Fundamentalisme Islam hadir dan tumbuh di negara Timur Tengah sebagai reaksi akibat produk modernitas yang terjadi di negara-negara Arab, ini yang telah menyebabkan situasi hidup manusia benibah.
Di sinilah akhirnya fenomena munculnya fundamentalisme terkait erat dengan upaya kelompok atau masyarakat tertentu dalam upaya pencarian identitas diri. Karena fenomena munculnya fundamentalisme ini terkait erat dengan kelompok atau masyarakat tertentu dalam upaya pencarian identitas diri. Disisi lain fenomena ini adalah merupakan fenomena multidimensional yang ia merupakan produk lingkungan sosial, budaya, politik dan, ekonomi yang secara khas perwujudan dan spesifiksinya yang ditandai dengan faktor-faktor psikologis, kultural, religius, ekonomi, politik dan sejarah.
Fenomena Hamas merupakan salah satu dimensi gerakan yang terkait dengan wacana ideologi dan fenomena yang ada dan berlangsung di sebagian besar negara Timur Tengah tersebut. Berdasarkan perspektif inilah dapatlah di ambil kesimpulan bahwa fenomena kemunculan dan gerakan Hamas sebagai gerakan fundamentalisme Islam yang ada di Palestina terkait dan terinspirasi oleh adanya sejumlah faktor yang melatarbelakanginya. Di antara beberapa faktor itu adalah :
1. Adanya kekecewaan yang sangat dalam dari rakyat Palestina terhadap pemerintah, dalam hal ini otoritas pemerintahan Palestina (PLO). Atas segala tindakan yang pernah dilakukan sehingga rakyat semakin diliputi rasa ketakutan, kelaparan, kesengsaraan dan bahkan penindasan. Terutama mereka yang hidup dibawah tenda-tenda pengungsian
2. Situasi dan kondisi kehidupan rakyat Palestina yang tidak menentu dan tidak jelas, diliputi rasa kebimbangan dan adanya rasa tidak aman yang wring muncul.
3. Penolakan rakyat Palestina terhadap keberadaan pendudukan bangsa Israel di bumi Palestina. Tindakan pendudukan ini merupakan sebagai bentuk imperialisme dan kolonialisme jenis baru yang hadir pada abad 20 ini
4. Hamas dan gerakannya merupakan altematif baru dari sebuah sistem gerakan yang telah ada sebelumnya sebagai implementasi gerakan perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan belenggu penjajahan dari bangsa Israel.
Sedangkan faktor-faktor yang menimbulkan gerakan Hamas diidentikkan sebagai gerakan fundamentalisme Islam disebabkan oleh hal berikut ini yaitu faktor internal; meliputi masalah dalam negeri Palestina dan adanya kebangkitan Islam di Palestina. Sedangkan faktor eksternal meliputi adanya kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat, permasalahan internasionalisasi Yerusalem dan adanya ketegangan dan konflik dengan Zionisme. Demikianlah gambaran awal sementara serta kesimpulannya tentang fenomena gerakan fundamentalis Islam di Palestina, dan itu tercermin pada gerakan Hamas.

Fundamentalism is not a self supporting and single phenomenon, but rather from that, he represent a ideology or concept taking root from religious and social symptom. Fundamentalism phenomenon is an ideology woke up or concept and take root [at] theology. Theology here goes into effect in general, that goodness of Islam, Christian and Jew
Incidence of this theology symptom caused by aspect which concerning to the life of society in side attitude believed in world society. Cannot be denied also in understanding context and this solution is phenomenon which concerning Islam evocation (Islam is fundamentalism) in the Middle East The Islamic Fundamentalism attends and grows in the Middle East state as reaction of effect of modernity product that happened in Arabic nations, this case has caused human life situation change.
Here, finally appearance fundamental phenomenon related to group effort or certain society in the effort of seeking x'self identity. Because the appearance of fundamentalism with certain society or group in the effort seeking of x'self identity. In the other hand this phenomenon is multidimensional phenomenon which product of social, cultural, economic and politic which characteriscally, materialization and its of specification marked with psychological factors, cultural, religion, economic, political and history.
Phenomenon Hamas represent one of the movement dimensions which related to ideology discourse and existing phenomenon and take place in this part of in the Mid-East state. Based on perspective can be taken conclusion that appearance and Hamas movement as Islam fundamentalism movement exists in Palestine and inspirationally caused by existence of a number of factor. Some of the factor:
1. Existence of very disappointment from Palestinian government, in this case Palestinian Liberalation Authority ( PLO). To the all action which have been done so that people progressively in a condition of feel fear, hunger, miserable and even grind. Especially for them that live in evacuation tents.
2. Situation and condition of Palestinian life which uncertain and is ill defined, in a condition of feel anxiety and existence of feeling unpeaceful which often emerge.
3. Palestinian denied to the existence Israel nation under the sun Palestinian. Occupying Israel nation represents as imperialism form and new type colonialism attending this century
4. Hamas and movement represent new alternative from a movement system which have preexisted as Palestinian struggle movement implementation to free colonization shackle from Israel nation.
While factors generating Hamas movement identifies as Islam fundamentalism movement caused by some factor that is internal factor, covering Palestinian country internal issue and existence of Islam evocation in Palestinian. While external factor cover the political policy existence abroad United States; problems of Yerussalem internationalization and existence of conflict and stress with Zionism. This is the description a conclusion about fundamentalism movement phenomena is Palestine. And this appears to Hamas Movement in Palestine.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>