Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Farida
"Kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi sintaktis yang diduduki klausa subordinatif menjadi kalimat majemuk bertingkat dengan subordinat berfungsi subjek, subordinat berfungsi objek, dan subordinat berfungsi adverbial. Analisis kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis, baik (linguis Arab maupun non Arab). Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis. Analisis kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab ini bertujuan untuk memerikan kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab, serta menganalisis proses pembentukan, pola dan konstituen yang membentuknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Buha
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2001
499.252 ARI k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suyati Suwarso
"ABSTRAK
Penelitian terhadap sebuah teks akan menghadapi berbagai bentuk kalimat. Salah satu bentuk kalimat yang seringkali dijumpai adalah berbagai bentuk kalimat majemuk. Hal itu mendorong peneliti untuk meninjau secara lebih mendalam berbagai bentuk kalimat majemuk tersebut.
Tujuan penelitian ini mengandung dua segi yaitu pertama membuat klasifikasi kalimat-kalimat majemuk yang terdapat di dalam teks dan tujuan kedua adalah mencatat berbagai makna relasi yang terdapat di dalam setiap macam kalimat majemuk.
Untuk mencapai tujuan diatas, penelitian ini memakai pendekatan semantis dan pendekatan struktural. Pendekatan semantis berguna untuk menentukan berbagai makna relasi di dalam setiap macam kalimat majemuk dan pendekatan struktural berguna untuk menentukan klasifikasi kalimat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam teks Hikayat Sri Rama terdapat empat macam kalimat majemuk yaitu : kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bersusun, kalimat majemuk bertopang, dan kalimat majemuk campuran."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arisson Hendry
"ABSTRAK
Kalimat Emfatik adalah kalimat yang mengandung fokus atau pusat penekanan agar apa yang disampaikan si penuturnya mempunyai maksud yang sama dengan si penerima. Hal tersebut dilakukan karena dimungkinkan si penerima mempunyai maksud lain dari si penuturnya. Hal tersebut dilakukan untuk menegaskan maksud yang sebenarnya.
Di dalam skripsi ini ditampilkan cara-cara menegaskan kalimat melalui alat-alat sintaksis yang dapat meng_afirmasikan bagian kalimatnya. Alat-slat sintaksis yang mempunyai relevansi dalam skripsi ini adalah berupa kata-kata khusus seperti /nafs/ untuk menegaskan substansi atau sosok yang sebenarnya, /kila/ atau kilta/ kull/, dan sejenisnya untuk menegaskan makna jumlah atau yang menyatakan sifat keseluruhan dan yang berupa bentuk pengulangan dengan menggunakan bagian kalimat itu sendiri. Kata-kata tersebut lalu diberi pronomina sufiks yang mengacu kepada konstituen yang difokuskan.
Kesimpulan dari tulisan ini menyatakan bahwa struktur atau pola kalimat emfatik yang ditemukan dalam bahasa Arab ternyata merupakan peristiwa tetap yang harus dipatuhi oleh setiap pemakai bahasa dan didukung pula oleh kasus (tanda vokal)nya.

"
1990
S13188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Waras Suhardjono
"Skripsi ini menganalisis verba yang terdapat pada modus kondisional kalimat majemuk, baik yang terdapat pada anak kalimat maupun induk kalimat, yang merupakan kajian morfologi dalam kelas verba dalam studi linguistik. Penelitian dilakukan dengan menganalisis sumber data dari novel Mertvye Dusi 'Jiwa-jiwa Mati' karya Nikolai Vasilyevich Gogol diterbitkan pada tahun 1959 oleh Xudozestvennaja Literatura. Latar belakang penulisan ini adalah modus kondisional memiliki karakter tersendiri dalam sistem gramatikalnya, di samping itu juga modus ini banyak digunakan di dalam karya sastra.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kalimat bermodus kondisional kalimat majemuk berbahasa Rusia berjumlah 49 buah dalam novel Mertvye Dusi Jiwa-jiwa Mati karya Nikolai Vasilyevich Gogol. Dari kalimat-kalimat tersebut ternyata verba perfektif berkala lampau jauh lebih dominan daripada verba berkala lampau beraspek imperfektif, serta terdapat juga verba berbentuk infinitif. Ini berarti, dalam pembentukan modus kondisional kalimat majemuk bahasa Rusia, secara kuantitas, verba perfektif berkala lampau merupakan verba yang paling produktif yang muncul dari 49 buah kalimat yang dianalisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwy K. Hanapie
"Wiwy K.Hanapie. Abstrak sbb. Sebenarnya saya pernah membuat laporan mengenai partikel penyambung te ini dalam rangka memenuhi tugas tingkat V. Akan tetapi pada waktu itu, wktu yang diberikan sangat mendesak sekali dan buku-buku reference agak kurang, maka hasilnyapun tidaklah dapat dikatakan sebagai suatu hasil riset. Oleh karena itulah timbul keinginan untuk mengadakan penyelidikan dalam bidang yang sama sekali lagi. Sayapun sadar bahwa skripsi ini tidaklah merupakan sesuatu hal yang unggul, akan tetapi bila dibandingkan dengan laporan yang lalu dapatlah dikatakan lebih mendalam. Dengan maksud ingin memperdalam partikel penyambung te tersebut, saya datang ke Jepang. Disini saya mencoba memeriksa bermacam-macam buku reference. Dalam kenyataan, pada buku-buku pelajaran tatabahasa sekolah atau buku-buku pegangan mengenai partikel pada umumnya, hanyalah diuraikan sedikit saja mengenai hal-hal yang penting dalam tatabahasa Jepang pada bidang arti dan bidang penggunaanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1973
S14036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjannah Wulan Sari
"Kata tanya 'a/ dalam kalimat interogatif bahasa Arab dapat dildasifikasikan menjadi bentuk pertanyaan pillihan (tasawwur) dan pertanyaan non pilihan (tasdiq). Pertanyaan non pilihan ini juga dapat dildasifikasikan berdasarkan ada tidaknya unsur negasi dalam kalimat interogatif tersebut sehingga menjadi tasdiq positif yaitu kata tanya 'a/ tidak diikuti unsur negasi dan tasdiq negatif yaitu kata tanya 'a/ diikuti unsur negasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RS. Bronto Laras
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi objektif tentang bentuk-bentuk dan struktur kalimat Ta'ajjub bahasa Arab, serta komponen-komponen penyusunnya. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari kalimat-kalimat yang tergolong kalimat Ta'ajjub dalam cerpen-_cerpen karangan Al-Aryan, kemudian mengelompok kannya. Berdasarkan data yang terkumpul, hasilnya menunjukkan ada dua kelompok besar kalimat Ta'ajjub. Kelompok pertama adalah kalimat Ta'ajjub yang berpola (TYB). Kalimat ta'ajjub yang berpola dapat dibedakan secara langsung berdasarkan bentuknya. Yang termasukkelompok ini adalah kalimat Ta'ajjub yang mengikuti pola ta'ajjub Adapun kelompok yang kedua adalah kalimat, Ta'ajjub yang tidak berpola(TYTB), yang dibedakan berdasarkan konteks. Kalimat Ta'ajjub yang tidak berpola ada empat macam, yaitu : kalimat TYTB dengan kata tanya. partikel /inna/, /ya, dan /wai han/."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Romlah
"Kalimat kondisional adalah kalimat yang tersusun dari dua buah klausa, yaitu klausa protasis dan klausa apodosis. Klausa protasis adalah klausa yang menyatakan syarat, sedangkan klausa apodosis adalah klausa yang menyatakan akibat. Subordinator syarat dalam kalimat kondisional bahasa Arab terdiri atas berbagai macam, salah satu di antaranya partikel /in/. Pada kalimat kondisional bA, tingkat realitas/kemungkinan pemyataan syarat pada klausa protasis dapat terpenuhi atau tidak ditentukan oleh subordinator syaratnya. Dalam hal ini, subordinator /in/ mengandung makna bahwa pernyataan syarat pada protasisnya sulit untuk dipenuhi atau dilaksanakan, akan tetapi masih ada kemungkinan untuk dipenuhi. Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan mencari ayat-ayat yang mengandung subordinator syarat /in/, kemudian diklasifikasikan menurut pola-_pola yang terbentuk dalam struktur gramatikalnya. Lalu, data tersebut dianalisis secara sintaktis, yang meliputi keterikatan subordinator /in/ dengan klausa nominal dan klausa verbal, aspek dan modus verbanya, serta posisi klausa protasis dan apodosisnya. Melalui analisis yang telah dilakukan, ditunjukkan bahwa subordinator /in/ dapat terikat dengan klausa verbal dan klausa nominal. Pada protasis, keterikatan /in/ dengan klausa nominal dapat terjadi apabila klausa protasis tersebut diawali oleh verba bantu /kana/. Hanya terdapat satu kalimat dalam Al-Quran yang menunjukkan /in/ diikuti oleh nomina tanpa verba bantu /kana/. Analisis data tersebut juga menunjukkan bahwa posisi klausa protasis dapat mendahului apodosisnya atau berada sesudah klausa apodosis. Selain itu, subordinator /in/ dapat mempengaruhi modus verba yang mengikutinya, yaitu menjadikan verba mudari bermodus jusif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan
"Struktur kalimat, ditinjau dari segi kesederhanaan bangun atau bentuk dan kelengkapan dasarnya, terbagi ke dalam dua bagian besar, yaitu kalimat dasar yang memiliki bangun yang sederhana serta jumlah yang terbatas, dan kalimat transformasi (atau kalimat derivasi, kalimat turunan) memiliki jumlah, yang boleh dikatakan tidak terhingga. Skripsi bertujuan untuk menentukan frekuensi pemunculan bentuk-bentuk kalimat dasar dalam salah sebuah cerita, dari kumpulan cerita seribu satu malam. karya Kamil Kailani. Dari wacana tadi, diperoleh jumlah keseluruhan kalimat sebanyak 204 buah kalimat. Dari jumlah kalimat sebanyak itu, yang memenuhi kriteria kalimat dasar hanya berjumlah 74 buah kalimat. Beberapa tahap analisis yang dipergunakan adalah, menentukan pola-pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, memiLah seluruh kalimat yang berjumlah 204 buah, ke dalam dua bentuk, yaitu kalimat dasar dan bukan kalimat dasar. Selanjutnya, menentukan kelompok-kelompok kata atau Frase bagi masing-masing kalimat dasar, kemudian memolakannya. Proses terakhir adalah mensubtitusikanpola-pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, ke dalam pola-pola kalimat dasar bentukan tadi. Dan rangkaian proses analisis di atas, diperoleh sepuluh buah pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, masing-masing tiga buah pola dalam kalimat nominal, dan tujuh buah pola dalam kalimat verbal. Perbandingan antara kalimat dasar dan bukan kalimat dasar di dalam wacana atau data, adalah 1 2,8. Bila diambil angka rata-ratanya, pemunculan I (satu) buah kalimat dasar terjadi di antara 3 (tiga) buah kalimat bukan kalimat dasar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>